Anda di halaman 1dari 15

Laporan kasus

15 februari 2023

VERUKA VULGARIS

Disusun Oleh :
Bunga Aulya Rahmi
2211901013

Pembimbing :
dr. Helga Pasadena, Sp.KK

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR

ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN RSUD KOTA DUMAI

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ABDURRAB

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
karunia, rahmat kesehatan dan keselamatan kepada penulis sehingga mampu
menyelesaikan laporan kasus ini yang berjudul “veruka vulgaris”. Penulisan
laporan kasus ini bertujuan untuk mengetahui pencapaian pembelajaran
dalam kepanitraan klinis senior. Penulisan laporan kasus ini merupakan
salah satu syarat untuk menyelesaikan KKS Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin di Rumah Sakit Umum Daerah Dumai.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada dr.
Helga Pasadena, Sp. KK selaku pembimbing yang telah bersedia
membimbing, baik dalam penulisan dan pembahasan laporan kasus ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan kasus ini masih memiliki
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan
laporan kasus ini. Akhir kata, penulis berharap agar laporan kasus ini
memberikan manfaat kepada semua orang. Atasperhatian dan sarannya saya
ucapkan terimakasih.

Dumai, 15 Februari 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................I
DAFTAR ISI................................................................................................................II
BAB I STATUS PASIEN............................................................................................4
I. IDENTITAS PASIEN.....................................................................................4
II. ANAMNESIS...............................................................................................4
III. PEMERIKSAAN FISIK...............................................................................5
IV. RESUME......................................................................................................6
V. DIAGNOSIS BANDING..............................................................................7
VI. DIAGNOSIS KERJA....................................................................................7
VII. USULAN PEMERIKSAAN.........................................................................7
VIII. PENATALAKSANAAN..............................................................................7
IX. PROGNOSIS................................................................................................7
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................8

A. ANAMNESIS...............................................................................................8
B. PEMERIKSAAN FISIK...............................................................................9
C. DIAGNOSIS BANDING............................................................................10
D. PENALAKSANAAN.................................................................................10
E. PROGNOSIS..............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................13
BAB I
STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. R
Umur : 21 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Status : Belum menikah
Alamat : Jl. Diponegoro
Pekerjaan : Produksi di Rotte bakery

II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan tanggal 31 januari 2023

a. Keluhan Utama :
Benjolan kecil padat kuning multipel pada jari tengah, jari manis,
dan telapak tangan kiri yang disertai rasa nyeri sejak 2 bulan sebelum
datang ke rumah sakit.
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke poli klinik kulit dan kelamin RSUD Kota
Dumai dengan keluhan benjolan kecil padat kuning multipel pada jari
tengah, jari manis, dan telapak tangan kiri yang disertai rasa nyeri sejak 2
bulan sebelum datang ke rumah sakit. Awalnya keluhan muncul berupa
benjolan kecil padat kuning tunggal pada jari tengah tanpa ada keluhan,
lalu dipotong oleh pasien, namun benjolan kembali tumbuh dan
jumlahnya bertambah. benjolan ditekan terasa nyeri. Keluhan gatal ada
tetapi tidak terlalu sering. Pasien sebelumnya sudah berobat ke
Puskesmas, diberikan ceterizine dan salep namun keluhan tidak
berkurang.
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah mengalami keluhan yang serupa
sebelumnya.
d. Riwayat penyakit keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang memiliki keluhan seperti ini
e. Riwayat kebiasaan
Alergi makanan disangkal, alergi obat disangkal

III. PEMERIKSAAN FISIK


a. Status Generalis
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Komposmentis
Tekanan darah : Tidak dilakukan
Nadi : Tidak dilakukan
Respirasi : Tidak dilakukan
Tinggi Badan : Tidak dilakukan
Suhu : Tidak dilakukan
Kepala : Tidak dilakukan
Leher : Tidak dilakukan
Mata : Tidak dilakukan
Thorak/jantung : Tidak dilakukan
Paru : Tidak dilakukan
Ekstremitas : Tidak dilakukan

5
b. Status Dermatologis
Distribusi regio jari tengah, jari manis, telapak tangan kanan,
jumlah multipel, bentuk reguler-ireguler, konfluens-diskret,
sirkumskripta, timbul dan kering.

Gambar 1. Keadaan tangan pasien pada saat datang pertama kali ke poli

IV. RESUME
Pasien datang ke poli klinik kulit dan kelamin RSUD Kota Dumai
dengan keluhan benjolan kecil padat kuning multipel pada jari tengah, jari
manis, dan telapak tangan kiri yang disertai rasa nyeri sejak 2 bulan sebelum
datang ke rumah sakit. Awalnya keluhan muncul berupa benjolan kecil padat
kuning tunggal pada jari tengah tanpa ada keluhan, lalu dipotong oleh
pasien, namun benjolan kembali tumbuh dan jumlahnya bertambah.
Benjolan
ditekan terasa nyeri. Keluhan gatal ada tetapi tidak terlalu sering. Pasien
sebelumnya sudah berobat ke Puskesmas, diberikan ceterizine dan salep
namun keluhan tidak berkurang. Pasien belum pernah mengalami keluhan
yang sama, keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan serupa, alergi
obat dan makanan disangkal.

6
V. DIAGNOSIS BANDING :
- Moluskum kontagiosum
- Keratosis seboroik

VI. DIAGNOSIS KERJA


- Veruka vulgaris

VII. ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG


- Pemeriksaan Histopatologis

VIII. PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa
 Menjaga higiene perorangan, hindari kontak langsung.
Bedah
 Bedah listrik (elektrokauter)
IX. Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad fungsionam : bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam

7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Anamnesis
Veruka vulgaris adalah papul verukosa yang disebabkan oleh infeksi
human papiloma virus (HPV). Veruka vulgaris dapat timbul pada segala usia,
tetapi jarang pada bayi dan anak kecil. Kelainan meningkat selama umur sekolah
dan menurun setelah umur 20 tahun.1
Penyebab veruka vulgaris terutama HPV 2, tetapi dapat juga HPV 1 dan
4. Veruka vulgaris dapat menyebar melalui kontak langsung maupun tidak
langsung yang diperantarai oleh mikrotrauma. Infeksi HPV dapat bertambah
banyak pada satu individu secara autoinokulasi dan dalam masa 2 tahun 65%
dapat menghilang spontan. 1
Kriteria diagnostik klinis2:
1. Veruka kutan
Ditemukan lesi kulit tunggal atau berkelompok, bersisik, memiliki permukaan
kasar berupa papul atau nodul yang seperti duri. Lesi muncul secara perlahan
dan dapat bertahan dengan ukuran kecil, atau membesar. Lesi dapat menyebar
ke bagian tubuh lain.
 Berdasarkan morfologinya, veruka diklasifikasikan menjadi:
1. Veruka vulgaris

Gambar 2. Veruka Vulgaris

8
Berbentuk papul verukosa yang keratotik, kasar, dan bersisik. Lesi
dapat berdiameter kurang dari 1 mm hingga lebih dari 1 cm dan dapat
berkonfluens menjadi lesi yang lebih lebar.
2. Veruka Filiformis

Gambar 3. Veruka Filiformis


Berbentuk seperti tanduk
3. Veruka plana

Gambar 4. Veruka plana


Papul yang sedikit meninggi dengan bagian atas yang datar,
biasanya memiliki skuama yang sedikit.

9
 Berdasarkan lokasi anatominya, veruka diklasifikasikan menjadi:
1. Veruka palmar plantar dan mosaik

Gambar 5. Veruka palmar plantar dan mosaik


Veruka palmar dan plantar: lesi berupa papul hiperkeratotik, tebal
dan endofitik yang terkadang disertai rasa nyeri dengan penekanan.
Veruka mosaik: veruka plantar atau palmar yang meluas
membentuk plak
2. Veruka butcher’s

Gambar 6. Veruka butcher’s


Papul verukosa yang biasanya multipel pada palmar, periungual,
dorsal palmar dan jari dari tukang potong daging.

10
2. Veruka mukosa
 Lesi umumnya kecil, berupa papul lunak, bewarna merah muda atau
putih.
 Biasanya ditemukan digusi, mukosa labial, lidah atau palatum durum.
Terkadang dapat pula muncul di uretra dan dapat menyebar ke
kandung kemih. Dapat disebabkan karena kontak seksual.
Pemeriksaan klinis pada veruka vulgaris menunjukkan papul padat
verukosa, keratotik, dengan ukuran beberapa mm sampai dengan 1cm, dan bila
berkonfluensi, dapat menjadi lebih besar. Lokasi dapat dimana saja tetapi lebih
sering di punggung, tangan dan jari tangan. Biasanya asimtomatik, tetapi dapat
nyeri bila tumbuh di oalmar atau plantar dan merusak kuku bila tumbuh pada
lipatan atau bawah kuku. Pada anak-anak dapat diwajah dan leher.1
Keluhan penderita sudah dirasakan sejak 2 bulan sebelum datang ke
Rumah Sakit. Dari hasil anamnesis yang diperolah mengarah ke perjalanan
penyakit veruka vulgaris, dimana penderita datang dengan keluhan timbul kutil
dengan rasa nyeri pada bagian jari tengah, jari manis dan telapak tangan kiri
dengan permukaan yang verukosa disertai nyeri pada tempat predileksi sesuai
dengan tempat predileksi penyakit veruka vulgaris.
B. Pemeriksaan fisik
Melalui pemeriksaan fisik pasien didapatkan status dermatologis dengan
lokasi pada Falang 3 dan 4 sinistra, dan efloresensi berupa papul kekuningan ,
jumlah multipel, bentuk reguler-ireguler, konfluens-diskret, sirkumskripta,
timbul kering dengan permukaan kasar, diatas kulit normal.
Hasil pemeriksaan fisik yang didapatkan juga mengarah ke diagnosis
veruka vulgaris oleh karena ditemukan adanya papula kekuningan dengan
permukaan kasar yang terdapat pada jari tangan yang merupakan tempat
predileksi veruka vulgaris.

11
C. Diagnosis Banding
Diagnosa yang memungkinkan selain veruka vulgaris adalah moluskum
kontagiosum dan keratosis seboroik. Gambaran klinis moluskum kontagiosum
ialah papul miliar atau lentikular berwarna putih seperti lilin, berbentuk kubah
yang di tengahnya terdapat lekukan (delle). Lesi dapat terjadi di seluruh tubuh,
baik pada kulit maupun mukosa., dan terkadang menimbulkan rasa gatal.
Diagnosis moluskum kontagiosum bisa disingkirkan dengan melihat tempat
predileksi dan rasa gatal yang tidak sesuai dengan keluhan penderita.1,3
Gambaran klinik keratosis seboroik berupa papul berwarna cokelat
sampai hitam dengan perabaan yang kenyal. Tempat predileksinya tubuh bagian
atas dan wajah. biasanya terjadi pada orang tua. Diagnosis keratosis seboroik
bisa disingkirkan dengan melihat gambaran klinik, tempat predileksi dan faktor
usia yang tidak sesuai dengan keluhan penderita.1
D. Penatalaksanaan
Terapi pada veruka vulgaris disesuaikan dengan lokasi tubuh yang
terkena, usia pasien, status imun pasien, derajat ketidaknyamanan baik secara
fisik maupun emosional dan jika ada terapi sebelumnya. Veruka vulgaris yang
muncul pada anak tidak memerlukan pengobatan khusus karena biasanya dapat
regresi sendiri. Namun, mekanismenya sampai saat ini belum diketahui secara
pasti, diduga sistem imun seluler dan humoral berperan terhadap regresi spontan
veruka vulgaris.
Penatalaksanaan untuk pasien dilakukan elektrokauterisasi.
Elektrokauterisasi ini efektivitasnya tinggi dalam menghancurkan jaringan yang
terinfeksi dan HPV. Teknik ini diawali dengan local anestesi.Rasa sakit setelah
operasi dapat diatasi dengan narkotik analgesik dan analgesik topikal pada
beberapa pasien sangat bermanfaat seperti lidocaine jelly

12
Gambar 2. Kondisi tangan pasien setelah dilakukan tindakan elektrokauterisasi

Penatalaksanaan lainnya :

- Krioterapi merupakan pilihan utama untuk hampir semua veruka vulgaris.


veruka seharusnya dibekukan secara adekuat dimana dalam waktu 1-2 hari akan
timbul lepuh sehingga akan menjadi lebih lunak. Idealnya pengobatan dilakukan
setiap 2 atau 3 pekan sampai lepuh terkelupas.Komplikasi dari krioterapi
diantaranya terjadinya hipopigmentasi dan timbul jaringan parut (skar).
- Asam salisilat 25-50% dengan atau tanpa asam laktat efektif untuk pengobatan
veruka vulgaris dimana efikasinya sebanding dengan krioterapi. Efek keratolitik
asam salisilat mampu membantu mengurangi ketebalan veruka dan menstimulasi
respon inflamasi.
- Glutaraldehid merupakan agen virusidal yang terdiri dari 10% glutaraldehid
dalam etanol cair atau dalam formulasi bentuk gel. Pengobatan hanya terbatas
pada lesi di tangan.Efek samping yang dapat terjadi adalah dermatitis kontak.
Nekrosis kutaneus dapat terjadi walaupun sangat jarang.
- Bleomisin memiliki efikasi yang tinggi dan penting untuk pengobatan veruka
vulgaris terutama yang keras. Bleomisin yang digunakan memiliki konsentrasi 1

13
unit/ml yang diinjeksikan di dekat bagian bawah veruka hingga terlihat
memucat.Saat injeksi terasa nyeri sehingga pada beberapa pasien dapat
diberikan anestesi lokal. Efek samping yang pernah dilaporkan adalah timbulnya
skar dan dapat menyebabkan nekrosis jaringan yang luas.
- Simetidin oral dengan dosis 30-40 mg/kgBB/hari telah dilaporkan mampu
meresolusi veruka vulgaris.
- Pengobatan dengan dinitrochlorobenzene (DNCB) dilaporkan mampu
meresolusi veruka pada 85% kasus. Caranya: DNCB dilarutkan dalam aseton,
kolodion atau petrolatum. Dosis awal DNCB dengan konsentrasi 2-5 %, tetapi
dapat diturunkan menjadi 0,2-0,5% jika timbul reaksi yang berat.Veruka mulai
pecah setelah sekali hingga dua puluh kali pengobatan, tetapi rata-rata
dibutuhkan 2-3 bulan pengobatan. Efek samping dari penggunaan DNCB yaitu
pruritus, nyeri lokal, dan dermatitis eksematous ringan.
- Laser karbondioksida dapat digunakan untuk pengobatan beberapa variasi dari
veruka baik pada kulit maupun mukosa. Pengobatan ini efektif untuk
menghilangkan beberapa jenis veruka, seperti periungual dan subungual warts.

E. Prognosis
Prognosis veruka vulgaris adalah dubia ad bonam walaupun dapat
berulang (bersifat residif). Dicari faktor predisposisinya serta pasien harus bisa
menjaga kebersihan diri sendiri dan lingkungan.

14
DAFTAR PUSTAKA
1. Menaldi SL, Bramono K, dan Indriatmi W. 2019. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin, Edisi ke-7. Jakarta; Badan Penerbit FK UI.

2. PERDOSKI. 2017. Panduan Praktik Klinis.

15

Anda mungkin juga menyukai