DISUSUN OLEH :
TAHUN 2021
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Angka kematian Ibu (AKI ) di Indonesia saat ini telah berhasil diturunkan dari
307/100.000 Kelahiran Hidup (KH) pada tahun 2002 menjadi 228/100.000 KH pada tahun 2007
(SDKI,2007).Namun demikian masih diperlukan upaya untuk mencapai target RPJMN tahun
2005-2025 dan target MDG’s yaitu 102/100.000 KH pada tahun 2025.
Faktor yang berkontribusi terhadap kematian ibu secara garis besar dapat dikelompokkan
menjadi penyebab langsung dan penyebab tidak langsung.Penyebab langsung kematian ibu
adalah faktor yang berhubungan langsung dengan komplikasi kehamilan,persalinan dan nifas
seperti perdarahan,pre eklamsia/eklamsia,infeksi,persalinan macet dan Abortus.Penyebab tidak
langsung adalah faktor-faktor yang memperberat keadaan ibu hamil seperti EMPAT TERLALU(
Terlalu muda,terlalu tua,terlalu sering melahirkan,terlalu dekat jarak kelahiran maupun yang
mempersulit proses kedaruratan kehamilan,persalinan dan nifas.Permasalahan yang berkaitan
erat dengan masalah Kesehatan ibu salah satunya Kekurangan gizi pada ibu hamil yang perlu
mendapatkan perhatian khusus.Kurang asupan zat besi pada perempuan khususnya ibu hamil
dapat menyebabkan anemia yang akan menambah resiko perdarahan dan melahirkan bayi
dengan berat lahir rendah.Masalah gizi yang lain adalah Kurang energi Kronik (KEK).
(Kemenkes RI, 2018)
.atau teknologi sederhana dan proses pengenalannya banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan
dan mata pencaharian pokok masyarakat tertentu. (fitriani, 2019)
Pertumbuhan dan perkembangan teknologi, ditentukan oleh kondisi dan tingkat isolasi
dan keterbukaan masyarakat serta tingkat pertumbuhan kehidupan sosial ekonomi masyarakat
tersebut. Untuk memperkenalkan teknologi tepat guna perlu disesuaikan dengan kebutuhan, yaitu
kebutuhan yang berorientasi kepada keadaan lingkungan geografis atau propesi kehidupan
masyarakat yang bersangkutan. Teknologi yang demikian itu merupakan barang baru bagi
masyarakat dan perlu dimanfaatkan dan diketahui oleh masyarakat tentang nilai dan
kegunaannya. Teknologi tersebut merupakan faktor ekstern dan diperkenalkan dengan maksud
agar masyarakat yang bersangkutan dapat merubah kebiasaan tradisional dalam proses
pembangunan atau peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Optimalisasi Pelayanan kesehatan Ibu ,bayi dan balita terutama pada penggunaan saat
pemeriksaan ibu hamil atau ANC dan pengukuran Antropometri bayi dan balita dapat dibantu
dengan menggunakan alat sederhana tetapi efisien penggunaannya dan akurat.untuk itu penulis
tertarik untuk menciptakan inovasi teknologi tepat guna dalam bidang pelayanan kebidanan yaitu
membuat alat pengukur Antropometri pada ibu hamil,bayi dan balita sampai usia 2
tahun.Mengembangkan alat yang sudah ada dan biasa dipakai yaitu pita LILA atau metline
menjadi berfungsi lebih informatif dan membantu petugas kesehatan untuk lebih mudah dalam
melakukan pelayanan kepada klien.Penulis memberi nama inovasi teknologi tepat guna Alat
pengukur cerdas ibu hamil dan balita “ALURCERITA”.
Tujuan
Teknologi tepat guna dalam bidang kebidanan biasanya menggunakan alat-alat yang
sudah mulai modern,tetapi jika petugas kesehatan tidak dapat menggunakan alat modern tersebut
di tempat tertentu maka diperlukan alat cadangan atau pengganti yang tradisional dan sesuai
dengan fungsinya.
Manfaat
1. Teknologi tepat guna mampu meningkatkan taraf hidup serta kesejahteraan klien/Ibu
hamil dan balita.
2. Teknologi tepat guna dapat mempermudah dan mempersingkat waktu pekerjaan tenaga
kesehatan,kader kesehatan dan klien.
3. Masyarakat mampu mempelajari,menerapkan,memelihara teknologi tepat guna tersebut
4. Masyarakat/klien bisa lebih cepat ditangani oleh tenaga kesehatan
5. Hasil diagnosa akan lebih akurat,cepat dan tepat
Dampak Positif dari teknologi tepat guna yang diciptakan ini petugas dan masyarakat
akan mendapatkan kemudahan dalam menjaga kesehatan yang lebih efisien dan
efektif ,Teknologi yang ada akan lebih sederhana dan mudah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Taksiran berat janin adalah salah satu cara menafsir berat janin
ketika masih di dalam uterus. Berta badan janin mempunyai arti yang
sangat penting dalam pemberian asuhan kebidanan, khususnya asuhan
persalinan. Apabila mengetahui berat badan janin yang akan dilahirkan,
maka bidan dapat menentukan saat rujukan, sehingga tidak terjadi
keterlambatan penanganan. Berat badan bayi yang sangat kecil atau sangat
besar berhubungan dengan meningkatnya komplikasi selama masa
persalinan dan nifas. Selain itu, dengan mengetahui taksiran berat janin,
penolong persalinan dapat memutuskan rencana persalinan pervaginam
secara spontan atau tidak. (Kusmiyati, 2020)
Tujuan
Penentuan taksiran berat badan bayi berdasarkan TFU adalah pemeriksaan yang
sederhana dan mudah serta dapat dilakukan pada fasilitas kesehatan yang belum tersedia
pemeriksaan Ultrasonografi.Berikut rumus untuk menentukan taksiran berat janin adalah:
a. Rumus Johnson Tausack
Johnson dan Tausack (1954) menggunakan suatu metode untuk
menaksirkan berat badan janin dengan pengukuran tinggi fundus uteri
(TFU), yaitu dengan mengukur jarak antara tepi atas simfisis pubis
sampai puncak fundus uteri dengan mengikuti lengkungan uterus,
memakai pita pengukur dalam centimeter dikurangi 11, 12, atau 13
hasilnya dikalikan 155, didapatkan berat badan bayi dalam gram.
Pengurangan 11, 12, atau 13 tergantung dari posisi kepala bayi. Jika
kepala sudah melewati tonjolan tulang (spinaischiadika) maka
dikurangi 12, jika belum melewati tonjolan tulang (spinaischiadika)
dikurangi 11. (Varney, 2007) Rumus Johnson adalah sebagai berikut :
TBJ = (TFU – N) x 155
Keterangan :
TBJ = Taksiran Berat janin
TFU = Tinggi fundus uteri
N = 13 bila kepala belum masuk PAP
12 bila kepala masih berada di atas Spina Ischiadica
11 bila kepala berada di bawah Spina Ischiadica
b. Rumus Niswander
Niswander melakukan penelitian dan menemukan rumus yang berbeda untuk
taksiran berat janin
Rumus Niswander dalam Gayatri (2012) adalah sebagai berikut :
Keterangan :
c. Rumus Risanto
Rumus Risanto adalah rumus yang diformulasikan berdasarkan
penelitian yang dilakukan pada populasi masyarakat Indonesia tetapi
rumus tersebut tidak digunakan secara luas oleh tenaga kesehatan (Titisari, 2019).
Rumus Risanto ditemukan oleh Risanto
Siswosudarmo pada tahun 1990 berdasarkan tinggi fundus uteri berupa
persamaan garis regresi linier.
d. Formula Dare
TBJ = TFU x LP
Keterangan :
TBJ = Taksiran Berat Janin
TFU = Tinggi Fundus Uteri
LP = Lingkar Perut
Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri menurut Mc. Donald (dalam tafsiran usia
kehamilan)
a. Teknik Mc Donald
1. Definisi Pengukuran TFU dengan Teknik Mc Donald Pengukuran tinggi fundus uteri
dengan teknik Mc Donald adalah
cara mengukur tinggi fundus uteri menggunakan alat ukur panjang
mulai dari tepi atas simfisis pubis sampai fundus uteri atau
sebaliknya (Mandriwati, 2007)
2. Waktu Pengukuran TFU dengan Teknik Mc Donald Pemeriksaan dilaksanakan
setelah melakukan pemeriksaan inspeksi pada abdomen dan jika umur kehamilan ibu
sudah mencapai 22 minngu (Mandriwati, 2007)
3. Cara Pengukuran TFU dengan Teknik Mc Donald
Berikut tata cara pengukuran tinggi fundus uteri menggunakan
teknik Mc Donald:
a) Menyiapkan alat:
(1) Alat ukur yang tidak elastis.
(2) Kalender kehamilan.
(3) Alat – alat ditata pada tempat yang telah disediakan saat
mempersiapkan alat untuk pemeriksaan inspeksi.
b) Menyiapkan ibu (dilaksanakan bersamaan dengan persiapan
inspeksi):
(1) Menjelaskan tujuan pemeriksaan.
(2) Mengatur posisi ibu berbaring setengah duduk dengan
mengganjal bantal di bagian punggung bawah untuk
kenyamanan ibu dan kedua kaki diluruskan
c) Melaksanakan pemeriksaan
(3) Setelah fundus uteri diposisikan tepat di tengah abdomen, tangan kiri menahan
fundus uteri, tangan kanan
menempelkan meteran yang dibalik tepat di tengah, mulai
dari fundus uteri sampai tepi atas tulang simfisis pubis, atau
mulai dari tepi atas tulang simfisis pubis sampai fundus
uteri.
.
b. Teknik Palpasi Abdominal
1) Definisi Palpasi Abdominal Palpasi abdominal adalah suatu tindakan pemeriksaan yang
dilakukan dengan perabaan dan penekanan bagian perut dengan
menggunakan jari atau tangan.
2) Fungsi Palpasi Abdominal
Palpasi dapat digunakan untuk mendeteksi suhu tubuh,adanya
getaran,pergerakan,bentuk,konsistensi dan ukuran
3) Waktu Palpasi Abdominal
Pemeriksaan leopold dilakukan pada kehamilan cukup bulan, setelah pembesaran uterus
yang dapat membedakan bagian-bagian
janin (Mufdlilah, 2009)
4) Cara Palpasi Abdominal
Keterangan :
Kegunaan Antropometri
2) Tidak perlu dilakukan oleh tenaga ahli. Cukup dilakukan oleh seseorang
yang sudah menjalani pelatihan singkat mengenai pengukuran
antropometri.
3) Alat yang diperlukan murah, mudah dibawa, tahan lama, dan mudah
didapat. Hanya alat tertentu seperti skin fold caliper yang susah didapat
karena penggunaannya yang spesifik sehingga ketersediannya terbatas.
6) Dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang, buruk karena sudah ada
ambang batas yang jelas.
Parameter antropometri
Parameter dalam antropometri adalah ukuran tunggal yang diukur untuk
mendapatkan data antropometri. Parameter ini misalnya, umur, tinggi badan, berat
badan, rentang tangan, dan lain-lain. Parameter yang sudah diukur dalam
pengukuran antropometri ini kemudian diolah dan dikombinasikan dengan
parameter lain sehingga menghasilkan indeks antropometri. Indeks antropometri
misalnya berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U),
dan masih banyak lagi. Indeks antropometri inilah yang kemudian akan
dicocokkan dengan standar yang ada dan memiliki makna secara klinis.
1. Umur
Umur merupakan parameter yang penting dalam antropometri.Tanpa
adanya parameter ini, maka parameter berat badan dan tinggi badan menjadi tidak
berarti. Banyak orang tua di pedesaan yang tidak mengingat tanggal kelahiran
anaknya. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini, antara
lain:
1) Meminta surat kelahiran, kartu keluarga, atau catatan lain yang dibuat oleh
orang tua, apabila tidak ada coba minta catatan pada pamong desa.
2) Jika tetap tidak diketahui, coba tanyakan waktu kelahiran anak dengan
patokan kejadian-kejadian penting, seperti saat lebaran, tahun baru, puasa,
pemilihan kepala desa, gunung meletus, banjir, dan lain-lain
3) Membandingkan anak tersebut dengan anak kerabat atau tetangga yang
sudah diketahui umurnya (beberapa bulan lebih muda atau lebih tua)
4) Jika tanggal lahir tidak diketahui dengan tepat, tetapi bulan dan tahunnya
diketahui, anak tersebut dianggap lahir pada tanggal 15.
Tahun 1966, Jelliffe memperkenalkan adanya indeks antropometri berat badan
menurut tinggi badan (BB/TB). Penemuan ini mempermudah pemeriksa untuk
mendapatkan data yang akurat saat parameter umur tidak diketahui.
5) Tinggi badan
Tinggi badan adalah jarak dari puncak kepala hingga telapak kaki.
Parameter ini merupakan parameter yang menggambarkan keadaan pertumbuhan
skeletal dan tidak sensitif untuk mendeteksi permasalahan gizi pada waktu yang
singkat. Panjang badan diukur dengan infantometer length board untuk anak usia
0-2 tahun. Anak diposisikan tidur terlentang saat pengukuran. Pengukuran ini
membutuhkan 2 orang pengukur. Pengukuran dapat dilakukan dengan stadiometer
dengan menambahkan 0,7 pada hasil pengukuran untuk faktor koreksi apabila
anak sudah dapat berdiri dengan tegak. Berikut ini adalah cara pengukuran
menggunakan infantometer:
a) Alas kaki dilepaskan
b) Anak diposisikan tidur terlentang dengan kepala diletakkan pada puncak papan dan
kaki lurus.
c) Pengukur digeser hingga rapat pada ujung kaki
d) Pembacaan dilakukan dengan ketelitian 0,1 cm.
Untuk anak usia di atas 2 tahun, tinggi badan diukur dengan stadiometer. Berikut
adalah cara pengukuran menggunakan stadiometer:
a) Alas kaki dilepaskan
b) Anak diposisikan berdiri tegak kaki lurus, tumit, pantat, punggung dan
kepala bagian belakang harus menempel pada dinding dan muka
menghadap lurus dengan pandangan ke depan.
c) Menurunkan pengukur sampai rapat pada kepala bagian atas.
d) Pembacaan pada stadiometer dilakukan saat anak inspirasi dengan
ketelitian 0,1 cm.
Gambar Pengukuran tinggi badan
Berat badan
Berat badan mencerminkan keadaan nutrisi sekarang dan dapat menjadi
indikator yang sensitif terhadap malnutrisi. Seseorang dapat dikatakan mengalami
malnutrisi apabila:
1) Berat badan kurang dari 80% dari berat badan ideal, atau
2) Mengalami penurunan berat badan sebesar:
a. 1%-2% dalam satu minggu, atau
b. 5% dalam satu bulan, atau
c. 7,5% dalam tiga bulan, atau
d. 10% dalam enam bulan
Pengukuran berat badan paling baik dilakukan dengan alat beam balance scale.
Alat ini perlu dikalibrasi secara rutin untuk mendapatkan hasil yang akurat
menggunakan berat badan yang sudah diketahui. Disarankan anak memakai
pakaian yang tipis dan melepas sepatu saat pengukuran. Adanya penyakit yang
dapat mempengaruhi berat badan seperti ascites, edema, dan splenomegali perlu
diperhatikan agar tidak menyebabkan kesalahan pada interpretasi data.
Lingkar Kepala
Lingkar kepala adalah pengukuran yang dilakukan pada bayi dan anak-
anak. Parameter ini menggambarkan berat dan volume otak dan tidak sensitif
terhadap adanya malnutrisi.Hal ini disebabkan karena otak adalah organ yang
paling terakhir terpengaruh ketika terjadi malnutrisi.Pengukuran lingkar kepala
sebaiknya dilakukan setiap minggu mulai dari 3-5 hari setelah lahir.
Alat pengukur lingkar kepala yang digunakan tidak boleh dapat
mengalami peregangan.Alat yang baik digunakan untuk pengukuran ini misalnya
metal measuring tape. Pengukuran dilakukan dari bagian occipital kepala hingga
bagian anterior dari os frontal. Pengukuran ini tidak dapat dilakukan pada anak
dengan hidrocephalus dan edema pada kulit kepala.
Rentang Tangan
Rentang tangan adalah jarak horisontal dari ujung jari tengah lengan satu
ke lengan lainnya pada saat kedua lengan ekstensi sejajar dengan bahu.30
Pengukuran dapat dilakukan menggunakan penggaris panjang yang terkalibrasi
atau stadiometer. Keuntungan dari rentang tangan adalah mudah dan cepat, tidak
invasif, dan murah. Hal ini sulit dilakukan pada orang yang sulit mengektensikan
tangannya atau mengabduksikan lengannya, misalnya pada orang yang
mengalami trauma atau arthritis. Pengukuran ini tidak bisa dilakukan pada orang
yang mengalami deformitas pada lengan, tangan, atau jari tangan karena dapat
mempengaruhi akurasi hasil.
Rentang tangan dapat digunakan untuk memprediksi tinggi badan pada
orang dengan skoliosis dan pada orang-orang yang menggunakan kursi roda.
Hubungan rentang tangan dan tinggi badan juga dapat digunakan untuk
mendiagnosis penyakit tertentu, seperti misalnya sindroma Marfan dimana
rentang tangan dan tinggi badan tidak proporsional. Rentang tangan juga dapat
digunakan untuk menghitung kehilangan tinggi badan. Kehilangan tinggi badan
dapat terjadi karena penuaan, kifoskoliosis kongenital, arthritis, osteoarthritis, dan
fraktur vertebra karena osteoporosis. Panjang rentang tangan tetap meskipun tinggi badan
menurun sehingga rasio rentang tangan dengan tinggi badan akan
meningkat pada orang dengan penyakit tersebut. Menurut Simko, Cowell, dan
Gilbride, konsep awal dari pemikiran bahwa rentang tangan dapat menjadi
prediktor tinggi badan adalah lukisan Leonardo da Vinci, dimana manusia di
dalam lukisan tersebut digambarkan proporsional di dalam persegi dan
lingkaran.
Rasio rentang tangan dan tinggi badan pada laki-laki menjadi lebih besar
dibandingkan pada perempuan saat pubertas sehingga dapat disimpulkan bahwa
rasio rentang tangan dan tinggi badan berbeda menurut jenis kelamin dan usia.
Meskipun begitu, penelitian lain menunjukkan bahwa hubungan antara tinggi
badan dan rentang tangan bervariasi menurut ras. Rentang tangan
merupakan prediktor tinggi badan yang paling akurat dibanding prediktor tinggi
badan lainnya, seperti misalnya tinggi lutut, panjang ulna, panjang telapak kaki,
panjang lengan, panjang columna vertebra, dan panjang scapula.
Indeks Antropometri
Indeks ini berkaitan dengan status sosial ekonomi keluarga pasien. Adapun
keuntungan dari indeks ini adalah parameter tinggi badan merupakan parameter
yang mudah diukur, namun sayangnya parameter umur terkadang sulit
didapatkan, terutama di daerah dengan tingkat pendidikan yang rendah. Kenaikan tinggi badan
pada pertumbuhan normal seharusnya juga diikuti
dengan kenaikan berat badan. Indeks BB/TB dapat digunakan untuk menilai
status gizi sekarang. Indeks ini juga tidak memerlukan data umur yang terkadang
susah didapatkan di pedesaan, sehingga data yang didapatkan lebih akurat apabila
tidak ada catatan umur. Digunakan penghitungan persentil atau standar deviasi
unit untuk interpretasi, kemudian dicocokkan dengan ambang batas yang sudah
ditentukan. Standar deviasi atau disebut juga Z-skor dihitung dengan rumus
berikut:
Pembahasan
Pengertian
Alat Ukur Cerdas Ibu hamil dan Balita atau disebut ALURCERITA adalah sebuah
rancangan alat pengukur serbaguna yang digunakan untuk mengukur Antropometri pada Ibu
hamil dan balita usia 0 sampai 24 bulan.Alat ini digunakan untuk mengukur LiLA ibu
hamil,Tinggi Fundus Uteri,Menentukan Taksiran berat janin,mengukur lingkar kepala bayi dan
balita,LiLA,Lingkar Kepala,Lingkar dada,Panjang Badan.
Rancangan alat ini adalah modifikasi dari alat –alat sebelumnya dan yang lazim dipakai
oleh para Tenaga kesehatan seperti Bidan,perawat dan kader Posyandu yaitu Medline,Alat
pengukur LiLA ibu dan Balita.Alat ini menggabungkan fungsi dari beberapa alat ukur yang
dipakai sehingga lebih praktis,memudahkan Bidan dalam menghitung dan menentukan
TBJ,TFU,LiLA,Lingkar Kepala,Lingkar dada dan panjang badan.Alat ini juga bisa di gunakan
oleh orang non medis atau masyarakat umum seperti Kader Posyandu.
Tujuan
Manfaat
Bayi :
Desain Alat :
Berbentuk Pita dengan panjang 100 cm dan lebar 6 centimeter,bisa
digulung,mempunyai dua sisi yaitu sisi Maternal dan sisi Bayi/Balita.menggunakan
ukuran centimeter dengan batas normal dan tidak normal menggunakan batas warna
yang berbeda.
Bagian sisi Ibu : pita ukur panjang 100 cm.Batas Normal Lila berwarna putih,ukuran
tidak normal lila berwarna Merah.batas normalitas Lila di angka 23,5
cm.Perbandingan dan standar normal Tinggi Fundus Uteri/TFU dalam ukuran Cm
dengan Usia kehamilan dalam minggu menggunakan rumus Spiegelberg.Perkiraan
TFU dengan Taksiran berat Janin (TBJ) menggunakan tabel Rumus Johnson and
Tausack menggunakan ukuran gram. Dan Cm terdiri dari 4 kolom,yaitu TFU dalam
kolom usia kandungan 24-40 minggu,kolom N = 13 (Kepala belum melewati
PAP),Kolom N = 12 (kepala di atas Spina Ischiadika),kolom N = 11 ( Kepala
dibawah spina Ischiadika.
Bagian sisi Anak Bayi dan Balita : Lingkar Kepala normal anak laki-laki dan anak
perempuan usia 0 bulan sampai 24 bulan.untuk nilai normal angka diberi warna
merah untuk ukuran minimal dan warna biru tua untuk ukuran maksimal.Lingkar
lengan bayi dan balita menggunakan warna merah untuk batas tidak normal dan
warna hijau untuk batas Normal.
Gambar rancangan desain Alat pengukur cerdas ibu hamil dan anak balita.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Teknologi tepat guma merupakan teknologi yang telah dikembangkan secara tradisional
dan proses pengenalannya banyak ditentukan oleh keadaan lingkungan dan sosial ekonomi
masyarakat.Teknologi tepat guna yang di inovasikan dalam bentuk alat ukur untuk membantu
petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.Dengan adanya alat sederhana ini
diharapkan penggunaan dari alat tersebut bermanfaat bagi masyarakat,yaitu dapat memenuhi
kebutuhan individu dan masyarakat pada umumnya karena kebutuhan masyarakat akan
pelayanan kesehatan yang berkualitas semakin meningkat.Diharapkan dengan adanya alat ini
masyarakat dapat mengerti dan memanfaatkan alat ini dengan sebaik mungkin.Diharapkan
dengan terciptanya alat ini dapat membantu pemerintah dalam mewujutkan tujuan RPJMN dan
mewujutkan keberhasilan MDG,s.
Saran
Teknologi tepat guna apabila dimanfaatkan dengan baik akan memperoleh hasil yang
baik dan bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.Di dalam rancangan alat ini masih
banyak kekurangan dari aspek desain alat sehingga diharapkan akan ada lagi inovasi alat
pengukur yang sejenis yang lebih inovatif,lebih efektif dan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Bibliography
kemenkes.Antropometri.Anak.Standar. (2020). Retrieved from www.peraturan.go.id.
kamariyah. (n.d.).
Kamriyah. (2014).
Kemenkes RI, R. (2018). Laporan Nasionas Riskesdas 2018. Jakarta: Kemenkes RI.
Titisari. (2019). Rumus taksiran berat janin. Hubungan antara status gravida dan usia ibu dengan
kejadian emesis gravidarum.
Varney, d. (2007).