A
DENGAN GANGGUAN SISTEM NEUROLOGI AKIBAT STROKE
KECAMATAN CIKALONG TASIKMALAYA
I. PENGKAJIAN
a. BIODATA
1. Identitas Pasien
Nama :TN.A
Umur :48 Tahun
Jenis kelamin :laki laki
Alamat : Cikalong ,Tasikmalaya
Status perkawinan :menikah
Agama :islam
Suku : sunda
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : buruh
Diagnosa medis : stroke
Tanggalmasuk : 20 februari 2020
Tanggal pengkajian : 21 Februari 2020
2. Identitas Penanggung jawab
Nama :NY. L
Umur :38 tahun
Jenis kelamin:perempuan
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Hub. Dengan pasien : istri klien
Alamat : Cikalong ,Tasikmalaya
II. ANALISA DATA
DS:
klien mengeluh tidak
bisa menggerakan
tangan dan kaki kirinya
keluarga mengatakan suplay darah ke otak menurun
hipoksia cerebri
hipoksia cerebri
afasia ,disatria
Hambatan komunikasi verbal
hipoksia cerebri
kerusakan nervus IX ,X
gangguan menelan
Resiko jatuh stroke Resiko jatuh
DS:
- Keluarga klien
mengatakan klien tidak
bisa menggerakan
tangan dan kaki kirinya kepekatan darah meningkat
DO:
Aktivitas dibantu keluarga
hipoksia cerebri
resiko jatuh
kirinya
keluarga 3. nilai rata
mengatak rata
an bibir tekanan
klien darah
menjadi
mencong 4. refleks
dan saraf
bicara menjadi
menjadi normal
pelo
keluarga
mengatak
an klien
masuk
RSUD
karena
pusing
2 Hambatan Pergerakan Terapi latihan
mobilitas fisik b.d Setelah dilakukan 1. Ubah posisi 1. Menurunkan terjadinya
penurunan tindakan pasien setiap 2 iskemik jaringan atau
kekuatan otot keperawatan selama jam sekali juka terjadinya dekubitus
ditandai dengan 2x 24 jam memungkinkan 2. Supaya tidak kaku dan
DO : diharapkan 2. Lakukan melancrkan peredaran
Kekuatan hambatan mobilitas pergerakan ROM darah serta mencegah
otot fisik dapat teratasi pasif dan aktif terjadinya kontraktur
sebelah dengan kriteria pada ekstremitas 3. Supaya sarafnya terlatih
kiri 1 hasil: 3. Bantu 4. Untuk memeberikan
Klien mengembangkan terapi yang sesuai
tampak keseimbangan kebutuhan klien
berbaring 1. gerakan duduk seperti
di tempat otot dapat meninggikan
tidur kembali bagian kepala
Aktivitas normal tempat tidur
dibantu 2. kekuatan 4. Konsultasi
keluarga otot dengan ahli
DS: meningkat fisioterapi
klien 3. klien
mengeluh bergerak
menggera mudah
kan
tangan
dan kaki
kirinya
3. Hambatan Komunikasi : Peningkatan
komunikasi verbal mengekspresikan komunikasi 1. Untuk mengetahui irama
b.d pelo ditandai Setelah dilakukan 1. Monitor bicara pasien sebarapa
dengan tindakan kecepatan beratnya pelo yang
DO: keperawatan selama bicara dialami
Suara 2x 24 jam tekanan, 2. Untuk memudahkan
klien diharapkan kecepatan pasien dalam komunikasi
terdengar hambatan dan kuantitas dengan keluarga atau
pelo komunikasi verbal 2. Sediakan tenaga kesehatan
DS: dapat teratasi alternatif 3. Supaya pasien merasa
Keluarga dengan kriteria untuk rilex
klien hasil: berkomunika 4. Supaya pasien dapat
mengatak 1. Bicara si terlatih bicaranya
an bibir menjadi 3. Modifikasi
klien jelas lingkungan
menjadi 2. Mampu untuk bisa
mencong menggunak meminimalka
dan an bahasa n kebisingan
bicaranya isyarat yang
menjadi 3. Pertukaran berlebihan
pelo pesan dan
akurat menurunkan
dengan distres emosi
orang lain 4. Ungkapkan
pertanyaan
dimana
pasien
menjawab
dengn kata
yang
sederhana
4 Gangguan Status menelan Terapi menelan
menelan b.d Setelah dilakukan 1. Tentukan 1. Untuk mengetahui
gangguan tindakan kemampuan kemampuan menelan
neurologis ditndai keperawatan selama pasien dalam pasien
dengan 2x 24 jam menelan 2. Untuk melatih
DO: diharapkan 2. Instruksikan refleks menelan
- kemampu gangguan menelan kepada pasien 3. Untuk mengindari
an dapat teratasi untuk membuka aspirasi
menelan dengan kriteria dan menutup 4. Supaya kelurga
klien hasil: mulut terkait dapat terlibat dalam
kurang 1. Reflek dengan perawatan pasien
baik menelan memanipulasi
- mudah menjadi makanan
tersedak lebih baik 3. Monitor tanda
dan 2. Tidaktersed dan gejala
minum ak saat aspirasi
menggun makan 4. Kolaborasikan
akan /minum dengan ahli terafi
sedotan 3. Terjadi wicara untuk
sesekali peningkata mengintruksikan
menggun n menelann pada keluarga
akan pasien mengenai
sendok latihan menelan
- DS:
keluarga
mengatak
an klien
mudah
tersedak
walau
hanya
sesekali
ketika
makan
dan
minum.
5 Resiko jatuh b.d Kejadian jatuh Pencegahan jatuh
gangguan Setelah dilakukan 1. Identifikasi 1. Supaya tahu faktor yang
mobilitas ditandai tindakan faktor yang dapat membuat pasien
dengan keperawatan selama mempengaruhi jatuh
DS: 2x 24 jam resiko jatuh 2. Untuk menghindari jatuh
- Keluarga diharapkan masalah 2. Gunakan 3. Supaya staf tahu Pasien
klien dapat teratasi pegangan tangan bresiko jatuh
mengatak dengan kriteria dengan panjang
an klien hasil dan tinggi yang
tidak bisa 1. Tidak tepat untuk
menggera terjadi jatuh mencegah jatuh
kan dari tempat dari tempat tidur
tangan tidur 3. Berikan penanda
dan kaki 2. Tidak untuk
kirinya terjadi jatuh memberikan
DO: pada saat peringatan pada
- Aktivitas duduk staf bahwa pasien
dibantu beresiko jatuh
keluarga
D Implementasi Evaluasi
X
1. 22 Februari 2020 S:
keluarga klien mengatakan klien bicara masih
1. melihat dan mengecek pelo
ukuran keluarga mengatakan klien masih merasa pusing
pupil ,kesimetrisan dan
reaktivitas terhadap O:
cahaya TD 150 /100 N: 100 x/menit
R: pupil simetris Kesadaran klien : composmentis
reaktivitas terhadap A : ketidakefektipan perfusi jaringan perifer belum teratasi
cahaya baik P: ulangi intervensi
2. memeriksa ttv pasien 2. monitor ttv
: TD 160 /100 N: 100 3. monitor tingkat kesadaran
R: 24 S 36,5 4. catat keluhan sakit kepala
3. menilai tingkat 6.monitorkarakteristikbicara:kelancaran,adan
kesadaran klien ya aphasia atau kesulitan menemukan kata
R: kesadaran klien
composmentis
4. beranya ke pasien
tentang sakit kepala
dan mencatatnya
R: klien mengatakan
pusing
5. melihat kesimetrisan
wajah klien
R: bibir klien tampk
mencong
6. menilai kemampuan
bicara klien
R: klien berbicara pelo
7. bertanya kepada klien
perasaan setelah
diberikan obat
R: merasa lebih
nyaman
2. S:
22 Februari 2020 - keluarga mengatakan aktivitas klien masih dibantu
keluarga
1. mengganti posisi - klien mengatakan masih susah mengerakan kaki dan
pasien setiap 2 jam tangan kirinya
sekali juka O:
memungkinkan - Tampak klien hanya berbaring di tempat tidur
R:klien mau berpindah - kekuatan otot klien 2
posisi dibantu perawat A: hambatan mobilitas fisik belum teratasi
dan keluarga P: ulangi intervensi
2. melakukan latihan 1. Ubah posisi pasien setiap 2 jam sekali juka
pergerakan ROM pasif memungkinkan
dan aktif pada 2. Lakukan pergerakan ROM pasif dan aktif pada
ekstremitas ekstremitas
R: klien melakukan 3. Bantu mengembangkan keseimbangan duduk
latihan Rom dibatu seperti meninggikan bagian kepala tempat tidur
perawat
3. meninggikan bagian
kepala tempat tidur 15
– 30 derajat
R: klien merasa lebih
nyaman
4. Melakukan konsultasi
dengan ahli fisioterapi
R: keluarga klien
kooperatif
4 S:
Ciamis 22 Februari - keluarga mengatakan klien masih suka tersedak
2020 ketika makan atau minum
O:
- klien tampak tersedak
1. Menganalisis - klien tampak kesulitan membuka mulut
kemampuan A: gangguan menelan belum teratasi
pasien dalam P: ulangi intervensi
menelan 1. Tentukan kemampuan pasien dalam menelan
R: kemmpuan 2. Instruksikan kepada pasien untuk membuka dan
menelan kurang menutup mulut terkait dengan memanipulasi
baik makanan
2. Mengintruksikan 3. Monitor tanda dan gejala aspirasi
pasien untuk 4. Kolaborasikan dengan ahli terafi wicara untuk
latihan membuka mengintruksikan pada keluarga pasien mengenai
dan menutup latihan menelan
mulut
R: klien kooperatif
3. Mengamati klien
saat makan dan
minum
R: klien tampak
tersedak
4. Bekerjasama
dengan keluarga
pasien mengenai
latihan menelan
23 februari 2020 2 S:
- keluarga mengatakan aktivitas klien
masih dibantu keluarga
- klien mengatakan klien sudah
lumayan bisa mengerakan kaki dan
tangan kirinya
O:
- Tampak klien hanya berbaring di
tempat tidur
- kekuatan otot klien 3
A: masalah hambatan mobilitas fisik
belum teratasi
P: pertahankan intervensi
1. Ubah posisi pasien setiap 2
jam sekali juka
memungkinkan
2. Lakukan pergerakan ROM
pasif dan aktif pada
ekstremitas
3. Bantu mengembangkan
keseimbangan duduk seperti
meninggikan bagian kepala
tempat tidur
I:
1. mengganti posisi pasien
setiap 2 jam sekali juka
memungkinkan
2. melakukan latihan
pergerakan ROM pasif dan
aktif pada ekstremitas
3. meninggikan bagian kepala
tempat tidur 15 – 30 derajat
E : masalahbelum teratasi
23 februari 2020 3 S: keluarga mengatakan pasien
bicaranya mulai mudah dimengerti
O: suara klien sudah terdengar lebih
jelas
A: hambatan komunikasi verbal
belum teratasi
P: pertahankan intervensi
1. Sediakan alternatif
untuk berkomunikasi
2. Modifikasi lingkungan
untuk bisa meminimalkan
kebisingan yang
berlebihan dan
menurunkan distres emosi
3. Ungkapkan pertanyaan
dimana pasien menjawab
dengan kata yang
sederhana
I:
2. Menyediakan alat
tulis alternatif untuk
berkomunikasi
3. Menciptakan
lingkungan yang rilek
dengan cara
membatasi
pengunjung yang
menjenguk
4. Memberikan
pertanyaan yang
sederhana
E:masalah belum teratasi