Anda di halaman 1dari 5

Nama : Annisa Fitri yani

Nim : 31119009

Kelas : B1 akutansi

Quis internal Audit

SOAL KASUS UNTUK QUIZ 1 INTERNAL AUDIT

Kepala Unit Bank Rakyat Indonesia (BRI) Kecamatan Tapung Raya, Kabupaten Kampar, Riau,
Masril, ditahan oleh Kepolisian Resor Kampar karena melakukan transfer fiktif sebesar Rp1,6
miliar. Kasus transfer fiktif ini dilaporkan oleh Kepala BRI Kabupaten Kampar, Sudarman dan
seorang pegawai di BRI Rustian Marta. Pencatatan palsu dalam pembukuan atau laporan
maupun dokumen kegiatan usaha. Laporan atau transaksi rekening bank yang dilakukan
tersangka sebesar Rp1,6 miliar itu tanpa disertai uangnya. Hanya dalam catatan ada transfer
uang, faktanya fiktif. Seperti dilansir detikcom, kronologi transfer fiktif ini bermula pada Rabu
(23/02) lalu. Saat tim pemeriksa internal dari BRI Cabang Bangkinang, Ibukota Kabupaten
Kampar melakukanpemeriksaan ke Unit BRI Tapung, ditemukan kejanggalan transaksi. Hasil
pemeriksaan itu menyebutkan, adanya kejanggalan antara jumlah saldo neraca dengan kas
tidak seimbang. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, adanya pembukaan setoran kas
sebanyak Rp1,6 miliar. Uang sebanyak itu diketahui ditransfer dari BRI Unit Pasir Pangaraian II
ke Unit BRI TapungDalam hal ini tersangka membuat laporan adanya transaksi Rp1,6 miliar,
namun dalam pemeriksaan tim BRI Bangkinang, transfer tersebut tidak disertai uangnya.
Kejanggalan inilah yang akhirnya tim pemeriksaan internal BRI mencium adanya transaksi fiktif
tersebut. Sehingga kasus penggelapan ini dilaporkan ke pihak kepolisian,'' terang Muttaqien.
Dalam kasus ini, tersangka dijerat dengan UU No 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UUNo
7 tahun 1992 tentang perbankan. Tersangka diancam hukuman 10 tahun kurungan ditambah
denda. ''Kita juga masih memerisa sejumlah saksi dari pihak BRI sendiri serta tim ahli
perbankan. Tersangka sekarang sudah kita tahan,'' jelas Muttaqien

Pertanyaan : Jelaskan menurut pendapat saudara kenapa hal diatas terjadi, jika ada audit
internal, apa yang seharusnya dilakukan oleh pihak audit internal?

Jawaban

Analisis
 Menurut saya kenapa kasus tersebut bisa terjadi, yaitu adanya oknum orang dalam yang
ingin mendapatkan keuntungan pribadi dan tidak bertanggung jawab atas yg telah di
lakukan yaitu melakukan pemalsuan pencatatan pembukuan atau laporan atau
dokumen kegiatan usaha bank BRI kecamatan tepung raya, adanya kejanggalan antara
jumlah neraca saldo dengan kas tidak seimbang d dengan memalsukan pencatatan bukti
transferan fiktif sebesar Rp.1,6 miliar tanpa di sertai uang. Pada kasus ini, Masril selaku
Kepala Unit BRI kecamatan Tapung Raya tidak menerapkan prinsip otonomi karena telah
melakukan transfer fiktif tanpa disertai uangnya, sehingga menimbulkan pencatatan
palsu dalam pembukuan atau laporan kegiatan usaha.
 Akuntan manajemen Bank BRI ecamatan Tapung Raya juga tidak menerapkan prinsip
otonomi karena tidak mencurigai transaksi pada pembukuan kegiatan usaha yaitu
adanyanya transfer fiktif tanpa disertai uang yang dilakukan oleh Masril.
 Pada kasus ini, nasabah BRI Kecamatan Tapung Raya selaku masyarakat umum pasti
akan menilai atas apa yang dilakukan oleh Masril dan akuntan manajemen Bank BRI
Kecamatan Tapung Raya sebagai perbuatan yang buruk. Karena sudah merugikan
banyak pihak termasuk juga membuat mereka menjadi sedikit tidak mempercayai
terhadap integritas Bank BRI khususnya Unit BRI Kecamatan Tapung Raya. Sedangkan
pegawai Bank BRI Kecamatan Tapung Raya selaku masyarakat yang berada didalam
Bank mungkin menilai terhadap apa yang dilakukan oleh Masril dan akuntan
manajemen BRI Kecamatan Tapung Raya sebagai perbuatan yang baik.
Hal itu disebabkan, karena mereka berfikir bahwa hal tersebut mungkin akan
memberikan keuntungan untuk perusahaannya yang akan berimbas kepada mereka
juga atau mungkin mereka terpaksa menilai hal tersebut sebagai perbuatan baik karena
unsur kesepakatan atau kekuasaan dan ancaman. Atau bisa saja pegawai Bank BRI
Kecamatan Tapung Raya selaku masyarakat yang berada didalam Bank menilai terhadap
apa yang dilakukan oleh Masril dan akuntan manajemen BRI Kecamatan Tapung Raya
sebagai perbuatan yang buruk. Hal itu disebabkan, karena mereka berfikir bahwa hal
tersebut akan merugikan banyak pihak, termasuk mereka. Alasannya adalah karena jika
perbuatan Masril dan akuntan manajemen BRI Kecamatan Tapung .

Apa yang harus dilakukan pihak audit internal?

 Posis audit internal ini menjadi penting sebagaimana fungsi dan tanggung jawabnya
dalam mengevaluasi pembiayaan yang di salurkan agar tidak menjadi bermasalah
sehingga merugikan bank, adapun yg harus di lakukan internal audit dalam kasus ini
yaitu :
1. Permasalahan pada audit dapat mengatasi badan nya kelemahan atas pelaksanaan
internal control buang ada dalam pemberian pembiayaan.
2. Audit internal pembiayaan memeriksa kembali kebenaran dan kelengkapan analisis
pembiayaan yang telah di lakukan audit pada bank BRI kec tepung raya berdasarkan
prosedur yg ada
3. Audit internal pembiayaan memeriksa debitur apakah debitur menerima dan
mengalokasikan dana pembiayaan sesuai dengan kesepakatan nya dengan bank,
misalnya pembiayaan untuk modal kerja tidak digunakan untuk kebutuhan
konsumtif. Hal ini berkaitan dengan pemeriksaan kepatuhan audit dalam monitoring
pembiayaan.

Prinsip-prinsip etika bisnis :

1. Prinsip kejujuran
Pada kasus ini, Masril selaku Kepala Unit BRI Kecamatan Tapung Raya tidak menerapkan
prinsip kejujuran, karena Masril tidak mengungkapkan bahwa dia telah melakukan
kesalahan dengan melakukan transfer fikstif tanpa disertai uang kepada siapapun.
Dengan demikian, Masril telah berbohong sehingga membuat kerugian kepada pegawai
BRI, nasabah serta negara hanya untuk kepentingan diri sendiri.
2. Prinsip keadilan
Pada kasus ini, Masril selaku Kepala Unit BRI Kecamatan Tapung Raya mengabaikan
prinsip keadilan karena telah merugikan banyak pihak yaitu negara, pegawai Bank BRI,
nasabah Bank BRI Kecamatan Tapung Raya, dan khususnya akuntan manajemen Bank
BRI Kecamatan Tapung Raya yang tidak mengetahui atas perbuatan yang telah dilakukan
oleh Masril. Namun pada akhirnya, apa yang telak dilakukan oleh Masril terungkap oleh
tim audit internal BRI Cabang Bengkinang dan dia menjadi tersangka Polres Kampar
yang dijerat dengan UU No 10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU No 7 tahun 1992
tentang perbankan dengan menerima hukuman 10 tahun kurungan ditambah denda.
3. Prinsip saling menguntungkan
Pada kasus ini, Masril selaku Kepala Unit BRI Kecamatan Tapung Raya tidak menerapkan
prinsip saling menguntungkan karena dia lebih mementingan keuntungan diri sendiri
dengan melakukan transfer fiktif tanpa disetai uang sehingga membuat pencatatan
pada pembukuan kegiatan usaha Bank BRI Kecamatan Tapung dapat dikatakan palsu.
Dan apa yang telah dilakukan oleh Masril merugikan banyak pihak yaitu negara, pegawai
Bank BRI, nasabah Bank BRI Kecamatan Tapung Raya, dan akuntan manajemen Bank BRI
Kecamatan Tapung Raya.
4. Prinsip integritas moral
Pada kasus ini, Masril selaku Kepala Unit BRI Kecamatan Tapung Raya telah melakukan
penyimpangan prinsip integritas moral, karena memberikan pendapat tidak wajar
dengan melakukan transfer fiktif tanpa disertai uang sehingga dapat dibilang Masril
melakukan pencatatan palsu pada pembukuan kegiatan usaha Bank BRI Kecamatan
Tapung Raya dan Masril juga menganggap bahwa dengan melakukan transaksi tersebut
akan menghasilkan keuntungan besar. Namun, dia mengabaikan konsekuensi yang akan
terjadi. Pada akhirnya, Masril harus menerima kenyataan pait, yaitu ketika perbuatan
yang dilakukan oleh Masril tersebut telah diketahui oleh tim audit internal BRI Cabang
Bengkinang, Kabupaten Kampar. Oleh karena itu, Masril harus menanggung
perbuatannya dengan menerima hukuman 10 tahun kurungan berserta denda dari
Polres Kampar.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh auditor jika kesalahan penyajian teridentifikasi selama
audit:

1. Mengakumulasikan kesalahan penyajian yang diidentifikasi selama audit, selain


kesalahan penyajian yang secara jelas tidak penting dan tidak perlu diakumulasi karena
akumulasi kesalahan penyajian jelas tidak berdampak material dalam laporan keuangan.
2. Menentukan apakah strategi audit dan rencana audit secara keseluruhan perlu direvisi
apabila Kesalahan penyajian lain mungkin ada yang, jika diagregasikan dengan
kesalahan penyajian yang telah diakumulasi selama audit, dapat menjadi material.
3. Mengkomunikasikan secara tepat waktu atas semua kesalahan penyajian yang
diakumulasi selama audit kepada tingkat manajemen yang tepat, kecuali dilarang oleh
peraturan perundang-undangan, karena perundang-undangan mungkin membatasi
komunikasi auditor tentang kesalahan penyajian tertentu ke manajemen, atau yang lain,
dalam entitas. Hal ini dianggap penting karena memungkinkan manajemen
mengevaluasi apakah unsur tersebut adalah kesalahan penyajian, menginformasikan
kepada auditor jika manajemen tidak setuju, dan mengambil tindakan yang diperluka.

Anda mungkin juga menyukai