Menjelaskan secara detail dan persuasi potensi usaha yang kita miliki
sehingga mereka yakin bahwa uang mereka akan bertambah dengan
menginvest kan dana yang investor miliki kedalam usaha kita
Saat memutuskan untuk mendirikan klinik, hal penting yang harus diketahui oleh
Pemilik/Pendiri adalah menghitung prakiraan kebutuhan dana investasi, prakiraan
pendapatan, dan prakiraan biaya.
Investasi adalah penanaman modal (baik modal tetap maupun modal tidak tetap)
yang digunakan dalam proses produksi untuk memperoleh keuntungan suatu
perusahaan dimasa yang akan datang Kebutuhan dana investasi dihitung dengan
mempertimbangkan kebutuhan pelayanan yang akan dikembangkan (antara lain
rencana cakupan, jenis layanan dan fasilitas lain dengan mengacu dari kajian
kebutuhan ruang).
Untuk klinik pratama rawat jalan, luas bangunan diperkirakan minimal 125m2,
dengan luas tanah ideal 200- 450m2. Di bawah ini adalah tabel estimasi biaya
bangunan klinik pratama rawat jalan .
Tabel 1
Estimasi biaya bangunan klinik rawat jalan
Estimasi biaya klinik pratama rawat jalan adalah sbb (tidak termasuk harga tanah)
Tabel 2
Prakiraan biaya klinik pratama rawat jalan pada tabel dibawah ini menggunakan
asumsi sbb :
Tabel 3
Prakiraan pendapatan klinik pratama rawat jalan berasal dari pelayanan langsung
pasien umum, kapitasi BPJS (Klinik Pratama) atau tarif Ina-CBG’s BPJS (Klinik Utama),
dan sumber pendapatan lain (misal sebagai tempat praktek siswa
kesehatan,sumbangan, dll)
1. Biaya operasional klinik pratama rawat jalan yang buka 12 jam adalah Rp
21.500.000,-/bulan (belum termasuk belanja obat untuk pelayanan)
2. Sumber pendapatan dari pasien umum di era JKN tidak banyak diharapkan,
berkisar Rp.2.500.000/bulan (tahap awal)
3. Biaya investasi bangunan (diluar tanah) dengan asumsi 20 th masa pakai
bangunan, maka beban sekitar Rp 2.000.000,-/bulan
4. Saat mulai bekerja sama dengan BPJS Kesehatan, dengan jumlah peserta
yang “harus” dicari maka dapat diperkirakan selama 2 (dua) tahun awal, Klinik belum
dapat memberikan keuntungan, kecuali jumlah peserta BPJS Kesehatan bisa
mencapai 5000 peserta (atau Rp 45.000.000,-/bulan—-brutto)