G-Linguistic Final - Latifah Arrum.h. - 3C
G-Linguistic Final - Latifah Arrum.h. - 3C
OLEH
LATIFAH ARRUM HIDAYATULLAH
NIM. 11180260000095
SEMESTER III KELAS C
a. Wacana
Rentetan kalimat yang berkaitan, yang menghubungkan
preposisi yang satu dengan preposisi yang lainnya, membentuk
sau kesatuan, sehingga terbentuklah makna yang serasi diantara
kalimat-kalimat itu
Kesaatuan Bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau terbesar
di atas kalimat kalimat atau klausa dengan koherensi dan
kohesi yang tinggi dan berkesinambungan, yang mampu
mempunyai awal dan akhir yang nyata, disampaikan secara
lisan atau tertulis. J.S Badudu 2000(dalam badara 2012:16)
Kesatuan makna (semantic) antar bagian dalam suatu bangun
Bahasa. Dengan kesatuan makna, wacana dilihat sebagai
bangun Bahasa yang utuh karena setiap bagian di dalam
wacana itu berhubungan secara padu. Di samping itu, wacana
juga terikat pada konteks. Sebagai kesatuan yang abstrak,
wacana dibedakan dari teks, tulisan, bacaan, tuturan atau
inskripsi, yang mengacu pada makna yang sama, yaitu ‘wujud
konkret yang terlihat, terbaca atau terlihat’ (Yuwono, 2009:92)
b. Analisis wacana
Stubs (dalam Badara, 2012:18), Suatu kajian yang meneliti atau
menganalisis Bahasa yang digunakan secara alamiah, baik
dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Cook (dalam badara, 2012:18) merupakan kajian yang
membahas tantang wacana sedangkan wacana merupakan
Bahasa yang digunakan berkomunikasi.
2. Analisis kohesi dan koherensi
Article
A marine science lecturer from Bengkulu University, Dewi Purnama, said marine
biota live in an environment with temperatures ranging from 28 and 30 degrees
Celsius.
"I don’t have the capability to declare whether the cause of death of the turtles in
Sepang Bay has anything to do with power plant’s liquid waste disposal that
might affect the sea temperature without further examination,” she added.
The plant she referred to is the Teluk Sepang coal-fired power plant.
Each marine animal or plant needs a certain temperature for living and has various
tolerance rates for maximum and minimum temperatures, she said.
Kanopi Bengkulu head Ali Akbar said he suspected the turtles died because of the
rising seawater temperatures surrounding an outlet for liquid waste disposal.
“Because the majority of dead turtles were found near the sewer,” he told The
Jakarta Post on Monday.
A total of 25 dead turtles found in the waters of Sepang Bay in Bengkulu, with the
latest discovered on Friday, may possibly have been killed by rising sea
temperatures, an expert has said.
A marine science lecturer from Bengkulu University, Dewi Purnama, said marine
biota live in an environment with temperatures ranging from 28 and 30 degrees
Celsius.
"I don’t have the capability to declare whether the cause of death of the turtles in
Sepang Bay has anything to do with power plant’s liquid waste disposal that
might affect the sea temperature without further examination,” she (personal
reference-anaphoric-dewi purnama) added.
“Because (causal conjungtion) the majority of dead turtles were found near the
sewer,” he (personal reference-anaphoric-ali akbar) told The Jakarta Post on
Monday.
ii) Koherensi
Hubungan pertentangan
Dalam wacana yang berjudul “naiknya suhu laut disalahkan karena menbunuh
kura-kura di Bengkulu” memiliki hubungan bertentangan dimana kepala
kanopi Bengkulu ingin mengetahui penyebab pasti kematian kura-kura di
Bengkulu, tetapi laporan laboratorium yang dilakukan BKSDA Bengkulu
belum dirilis meskipun pemeriksaan telah dilakukan lebih dari satu bulan yang
lalu.
Hubungan rujukan
Kata rujukan yang kerap dipakai dalam wacana ini adalah “seorang ahli” yang
merujuk kepada dosen ilmu kelautan dari Universitas Bengkulu, Dewi
Purnama.
Pustaka acuan
Kushartanti, Untung Yuwono, dan Multamia RmT Lauder. 2009. Pesona Bahasa:
Langkah Awal Memahami Linguistik. Jakarta: PT Grramedia Pustaka Utama.
Badara, Aris. 2012. Analisis Wacana: teori, metode, dan penerapannya pada
wacana media. Jakarta: kencana prenada media grup