NIM : 16C11645
Kls : Tk. 2A
1. WAHAM
Data fokus
Perubahan proses fikir : waham
a. Subjektif
Klien mengatakan bahwa dirinya adalah orang yang paling hebat.
Klien mengatakan bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan khusus
b. Objektif
Klien terus berbicara kemampuan yang dimilikinya.
Pembicaraan klien cenderung berulang-ulang
Isi pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan.
Klien dengan gangguan jiwa sikotik, mengalami penurunan daya nilai realitas (reality
testing ability). Klien tidak lagi mengenali tempat, waktu, dan orang-orang di sekitarnya. Hal
ini dapat mengakibatkan klien merasa asing dan menjadi pencetus terjadinya ansietas pada
klien. Untuk menanggulangi kendala ini, maka perlu ada aktivitaas yang memberi stimulus
secara konsisten kepada klien tentang realitas di sekitarnya. Stimulus tersebut meliputi
stimulus tentang realitas lingkungan, yaitu diri sendiri, orang lain, waktu, dan tempat.
TUJUAN
Tujuan umum yaitu klien mampu mengenali orang, tempat, dan waktu sesuai dengan
kenyataan, sedangkan tujuan khususnya adalah:
2. HALUSINASI
Data fokus
a. Data subjektif
Klien mengatakan mendengar suara ibunya yang sudah meninggal yang
menyuruhnya untuk tidak menikah lagi dan punya anak lagi.
Klien mengatakan mengdengar suara orang lain yang menyuruhnya mati.
b. Data objektif :
Klien kadang-kadang menyendiri
bicara kacau dan tidak jelas
kontak mata kurang
nada suara cepat
gelisah
bingung
sering mondar-mandir
Kegiatan TAK menggunakan sistem Sesi yang dibagi menjadi lima sesi, setiap
sesi memiliki tujuan khusus yang berbeda. Pada TAK kali ini adalah melanjutkan
kegiatan TAK sebelumnya, kali ini adalah TAK untuk sesi kelima yaitu tentang program
pengobatan.
Klien sebagai anggota yang mengikuti therapy aktifitas kelompok ini adalah:
a. Klien dengan riwayat schizoprenia dengan disertai gangguan persepsi sensori;
halusinasi.
b. Klien yang mengikuti TAK ini tidak mengalami perilaku agresif atau mengamuk,
dalam keadaan tenang.
c. Klien dapat diajak kerjasama (cooperative).
METODE TAK
Metode yang digunakan pada terapi aktivitas kelompok (TAK) ini adalah metode:
1. Diskusi dan Tanya Jawab
2. Melengkapi jadwal harian
3. Bermain peran / simulasi
4. Dinamika kelompok
TUJUAN
1. SESI 1
a. Tujuan Umum
Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan
Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan pada saat berhubungan
dengan orang lain.
b. Tujuan Khusus
Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya
Klien dapat menyebutkan respon yang dirasakan sat marah (tanda dan
gejala marah ).
Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku
kekerasan ).
Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan
2. SESI 2
a. Tujuan Umum
Klien tidak mencederai diri sendiri, orang lain, dan lingkungannya
Klien dapat mengontrol perilaku kekerasan pada saat berhubungan
dengan orang lain
b. Tujuan Khusus
Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang bisaa dilakukan klien
Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah
perilaku kekerasan.
Klien dapat mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat
mencegah perilaku kekerasan. (Keliat, B. A. 2004)
3. SESI 3
a. Tujuan Umum
Klien mampu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok.
b. Tujuan Khusus
Klien dapat memperkenalkan dirinya.
Klien bertanya dan meminta sesuai dengan kebutuhan kepada orang
lain
Klien dapat menyalurkan emosi memberi kesempatan untuk
menyalurkan emosinya dan di mengerti oleh anggota kelompok
lainnya.
Klien dapat menyalurkan emosi memberi kesempatan untuk
menyalurkan emosinya dan di dengar serta di mengerti oleh anggota
kelompok lainnya.
Meningkatkan keterampilan hubungan social untuk diterapkan sehari-
hari
Melatih kesabaran, konsentrasi dan kreatifitas.
Kriteria Klien
Klien sebagai anggota yang mengikuti therapy aktivitas kelompok ini adalah
a) Klien yang tidak terlalu gelisah
b) Klien yang bisa kooperatif dan tidak mengganggu berlangsungnya Terapi
Aktifitas Kelompok.
c) Klien tindak kekerasan yang sudah sampai tahap mampu berinteraksi
dalam kelompok kecil
d) Klien tenang dan kooperatif
e) Kondisi fisik dalam keadaan baik
f) Mau mengikuti kegiatan terapi aktifitas
b. Objektif :
Impulsif.
Menunujukkan perilaku yang mencurigakan (biasanya menjadi sangat patuh)
Ada riwayat panyakit mental (depesi, psikosis, dan penyalahgunaan alcohol)
Ada riwayat penyakit fisik (penyakit kronis atau penyakit terminal).
Pengangguran (tidak bekerja, kehilangan pekerjaan, atau kegagalan dalam karier).
Status perkawinan yang tidak harmonis.
Topik
Pencegahan Resiko Bunuh Diri
Sesi 1 : Melindungi pasien dari bunuh diri
Sesi 2 : Meningkatkan Harga Diri pasien
Sesi 3 : Menggunakan mekanisme koping yang adaptif
Tujuan
Tujuan Umum
Peserta TAK mampu meningkatkan hubungan interpersonal anggota
kelompok, berkomunikasi, mampu berinteraksi maupun berespon terhadap stimulasi
yang diberikan
Tujuan Khusus
Sesi 1
a. Klien dapat meningkatkan harga diri
b. Klien dapat berpikir positif terhadap dirinya
Sesi 2
a. Klien dapat menggunakan mekanisme koping yang adaptif
b. Klien dapat membuat rencana masa depan yang realistis
Link jurnal terkait
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwjD6ef39ujbA
hVDTn0KHUk_AkYQFggyMAE&url=https%3A%2F%2Fe-journal.unair.ac.id%2FJNERS
%2Farticle%2Fdownload%2F4948%2F3190&usg=AOvVaw1ChydQcAt0vETsI89vwCFD
5. ISOLASI SOSIAL
a. Data subjektif
Klien mengatakan lebih senang menyendiri
Klien mengatakan malas jika bergaul dengan orang lain
Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain
Klien hanya mau berinteraksi melalui tulisan dikertas.
Klien mengatakan malu karena tidak bisa bekerja
Klien mengatakan malu karena tidak tamat sekolah
Klien mengatakan malu mengikuti kegiatan diluar rumah karena tidak bisa apa-apa
Klien mengatakan sedih,malu dan ingin cepat pulang
Klien mengatakan orang lain tidak bisa menerima keadaannya
Klien mengatakan orang tuanya sudah cerai sejak klien berusia 8 tahun
Klien mengatakan orang tuanya tidak mau mendukung keinginannya.
Klien mengatakan sebelum masuk rumah sakit klien pernah disuruh oleh seseorang
bahwa klien harus diam kalau mau dapat uang satu juta.
Klien mengatakan malas mengganti pakaiyan, mlas menyisir rambut. • Klien tampak
sering menyendiri
b. Data objektif
Klien tidak mau berbicara
Klien mengungkapkan isi hatinya melalui tulisan
Klien tampak duduk menyendiri dan mematung
Klien tampak menghindar dari teman-temannya
Klien tidak berinisiatif berhubungan dengan orang lain
Kontak mata klien kurang
Klien sering menunduk saat diajak berbicara
Klien tampak lesu
Klien tampak sedih saat menceritakan masa lalunya
Penampilan fisik tampak kurang rapi
Rambut klien tanpak tidak rapi.
Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau kemampuan
diri yang negatif yang dapat secara langsung atau tidak langsung diekspresikan ( Townsend, 1998 ).
Penyebab lain dari masalah harga diri rendah diperkirakan juga sebagai akibat dari masa lalu
yang kurang menyenangkan, misalnya terlibat napza. Berdasarkan hasil dari overview dinyatakan
bahwa pecandu napza biasanya memiliki konsep diri yang negatif dan harga diri yang rendah.
Perkembangan emosi yang terhambat, dengan ditandai oleh ketidakmampuan mengekspresikan
emosinya secara wajar, mudah cemas, pasif agresif dan cenderung depresi. (Shives, 1998).
Terapi keperawatan yang dapat diberikan pada klien sendiri bisa dalam bentuk terapi kognitif.
Terapi ini bertujuan untuk merubah pikiran negatif yang dialami oleh klien dengan harga diri rendah
kronis ke arah berpikir yang positif. Pada keluarga terapi yang diperlukan dapat berupa triangle terapy
yang bertujuan untuk membantu keluarga dalam mengungkapkan perasaan mengenai permasalahan
yang dialami oleh anggota keluarga sehingga diharapkan keluarga dapat mempertahankan situasi yang
mendukung pada pengembalian fungsi hidup klien. Pada masyarakat juga perlu dilakukan terapi
psikoedukasi yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang masalah harga diri
rendah kronis yang merupakan salah satu bagian dari masalah gangguan jiwa di masyarakat.
(by:noviebsuryanto.last Jan'09)
Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
d. Klien dapat klien dapat mengungkapkan perasaannya dan menyampaikan masalah pribadinya
kepada orang lain.
1. Tujuan Umum
Tujuan umum yaitu klien mampu memahami pentingnya kebersihan diri dan perawatan diri
secara maksimal.
2. Tujuan Khusus
a. Klien mampu melakukan aktivitas mandi/kebersihan diri.
b. Klien mampu memakai pakaian dan aktivitas berdandan sendiri
c. Klien mampu menunjukkan aktivitas makan.
d. Klien mampu melakukan atau menyelesaikan aktivitas toileting sendiri.
Klien
1. Karakteristik Klien
a. Klien dengan riwayat gangguan jiwa disertai dengan gangguan perawatan diri:
defisit perawatan diri
b. Klien yang mengikuti terapi aktivitas ini adalah tidak mengalami perilaku agresif
atau mengamuk, dalam keadaan tenang.
c. Klien dapat diajak bekerjasama (cooperatif)
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwid79TE-
ejbAhVTSX0KHR4MDI4QFggoMAA&url=http%3A%2F%2Felib.stikesmuhgombong.ac.id
%2F763%2F1%2FISNAENI%2520RESTIANA%2520NIM.
%2520A31600898.pdf&usg=AOvVaw2i5iCAk5wvs4Gpwzd-yDmg