DOSEN PENGAMPU :
Disusun oleh :
NIM : 5203244023
KELAS : A2020
FAKULTAS TEKNIK
2020
KATA PENGANTAR
Assalamu`alaikum Wr.Wb
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunianya, yang juga memberikan kesehatan dan nikmat yang luar biasa kepada saya
sehingga dapat menyelesaikan tugas Laporan buku kritis (CBR) ini dengan tepat pada
waktunya.
Saya menyadari bahwa ada banyak kekurangan dari CBR ini,baik dari pada penyajian
maupun materi-materi yang dibahas. Kekurangan ini terjadi karena kurang paham dan
ketelitian saya dalam mengerjakan CBR ini.
Kehadiran tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas CBR mata kuliah KESEHATAN
DAN KESELAMATAN KERJA.
Saya berharap, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sehingga saya dapat
membuat makalah ini akan menjadi lebih baik lagi. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih
kepada pembaca atas perhatiannya.
Wassalamu`alaikum Wr.Wb
TARISA SAFIRA L
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………….
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………
IDENTITAS BUKU………………………………………………………………….
Buku dua………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………
1.1Latar belakang………………………………………………………………
1.2 Tujuan……………………………………………………………………..
1.3 Manfaat……………………………………………………………………..
BAB II ISI……………………………………………………………………………..
Buku satu………………………………………………………………………..
Buku dua………………………………………………………………………..
Keunggulan…………………………………………………………………….
Kelemahan……………………………………………………………………..
BAB IV PENUTUP…………………………………………………………………..
Kesimpulan……………………………………………………………………..
Saran ……………………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
BUKU SATU
BUKU SATU
BAB I PENDAHULUAN
Berdasarkan definisi dari wikipedia, keselamatan dan kesehatan kerja(Occupational
Safety and Health) merupakan bidang antar disiplin yang terkait dengan perlindungan
terhadap keselamatan, kesehatan, dan kesejahteraan orang yang terlibat dalam pekerjaan.
Tujuan dari program keselamatan dan kesehatan kerja adalah untuk menciptakan lingkungan
kerja yang aman dan sehat.
4. Patua hata
Acara ini merupakan lanjutan pambangkit Hatta dan Mahori Hori dingding yang bisa
diartikan mengambil ancang-ancang persiapan pernikahan. Acara ini menyatakan bahwa
hubungan calon pengantin pria dengan calon pengantin wanita bukan lagi terbatas diantara
kedua belah pihak namun sudah melebar hingga keluarga besarnya. Disini keluarga mulai
merancang Konsep waktu pernikahan, marhusip, jumlah undangan, Tempat pesta, jumlah
sinamot, bentuk ulaon dan sebagainya agar pada acara marhusip seluruh persiapan sudah
matang.
5. Marhusip
Acara marhusip adalah acara pematangan ancang-ancang menjadi konsep ke jenjang
marhata sinamot. Dalam adat Batak Segala sesuatu harus dibicarakan secara terbuka di antara
dalihan natolu. Materi yang dibacakan dalam marhusip Sama persis dengan yang dibicarakan
dalam acara marhata sinamot. Keterbukaan menjadi perbedaan antara marhusip dengan
marhata sinamot. Marhusip disebut juga bisik-bisik yang keras karena terjadi pembicaraan
terbuka dengan dalihan natolu. Disini bisik-bisik diartikan bahwa salah satu komponen
dalihan natolu, yaitu hula-hula dari kedua belah pihak belum mendengar isi pembicaraan
pernikahan. Artinya pembicaraan masalah pernikahan masih dalam tahap penjajakan dan tak
perlu diketahui umum. Pembicaraan berkisar perkenalan antara kedua belah pihak. Apabila
hula-hula kedua belah pihak telah ikut serta dalam pembicaraan tersebut maka parhusipon
sudah masuk pada acara marhata sinamot. Konsep yang sudah disepakati akan dibawa
langsung menuju pesta unjut atau pesta pernikahan.
6. Marhara sinamot
Pihak kerabat calon pengantin pria dalam jumlah yang terbatas datang mengunjungi
kerabat calon pengantin perempuan untuk melakukan marhata sinamot dan membicarakan
masalah uang jujur atau tuhor.
7. Pudun Sauta
Pihak kerabat tanpa hula-hula mengantarkan wadah Sumpit berisi nasi dan lauk pauknya
ternak yang sudah disembelih lalu diterima oleh pihak parboru. Mereka melakukan makan
bersama dan dilanjutkan dengan pembagian jambar juhut (daging) kepada anggota kerabat
yang terdiri atas :
Kerabat Marga Ibu (hula-hula)
Kerabat Marga Ayah (dongan tubu)
Anggota Marga menantu (Boru)
Pengetuai (orang orang tua)/pariban
cara ini diakhiri dengan pudun Saut yaitu pihak keluarga perempuan dan pria bersepakat
menentukan waktu martupol dan pamasu – masuon
8. Martumpol
Acara penandatanganan persetujuan pernikahan adat oleh orang tua kedua belah pihak atas
rencana perkawinan anak – anak mereka. Ini dilakukan di hadapan pejabat gereja. Tata cara
partumpolon dilaksanakan oleh pejabat gereja sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Tindak lanjut partumpolon adalah pejabat gereja mewartakan rencana pernikahan dari kedua
pengantin melalui Warta Jemaat di HKBP disebut tingting. Ting Ting harus dilakukan dua
kali hari Minggu berturut-turut. Apabila tidak ada gugatan dari pihak lain setelah pelaksanaan
dua kali ting-ting maka acara dapat dilanjutkan dengan pemberkatan nikah atau pamasu –
masuon.
14. Manjahea
Setelah beberapa lama pengantin pria dan perempuan menjalani hidup berumah tangga
penting akan di-pajae yaitu dipisah rumah tempat tinggal dan mata pencaharian.
uloh sebagai pemberian dari hula-hula kepada boru dalam upacara perkawinan setiap jenis
ulos yang dipakai dan jenis yang diserahterimakan mengandung arti tertentu. Dalam upacara
perkawinan itu pihak keluarga wanita memberikan kepada menantu laki-laki sehelai ulos
yang bermakna ulos ragi Pako ulos ini berbentuk kain lebar yang dapat menyeliputi kedua
mempelai.
ulos pemberian dari orang tua kepada anak atau kakek nenek kepada cucunya
ulos pemberian Kakak atau Abang kepada adik laki-laki atau adik perempuan
ulos pemberian dari Raja kepada bawahan atau rakyatnya
ulos dikenakan sebagai kain penutup kepala penutup badan bagian bawah penutup badan
bagian atas penutup punggung dan sebagainya. kain ini selalu ditampilkan dalam upacara
perkawinan upacara menjadikan rumah upacara kematian penyerahan harta warisan menyambut
tamu yang dihormati dan upacara menari tortor kain adat ini sesuai dengan sistem keyakinan yang
diwariskan oleh nenek moyang.
D. Tata rias wajah dan rambut pengantin di sumatera utara
1. Dairi
Kabupaten Pati adalah sebuah kabupaten di provinsi Sumatera Utara ibukotanya adalah
Sidikalang. sebelah utara berbatasan dengan Aceh Tenggara dan Kabupaten Karo di sisi
selatan berbatasan dengan Kabupaten Pakpak Bharat di barat berbatasan dengan Aceh Selatan
dan di timur berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir.
2. Melayu deli
3. Karo
4. Mandailiang natal
5. Natal barus
Pengantin wanita
- kebaya
- selendang suji malako
- kain tenun songket
- alas kaki
Pengantin pria
- oto
- kemeja putih
- kain
- celana Panjang
- alas kaki
BAB KE IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Keselamatan kerja adalah usaha menjaga kondisi kerja yang aman mencakup bahan,
alat kerja, mesin, proses pengolahan, tempat kerja. Keselamatan kerja merupakan salah satu
aspek dari perlindungan tenaga kerja. Menurut saya semua pekerja berhak mendapatkan
perlindungan dalam bekerja tidak hanya yang dibawah naungan pemerintah saja tapi semua
pekerja berhak mendapatkannya.
SARAN
Saran atau harapan saya sebagai penulis untuk para pembaca adalah semoga tulisan ini
memberikan informasi serta manfaat kepada pembaca sehingga pembaca mengikuti tips-tips
yang dijelaskan dibuku dan diterapkan pada diri sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2011. Buku Pedoman Umum Pelaksanaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
di Laboratorium Praktikum dan Penelitian. Bandung: program studi teknik fisika fakultas
teknologi industri institut teknologi bandung.
Anonymous. 2004. Himpunan peraturan perundangan kesehatan kerja. Jakarta: Departemen
tenaga kerja dan Transmigrasi RI
Anonim.?.Chainsaw Helmet Reviews: Safety First. Diunduh tanggal 3 Agustus 2017, dari
http://www.chaincutting.com/best-rated-chainsaw-safety-helmets/