Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN KATINGAN

DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN


DAN PERTANAHAN
Jalan MT. Haryono Komplek Perkantoran Pemerintah Kabupaten Katingan

SPESIFIKASI TEKNIS
PEKERJAAN LANJUTAN PEMBANGUNAN TEMPAT PARKIR
DI BAHU JALAN PADA TAMAN KASONGAN KOTA HIJAU

SATUAN KERJA     : DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN


PERTANAHAN KABUPATEN KATINGAN

KEGIATAN : PEMBANGUNAN PEMELIHARAAN TAMAN

PEKERJAAN    : PENIMBUNAN LAHAN PARKIR TAMAN RELIGI

LOKASI : KASONGAN, KAB. KATINGAN

TAHUN ANGGARAN 2020

PEKERJAAN PENIMBUNAN LAHAN PARKIR


TAMAN RELIGI

1. Penimbunan dengan tanah urug


a. Sebelum dilakukan penimbunan tanah urug, harus dilakukan pengukuran untuk ambil 0
timbunan dari as jalan.
b. Penimbunan tanah urug harus dipadatkan setiap ketebalan 20 cm.
c. Tanah yang di timbun harus padat dan datar

2. Pematokan
a. Sebelum bagian pekerjaan lainnya dimulai, Kontraktor melakukan pematokan untuk
menetapkan AS fan Peil rencana serta batas.
b. Dalam pematokan ini, Kontraktor harus memperhatikan titik-titik referensi/Bench Mark
yang ada.
c. Pematokan dilakukan oleh Kontraktor kemudian diperiksa kembali bersama oleh
Kontraktor dan Direksi.
d. Patok-patok tersebut dari kayu bulat diameter 8 cm dan panjang 60 cm ditancapkan
sedalam 50 cm dan bagian yang muncul diatas permukaan tanah setinggi 10 cm.
e. Patok dari titik-titik yang akan terganggu oleh pekerjaan, harus dibuat patok-patok
referensi pada tempat yang aman dan mudah terlihat.
f. Patok referensi tersebut ditempel papan yang berisikan tulisan/penjelasan mengenai
posisi dan peil rencana dari titik yang bersangkutan.
g. Bila Direksi meragukan hasil pekerjaan yang telah ada, Direksi berhak melakukan
pengukuran pemeriksaan ulang.

3. Pembersihan
a. Bagian taman yang terkena terkena bangunan dibongkar, batang-batang pohon, akar-
akar dan sebagainya harus dibongkar pada kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm di
permukaan tanah asli atau permukaan akhir/final grade (ditentukan oleh permukaan
yang lebih rendah) dan bersama-sama dengan seluruh sampah dalam segala bentuknya,
harus dibuang pada tempat yang tidak tampak dari tempat pekerjaan/akan ditetapkan
oleh Direksi.
c. Pohon-pohon yang ditebang, tidak diperkenankan jatuh pada tanah milik perorangan
tanpa izin khusus dari pemiliknya dan Kontraktor atas tanggungjawabnya
menyingkirkan pohon-pohon tersebut atau membiarkan di tempat semula, asal ada
persetujuan tertulis dari pemiliknya.
d. Kontraktor harus selalu bertindak sesuai dengan peraturan-peraturan pemerintah yang
berlaku mengenai pembakaran di tempat terbuka.
e. Pada pelaksanaan pembersihan, kontraktor harus berhati-hati untuk tidak mengganggu
setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atas tanda-tanda lainnya.
f. Pekerjaan pematikan dianggap selesai apabila hasilnya sudah diketahui dan disetujui
oleh Direksi.

4. Urugan
a. Material untuk urugan, harus material yang sesuai untuk itu dan disetujui Direksi.
Galian tambahan hanya boleh dikerjakan bila tidak ada material yang cukup baik untuk
memenuhi kebutuhan seluruh pengurugan.
b. Material yang dalam keadaan basah, dimana kalau dalam keadaan kering dinyatakan
dapat dipakai, harus dikeringkan lebih dahulu sebelum digunakan untuk timbunan.
c. Bila Direksi menghendaki, Kontraktor harus menggali tanah tufa atau material tanah
yang kurang baik mutunya sampai kedalaman yang dianggap cukup oleh Direksi.
d. Pada daerah-daerah basah/ tergenang air/rawa, Kontraktor harus membuat saluran-
saluran pembuangan sementara atau memompa air untuk mengeringkan daerah
tersebut. Lapisan lumpur yang ada harus dibuang ke tempat yang akan ditunjuk oleh
Direksi sebelum pengurugan kembali.
e. Sebelum pekerjaan pengurugan dimulai, pada daerah yang telah selesai dibabat dan
dibersihkan, Kontraktor harus mengerjakan pengisian lubang-lubang yang disebabkan
karena pencabutan akar-akar pohon, bekas- bekas sumur, saluran dan sebagainya
dengan menggunakan material yang baik sesuai dengan petunjuk Direksi dan harus
segera dilakukan perataan dan pemadatan pada permukaan tanah tersebut.
f. Penghamparan material urugan dapat dimulai setelah ada persetujuan Direksi.
g. Pengurugan dilakukan lapis demi lapis dan setiap lapisan harus dipadatkan sampai
mancapai kepadatan yang disyaratkan. Lapisan dari material lepas selain dari material
batu- batuan, tebal tiap lapisannya tidak boleh lebih dari 20 cm, kecuali kalau tersedia
alat pemadat (Compaction Equipment) yang dapat memadatkan lebih dari 20 cm.
kepadatan yang merata untuk seluruh tebalnya. Setelah kadar air diatur agar dapat
dicapai kepadatan yang maksimum, material lepas harus segera dipadatkan sehingga
mencapai kepadatan yang disyaratkan.
h. Sebelum dimulai pekerjaan pemadatan yang sesungguhnya, Kontraktor harus
melakukan percobaan pemadatan atas petunjuk Direksi, pada jalur dengan panjang dan
lebar tertentu, dengan alat-alat dan material seperti yang sama yang akan digunakan
pada pekerjaan pemadatan yang sesungguhnya. Tujuan dari percobaan ini adalah untuk
menentukan kadar air optimum yang akan dipakai dan hubungan antara jumlah
penggilasan dan kepadatan yang dapat dicapai untuk rencana material urugan tertentu.
Seluruh pembiayaan untuk percobaan ini ditanggung oleh Kontraktor.
i. Kepadatan yang harus dicapai untuk konstruksi urugan adalah sebagai berikut :
j. Lapisan tanah lebih dari 30 cm di bawah peil permukaan sub grade, harus dipadatkan
sampai 90% dari kepadatan (kering) maksimum yang dapat dicapai dengan test
(AASHO T.99-70. Untuk mencapai kepadatan CBR 4% lapisan berikutnya tidak boleh
dihampar sebelum lapisan yang terdahulu disetujui oleh Direksi.
k. Lapisan dibawah permukaan sub grade kurang dari 30 cm harus dipadatkan hingga
mencapai 100% dari kepadatan (kering) maksimum menurut AASHO T.99-70 untuk
mencapai kepadatan CBR 4%.
l. Material urugan yang tidak mengandung kadar air yang cukup untuk dapat mencapai
kepadatan yang dikehendaki, harus ditambah air dengan alat penyemprot (sprinker) dan
dicampur/diaduk sampai merata (homogen). Material urugan yang mempunyai kadar
air lebih tinggi dari seharusnya tidak boleh dipadatkan sebelum cukup di keringkan dan
disetujui oleh Direksi untuk dipakai. Pekerjaan pemadatan tanah urugan tadi harus
dilakukan pada kadar air optimum sesuai dengan sifat alat-alat pemadatan yang
tersedia. Pada pelaksanaan, Kontraktor harus mengambil langkah-langkah yang perlu
agar pada pekerjaan tersebut air hujan dapat mengalir dengan lancar.
m. Apabila Direksi meragukan hasil pemadatan, maka Kontraktor wajib membuktikan
hasil pemadatan lapis per lapis dengan test langsung di lapangan dan dilaboratorium
atas biaya Kontraktor.
n. Laboratorium yang dipakai adalah laboratorium mekanika tanah yang mempunyai izin
usaha dan izin operasi resmi pada bidangnya.
o. Semua hasil pekerjaan akan dicek kembali terhadap patok-patok referensi.
p. Pekerjaan pengurugan dianggap selesai setelah mendapat persetujuan dari Direksi.

 
Kasongan, Juni 2020
Pejabat Pembuat Komitmen (PPK),
Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman
Dan Pertanahan Kab. Katingan
YERRI NOVITA, ST, MT
NIP. 19730225 200501 2 008

Anda mungkin juga menyukai