I. PENDAHULUAN
Tabel 1. Luas Panen (ha) dan Produksi (ton) padi menurut Kecamatan /Desa di
Kabupaten Seram Bagian Barat
Berdasarkan Tabel 1 di atas luas panen dan produksi padi di Desa Waimital
mengalami penurunan. Luas panen Desa Waimital dari tahun 2019-2021
mengalami peningkatan yaitu 1768 ha menjadi 1181 ha di tahun 2021, namun
3
berbeda dengan produksi padi dari tahun 2019-2021 mengalami penurunan dari
6542.34 ton di tahun 2019 menjadi 3897.3 ton di tahun 2021. Berdasarkan
(Pengamatan Lapangan) dikarenakan adanya keterbatasan penggunaan pupuk dan
terjadi kenaikan harga pupuk sehingga petani merasa kesusahan mendapatkan
pupuk.
2021) tentang alokasi dan harga eceran tertinggi pupuk bersubsidi untuk sektor
pertanian tahun anggaran 2018. Penyaluran di lini IV (pengecer resmi) yang di
tunjuk wajib menjual pupuk bersubsidi kepada petani/kelompok tani berdasarkan
RDKK sesuai peraturan menteri perdagangan tentang pengadaan dan penyaluran
pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian, dengan harga eceran tertinggi (HET)
sebagaimana diatur dalam peraturan menteri tentang kebutuhan dan harga eceran
tertinggi (HET) pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian yang berlaku harga
eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi yang ditetapkan dalam peraturan menteri
pertanian nomor 47/permentan/SR.310/12/2017.
Tabel 2. Harga Eceran Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi
HARGA
JENIS PUPUK
Rp/KG Rp/Sak
UREA 1.800 90.000 (50) KG
SP 36 2.000 100.000 (50) KG
ZA 1.400 70.000 (50) KG
NPK 2.300 115.000 (50) KG
ORGANIK 500 20.000 (50) KG
Kementrian pertanian 2020
Tabel di atas menunjukan Harga Eceran Tertinggi (HET) pupuk bersubsidi
per 1 KG dan per Sak (50 KG) yang telah ditentukan oleh pemerintah berlaku
untuk pembelian oleh petani, petambak dan/atau kelompok tani di lini IV
(pengecer resmi) secara tunai dalam kemasan 50 kg untuk pupuk UREA,
SP36,ZA DAN NPK serta dengan kemasan 40 kg untuk pupuk organik.
Penentuan waktu pemupukan ditentukan oleh iklim, sifat fisik, tanah yang
membutukan pupuk, serta adanya sifat sinergis dan antagonis antar unsur hara
yang dimaksud dengan ketepatan waktu dalam pemupukan yaitu,
pengaplikasian pupuk harus sesuai dengan jadwal tanam dan pemupukan yang
telah ditetapkan, dengan tujuan untuk dapat memaksimalkan fungsi dari masing-
masing pupuk terhadap lahan. Sejatinya pengaplikasian pupuk yang optimal
berada pada fase 7-10 HTS, 21 HTS, dan 42 HTS. Tidak efektif pemupukan
apabila pengaplikasiannya dilakukan pada saat fase generatif, karena pada fase
tersebut tanaman tidak akan mampu lagi untuk menyerap pupuk dengan
maksimal. Sehingga ketepatan waktu dalam pemupukan menjadi hal yang
sangat penting untuk mencapai keefektifan dalam pemupukan.
4. Tepat cara
Salah satu cara pengaplikasian pupuk yang tepat adalah harus sesuai
dengan yang direkomendasikan. Pengaplikasian yang umum dilakukan dalam
tanaman padi saat ini masih dilakukan dengan pengaplikasian secara manual.
Berdasarkan rekomendasi pemupukan yang tepat yaitu dengan cara dengan
ditebar ataupun di tugal. Selain itu pemupukan yang baik harus diaplikasikan
disekitar tajuk tanaman, karena dengan ditebar pada bagian tajuk tanaman maka
menyerap pupuk oleh perakaran tanaman bisa terserap dengan maksimal.
5. Tepat bentuk
Tepat bentuk merupakan pupuk yang digunakan sesuai dengan bentuk
dimana terdapat 2 bentuk fisik dari pupuk, yaitu pupuk berbentu cair dan pupuk
berbentu padat atau butiran. Spesifikasi lahan menjadi pertimbangan utama
dalam pemilihan bentuk fisik pupuk yang digunakan, dimana untuk lahan padi
pada dataran tinggi sebaiknya menggunakan pupuk cair, dan untuk dataran
rendah sebaiknya menggunakan pupuk berbentuk padat seperti butiran.
yang selalu dalam pengawasan dan biasanya disalurkan ke kios resmi pupuk atau
melalui kelompok tani yang terdapat pada setiap wilayah atau desa. Meskipun
demikian pupuk bersubsidi harganya lebih terjangkau sehingga dengan adanya
pupuk bersubsidi ini petani lebih terbantu dari aspek pembiayaan, dan jika
ketersedian pupuk bersubsidi ini terbatas maka akan menjadi masalah bagi petani
(Rohmayani,2016).
Ketersedian pupuk disektor pertanian sudah dianggarkan oleh pemerintah
sesuai dengan kebutuhan petani, namun yang terjadi kebutuhan pupuk setiap
tahunnya terus mengalami peningkatan, sementara produksinya terbatas sehingga
hal ini menyebapkan kelangkaan pupuk. Kelangkaan sebenarnya tidak terjadi
dikalangan petani, namun adanya keterlambatan pendistribusian pupuk ke petani.
Keterlambatan yang terjadi karena pasokan pupuk bersubsidi dari pemerintah.
Tadak tepat waktu dalam pengiriman. Dengan demikian keterlambatan pupuk
bersubsidi secara tidak langsung akan berpengaru pada pola tanam, karena
keterlambatan pupuk akan menunda penanaman padi yang seharusnya ditanam
pada saat musim tanam menundanya penanaman padi akan berpengaruh pada
musim yang seharusnya menanam tapi tidak menanam akan berdampak pada hasil
produksi dan pendapatan petani (Muchlisin,2016).
2.3. Produksi
Produksi merupakan suatu kegiatan memproses input (faktor produksi)
menjadi output. Produksi dalam arti lain sebagai hasil dari suatu proses atau
aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan (input). Dengan
demikian, kegiatan produksi adalah menggabungkan berbagai input untuk
menghasilkan output (Agung, 2008).
Pujianti (2019) mengartikan produksi sebagai penggunaan atau pemanfaatan
sumber daya yang menguba suatu komoditi menjadi komoditi lainnya yang sama
sekali berbeda. Dalam ekonomi kegiatan tersebut disebut fungsi produksi. Fungsi
produksi menunjukan jumlah maksimumoutput yang dapat dihasilkan dari
sejumlah input yang dipakai dengan menggunakan teknologi tertentu
13
yang jumlahnya tidak dapat diubah jumlahnya dinamakan biaya tetap total. Biaya
yang jumlahnya tidak berubah ketika kuantitas output berubah seperti penyusutan
peralatan usahatani.
kepercayaan 95%.
Pendapatan petani padi sawah per
Nur Hafni L Faktor-Faktor yang bulan yaitu Rp. 3. 612.217 dan
6. (2021) Mempengaruhi berdasarkan R/C-Ratio diperoleh
produksi dan yaitu sebesar 4,15 berarti usahatani
pendapatan petani padi sawah layak di usahakan.
padi sawah di desa
kilo
Program pupuk
bersubsidi
pemerintah
Distributor pupuk
bersubsidi
Produksi usahatani
padi
Pendapatan
Usahatani padi
sawasawah
Peningkatan distribusi pupuk
bersubsidi bagi petani padi
sawah
Gambar 1. Kerangka pikir
20
N
n 1+N2
Keterangan:
N = jumlah anggota dalam populasi
n = jumlah sampel
e = nilai kritis (batas ketelitian)
700
n= 1+(700.0,152 )
n = 42 orang
21
D1 : Pupuk Subsidi = 1
Pupuk Non Subsidi = 0
𝜀 : Nilai residu
DAFTAR PUSTAKA
Agus, D. N., Abi. P. S., Erlinda. A., Yahya. S., dan Julia. I. K. 2018. Distribusi
Pupuk Bersubsidi di Kabupaten Bantul Provinsi Daerah Itimewa Yogyakarta.
Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian, 2(1) :70 – 82.
Ariyanto, & Nizar, R., 2013. Dampak Subsidi Pupuk Terhadap Efisiensi Usahatani
Padi di Provinsi Riau. Prosiding Seminar Nasional “Peranan Teknologi dan
Kelembagaan Pertanian dalam Mewujudkan Pembangunan Pertanian yang
Tanggu dan Berkelanjutan” November 2013. Pekanbaru.
Ardiyanto, W., & Santosa. P. B. (2013). Kajian Pupuk Bersubsidi di Pekalongan
(Studi Kasus di Kecamatan Kesesi) (Doktoral Dissertation, Fakultas
Ekonomika dan Bisnis).
Risyart A. Far-Far Hubungan Komunikasi Interpersonal dengan Perilaku Petani
dalam Sistem Usahatani padi. Jurnal Budidaya Pertanian, 7(2) :100-106.
Afandi, N. M. 2011. Analisis Kebijakan Alifungsi Lahan Pertanian Terhadap
Ketahanan Pangan di Jawa Barat. Jurnal Ilmu Administrasi, 8(2):151-184.
Agung., Ngurah, I.G., Haidy, N., Pasay, A., Sugiharso. 2008. Teori Ekonomi Mikro
(Suatu Analisis Produksi dan Terapan). Jakarta: Rajawali Pers.
Barokah. U., W. Rahayu dan M. T. Sundari. 2014. Analisis Biaya dan Pendapatan
Usahatani Padi di Kabupaten Karanganyer. Jurnal Agric, 26(1):12-19.
Darwis, V dan Supriyati. 2014. Subsidi Pupuk : Kebijakan, Pelaksanaan dan
Optimalisasi Pemanfaatannya. Analisis Kebijakan Pertanian. 11(1):45-60.
Evitaria, Eka 2019. Studi Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (RDKK) Pupuk
Bersubsidi di Desa Ganesha Mukti (Studi Kasus Desa Ganesha Mukti
Kecamatan Muara Sugihan Kabupaten Banyuasin). Skripsi. Fakultas Pertanian
Universitas Muhammadiyah Palembang.
Husni, Abdul Kholik Hidaya, dan Maskan AF, 2014. Analisis Finansial Usahatani
Cabai Rawit (Cabsium Frutetescens L) Desa Puwajaya Kecamtan Loa Juna.
Jurnal AGRIFOR, 13(1):49-52.
Jamil, M. dan Bustami. (2020). Perbedaan Pendapatan Usahatani Padi Sawah (Oriza
sativa, L) Sistem Pengairan Mesin Pompanisasi Diesel Dengan Listrik: Jurnal
Penelitian Agrisamudra, 7(1):50-56.
Kautsar, M. R., Sofian, S., & Makmur, T. (2020). Analisis Kelangkaan Pupuk
Bersubsidi dan Pengaruhnya Terhadap Produktifitas Padi (Oriza sativa) di
Kecamatan Montasik Kabupaten Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Pertanian. 5(1):97-107.
Mira, 2019. Efisiensi Produksi dan Pendapatan Usahatani Kakao Teknik Sambung
Samping. Skripsi. Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Makasar.
28
Muin, Muhyina. 2017. Pengaruh Faktor Produksi Terhadap Hasil Produksi Marica di
Desa Era Baru Kecamatan Tellulimpoe Kabupaten Sinjai. Jurnal Economi, 5
(1):203-214.
Muhlisin, 2016. Pengaruh Kelangkaan Pupuk Subsidi Terhadap Produktivitad dan
Pendapatan Usahatani Padi di Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo Jawa
Tinur. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Marisa, Suhail. (2011). Analisis Efektifitas Kebijakan Subsidi Pupuk dan
Pengaruhnya Terhadap Produksi Padi: (Studi Kasus Kabupaten Bogor).
Purnamaningsih, R. 2016. Induksi Kalus dan Optimasi Regenerasi empat Varietas
Padi Melalui Kultur In Virto. Jurnal AgroBiogen, 2(2):74-80.
Rahmy R. Tatuhey. R. R., Pattiselanno. E. A., dan Sahusilawane. M. A. 2020.
Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Petani Terhadap Penggunaan Pestisida Kimia
di Kota Ambon. Jurnal Agribisnis Kepulauan. 8(1):1-13.
Roswati Abas, 2016. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Padi
Sawah di Kelurahan Mekar Sari Kecamatan Tongauna Kabupaten Konawe.
Skripsi. Universitas Haluuoleo Kendari.
Rohmayani, N. 2016. Perilaku Petani Dalam Menghadapi Kelangkaan Pupuk
Bersubsidi di Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo Provinsi Jawa Timur.
Skripsi. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Subagiyo. A. Prayitno, G., dan Kusriyanto. L. R. 2020. Alih Fungsi Lahan Pertanian
ke Non Pertanian di Kota Batu Indonesia. Jurnal Kajian, Penelitian dan
Pengembangan Pendidikan. 8(2):135-150.
Sularno, B. Irwan dan N. Handayani. Analisis Pelaksanaan Kebijakan dan Distribusi
Pupuk Bersubsidi di Kabupaten Karawang Jawa Barat. Jurnal Agrosains dan
Teknologi, 1(2):73-87.