Menyetujui
i
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji syukur kami kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
hidayahnya dan memberi kami kesempatan dalam menyelesaikan laporan PKPN (Praktek
Kerja Profesi Ners) yang kami buat ini. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam menyelesaikan PKPN (Praktek Kerja Profesi Ners) stase keperawatan
medikal bedah bagi para Mahasiswa/i dari STIKes YATSI Tangerang.
Praktek kerja ini merupakan salah satu upaya dalam menjalin kerja sama yang baik
dalam bidang pelayanan pada masyarakat. Dan kami harap praktek kerja ini akan
memberi banyak manfaat bagi kami para mahasiswa/i maupun bagi pembaca. Di
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak terkait di RSUD
Kota Tangerang yang telah memberi dukungan moral. Susunan Laporan PKPN (Praktek
Kerja Profesi Ners) ini sudah dibuat dengan sebaik-baiknya, namun tentu masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu jika ada kritik atau saran apapun yang sifatnya
membangun bagi penulis, dengan senang hati akan penulis terima.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN i
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
BAB IV PEMBAHASAN 34
1.1 Pengkajian 34
1.2 Diagnosa 34
1.3 Perencanaan 34
1.4 Implementasi 35
1.5 Evaluasi 35
iii
BAB V PENUTUP 36
1.1 Kesimpulan 36
1.2 Saran 37
DAFTAR PUSTAKA
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) merupakan salah satu penyakit mikrobakterial paling tersering
selama sejarah manusia. TB merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium Tuberculosis, suatu bakteri aerob yang tahan asam. (Black, Joyce M.,
2014). Klasifikasi TB berdasarkan anatomi yaitu TB Paru dan TB ekstra paru
(melibatkan organ diluar parenkim paru). TB Paru merupakan penyakit menular dan
mudah menyebar melalui udara dari orang ke orang lain. Penularan TB Paru dapat terjadi
ketika menghirup udara dari batuk serta bersin pada orang yang terinfeksi. (Pozniak,
2021). Gejala umum yang terjadi pada pasien TB paru aktif antara lain adalah batuk,
penurunan berat badan, nyeri dada, lemas, keringat malam dan adanya demam. (Orooj,
2021).
Angka kejadian TB paru masih tinggi baik di dunia dan Indonesia. (Nortajulu,
2022). Pada tahun 2020, jumlah kasus TB paru terbesar terjadi di WHO South-East Asian
Region, dengan 43% kasus baru, disusul WHO Region Afrika dengan 25% kasus baru
dan WHO Western Pacific sebesar 18%. Pada tahun 2020, 86% kasus baru pada 30
negara yang mempunyai beban TB yang tinggi. Delapan negara menyumbang dua
pertiga dari kasus TB paru yaitu Cina, India, Indonesia, Pakistan, Filipina, Nigeria,
Afrika Selatan dan Bangladesh. (Orazulike et al., 2021). Jumlah kasus TB Paru di
Indonesia tahun 2021 sebanyak 406.936 orang. (Kemenkes RI)
Berdasarkan penjelasan diatas, penyusun tertarik ingin mengetahui pelaksanaan
proses asuhan keperawatan yang dilakukan pada kasus pasien dengan TB Paru yang di
rawat di Ruang Ulin 1 RSUD Kota Tangerang.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka rumusan masalah ini
adalah bagaimana Asuhan Keperawatan Pada Tn. X dengan Tuberkulosis Paru di Ruang
Ulin 1 Rsud Kota Tangerang?
C. Tujuan
Adapun tujuan penulisan asuhan keperawatan ini dibedakan menjadi dua tujuan yaitu
sebagai berikut:
2
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penyusunan tugas ini adalah untuk mendapatkan gambaran
tentang Asuhan Keperawatan pada Tn. X dengan Tuberkulosis Paru di Ruang Ulin 1
Rsud Kota Tangerang
2. TujuanKhusus
a. Mengidentifikasi hasil pengkajian pasien dengan Tuberkulosis Paru di Ruang
Ulin 1 Rsud Kota Tangerang
b. Mengidentifikasi diagnosis keperawatan pasien dengan Tuberkulosis Paru di
Ruang Ulin 1 Rsud Kota Tangerang
c. Mengidentifikasi perencanaan keperawatan pasien dengan Tuberkulosis Paru di
Ruang Ulin 1 Rsud Kota Tangerang
d. Mengidentifikasi implementasi keperawatan pasien dengan Tuberkulosis Paru di
Ruang Ulin 1 Rsud Kota Tangerang
e. Mengidentifikasi hasil evaluasi pasien dengan Tuberkulosis Paru di Ruang Ulin 1
Rsud Kota Tangerang
D. Manfaat
1. Bagi Institusi
Penyusunan Asuhan Keperawatan ini diharapkan dapat memberikan wawasan
tambahan terkait Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Tuberkulosis Paru.
2. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Tangerang
Penyusunan Asuhan Keperawatan ini diharapkan dapat menjadi referensi tambahan
di bidang pelayanan kesehatan mengenai Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Tuberkulosis Paru sehingga dapat menjadi perantara untuk mengatasi masalah pasien
dalam proses penyembuhan.
BAB 1I
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian TB Paru
2. Etiologi TB Paru
3. Manifestasi Klinik
Tanda dan gejala pada TB paru yaitu batuk >3 minggu, nyeri dada, malaise, sesak nafas,
batuk darah, demam. Tanda dan gejala pada TB paru dibagi menjadi 2 bagian yaitu
gejala sistemik dan respiratorik (Padila,2013).
1. Gejala sistemik yaitu :
a. Demam
Adanya proses peradangan akibat dari infeksi bakteri sehingga timbul gejala
demam. Ketika mycobacterium tuberculosis terhirup oleh udara ke paru dan
menempel pada bronkus atau alveolus untuk memperbanyak diri, maka terjadi 8
peradangan (inflamasi) ,dan metabolisme meningkat sehingga suhu tubuh
meningkat dan terjadilah demam.
b. Malaise
Malaise adalah rasa tidak enak badan, penurunan nafsu makan, pegal-pegal,
penurunan berat badan dan mudah lelah.
2. Gejala respiratorik yaitu :
a) Batuk
Batuk dimulai dari batuk kering (non produktif) kemudian muncul peradangan
menjadi produktif atau menghasilkan sputum yang terjadi lebih dari 3 minggu
(Suprapto,Abd.Wahid & Imam,2013). Batuk darah Batuk darah atau hemoptisis
merupakan batuk yang terjadi akibat dari pecahnya pembuluh darah. Darah yang
dikeluarkan bisa bervariasi, berupa garis atau bercak darah, gumpalan darah atau
darah segar dalam jumlah yang banyak. (Suprapto,Abd.Wahid & Imam,2013).
b) Sesak nafas
Pada awal TB sesak nafas tidak ditemukan. Sesak nafas ditemukan jika
penyakit berkelanjutan dengan kerusakan paru yang meluas atau karena adanya hal
lain seperti efusi pleura, pneumothorax dan lain-lain (Suprapto,Abd.Wahid &
Imam,2013).
c) Nyeri dada
Gejala nyeri dada dapat bersifat bersifat lokal apabila yang dirasakan berada
pada tempat patologi yang terjadi, tapi dapat beralih ke tempat lain seperti
leher,abdomen dan punggung. Bersifat pluritik apabila nyeri yang dirasakan akibat
iritasi pleura parietalis yang terasa tajam seperti ditusuk-tusuk pisau (Smeltzer &
5
Bare,2013).
4. Klasifikasi TB Paru
- Tuberkulosis ekstra paru TB yang terjadi pada organ selain paru misalnya
kelenjar limfe, pleura, abdomen, saluran kencing, kulit, selaput otak,
sendi dan tulang
- Klien yang pernah diobati TB: klien yang sebelumnya pernah menelan
OAT selama satu bulan atau lebih (≥ 28 hari).
1) Klien kambuh: klien TB paru yang pernah dinayatakn sembuh dan saat
ini didiagnosis TB berdasarkan hasil pemeriksaan bakteriologi
2) Klien yang diobati kembali setelah gagal: klien TB paru yang pernah
diobati dan gagal pada pengobatan terakhir.
a. Mono resisten (TB MR): resisten terhadap salah satu jenis OAT lini
pertama saja.
b. Poli resisten (TB PR): resisten terhadap lebih dari satu jenis OAT lini
pertama selain Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) secara bersamaan.
5. Patofisiologi TB Paru
menurun, jumlah basil cukup, sumber infeksi dan virulensi kuman tinggi
makan akan terjadi reinfeksi.
8
6. Pathway
Bersikan jalan
nafas
Tidak efektif.
9
7. Penatalaksanaan Medis
1. Obat Anti Tuberkulosis(OAT)
Pengobatan pada pasien TB paru sering dikenal dengan anti tuberkulosis (OAT).OAT
dapat dibagi menjadi dua yaitu lini pertama yang terdiri dari Isoniazid (H), Rifampisin
(R), Pyrazinamide (Z), Ethambutol (E), Streptomisin (S). Sementara pada obat lini kedua
terdiri dari Fluoroquinolone, Kanamycin, Amikasin, Capreomycin, Viomycin,
Etionamid, Asam Para Amino Salicylate, Cycloserine, Tioasetazon, Macrolides,
Klofazimin, dan Linezolid (Palomino JC dan Martin, 2014). Baris kedua diberikan
kepada pasien yang telah resisten terhadap obat lini pertama. Untuk OAT lini pertama,
perawatan dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu kategori 1, kategori 2, dan kategori
anak. Pengobatan TB paru oleh kategori 1 ditargetkan pada pasien baru dengan TB paru
(+), pasien TB paru (-), radiografi dada (+), dan pasien TB paru ekstra. Untuk kategori 2
ditujukan kepada penderita kambuh, gagal pengobatan dengan bimbingan OAT kategori
1 dan tindak lanjut yang hilang (Depkes RI, 2014). Terapi standar TB paru terdiri dari 4
obat diantaranya Rifampisin, Isoniazid, Pirazinamid, dan Ethambutol selama 2 bulan dan
diikuti dengan pengobatan Rifampisin dan Isoniazid selama 4 bulan. Terapi ini
direkomendasikan untuk semua pasien TB paru baik TB paru maupun ekstra paru
(Amalia, 2020).
9. Pemeriksaan penunjang.
- Kultur Sputum.
- Foto thorax.
- Hektrosit.
- Pola nafas tidak efektif b.d posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru.
Bersihan jalan nafas tidak Setelah dilakukan tindakan Pemberian obat inhalasi
efektif b.d spasme jalan nafas keperawatan selama 3x24 (i.01015).
d.d mengeluh sesak, batuk, jam, maka bersihan jalan
Observasi :
sputum berlebih, wheezing, nafas meningkat. Dengan
gelisah. kriteria hasil : -Identifikasi kemungkinan
alergi, interaksi dan
- Batuk efektif
kontraindikasi obat.
meningkat.
- Produksi sputum - Monitor tanda vital.
ditutup rapat.
Edukasi :
Pola nafas tidak efektif b.d Setelah dilakukan tindaskan Pemantauan respirasi
posis tubuh yang keperawatan selama (i.01014)
menghambat, ekpansi, paru 3x24jam, maka pola nafas
Observasi :
d.d dispnea, eurtopnea , pola membaik.
nafas abnormal. -Monitor frekuensi nafas,
Dengan kriteria hasil :
mama, kedalam dan upaya
- Dispnea menurun. nafas .
- Eurtopnea menurun.
- Monitor pola nafas.
- Frekuensi nafas
- Monitor adanya produksi
membaik.
sputum.
- Kedalaman nafas
membaik. - Monitor adanya sumbatan
jalan nafas,
Trapeutik :
-Dokumentasi hasil
pemantauan.
Edukasi :
Kolaborasi :
-Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
Daftar Pustaka :
PPNI . 2018 . Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, Edisi 1 . Jakarta : DPP PPNI.
PPNI . 2018 . Satandar Luaran Keperawatan Indonesia, Edisi 1 . Jakarta : DPP PPNI.
PPNI . 2018 . Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Edisi 1 . Jakarta : DPP PPNI.
Hardi Kusuma dan Amin Huda Nuralif. Jogjakarta Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan
Diagnosa medis dan nanda nic noc . Edisi evisi jilid 1 . Medication jogja . 2016.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
BIODATA PASIEN
1. Nama : Tn. X
2. Umur : 53 Tahun
1. ANAMNESE
A. Keluhan Utama ( Alasan MRS ) :
Saat Masuk Rumah Sakit : sesak sejak 2 hari dan batuk 2 minggu
Tidak ada
b. Pola Eliminasi
No Pemenuhan Di Rumah Di Rumah Sakit
Eliminasi BAB
/BAK
Siang : 3x Siang : 1x
Malam : 2x Malam : 1x
5 Masalah Eliminasi
2 Gangguan Tidur
Hygiene
1 Frekuensi Mencuci
Rambut
2 hari sekali 2 hari sekali
e. Aktivitas Lain
No Aktivitas Yang Di Rumah Di Rumah Sakit
Dilakukan
b. Ekonomi
Siapa yang membiayai perawatan klien selama dirawat :
Bpjs ………………………………………
3. PEMERIKSAAN FISIK
A. PEMERIKSAAN TANDA-TANDA VITAL
a. Tensi : 105/65 mmHg e. BB : 45 kg SaO2: 100%
b. Nadi : 116x/mnt f. TB : 150 cm IMT: 20
c. RR :25x/mnt G. Setelah dihitung berdasar rumus Borbowith
d. Suhu :37℃ Pasien termasuk : ( Kurus / Ideal / Gemuk )
B. KEADAAN UMUM
Baik …………………………………………………………………………
Bila ada luka bakar lokasi : Tidak ada, dengan luas : Tidak ada %
1. Tipe Primer
2. Tipe Sekunder
Vitiligo/Hipopigmentasi ( + / - ), Tatto ( + / - ),
18
Naevi ( + / - ), Strie ( + / - )
2.Pemeriksaan Rambut
3. Pemeriksaan Kuku
2. Pemeriksaan Mata
Inspeksi :
Nigtasmus ( + / - )
Strabismus ( + / - )
h. Pemeriksaan Visus
Dengan Snelen Card : OD 6/6 OS 6/6
Kurang )
3 Pemeriksaan Telinga
6. Pemeriksaan Wajah
7. Pemeriksaan Leher
Dengan inspeksi dan palpasi amati dan rasakan :
b. Palpasi
Nyri tekan ( + / - ), dan kekenyalan (keras/kenyal/lunak), benjolan massa (
+ /- )
Pola nafas :
22
b. Palpasi
Pemeriksaan taktil / vocal fremitus : getaran antara kanan dan kiri teraba
(sama / tidak sama). Lebih bergetar sisi tidak ada ............................
c. Perkusi
Area paru : ( sonor / Hipersonor / dullnes )
d. Auskultasi
1. Suara nafas
Area Vesikuler : ( bersih / halus / kasar ) , Area Bronchial : ( bersih /
halus /
2. Suara Ucapan
Terdengar : Bronkophoni ( + / - ), Egophoni ( + / - ), Pectoriloqy ( + / - )
3. Suara tambahan
Terdengar : Rales ( + / - ), Ronchi ( + / - ), Wheezing ( + / - ),
tidak ada...............................................................................................
G. PEMERIKSAAN JANTUNG
a. Inspeksi
Ictus cordis ( + / - ), pelebaran tidak ada........cm
b. Palpasi
Pulsasi pada dinding torak teraba : ( Lemah / Kuat / Tidak teraba )
c. Perkusi
Batas-batas jantung normal adalah :
d. Auskultasi
BJ I terdengar (tunggal / ganda, ( keras / lemah ), ( reguler / irreguler )
tidak ada....................................................................................................
H. PEMERIKSAAN ABDOMEN
a. Inspeksi
Bentuk abdomen : ( cembung / cekung / datar )
Massa/Benjolan ( + / - ), Kesimetrisan ( + / - ),
b. Auskultasi
c. Palpasi
Palpasi Hepar :
Ddiskripsikan :
Palpasi Lien :
24
Palpasi Appendik :
Buatlah garis bayangan untuk menentukan titik Mc. Burney . nyeri tekan ( +
/ - ), nyeri lepas ( + / - ), nyeri menjalar kontralateral ( + / - ).
Palpasi Ginjal :
tidak ada..........................................................................................................
I. PEMERIKSAAN GENETALIA
1. Genetalia Pria
Inspeksi :
Palpasi
2. Pada Wanita
Inspeksi
J. PEMERIKSAAN ANUS
a. Inspeksi
Atresia ani ( + / - ), tumor ( + / - ), haemorroid ( + / - ), perdarahan ( + / - )
b. Palpasi
Nyeri tekan pada daerah anus ( + / - ) pemeriksaan Rectal Toucher tidak
ada……………
Keluhan lain yang dirasakan terkait dengan Px. Anus : tidak ada
b. Palpasi
Oedem : O 0
0 0
26
5 5
Lingkar lengan : 30 cm
5 5
Lakukan uji kekuatan otat :
L. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
a. Menguji tingkat kesadaran dengan GCS ( Glasgow Coma Scale )
1. Menilai respon membuka mata 4…………..
2. Menilai respon Verbal 5 ………….
3. Menilai respon motorik 6…………..
Setelah dilakukan scoring maka dapat diambil kesimpulan :
e. Reflek achiles ( + / -)
2. Reflek Pathologis
a. Reflek babinski ( + / -)
b. Reflek chaddok ( + / -)
c. Reflek schaeffer ( + / -)
d. Reflek oppenheim ( + / -)
e. Reflek Gordon ( + / -)
f. Reflek bing ( + / -)
g. Reflek gonda ( + / -)
Tidak ada.................................................................................................
28
V. RIWAYAT PSIKOLOGIS
a. Status Nyeri :
1. Menurut Skala Intensitas Numerik
● ● ● ● ● ● ● ● ● ●
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
merasa nyeri
c. Status Emosi
Bagaimana ekspresi hati dan perasaan klien : sedih Tingkah laku yang
menonjol :gelisah Suasana yang membahagiakan klien : saat sehat Stressing
yang membuat perasaan klien tidak nyaman :
d. Gaya Komunikasi
Apakah klien tampak hati-hati dalam berbicara ( ya / tdk ), apakah pola
komunikasinya ( spontan / lambat ), apakah klien menolak untuk diajak
komunikasi ( ya / tdk ), Apakah komunikasi klien jelas ( ya / tdk ), apakah
klien menggunakan bahasa isyarat ya / tdk ).
e. Pola Interaksi
Kepada siapa klien berspon :dokter dan perawat
f. Pola Pertahanan
Bagaimana mekanisme kopping klien dalam mengatasimasalahnya : tidak
ada …………………………………
Apakah ada perubahan secara fisik dan psikologis selama klien di rawat di
RS : . tidak ada......................................................
30
tidak ada..............................................................................................
tanggapan
J.PEMERIKSAAN LABORATORIUM
A. DARAH LENGKAP :
B. KIMIA DARAH :
Ureum : ......36 ( N : 10 – 50 mg / dl )
32
SGOT : .........19................. ( N : 2 – 17 )
SGPT : .............13................ ( N : 3 – 19 )
C. ANALISA ELEKTROLIT:
A. Jika ada jelaskan gambaran hasil foto Rongent, USG, EEG, EKG,CT-Scan, MRI,
Endoscopy dll.
- Metilpredisone IV
- Ceftriaxone IV
- Ranitidine IV
- OAT 4 Fdc PO
- Tsa PO
- Salbutamol (Nebu)
- RL IV
BAB IV
PEMBAHASAN
1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses keperawatan, dan
merupakan suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai
sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan klien.
Pengkajian keperawatan merupakan dasar pemikiran dalam memberikan asuhan
keperawatan sesuai dengan kebutuhan klien.
Dari pengkajian pada tanggal 21 November 2022 didapatkan data dari pengkajian
aspek bio : data subjektif meliputi yang ditemukan, yaitu : klien mengatakan
mengeluh batuk berdahak, sesak napas, mual, napsu makan menurun, sulit tidur.
Data objektif : Pasien terlihat lemas, Tekanan darah : 105/65mmHg, Nadi:
116x/menit, Suhu: 37,0, Respirasi: 25x/menit Spo2: 100%.
2. Diagnosa Keperawatan
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif
2. Pola nafas tidak efektif
3. Gangguan pola tidur
3. Perencanaan
Perencanaan keperaatan pada kasus Tn. X ini sesuai dengan teori yang telah
diuraikan pada bab sebelumnya. Penulis menetapkan perencanaan sesuai dengan
kondisi dan keluahan yang dirasakan oeh klien baik saat pengkajian pertama
maupun kelanjutannya. Perencanana keperawatan merupakan proses perawatan
dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan yang telah direncanakan
dalam intervensi keperawatan. Dalam tahap ini perawat harus mengetahui berbagai
35
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
Dari pengkajian pada tanggal 21 November 2022 didapatkan data dari pengkajian
aspek bio : data subjektif meliputi yang ditemukan, yaitu : klien mengatakan
mengeluh batuk berdahak, sesak napas, mual, napsu makan menurun, sulit tidur.
Data objektif : Pasien terlihat lemas, Tekanan darah : 105/65mmHg, Nadi:
116x/menit, Suhu: 37,0, Respirasi: 25x/menit Spo2: 100%.
2. Diagnosa Keperawatan
- Bersihan jalan nafas tidak efektif
- Pola nafas tidak efektif
- Gangguan pola tidur
3. Perencanaan
Hasil yang diperoleh dari intervensi yang dilakukan adalah masalah yang dirasakan
klien dapat teratasi selama tiga hari selama di RuangUlin 1.
4. Implementasi
Impementasi keperawatan yang dilakukan pada kasus Tn. X ini mengacu pada
intervensi yang telah disusun oleh penulis pada asuhan keperawatan klien dengan
penderita TB Paru mengacu pada pedoman Buku Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia (SIKI).
5. Evaluasi
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif, mengindetifikasi kemungkinan alergi,
interaksi dan kontraindikasi obat, memonitor tanda vital, memonitor efek
samping toksisitas dan interaksi obat, melakukan prinsip enam benar, posisikan
inhaler didalam mulut mengarah ke tenggorokan dengan bibir ditutup rapat.
2. Pola nafas tidak efekif, memonitor frekuensi nafas, kedalaman dan upaya nafas,
memonitor pola nafas, memonitor adanya produksi sputum, memonitor adanya
sumbatan jalan nafas, mengauskultasi bunyi nafas dan memonitor saturasi
oksigen.
37
Amalia, D. 2020. Tingkat Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis Pada Pasien TB Paru
Dewasa Rawat Jalan di Puskesmas Dinoyo. Skripsi. Program Studi Farmasi Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negri Maulana Malik Ibrahim
Malang
Hardi Kusuma dan Amin Huda Nuralif. Jogjakarta Aplikasi asuhan keperawatan
berdasarkan Diagnosa medis dan nanda nic noc . Edisi evisi jilid 1 . Medication jogja .
2016.
PPNI . 2018 . Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, Edisi 1 . Jakarta : DPP PPNI.
PPNI . 2018 . Standar Intervensi Keperawatan Indonesia, Edisi 1 . Jakarta : DPP PPNI.
PPNI . 2018 . Satandar Luaran Keperawatan Indonesia, Edisi 1 . Jakarta : DPP PPNI.