Anda di halaman 1dari 13

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................1
BAB I .................................................................................................................................2
PENDAHULUAN .............................................................................................................2
A. LATAR BELAKANG MASALAH ..........................................................................2
B. RUMUSAN MASALAH ..........................................................................................3
C. TUJUAN MASALAH ...............................................................................................3
BAB II ...............................................................................................................................4
PEMBAHASAN ................................................................................................................4
A. Pengertian Firqah ......................................................................................................4
B. Pengertian Mazhab ....................................................................................................7
C. Pengertian Thariqah...................................................................................................8
BAB III ............................................................................................................................11
PENUTUP .......................................................................................................................11
A. Kesimpulan .............................................................................................................11
B. Saran ........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................12

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad
SAW, berupa keyakinan perintah dan larangan yang menjamin kebahagiaan di
dunia dan di akhirat. Lantaran disampaikan Nabi Muhammad SAW kepada
manusia dalam masa mereka sebagai khalifah yang diserahkan kepadanya untuk
mengurus isi dunia dan keselamatan.1

Islam sebagai agama samawi tarakhir, berfungsi sebagai rahmat dan


nikmat bagi manusia seluruhnya. Allah SWT telah mewahyukan agama ini dalam
nilai kesempurnaan yang tinggi, kesempurnaan meliputi segi-segi fundamental
tentang dunia dan ukhawi, guna menghantarkan manusia kepada kebahagiaan
lahir dan batin serta dunia dan akhirat.2 Inti dari ajaran Islam sendiri adalah
keyakinan terhadap adanya Dzat yang Maha segalagalanya, yaitu Allah Azza wa
Jalla.

Islam merupakan agama sepanjang zaman dan berlaku untuk seluruh


bangsa, dan berpangkal pokok pada al-Qur‟an dan al-Hadits. Agama lahir ke
dunia disampaikan oleh seorang Rasul. Penjagaan akan kemurnian dan keaslian
ajarannya dapat dipertahankan selama Rasul tersebut masih hidup. Akan tetapi,
ketika agama berkembang dengan pesat setelah melewati proses waktu yang
cukup lama, penyimpangan akan ajarannya merupakan kenyataan yang tidak
terhindarkan lagi.

Dalam agama Islam pun ada kecenderungan yang ditandai dengan lahirnya
berbagai aliran atau golongan pada masa-masa setelah Nabi wafat. Aliran-aliran
yang timbul dalam Islam ialah aliran Khawarij, Murji‟ah, Mu‟tazilah, Asy‟ariyah,
dan Maturidiyah. Aliran-aliran Khawarij, Murji‟ah, Mu‟tazilah sudah tidak ada

1 A. Malik Ahmad, Aqidah, al-Hidayah, Jakarta, t.th., h. 11


2 Nasiruddin Razaq, Dienul Islam, VII, PT al-Ma‟arif, Bandung, 1984, h. 17

2
wujud lagi, kecuali dalam sejarah, sedangkan Asy‟ariyah dan Maturidiyah masih
ada hingga saat ini. Keduanya disebut ahl Sunnah wa al- Jamaah.3 Maka dari itu
pada kesempatan ini penulis akan membahas makalah yang bertemakan,
Pengertian Firqah, Mazhab, dan Thariqah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian firqah?
2. Apakah pengertian mazhab?
3. Apakah pengertian tariqah?

C. TUJUAN MASALAH
1. Untuk mengetahui pengertian firqah
2. Untuk mengetahui pengertian mazhab
3. Untuk mengetahui pengertian tariqah

3 Harun Nasution, Teologi Islam (Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan), Universitas


Indonesia, Jakarta, 2010, cet II, h. 11

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Firqah
firqoh secara bahasa diartikan sebagai kumpulan, kelompok, golongan
atau pun rombongan. pada penggunannya, muncul pemaknaan lain yakni pisah
atau cerai. Firqah secara bahasa berarti kelompok manusia, yang bisa jadi punya
pemahaman berbeda dengan muslim lainnya. Istilah firqah biasa digunakan untuk
menyederhanakan kelompok, aliran, bahkan sekte.

Kelompok manusia dalam firqah ini merujuk pada cendekiawan yang


memiliki pengetahuan tinggi. Pendapat lainnya menjelaskan firqah adalah
kelompok yang memisahkan diri dalam urusan agama setelah ada ijma'.
Dikutip dari buku Quranic Society: Menelusuri Konsep Masyarakat Ideal dalam
Al-Qur'an karya Arum TitisariNamun, pemisahan ini justru menimbulkan
permusuhan atau fitnah. Bila ditelisik dari unsur penyusunan katanya, kata firqah
tersusun dari tiga huruf hijaiyah yakni fa', ra', dan qaf. Ketiganya mengandung arti
dasar sebagai pemisahan atau perbedaan antara dua hal.

Penyebab munculnya firqah dalam Islam

Dikutip dari buku Teologi Al Banjari karya Khairil Anwar, penyebab


munculnya firqah dalam Islam dilatarbelakangi oleh perbedaan dan perselisihan
padangan tentang masalah politik dan teologi. Perbedaan pandangan inilah yang
memudahkan satu firqah mengkufurkan firqah lainnya. Beberapa faktor lain yang
menjadi penyebab munculnya firqah dalam Islam dari buku Hubungan Penguasa-
Rakyat yang ditulis oleh Yahya Ismail;

 Cenderung berpendapat menurut pikiran sendiri

 Tajamnya perselisihan dalam bidang fiqih

 Perselisihan dalam masalah asma, sifat, dan perbuatan Allah SWT

 Hilangnya kekuasaan politik Islam dan runtuhnya kekhalifahan

 Berani menetapkan kedudukan sahabat Nabi SAW tanpa dasar yang kuat

4
 Perbedaan Ijtihad di kalangan sahabat

 Fanatisme kesukuan bangsa Arab

 Perebutan jabatan khalifah

73 Firqah

Terpecahnya umat Islam menjadi 73 golongan, Rasulullah shallallahu


alaihi wa sallam bersabda bahwa semua akan masuk neraka kecuali satu
golongan. Artinya 72 golongan akan dimasukkan ke dalam neraka dan hanya satu
golongan yang akan selamat. Ketika ditanya siapakan satu golongan yang selamat
itu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam menjawab “Mereka adalah orang-
orang yang akan sepertiku dan para sahabat-sahabatku”. Ini menunjukkan bahwa
72 golongan menyerupai Bani Israel sedangkan hanya satu golongan yang
menyerupai beliau dan para sahabat-sahabatnya. Sebagaimana Rasulullah saw
bersabda:
a. Hadits perpecahan umat Islam riwayat Abu Hurairah

َ ُ ‫ت ْانيَ ُٕٓد‬
َٗ‫عه‬ ْ َ‫سهه َى ا ْفت َ َزق‬
َ َٔ ِّ ‫عهَ ْي‬ ‫صههٗ ه‬
َ ُ‫َّللا‬ ِ ‫سٕ ُل ه‬
َ ‫َّللا‬ ُ ‫ قَب َل َر‬: ‫ع ٍْ أ َ ِثي ُْ َزي َْزح َ قَب َل‬ َ
َ َٔ ٍِْ ‫عهَٗ إِ ْحذَٖ أ َ ْٔ ثِ ُْتَي‬
ٍَ‫سجْ ِعي‬ َ ٖ‫بر‬ َ ‫ص‬ َ ‫ت انُه‬ َ َٔ ٍِْ ‫إِحْ ذَٖ أ َ ْٔ ثِ ُْتَي‬
ْ َ‫سجْ ِعيٍَ فِ ْزقَخً َٔتَفَ هزق‬
ً‫سجْ ِعيٍَ فِ ْزقَخ‬
َ َٔ ‫ث‬ ٍ ‫عهَٗ ثَال‬ َ ‫فِ ْزقَخً َٔت َ ْفت َ ِز ُق أ ُ هيتِي‬.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu „anhu, Ia berkata, ”Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
”Umat Yahudi terpecah mejadi tujuh puluh satu atau tujuh puluh dua golongan.
Umat Nashara terpecah menjadi tujuh puluh satu atau tujuh puluh dua golongan.
Dan umatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan.”[ Hadits riwayat
Abu Daud, At-Tirmidzi, Ibnu Majah, al-Hakim, Ahmad, dan lain-lain. Hadits ini
dinyatakan shahih oleh At-Tirmidzi, Al-Hakim, Ibnu Taimiyah, As-Suyuthi, Al-
Munawi, Asy-Syathibi, Adz-Dzahabi dan Al-Albani]
b. Hadits perpecahan umat Islam riwayat dari Abu ‘Amir Abdullah
bin Luhayyi

5
ُ ‫ي قَب َل َح َججْ َُب َي َع ُيعَب ِٔيَخَ ث ٍِْ أ َ ِثي‬
‫س ْفيَبٌَ فَهَ هًب قَذ ِْيَُب‬ ٍّ ‫َّللا ث ٍِْ نُ َح‬
ِ ‫ع ْج ِذ ه‬
َ ‫بي ٍز‬
ِ ‫ع‬َ ‫ع ٍْ أ َ ِثي‬
َ
ٌ‫سهه َى قَب َل ِإ ه‬َ َٔ ِّ ‫عهَ ْي‬ ‫صههٗ ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫َّللا‬ِ ‫سٕ َل ه‬ ُّ َ ‫ص َالح‬
ُ ‫انظ ْٓ ِز فَقَب َل ِإ هٌ َر‬ َ ٗ‫صهه‬ َ َ‫َي هكخَ ق‬
َ ٍَ‫بو ِحي‬
َ َ‫س ْج ِعيٍَ ِيههخً َٔ ِإ هٌ َْ ِذ ِِ ْاْل ُ هيخ‬
‫ست َ ْفت َ ِز ُق‬ َ َٔ ٍِْ ‫عهَٗ ثِ ُْتَي‬َ ‫أ َ ْْ َم ْان ِكتَبثَي ٍِْ ا ْفت َ َزقُٕا فِي دِيُِ ِٓ ْى‬
ُ ّ‫عخُ َٔ ِإَه‬ َ ‫ي ْان َج ًَب‬
َ ِْ َٔ ً ‫احذَح‬ ِ ‫سجْ ِعيٍَ ِيههخً يَ ْعُِي ْاْل َ ْْ َٕا َء كُهُّ َٓب فِي انُه‬
ِ َٔ ‫بر ِإ هَّل‬ ٍ ‫عهَٗ ث َ َال‬
َ َٔ ‫ث‬ َ
‫بح ِج ِّ ََّل‬
ِ ‫ص‬َ ‫ت ِث‬ ُ ‫برٖ انْ َك ْه‬ َ ‫برٖ ِث ِٓ ْى تِ ْهكَ ْاْل َ ْْ َٕا ُء َك ًَب يَت َ َج‬ َ ‫ج فِي أ ُ هيتِي أ َ ْق َٕا ٌو ت َ َج‬ُ ‫سيَ ْخ ُز‬
َ
‫ة نَئِ ٍْ نَ ْى تَقُٕ ُيٕا ثِ ًَب َجب َء‬ ِ ‫َّللاِ يَب َي ْعش ََز انْعَ َز‬ ‫ص ٌم ِإ هَّل دَ َخهَّ ُ َٔ ه‬ ِ ‫يَ ْجقَٗ ِي ُّْ ُ ِع ْز ٌق َٔ ََّل َي ْف‬
ِِ ّ‫ٕو ِث‬ َ ُ‫حْزٖ أ َ ٌْ ََّل يَق‬ َ َ ‫بس أ‬ِ ‫سهه َى نَغَي ُْز ُك ْى ِي ٍْ انُه‬
َ َٔ ِّ ‫عهَ ْي‬ ‫صههٗ ه‬
َ ُ‫َّللا‬ َ ‫ِث ِّ ََجِيُّ ُك ْى‬

Dari Abu „Amir Abdullah bin Luhayyi, dia berkata, ”Kami melakukan haji
bersama Mu‟awiyah bin Abu Sufyan. Ketika kami tiba di Makkah, dia berdiri
setelah melakukan shalat zhuhur lalu berkata; ”Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda,
”Sesungguhnya dua ahli kitab (maksudnya, Yahudi dan Nashara) telah terpecah
dalam agama mereka menjadi tujuh puluh dua golongan. Dan sungguh umat ini
akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan – yaitu ahli ahwa’ (pengikut
hawa nafsu).Semuanya akan masuk neraka kecuali satu, yaitu Jama’ah. Sungguh
akan muncul dari kalangan umatku sejumlah orang (dari golongan-golongan
tersebut) yang mereka itu mengikuti hawa nafsu (dan bid’ah) sebagaimana
menjalarnya penyakit gigitan anjing (rabies) kepada pemiliknya. Tidak ada
pembuluh darah maupun tulang sendi (engsel) kecuali dia memasukinya.Demi
Allah, wahai orang-orang Arab, jika kalian tidak melaksanakan apa yang dibawa
oleh Nabi kalian ‫ ﷺ‬maka orang-orang selain kalian lebih layak untuk tidak
melaksanakannya.”[Hadits riwayat Ahmad, Abu Dawud, Al-Hakim dan selain
mereka. Dinyatakan shahih – atau hasan – oleh Al-Hakim, Adz-Dzhabi, Al-„Iraqi,
Ibnu Hajar, Ibnu Taimiyah dan Al-Albani]4

4 Ahlus Sunnah wal Jama’ah Ma’alim Inthilaqotil Kubro, Muhammad Abdul Hadi Al-Mishri, hal.
34-35.

6
B. Pengertian Mazhab
Kata Mazhab merupakan sighat Islam dari Fi‟il Madhi Zahaba. Zahaba
artinya pergi, oleh karena itu mazhab artinya, tempat pergi atau jalan. Kata-kata
yang semakna ialah: Maslak, thariqah dan sabiil yang kesemuanya berarti jalan
atau cara. Sesuatu yang menjadi tujuan seseorang baik konkrit maupun abstrak.
Sesuatu dikatakan Mazhab bagi seseorang jika cara atau jalan tersebut menjadi
ciri khas. Menurut para ulama dan ahli agama islam, yang dnamakan mazhab
adalah metode (manhaj) yang dibentuk setelah melalui pemikiran dan penelitian,
kemudian orang yang menjalaninya menjadikan sebagai pedoman yang jelas
batasan-batasannya, dibangun diatas prinsip-prinsipdan kaidah-kaidah.

Menurut terminologyada beberapa ulama yang memberikan pengertian


mazhab menurut ada beberapa rumusan pendapat lain: Menurut Said Ramadhany
al-Buthy mazhab adalah jalan pikiran (paham/pendapat) yang ditempuh oleh
seorang mujtahid dalam menetapkan suatu hukum islam dari Alquran dan Hadist.
Sedangkan Abdurrahman menyatakan, mazhab dalam istilah islam berati
pendapat , paham aliran seorang alim besar dalam islam yang digelari imam
seperti mazhab imam Abu Hanifah, mazhab Imam Ahmad Ibn Hanbal, mazhab
Imam Syafi,i, mazhab Imam Malik, dan lain sebagainya.

Berbeda deangan A.Hasan, mazhab yaitu sejumlah fatwa atau pendapat-


pendapat seorang alim ulama besar dalam urusan agama baik dalam masalah
ibadah maupun masalah lainnya. Jadi, mazhab ialah pokok pikiran atau dasar
yang digunakan oleh imam mujtahid dalam memecahkan masalah, atau
mengistimbatkan hukum islam. Kemudian imam mazhab dan mazhab itu
berkembang pengertiannya menjadi kelompok umat islam yang mengikuti cara
istimbath hukum semakin kokoh dan meluas, sesudah masa itu muncul mazhab-
mazhab dalam bidang hukum islam.

7
Latar Belakang Munculnya Mazhab

Karena banyaknya para sahabat nabi yang pindah tempat dan terpencar ke
negara yang baru, dengan demikian kesempatan untuk bertukar pikiran atau
bermusyawarah memecahkan suatu masalah sulit dilaksanakan, maka terjadilah
banyak perbedaan pendapat antara para sahabat.Qasim Abdul Azis Khosim
menjelaskan bahwa faktor faktor yang menyebabkan ikhtilaf di kalangan sahabat
ada tiga yakni:

 Perbedaan sahabat dalam memahami nash nash Qur‟an.


 Perbedaan para sahabat disebabkan perbedaan riwayat 3) Perbedaan
para sahabat disebabkan karena ra‟yu.

Jalaludin juga menyatakan penyebab ikhtilaf ( perbedaan pendapat ) di antara para


sahabat adalah prosesdur perbedaan hukum untuk masalah masalah baru yang
tidak terjadi pada zaman Nabi Muhammad SAW.

C. Pengertian Thariqah
Secara etimologi tarekat berasal dari kata thariqah yang berarti jalan,
keadaan, aliran atau garis pada sesuatu. Sedangkan secara terminologi para
pengkaji tarekat mengemukakan beberapa definisi, di antaranya :

1. Menurut Aboebakar Atjeh, tarekat mempunyai arti jalan atau petunjuk


dalam melakukan suatu ibadat sesuai dengan ajaran yang ditentukan
dan dicontohkan Nabi dan dikerjakan oleh sahabat dan tabi‟in, turun-
temurun sampai kepada guru-guru, secara berantai.
2. Menurut Al-Taftazani, tarekat diartikan sekumpulan sufi yang
terkumpul dengan seorang syaikh tertentu, tunduk dalam aturan aturan
yang terperinci dalam tindakan spiritual, hidup secara berkelompok di
dalam ruang-ruang peribadatan atau berkumpul secara berkeliling
dalam momen-momen tertentu, serta membentuk majelis-majelis ilmu
dan zikir secara organisasi.

8
3. Menurut Harun Nasution, tarekat berarti jalan yang harus ditempuh
seorang calon sufi agar ia berada sedekat mungkin dengan Allah.
4. Menurut Nurcholis Madjid, tarekata dalah jalan menuju Allah guna
mendapatkan ridha-Nya dengan mentaati ajaran-ajaran-Nya.
5. Menurut al-Syaikh Muhammad Amin al-Kudry, tarekat
diartikan: pertama, mengamalkan syariat melaksanakan beban ibadah
dengan tekun dan menjauhkan diri dari sikap yang sebenarnya memang
tidak boleh dipermudah. Kedua, menjauhi larangan dan melakukan
perintah Tuhan sesuai dengan kesanggupan, baik larangan dan perintah
yang nyata maupun tidak (batin).

Berdasarkan beberapa definisi secara istilah tersebut dapat disimpulkan


bahwa tarekat mempunyai dua pengertian:

 tarekat sebagai pendidikan keruhanian yang dilakukan oleh orang-


orang yang menjalani kehidupan tasawuf, yang secara individu
untuk mencapai suatu tingkat keruhanian tertentu, dan

 ,tarekat sebagai sebuah perkumpulan atau organisasi yang didirikan


menurut aturan yang telah ditetapkan oleh seorang syaikh yang
menganut suatu aliran tarekat tertentu.

Ajaran-ajaran tasawuf yang harus ditempuh untuk mendekatkan diri


kepada Allah SWT merupakan hakikat tarekat yang sebenarnya.Tasawuf adalah
usaha mendekatkan diri kepada Allah SWT. Sedangkan, tarekat adalah cara dan
jalan yang ditempuh sesorang dalam usahanya mendekatkan diri kepada Allah
SWT. Hal ini menunjukkan bahwa tarekat adalah tasawuf yang berkembang
dengan beberapa variasi tertentu, sesuai dengan spesifikasi yang diberikan
seorang guru terhadap muridnya.

Berikut susunan struktur dalam melaksanakan tarekat:

9
1. Mursyid, yaitu orang yang memberikan petunjuk (irsyad) atau sering
disebut dengan syaikh.
2. Mu‟allim, yaitu guru yang memberikan ilmu atau pengurus satu
pengajian.
3. Muaddib, yaitu guru yang mengajar adab atau moral.
4. Ustadz, yaitu sebutan untuk seorang guru.
5. Nussak, yaitu orang yang mengerjakan segala amal dan perintah
agama.
6. Ubbad, yaitu orang yang ahli dan ikhlas mengerjakan segala ibadah.
7. Imam, yaitu pemimpin yang bukan saja dalam soal ibadah bahkan juga
dalam suatu aliran keyakinan.
8. Sadah, yaitu penghulu. Gelar ini juga kadang diberikan kepada seorang
guru sebagai penghormatan atau orang yang dihormati dan diberi kuasa
penuh.
9. Salik, yaitu murid. Orang yang menghendaki pengetahuan dalam
segala amal ibadahnya.

Dalam melaksanakan tarekat, sebelumnya seorang salik terlebih dahulu


di talqin yaitu pengajaran dan peringatan yang diberikan oleh seorang mursyid
kepada salik yang akan memulai laku sufinya (suluk). Dan dibai’ah yaitu
perjanjian kesanggupan kesetiaan seorang salik di hadapan mursyidnya untuk
mengamalkan dan mengerjakan segala amalan dan kebajikan yang diperintahkan
oleh mursyidnya.

Hendaknya bagi mereka yang menggabung diri kepada tarekat tertentu


mengetahui benar benar nisbah atau silsilah atau hubungan guru-gurunya yang
sambung menyambung antara satu sama lain sampai kepada Nabi Muhammad
SAW.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Firqah secara bahasa berarti kelompok manusia, yang bisa jadi punya
pemahaman berbeda dengan muslim lainnya. Istilah firqah biasa digunakan untuk
menyederhanakan kelompok, aliran, bahkan sekte.

Menurut terminologi Menurut Said Ramadhany al-Buthy mazhab adalah


jalan pikiran (paham/pendapat) yang ditempuh oleh seorang mujtahid dalam
menetapkan suatu hukum islam dari Alquran dan Hadist. Sedangkan
Abdurrahman menyatakan, mazhab dalam istilah islam berati pendapat , paham
aliran seorang alim besar dalam islam yang digelari imam seperti mazhab imam
Abu Hanifah, mazhab Imam Ahmad Ibn Hanbal, mazhab Imam Syafi,i, mazhab
Imam Malik, dan lain sebagainya.

Secara etimologi tarekat berasal dari kata thariqah yang berarti jalan,
keadaan, aliran atau garis pada sesuatu. Sedangkan secara terminologi menurut
Aboebakar Atjeh, tarekat mempunyai arti jalan atau petunjuk dalam melakukan
suatu ibadat sesuai dengan ajaran yang ditentukan dan dicontohkan Nabi dan
dikerjakan oleh sahabat dan tabi‟in, turun-temurun sampai kepada guru-guru,
secara berantai.

B. Saran
Kami selaku penulis menyadari bahwa bahwa makalah kami ini sangat
jauh dari kata sempurna. Maka kami berharap kepada rekan-rekan sekalian dan
para pembaca memberi masukan yang membangun, agar kedepannya dalam
penulisan makalah selanjutnya lebih baik lagi. Dan dengan makalah ini juga kami
berharap semoga ilmu yang sedikit yang kami jelaskan ini dapat menambah
wawasan dan ilmu pengetahuan kita semua. Aamiin.

11
DAFTAR PUSTAKA

A. Malik Ahmad, Aqidah, al-Hidayah, Jakarta, t.th., h. 11

Nasiruddin Razaq, Dienul Islam, VII, PT al-Ma‟arif, Bandung, 1984, h. 17

Harun Nasution, Teologi Islam (Aliran-Aliran Sejarah Analisa Perbandingan),


Universitas Indonesia, Jakarta, 2010, cet II, h. 11

Ahlus Sunnah wal Jama’ah Ma’alim Inthilaqotil Kubro, Muhammad Abdul Hadi
Al-Mishri, hal. 34-35.

12
13

Anda mungkin juga menyukai