Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Inggris adalah negara bagian terbesar dan terpadat penduduknya dari negara-
negara bagian yang membentuk Persatuan Kerajaan Britania Raya dan Irlandia Utara
(United Kingdom of Great Britain and Northern Ireland). Negara-negara lainnya
adalah Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara. Seringkali nama Inggris dipakai untuk
menyebut keseluruhan negara ini. Inggris yang wilayahnya meliputi 2/3 pulau
Britania, berbatasan dengan Skotlandia di sebelah utara dan dengan Wales di sebelah
barat. Inggis pada perkembangannya menjadi negara yang besar dan maju hal tersebut
tidak lepas dari sejarah panjang yang di alami Inggris. Inggris dalam sejarahnya
mengalami zaman kegelapan karena dominasi doktrin Greja yang sangat ketat dalam
membatasi kemajuan ilmu pengetahuan, serta menimbulkan perang dengan berbagai
pihak.
Ada hal penting yang dimiliki oleh Inggris dalam membangun negara dan
bangsanya. Masyarakat inggris mempunyai semangat untuk maju dan keluar dari
belenggu permasalahan keagamaan dan berusaha menata kehidupannya melalui
pengembangan Ekonomi, Pendidikan, sosial dan budaya. Nilai-nilai tersebut perlu
kita pelajari untuk dapat kita aplikasikan dalam membangun bangsa indonesia agar
lebih maju lagi.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana terbentuknya Bangsa inggris ?
2. Bagaimana Proses Revolusi Inggris dan Liberalisme negara inggris ?
3. Bagaimana spirit Sejarah terbentuknya negara inggris ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui terbentuknya Bangsa inggris.
2. Mengetahui Proses Revolusi Inggris dan Liberalisme negara Inggris.
3. Mengatahui spirit bangsa inggris dalam membangun bangsanya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. TERBENTUKNYA BANGSA INGGRIS (ZAMAN ANGLO-SAXON)


1. Zaman Anglo Saxon
a. Suku-Suku Iberia dan Suku-Suku Kelt
Kepulauan Britania sudah dihuni manusia ribuan tahun sebelum tarikh
Masehi. Penduduk yang dominan pada zaman purba ini ialah mereka yang berambut
kehitam-hitaman sehingga untuk mudahnya mereka sering disebut orang-orang
“Iberia”. Di kepulauan Britanian itu orang-orang Iberia melalui berbagai tingkat
peradaban dari zaman batu sampai ke zaman logam.
Dari abad ke-7 SM sampai abad ke-3 SM, suku-suku bangsa Kelt yang mula-
mula mendiami Jerman barat-laut dan negeri Belanda bergerak melintasi benua Eropa
ke segala penjuru. Sebagian dari suku ini menyebrabgi lautan dan menyerbu
kepulauan Britania secara bergelombang. Orang-orang Iberia yang mendiami
kepulauan itu sebagian ditundukkan atau dimusnahkan dan sebagian melarikan diri ke
daerah-daerah pegununga di sebelah barat dan utara.
Hubungan antara orang-orang Kelt dan orang-orang Iberia di Kepulauan
Britania mula-mula aialah hubungan antara yang menaklukan dan yang ditaklukan,
tetapi keduanya lama kelamaan bercampur. Dareah-daerah Inggris selatan dan
tenggara merupakan tempat-tempat dimana orang-orang Kelt mencapai tingkat
kehidupan ekonomi dan kebudayaan yang tertinggi. Hal ini tidak mengherankan
karena daerah-daerah itu sangat baik untuk pertanian dan peternakan.
b. Inggris dibawah Kekuasaan Roma
Tahun 55 dan 54 SM balatentara Roma menyerbu Inggris. Tetapi penyerbuan
itu belum berakibat dikuasainya Inggris oleh Roma, karena balatentara itu segera
ditarik kembali. Kemudian tahun 43 M Roma melakukan penyerbuan lagi dan
mengalami kemenangan. Cara tentara Roma untuk menjaga dan tetap menguasai
wilayah-wilayah yang telah ditaklukannya ialah dengan membangun jaringan jalan
raya yang mrnghubungkan sistem perbentangan yang masing-masing dijaga tentara
reguler.

2
c. Serbuan Suku-Suku Germanik
Menjelang akhir abad ke-4 pusat pemerintahan Roma mulai goyah karena
sebab-sebab ekonomi dan politik, dan juga karena serangan-serangan suku-suku
Germanik yang semakin meningkat. Di Inggris, mulai surutnya kekaisaran Roma
tampak dalam semakin mengganasnya serangan-serangan suku-suku Kelt primitif dari
utara dan dari Irlandia terhadap daerah-daerah yang dikuasai pemerintah Roma.
Kesulitan-kesulitan yang dialami pusat pemerintahan Roma mengakibatkan semakin
sedikitnya tentara dan orang-orang sipil yang dikirim ke Inggris.
Pada saat tentara Roma ditarik seluruhnya oleh Inggris pada permulaan abad
ke-5, suku-suku Germanik dari daratan Eropa mulai berdatangan dalam jumlah besar
dan memusnahkan sisa-sisa kebudayaan Roma. Orang-orang Germanik yang
menyerbu Inggris itu ialah dari suku-suku Jute, Angle, dan Saxon, atau sering disebut
suku-suku “Anglo-Saxon”.
Dalam abad ke-16 kekacauan yang ditimbulkan oleh penyerbuan suku-suku
Angle, Saxon, dan Jute sudah mereda. Hubungan antara orang-orang Anglo-Saxon
dan orang-orang Kelt, yang sebagian besar mendiami bagian barat Inggris, Wales, dan
Skotlandia, tidak pernah akrab sehingga tidak banyak terjadi saling mempengaruhi.
d. Penyebaran Agama Kristen di Inggris
Agama Kristen masuk di kalangan orang-orang Anglo-Saxon menjelang akhir
abad ke-6 dari dua jurusan, yaitu dari selatan dan utara. Penyebaran agama Kristen
dari selatan mulai dengan mendaratnya Agustinus dari Roma dengan 40 pengikutnya
di daerah Kent. Orang-orang Wales membantu mengkristenkan orang-orang Aglo-
Saxon melalui seorang rohaniawan yang bernama Patricius. Pada abad ke-5 ia
mnegkristenkan Irlandia bernama Columba menyebarkan agama di Skotlandia barat,
dan di daerah ini agama Kristen masuk ke Northumbria melalui seorang misionaris
bernama Aidan. Agama Kristen yang disebarkan oleh Aidan itu dalam beberapa hal
berbeda dari agama Kristen yang dibawa oleh Agustinus.
Keunggulan Gereja Roma di seluruh Inggris ini memungkinkan sentralisasi
dan kesatuan dalam sistem serta tujuan dalam urusan kegerejaan Inggris. Pengaruh
baik yang disebarkan oleh Gereja tidak saja terasa dalam urusan kenegaraan tetapi
juga dalam bidang kebudayaan pada umumnya. Penegetahuan dan kesennian
berkembang berkat pengaruh Gereja, terutama kesusasteraan, musik dan arsitektur.

3
B. REVOLUSI INDUSTRI DAN LIBERALISME
1. Revolusi Industri

Masalah pertama yang dihadapi William adalah membereskan keadaan


dalam negeri sehingga kepercayaan yang telah diberikan bangsa Inggris kepadanya
tidak sia-sia. Dalam pemerintahannya permasalahan perselisihan politik dan agama
terselesaikan. Perlawanan terjadi oleh Skotlandia dan Irlandia. Pemberontakan
yang terbesar adalah di Irlandia namun pada akhirnya Irlandia pun kalah. Sesudah
menyelesaikan masalah dalam negeri, William fokus pada perlawanan terhadap
Perancis. Inggris mengalami revolusi diplomatik sebagai strategi melawan Prancis.
Inggris pun menang, dan kemenangan itu berarti lenyapnya persaingan Prancis
dalam usaha di tanah jajahan. Pada akhir masa dinasti Stuart, Ratu Anne disibukan
dengan perang Inggris dan Prancis. Pada waktu perang berlangsung, terjadi
penyatuan antara Inggris dan Skotlandia. Mahkota dua negara disatukan, namun
lembaga negaranya masih berdiri sendiri-sendiri. Ekspansi jajahan dan laut
dimanfaatkan oleh Stuart untuk memperluas perdagangan. Inggris membuka
perkebunan dan daerah pertanian. Yang menetap di New England awalnya adalah
kaum Puritan yang pindah karena merasa tidak bebas dalam melaksanakan
agamanya. Motif agama dan ekonomi ini mendorong kaum Katolik Inggris untuk
menetap di wilayah Amerika Utara. Wilayah Inggris pun semakin meluas.

“Revolusi Gemilang” mampu menggeser titik berat kekuasaan politik dari


monarki ke parlemen, namun William tidak rela jika parlen menjadi satu-satunya
kekuatan penggerak di bidang politik. William memperlakukan parlemen sebagai
sekutunya dalam melaksanakan pemerintahan. Ratu Anne, George I dan II yang
memerintah setelah William tidak mempunyai kekuatan dalam permainan politik
dan bahasa Inggis sehingga tidak dapat mengikuti sidang-sidang Dewan Raja.
Dibentuklah dewan menteri atau “kabinet” dengan perdana menteri sebagai
ketuanya. Menteri adalah perwakilan dari parlemen yang partainya merupakan
partai mayoritas. Setiap menteri bertanggungjawab terhadap departemen secara
keseluruhan. Perdana menteri melakukan pengawasan, koordinasi, dan penyatuan
terhadap kabinet secara keseluruhan. Robert Walpole adalah penyumbang terbesar
bagi pertumbehan sistem ini.

4
Inggris menjadi negara pertama yang mengalami revolusi industri. Fakor
pendorangnya adalah peningkatan produksi yang didesak oleh pertumbuhan
penduduk. Peningkatan prokuksi ini diatasi dengan penemuan alat-alat baru yang
digerakan tenaga mesin atau uap. Angkatan laut Inggris menjamin distribusi lancar
dan aman. Namun revolusi agraria meninggalkan korban, yaitu petani-petani kecil
yang terpaksa meninggalkan kampungnya demi menjadi buruh guna
mengoperasionalkan mesin-mesin. Revolusi industri, menimbulkan dampak
mendalam bagi kehidupan sosial. Runtuhnya kerajaan-kerajaan kuat seperti
Northumberia dan Mercia dikarenakan perpindahan penduduk dari desa ke daerah
tersebut yang dijadikan daerah industri baru. Korban lain adalah pekerja kecil yang
gulung tikar karena tidak dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan besar.
Kegiatan memintal dan menenun yang biasanya menjadi pekerjaan sambilan bagi
para pekerja dan keluarganya untuk mencari tambahan nafkah tidak dapat lagi
dilakukan karena terdesak oleh mesin. Karena pada saat itu tujuan revolusi industri
adalah mencari dan menumpuk kekayaan maka perusahaan tidak memperhatikan
kesejahteraan buruh. Buruh tidak hanya mendapat penyiksaan fisik, namun juga
psikologis. Majikan menentang ikut campur pemerintah dalam urusan ekonomi.
Revolusi industri memunculkan golongan baru yatu kaum teknisi. Kaum teknisi
sangat memegang kuci dalam nerjalan tidaknya kegiatan ekonomi.

Revolusi industri tidak mungkin terjadi tanpa revolusi di bidang lain, yaitu
bidang transportasi. Kaum industrialis mendesak pemerintah agar jalan-jalan
diperbaiki, dan parlemen memberikan respon positif dengan mengesahkan undang-
undang yang memberi kuasa kepada para tuan tanah dan usahawan yang berminat
untuk membangun dan memelihara jalan-jalan dan memungut bayaran dari orang-
orang yang menggunakan jalan itu. Dengan adanya undang-undang ini dalam
jangka waktu yang tidak lama jaringan jalan-jalan yang agak bermutu telah
dibangun. Baru awal abad 19 dibangun jalan-jalan yang tahan segala cuaca.
Penemuan mesin uap digunakan pula untuk alat transportasi baik darat maupun air
sehingga pengangkutan menjadi lebih efisien, cepat, dan murah.

5
2. Liberalisme
Kebijakan Robert Peel sebagai menteri dalam negeri mencerminkan
perikemanusiaan yang sejak lama mengikat di Inggris berkat usaha yang dilakukan
oleh kaum Methodiss dan kaum Filantrop seperti Wilberforce dan berkat pengaruh
rasionalisme dan romantisme. Hukum yang begitu keras pun menjadi lebih
berperikemanusiaan. Dalam politik terhadap keagamaan di luar gereja ressmi
terdapat kecenderungan ke arah liberalisasi. Kaum katolik diberikan hak yang sama
dengan kaum protestan. Undang-undang Perobahan Parlemen tahun 1832
membuka lembaran baru dan dapat disejajarkan dengan Refolusi Gemilang.
Dengan pengesahan undang-undang ini kelemahan-kelemahan menyolok dari
sistem perwakilan dihapuskan sehingga lebih masuk akal. Memang perubahan ini
tidak terlalu radikal, tetapi yang paling penting kaum industrialis berhasil
menyamakan kedudukan politiknya dengan kaum aristokrat tuan tanah yang
merupakan kaum penguasa tradisionil.
Kaum buruh yang mengadakan gerakan-gerakan untuk memperoleh hak-
haknya dengan “People Charter” yang berisi: hak suara bagi laki-laki dewasa,
pemilihan bebas dan rahasia, distrik-distrik pemilihan yang sama, dihapuskannya
kriterium kakayaan bagi semua anggota parlemen, dan gaji bagi anggota parlemen.
Manisfestasi supremasi golongan menengah nyata sekali dalam pencabutan
Undang-undang Gandum yang disertai gerakan mendukung perdagangan bebas
sebagai kekuatan ekonomi dan politik bagi kaum industrialis dan menjaga harga
gandum.
Abad pertengahan merupakan puncak kemakmuran dan kemegahan bagi
Inggris. Sebagai negara industri dan penjajah terbesar di dunia yang memiliki
Angkatan Laut yang merajahi samudera, inggis menduduki posisi istimewa dalam
percaturan politik dan ekonomi internasional. Suasana puas dan percaya diri serta
angkuh berjaya. Dalam pembaharuan di bidang politik kaum libaral memberikan
amandemen terhadap peraturan yang ada sehingga menghasilkan undang-undang
perubahan parlemen yang raddikal. Kaum menengah bawah diberi hak untuk
memilih. Geraakan ke arah demokrasi ini membuat perlunya penyelarasaan dalam
monarki inggis. Masalah kerajaan dipercayakan kepada perdana menteri, dengan
demikian kekuatan eksekutif terletak di pedana mentri dan anggotaanya. Monarki
inggris menjadi lambang kesatuan dan titik pusat loyalitas yang mengikat seluruh
Britania beserta dominion-dominionnya.

6
Pada saat perang dunia I bangsa inggris melupakan segala pertentangan
politik dalam negeri dapat memusatkan semua daya fikiran, dan dana bagi
kemenangan dalam perang beasar itu. akibat perang dunia I inggris kehilangan
760.000 prajurit dan 1.700.000 lika-luka, kehilangan materiil terbesar dirasakan
dalam armada niaga yang kehilanga 40% dari jumlah tonesenya, bergsernya pusat
perbankan dan keuangan dari London ke New York, kehilangan pasaran dunia, dll.
Akibat PD I dalam hal yang positif adalah pembagian kekuasaan yang merata,
campur tangan pemerintah lebih intensif, wanita mempunyai hak pilih, dll. Setelah
PD I pengangguran menjadi masalah utama. Inggris mengatasinya dengan
mengeluarkan poundesterling senilai 2 milyaar dolar. Menurunya sektor agraris
menyebabkan inggris mengimport barang-barang.
Perang dunia II adalah perang total dimana seluruh ddaya dan potensi
negara-negara yang terlibat ditumpahkan, dan dimana tidak satu pun aspek
kehidupan negara luput darinya. Belum pulihnya luka akibat PD I inggris harus
siap menghaddapi PD II. Tergesernya inggris dari kedudukan teratas di dunia ini
merupakan penyesuaian-penyesuaian terutama dalam bidang politik, ekonomi, dan
mental. Kondisi perekonomian yang kacau menuntut inggris melaksanakan
peningkatan produksi, memberikan surplus untuk eksport, memperkuat mata uang,
dan menjaga keseimbangan neraca pembayaran. Keadaan ekonomi pun berangsur
angsur membaik bhakan inggris dapat menikmati kemakmuran. Pembagian rezeki
yang lebih merata dan keadilan sosial yang lebih mantap di dalam “negara
sejahtera” telah mengurangi perbedaan dan ketegangan antar golongan dalam
masyarakat inggris. Dari sejarah inggris terkenal sebagai negara yang kuat dalam
bidang pragmatis, “common sence”, dan “inventiveness” yang terlihat dalam
inggris memecahkan berbagai masalah.

7
C. SPIRIT BANGSA INGGRIS DALAM MEMBANGUN NEGARANYA
Inggris merupakan salah satu negara di benua eropa yang dapat dikatakan kuat
dari segi ekonomi, angkatan militer, pemerinyahan dll. Kekuatan yang dimilki negara
Inggris sampai saai ini diperoleh dengan masa dan proses yang sangat panjang.
Berulang kali inggris mengalami kegagalan dalam proses pembentukan negara
dengan permasalahan-permasalahan keagamaan (doltrin gereja Roma) yang selalu
mengiringi perjalanan kenegaraan inggris tidak membuat masyarakat inggris
menyerah dan justru menumbuhkan semangat nasionalisme yang tinggi masyarakat
inggris.
Spirit kebangsaan inggris tidak hanya ditunjukan oleh para penguasa
pemerintahan namun dari mulai masyarakat golongan Bawah, dalam berbagai konflik
keagamaan dan politik yang dialami inggris, tidak berpengaruh untuk menyurutkan
semangat masyarakat untuk mengembangkan IPTEK dan perekonomian negara. Hal
itu dapat ditunjukan dengan banyaknya masyarakat golongan bawahan yang berhasil
menaikan status sosialnya dengan bekerja keras membangun usaha serta
meningkatkan kualitas pendidikan. Hal itu sangat membantu keuangan negara Inggris
yang pada masa itu sedang mengalami krisis untuk kebutuhan perang. Rakyat Inggris
juga dikenal taat terhadap negaranya, dalam mematuhi peraturan- peraturan yang
dibuat oleh pemerintah. Kepercayaan rakyat itulah sebagai kekuatan besar pemerintah
dalam melaksanakan pemerintahan kerajaan.
Spirit kebangsaan yang paling menonjol dari negara inggris adalah negara
inggris selalu belajar dari kegagalan dan pengalaman. Pada zaman pertengahan
armada militer inggris belum dapat dikatakan sebagus negara perancis maupun
sepanyol, inggris selalu mengalami kekalahan dalam melawan kedua negara itu saat
melakukan ekspansi ke benua atau negara lain. Namun kekaalahan itu dijadikan
inggris sebagai guru. Inggris kemudian belajar dari armada ,militer perancis sehingga
kemudian Inggris menjadi salah satu negaar yang kuat dari segi armada militernya.

8
l

BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Bangsa asli inggris adalah suku Iberia dan penduduk pendatang yaitu suku kelt dan
germanik. Inggris menjadi negara agama karena pengaruh kekuasaan Roma.
Persebaran agama kristen dilakukan oleh bangsa Anglo- Saxon. Tudor -> tumbuh
kesadaran dan kebangsaan nasional yang kuat bersamaan dengan semakin mantapnya
keadaan di dalam negeri dan semakin menanjaknya martabat negara dalam percaturan
politik di Eropa. Pada pemerintahan James terdapat pertegangan antara kaum High
Church (katolik) dengan kaum Puritan (orang protestan extrim). Pada pemerintahan
Charles 1 Konflik diatas mendorong perang dengan Skotlandia. Setelah kematian
Charles, Inggris berubah menjadi negara republik. Calon anggota parlemen adalah
nama-nama yang diajukan oleh gereja. Pemulihan monarki Inggris dilakukan oleh
orang-orang katolik yang mengusung Charles II menjadi raja.

“Bil of Right” : Raja tidak dapat memungut pajak tanpa persetujuan Parlemen;
Raja tidak boleh mempunyai pasukan tetap selama masa damai tanpa persetujuan
Parlemen; Seorang Katolik tidak boleh menjadi Raja atau Ratu Inggris; Raja tidak
boleh menangguhkan berlakunya undang-undang; Parlemen harus sering bersidang
dan dalam sidang para anggota dapat melakukan debat secara bebas; Hamba-hamba
kerajaan hendak mengajukan petisi pada Raja tanpa rasa takut dan dituntut; Orang-
orang yang dituduh melakukan kejahatan tidak boleh diadili tanpa juri dan tidak boleh
dihukum secara berlebihan.Inggris menjadi negara pertama yang mengalami revolusi
industri yang disusul revolusi transportasi. Rasionelisme tumbuh di inggris dalam
berbagai bidang. Inggris ikut dalam perang dunia I dan II.

B. SARAN

Kita harus bisa mengadopsi hal-hal positif yang ada pada bangsa dan negara
Inggris untuk diterapkan di Indonesia agar Indonesia menjadi negara maju.

9
DAFTAR PUSTAKA

S, Winston Churchill. The Spirit Of English History.

Samekto. Ikhtisar Sejarah Bangsa Inggris. 1982. Jakarta: PT Sastra Budaya

10

Anda mungkin juga menyukai