Anda di halaman 1dari 18

CRITICAL BOOK REPORT

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

DOSEN PENGAMPU :

NUR BASUKI S.Pd, M.Pd,M.PD.T

Disusun oleh :

NAMA : TARISA SAFIRA L

NIM : 5203244023

KELAS : A2020

PENDIDIKAN TATA RIAS

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Assalamu`alaikum Wr.Wb

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunianya, yang juga memberikan kesehatan dan nikmat yang luar biasa kepada saya
sehingga dapat menyelesaikan tugas Laporan buku kritis (CBR) ini dengan tepat pada
waktunya.

Saya menyadari bahwa ada banyak kekurangan dari CBR ini,baik dari pada penyajian
maupun materi-materi yang dibahas. Kekurangan ini terjadi karena kurang paham dan
ketelitian saya dalam mengerjakan CBR ini.

Kehadiran tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas CBR mata kuliah KESEHATAN
DAN KESELAMATAN KERJA.

Saya berharap, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sehingga saya dapat
membuat makalah ini akan menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih
kepada pembaca atas perhatiannya.

Wassalamu`alaikum Wr.Wb

Medan, 19 Oktober 2020

TARISA SAFIRA L
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………….

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………

IDENTITAS BUKU………………………………………………………………….

Buku satu ……………………………………………………………………..

Buku dua………………………………………………………………………

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………

1.1Latar belakang………………………………………………………………

1.2 Tujuan……………………………………………………………………..

1.3 Manfaat……………………………………………………………………..

BAB II ISI……………………………………………………………………………..

Buku satu………………………………………………………………………..

Buku dua………………………………………………………………………..

BAB III PEMBAHASAN…………………………………………………………….

Keunggulan…………………………………………………………………….

Kelemahan……………………………………………………………………..

BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………..

Kesimpulan……………………………………………………………………..

Saran ……………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang penulisan


Melakukan Critical Book Report pada suatu buku dengan membandingkan nya dengan
buku lain sangat penting dilakukan, dari kegiatan ini lah kita dapat mengetahui kelebihan
dan kekurangan suatu buku. Dari mengkritik inilah kita jadi mendapatkan informasi yang
kompeten dengan cara menggabungkan informasi dari buku yang lain.

1.2 Tujuan penulisan


Mengulas,membandingkan, mengetahui informasi, dan melatih individu agar berfikir
kritis dalam mencari informasi yang ada disetiap buku.

1.3 Manfaat penulisan


Untuk memenuhi tugas mata kuliah keselamatan dan kesehatan kerja, menambah
pengetahuan tentang perlindungan dalam bekerja.
IDENTITAS BUKU

BUKU SATU

Judul buku : Pengetahuan Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja


Pengarang : Bayu Sapta Hari
Penerbit :PT. Mediantara Semesta
Kota terbit : Jakarta
Tahun terbit :2018
Jumlah halaman : 66 halaman
ISBN :978-602-5756-16-0
BUKU DUA

Judul buku : Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Pengarang : AGNES DWIYANTHI WINOTO
Penerbit : TAKA Publisher
Kota terbit : surakarta
Tahun terbit :2018
Jumlah halaman : 124 halaman
ISBN : 978-602-0948-65-2
\
BAB II
ISI

BUKU SATU
BAB I PENDAHULUAN
Berdasarkan definisi dari wikipedia, keselamatan dan kesehatan kerja(Occupational
Safety and Health) merupakan bidang antar disiplin yang terkait dengan perlindungan
terhadap keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan orang yang terlibat dalam pekerjaan.
Tujuan dari program keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk menciptakan lingkungan
kerja yang aman dan sehat.

BAB II MEMAHAMI KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA


Keselamatan kerja adalah usaha menjaga kondisi kerja yang aman mencakup bahan,
alat kerja, mesin, proses pengolahan, tempat kerja. Keselamatan kerja merupakan salah satu
aspek dari perlindungan tenaga kerja. Tenaga kerja memiliki hak untuk mendapatkan
perlindungan dalam melakukan pekerjaannya.

BAB III MENGENAL BERBAGAI ALAT KESELAMATAN KERJA


1. Alat pengaman ELCB
2. Alat pengaman MCB
3. Alarm tanda bahaya kebakaran
4. Halon sebagai pemadam api
5. Alat penyemprot air ( water sprinkler)
6. Alat perlindung diri

BAB IV PERSYARATAN KESEHATAN KERJA DIPERKANTORAM DAN INDUSTRI


1. Air bersih
2. Udara ruangan
3. Pencahayaan
4. Ruang dan bangunan
5. Instalsi
6. Food safety
7. Vektor penyakit
8. Toilet
9. Limbah
BAB V POTENSI BAHAYA DAN GANGGUAN KESEHATAN KERJA
1. Faktor fisika
Faktor fisika yang dapat menjadi prantara terjadinya bahaya atau gangguan
kesehatan ditempat kerja,antara lain: debu, kebisingan, pencahayaan, suhu udara,
kelembapan udara, dan radiasi.
2. Faktor kimia
Bahan kimia yang berpotensi menimbulkan bahaya di laboratoriumyaitu sebagai
berikut:
a. Asam Nitrat ( HNO3)
b. Asam Sulfat (H2SO4)
c. Asam Klorida (HCI)
d. N-Hexane
e. Aseton
f. Asam Peroksida (H2O2)
3. Faktor biologi
Faktor biologi dapat berupa bakteri, jamur, dan mikroorganisme lain yang
dibutuhkan atau dihasilkan dari bahan-bahan.
4. Faktor ergonomi
Ergonomi adalah penerapan ilmu-ilmu biologis tentang manusia bersama-sama
dengan ilmu-ilmu teknik dan teknologi untuk mencapai penyesuaian satu sama lain
secara optimal dari manusia terhadap pekerjaannya, yang manfaat darinya diukur
dengan efisiensi dan kesejahteraan kerja.
5. Metode pencegahan kecelakaan
Strandardisasi, pengawasan, penelitian,riset medis, penelitian pisikologis, penelitian
syarat statistik, pendidikan yang menyangkut pendidikan keselamatan dalam
kurikulum teknik, latihan-latihan, penggairahan, asuransi, usaha keselamatan pada
tingkat perusahaan, organisasi k3.
BAB VI PELAKSANAAN PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Pelaksanaan atau praktik program keselamatan dan kesehatan kerja diperusahaan
sering disebut juga program higiene perusahaan. Higiene perusahaan dan kesehatan kerja
meliputi sanitasi peralatan dan proses pengolahan, penanganan dan penyimpanan bahan
baku, fasilitas peralatan dan pergudangan, serta pengolahan limbah.
BUKU DUA
BAB I PENGETAHUAN DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “ keselamatan” berarti perihal keadaan
selamat. Kata “ selamat” mempunyai beberapa definisi yaitu terbebas dari bahaya,
malapetaka, dan bencana; terhindar dari bahaya, malapetaka, dan bencana: tidak kurang
suatu apa; dan tidak mendapat gangguan, kerusakan, dan sebagainya. Keselamatan kerja
berarti suatu upaya menghindari bahaya saat berada ditempat kerja.
Keselamatan kerja berarti segala upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan
terhadap tenaga kerja saat melakukan aktivitas ditempat kerja.
BAB II PERALATAN SERTA PERLENGKAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN
KERJA
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor
Per.08/Men/VII/2010,alat perlindung diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai
kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagaian atau seluruh
tubuh dari potensi ditempat kerja.
APD terdiri atas berbagai macam jenis menurut bagian tubuh yang ingin dilindungi.
Jenis-jenis APD yang digunakan disektor konstruksi antara lain sebagai berikut.
1)Pelindung kepala
2)Pelindung mata dan muka
3)Pelindung telinga
4)Pelindung seluruh pernafasan
5)Pelindung tangan
6)Pelindung kaki
7)Pakaian pelindung
8)Alat pelindung jatuh

BAB III SISTEM MANAJEMEN KESELAMTAN DAN KESEHATAN KERJA


Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor: Per.05/ Men/1996, sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari sistem manajemen secara
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan,
penerapan, pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan
kerja dalam ranka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efesien, dan produktif.
D. Identitas buku yang direview:
Buku utama :
1. Judul : Tata rias pengantinn Sumatera Utara
2. Edisi : Pertama
3. Pengarang : Sanggar Tien Santoso
Icha Saragih
Ade Aprilia Tambunan
4. Kota terbit : Jakarta
5. Tahun terbit : 2012
6. ISBN : 978 – 979 – 22 – 8679 – 3
7. Cover buku :
BAB II
RINGKASAN ISI BUKU

A. Sekelumit sejarah suku bangsa batak


Bangsa batak adalah suku yang tinggal di Sumatera Utara.Daerah asal kediaman orang batak
dikenal dengan dataran Tanah Tinggi Karo, Langkat Hulu, Deli Hulu, Serdang Hulu, Simalungun,
Toba, Mandailing, dan Tapanuli Tengah. kerajaan Batak didirikan oleh seorang raja dari negeri Toba
sila-silahi, lua’ baligi, kampung persahulan,suku pohan. Raja tersebut adalah raja kesaktian bernama
alang pardoksi. Masa kejayaan kerajaan Batak dipimpin oleh Sultan Maharaja bongsu yang tahun
1054 Hijriyah berhasil memakmurkan negerinya dengan berbagai kebijakan politiknya.
pada masa kerajaan Batak yang berpusat pada Bakara pemerintahan Dinasti Sisingamangaraja
membagi kerajaan Batak dalam 4 wilayah yang disebut Raja Maropat yaitu :

 Raja Maropat Silindung


 Raja Maropat Samosir
 Raja Maropat Humbang
 RajaMaropat Toba
dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari orang Batak menggunakan beberapa logat ialah :

 logat karo yang dipakai oleh orang karo


 logat pakpak yang dipakai oleh pakpak
 logat Simalungun yang dipakai oleh Simalungun
 Batak Toba yang dipakai oleh orang toba, angkola dan mandailing

B. Upacara Pernikahan Adat Batak


Dasarnya adat dan pernikahan batak mengandung nilai sacral. Pemahaman ini disebabkan karena
sebuah pernikahan bermakna pengorbanan bagi pihak pengantin perempuan dengan memberikan satu
nyawa manusia yang hidup yaitu anak perempuannya kepada orang lain yaitu pihak peranak atau
pihak pengantin pria. Untuk itu pihak pria juga harus menghargainya dengan mempersembahkan satu
nyawa juga yaitu dengan menyembelih seekor hewan sapi atau kerbau yang akan Menjadi santapan
atau makanan adat dalam ulaon unjuk atau pernikahan adat tersebut.
1. Mangarisika / Mangarisik
Acara ini adalah kunjungan utusan pria secara tidak resmi ke tempat calon pengantin
perempuan untuk penjajakan. Jika pintu terbuka untuk mengadakan peminangan maka pihak
orang tua pria memberikan tanda mau (tanda holong) dan pihak perempuan memberi tanda
mata. barang pemberian dapat berupa kain cincin emas dan sebagainya

2. Pabangkit hata (melamar)


Acara ini adalah acara pelamaran orang tua pria kepada orang tua perempuan atas dasar
sang pria sudah sepakatdengan Sang Perempuan untuk melanjutkan hubungan mereka ke
jenjang yang lebih pasti acara ini merupakan bagian dari rangkaian prosesi perkawinan.

3. Marhori – hori dingding


Cara ini merupakan rangkaian lanjutan acara pabangkit hata dan penjajakan antara
kemampuan orang tua pria dengan orang tua perempuan bila hubungan tersebut dilanjutkan
menuju pesta perkawinan. Acara informal ini dilaksanakan secara rahasia oleh saudara
perempuan orangtua pria dengan saudara perempuan orang tua perempuan

4. Patua hata
Acara ini merupakan lanjutan pambangkit Hatta dan Mahori Hori dingding yang bisa
diartikan mengambil ancang-ancang persiapan pernikahan. Acara ini menyatakan bahwa
hubungan calon pengantin pria dengan calon pengantin wanita bukan lagi terbatas diantara
kedua belah pihak namun sudah melebar hingga keluarga besarnya. Disini keluarga mulai
merancang Konsep waktu pernikahan, marhusip, jumlah undangan, Tempat pesta, jumlah
sinamot, bentuk ulaon dan sebagainya agar pada acara marhusip seluruh persiapan sudah
matang.

5. Marhusip
Acara marhusip adalah acara pematangan ancang-ancang menjadi konsep ke jenjang
marhata sinamot. Dalam adat Batak Segala sesuatu harus dibicarakan secara terbuka di antara
dalihan natolu. Materi yang dibacakan dalam marhusip Sama persis dengan yang dibicarakan
dalam acara marhata sinamot. Keterbukaan menjadi perbedaan antara marhusip dengan
marhata sinamot. Marhusip disebut juga bisik-bisik yang keras karena terjadi pembicaraan
terbuka dengan dalihan natolu. Disini bisik-bisik diartikan bahwa salah satu komponen
dalihan natolu, yaitu hula-hula dari kedua belah pihak belum mendengar isi pembicaraan
pernikahan. Artinya pembicaraan masalah pernikahan masih dalam tahap penjajakan dan tak
perlu diketahui umum. Pembicaraan berkisar perkenalan antara kedua belah pihak. Apabila
hula-hula kedua belah pihak telah ikut serta dalam pembicaraan tersebut maka parhusipon
sudah masuk pada acara marhata sinamot. Konsep yang sudah disepakati akan dibawa
langsung menuju pesta unjut atau pesta pernikahan.

6. Marhara sinamot
Pihak kerabat calon pengantin pria dalam jumlah yang terbatas datang mengunjungi
kerabat calon pengantin perempuan untuk melakukan marhata sinamot dan membicarakan
masalah uang jujur atau tuhor.

7. Pudun Sauta
Pihak kerabat tanpa hula-hula mengantarkan wadah Sumpit berisi nasi dan lauk pauknya
ternak yang sudah disembelih lalu diterima oleh pihak parboru. Mereka melakukan makan
bersama dan dilanjutkan dengan pembagian jambar juhut (daging) kepada anggota kerabat
yang terdiri atas :
 Kerabat Marga Ibu (hula-hula)
 Kerabat Marga Ayah (dongan tubu)
 Anggota Marga menantu (Boru)
 Pengetuai (orang orang tua)/pariban
cara ini diakhiri dengan pudun Saut yaitu pihak keluarga perempuan dan pria bersepakat
menentukan waktu martupol dan pamasu – masuon

8. Martumpol
Acara penandatanganan persetujuan pernikahan adat oleh orang tua kedua belah pihak atas
rencana perkawinan anak – anak mereka. Ini dilakukan di hadapan pejabat gereja. Tata cara
partumpolon dilaksanakan oleh pejabat gereja sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Tindak lanjut partumpolon adalah pejabat gereja mewartakan rencana pernikahan dari kedua
pengantin melalui Warta Jemaat di HKBP disebut tingting. Ting Ting harus dilakukan dua
kali hari Minggu berturut-turut. Apabila tidak ada gugatan dari pihak lain setelah pelaksanaan
dua kali ting-ting maka acara dapat dilanjutkan dengan pemberkatan nikah atau pamasu –
masuon.

9. Martongga raja atau maria raja


acara ini merupakan suatu kegiatan pra pernikahan adat yang bersifat seremonial dan
mutlak diselenggarakan oleh penyelenggara pernikahan ada tujuannya adalah :
 persiapan kepentingan pernikahan adat yang bersifat teknis dan non teknis
 waktu pernikahan adat kepada masyarakat dan himbauan agar pihak lain tidak
mengadakan pernikahan adat di waktu bersamaan
 permohonan izin kepada masyarakat sekitar terutama Dongan sahuta atau
penggunaan fasilitas umum untuk pesta pernikahan yang telah direncanakan

10. Manjalo pasu – pasu parbagason


Pemberkatan pernikahan kedua pengantin oleh pejabat gereja setelah pengesahan
pernikahan adat ini selesai maka kedua pengantin sah sebagai suami istri setelah acara ini
rampung kedua belah pihak berangkat menuju kediaman orangtua pengantin perempuan
untuk melakukan pesta unjuk.

11. Bentuk Ulaon


 Alap jual
alap jual adalah bentuk ulang tahun perkawinan ketika pesta perkawinan yang disiapkan
oleh keluarga perempuan
 Taruhon jual
taruhan jual adalah bentuk pesta perkawinan ketika pesta perkawinan disiapkan oleh
pihak pengantin pria
 Sulang – sulang pahompu/manggarar adat
adalah bentuk pesta adat yang dilaksanakan suami istri Karena pada saat perkawinan
mereka disebut mangalua atau kawin lari.

12. Daulat ni si panganon


Paranak makan bersama di tempat kediaman sang pria Setibanya pengantin perempuan
beserta rombongan di rumah pengantin pria. makanan yang disajikan adalah makanan yang
dibawa oleh pihak parboru.
13. Paulak unea
Setelah tujuh hari sang istri tinggal ating dengan suami maka parana atau setidaknya
pengantin pria ating istrinya pergi kerumah mertuanya untuk menyatakan Terima kasih atas
berjalannya acara pernikahan dengan baik.

14. Manjahea
Setelah beberapa lama pengantin pria dan perempuan menjalani hidup berumah tangga
penting akan di-pajae yaitu dipisah rumah tempat tinggal dan mata pencaharian.

15. Maningkir tangga


Setelah beberapa waktu pengantin pria dan perempuan berumah tangga dan tinggal
Mandiri terpisah dengan orang tuapengantin pria maka parboru akan ating mengunjungi
parana untuk tujuan maningkir tangga. Dalam kunjungan ini paru-paru membawa makanan
seperti nasi dan lauk pauk dengke sito tio dan denke simundur-mundur. Dengan selesainya
kunjungan maningkir tangga maka selesailah rangkaian pernikahan adat Batak.

C. Ulos dalam Pernikahan Batak


Masyarakat batak mengenal teknologi kain ulos yang merupakan kain tenunan yang mempunyai
banyak fungsi dalam kehidupan adat batak. Ulos memegang peranan penting baik sebagai alat dan
objek upacara maupun sebagai perlengkapan busana untuk menghadiri upacara adat. ulos sebagai alat
dan objek upacara diberikan dari satu pihak dan diterima oleh pihak lain.
Beberapa jenis ulos pemberian antara lain :

 uloh sebagai pemberian dari hula-hula kepada boru dalam upacara perkawinan setiap jenis
ulos yang dipakai dan jenis yang diserahterimakan mengandung arti tertentu. Dalam upacara
perkawinan itu pihak keluarga wanita memberikan kepada menantu laki-laki sehelai ulos
yang bermakna ulos ragi Pako ulos ini berbentuk kain lebar yang dapat menyeliputi kedua
mempelai.
 ulos pemberian dari orang tua kepada anak atau kakek nenek kepada cucunya
 ulos pemberian Kakak atau Abang kepada adik laki-laki atau adik perempuan
 ulos pemberian dari Raja kepada bawahan atau rakyatnya
ulos dikenakan sebagai kain penutup kepala penutup badan bagian bawah penutup badan
bagian atas penutup punggung dan sebagainya. kain ini selalu ditampilkan dalam upacara
perkawinan upacara menjadikan rumah upacara kematian penyerahan harta warisan menyambut
tamu yang dihormati dan upacara menari tortor kain adat ini sesuai dengan sistem keyakinan yang
diwariskan oleh nenek moyang.
D. Tata rias wajah dan rambut pengantin di sumatera utara
1. Dairi
Kabupaten Pati adalah sebuah kabupaten di provinsi Sumatera Utara ibukotanya adalah
Sidikalang. sebelah utara berbatasan dengan Aceh Tenggara dan Kabupaten Karo di sisi
selatan berbatasan dengan Kabupaten Pakpak Bharat di barat berbatasan dengan Aceh Selatan
dan di timur berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir.

 Busana pengantin waita  Pengantin pria


- saong – saong (penutup - jas tertutup
kepala) - selendang
- kebaya - kain tenun
- kain tenun - celana Panjang
- alas kaki - alas kaki

2. Melayu deli

 Pengantin wanit - alas kaki


- kebaya Panjang  Pengantin pria
- selendang tele - seluar dan kain sampin
- kain tenun songket - alas kaki

3. Karo

 Pengantin wanita - selempang


- kebaya - kain songket
- kain sarung tenun songket - gatip
- kampuh - celana Panjang, setelan jas,
- alas kaki kemeja putih
 Pengantin pria - alas kaki
- uis ragi pane

4. Mandailiang natal

 Pengantin wanita - selendang


- baju godang - alas kaki
- sarung songket/tenun sipirok  Pengantin pria
- baju godang - celana Panjang
- Kain tenun - alas kaki

5. Natal barus

 Pengantin wanita
- kebaya
- selendang suji malako
- kain tenun songket
- alas kaki

 Pengantin pria
- oto
- kemeja putih
- kain
- celana Panjang
- alas kaki
BAB KE IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Keselamatan kerja adalah usaha menjaga kondisi kerja yang aman mencakup bahan,
alat kerja, mesin, proses pengolahan, tempat kerja. Keselamatan kerja merupakan salah satu
aspek dari perlindungan tenaga kerja. Menurut saya semua pekerja berhak mendapatkan
perlindungan dalam bekerja tidak hanya yang dibawah naungan pemerintah saja tapi semua
pekerja berhak mendapatkannya.

SARAN
Saran atau harapan saya sebagai penulis untuk para pembaca adalah semoga tulisan ini
memberikan informasi serta manfaat kepada pembaca sehingga pembaca mengikuti tips-tips
yang dijelaskan dibuku dan diterapkan pada diri sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 2011. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
di Laboratorium Praktikum dan Penelitian. Bandung: program studi teknik fisika fakultas
teknologi industri institut teknologi bandung.
Anonymous. 2004. Himpunan peraturan perundangan kesehatan kerja. Jakarta: Departemen
tenaga kerja dan Transmigrasi RI
Anonim.?.Chainsaw Helmet Reviews: Safety First. Diunduh tanggal 3 Agustus 2017, dari
http://www.chaincutting.com/best-rated-chainsaw-safety-helmets/

Anda mungkin juga menyukai