PEMBUKAAN
1
seminar ilmiah dengan mengangkat sebuah tema tertentu, pengadaan forum
diskusi ilmiah yang bersifat harian, mingguan dan/atau bulanan, dll.
Implementasi metode demikian bukan hal baru dan tidak asing dalam pendidikan
pesantren karena sudah ada diterapkan sejak zaman para ulama salaf dan terus
berkembang dilingkungan pesantren. casingnya saja yang berbeda, namun
hakikat substansi metode tersebut sama dan berjalan hingga sekarang.
Melihat kondisi objektif dan latar belakang pemikiran ini, memberikan
panduan dasar dalam perumusan arah kebijakan dan penyelenggaraan kegiatan
operasionalnya yang tertuang dalam statuta Ma’had ’Aly al Jauhar ini.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
2
12. Muroqib adalah individu yang mengawasi dan mengamati keadaan
mahasantri, baik di dalam maupun di luar.
13. Muhadhir adalah individu yang diangkat dengan tugas utama mendidik,
mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu
pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian
kepada masyarakat.
14. Muhadhir tetap adalah individu yang atas rekomendasi pengasuh diminta
kesediaan dan ditetapkan oleh lembaga untuk bertindak sebagai muhadhir di
ma’had aly
15. Muhadhir luar biasa adalah ulama’dengan kepakaran tertentu yang dimintai
kesediaan dan diangkat pengasuh untuk bertindak sebagai muhadhir di
ma’had aly
16. Muhadhir tamu adalah tokoh dengan keahlian tertentu yang diundang untuk
bertindak sebagai muhadhir di ma’had aly untuk menyampaikan materi
tertentu dan atau dalam jangka waktu tertentu
17. Mahasantri adalah santri/peserta didik yang terdaftar untuk belajar di ma’had
aly
18. Alumni adalah orang yang menempuh seluruh proses pendidikan di ma’had
aly, dibuktikan dengan ijazah yang dikeluarkan secara sah oleh ma’had aly
19. Civitas akademika adalah muhadhir dan atau mahasantri ma’had aly, baik
sebagai pribadi maupun kelompok.
20. Karyawan adalah individu selain muhadhir yang diangkat oleh mudir untuk
melakukan suatu tugas secara rutin atau berkala di ma’had aly
21. Warga adalah semua individu selain muhadhir yang diangkat oleh mudir
untuk melakukan suatu tugas secara rutin atau berkala di ma’had aly
22. Pendidikan adalah kegiatan pengembangan kemampuan dan kepribadian
mahasantri yang didasarkan pada suatu pedoman tertentu dan diarahkan pada
tujuan tertentu
23. Pendidikan akademik adalah pendidikan tinggi program sarjana yang
diarahkan terutama pada penguasaan disiplin ilmu tertentu.
24. Pengajaran adalah pelaksanaan tugas fungsional muhadhir yang berupa
kegiatan pengembangan penalaran mahasantri untuk mendalami kaidah
keilmuan tertentu, mencakup keseluruhan proses sejak dari pemilihan dan
pengorganisasian materi hingga penetapan hasil kegiatan pembelajaran,
sesuai kurikulum yang berlaku
25. Pelatihan adalah kegiatan pengembangan kemampuan mahasantri yang
diarahkan terutama pada penguasaan ketrampilan tertentu.
3
26. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai materi,
bahan, dan cara yang digunakan sebagai pedoman kegiatan belajar mengajar
di ma’had aly.
27. Kode etik adalah norma yang secara resmi ditetapkan melalui peraturan
ma’had aly atau peraturan perundang undangan lain yang berlaku di ma’had
aly untuk dijunjung tinggi oleh dan berlaku sebagai pedoman tingkah laku
yang benar bagi sekelompok dan atau seluruh warga ma’had aly.
28. Bahasa asing adalah bahasa selain bahasa indonesia dan bahasa daerah yang
bersandar pada ilmu pengetahuan tertentu dan dapat digunakan sebagai sarana
komunikasi ilmiah.
29. Unit pelaksana teknis adalah satuan kerja atau organisasi yang dibentuk
secara rutin atau berkala
30. Sumber daya adalah segala sesuatu yang memiliki daya dukung dan daya
guna bagi pencapaian visi, misi, dan tujuan ma’had aly.
BAB II
DASAR, VISI, MISI, DAN TUJUAN
Pasal 2
Pasal 3
Visi ma’had aly adalah menjadi pusat studi terdepan untuk mencetak kader
khairu ummah, Faqih fi zamaanih, Rasikh fi Dinih, dan Uswah li Ummatih
Pasal 4
Pasal 5
4
Tujuan Ma’had Aly adalah:
BAB III
IDENTITAS
Pasal 6
(1) Nama lembaga yang diatur dalam statuta ini adalah Ma’had ’Aly al Jauhar
disingkat MAHAJA
(2) Pembinaan ma’had aly secara fungsional dilakukan oleh pengasuh dan
lembaga, dan secara teknis akademis oleh departemen agama republik
indonesia c.q. Direktorat Pendidikan Diniyah dan Ma’had Aly.
(3) Hari lahir ma’had aly adalah syawal 1441 H
Pasal 7
Pasal 8
5
mengamalkan syari’at Allah dan rosulullah dengan berlandaskan faham
Ahlussunnah wal Jama’ah.
b) Kuning.
Lambang keagungan dan kehormatan. Menunjukkan Ma’had ’Aly al
Jauhar merupakan lembaga kehormatan tertinggi yang
memadupadankan antara metode salaf dan kholaf.
c) Garis hitam dan putih.
Melambangkan keadilan dan kesucian.
Menunjukkan bahwa Ma’had ’Aly al Jauhar berjalan sebagai pembeda
antara yang haq dan bathil.
d) Tali melingkar
Lambang dari segala peraturan dan tata tertib yang ada yang memang
berada dalam satu lingkungan yang tidak boleh dilanggar dan diterjang.
Santri harus selalu terikat pada semua peraturan yang ada untuk
mendapat ilmu yang bermanfaat.
e) Gambar ka’bah, masjid
Menunjukkan bahwa Ma’had ’Aly al Jauhar adalah rintisan lembaga
yang berpijak pada pesan dari sang Mahaguru abuya as sayyid
Muhammad ‘alawy al maliki
f) Tulisan latin MA’HAD ’ALY AL JAUHAR
Segala sesuatu pasti punya nama dan sebagai pengenal Ma’had Aly
maka diberi tulisan MA’HAD ’ALY AL JAUHAR .
g) Tulisan Jepara.
Menunjukkan bahwa Ma’had ’Aly al Jauhar ini terletak di jantung kota
ukir Jepara.
Pasal 9
(1) Bendera ma’had aly berbentuk persegi panjang berwarna hijau dengan
lambang ma’had aly ditengahnya
(2) Bendera sebagaimana dimaksud ayat (1) bersekala tinggi 2 (dua)
berbanding lebar 3 (tiga).
Pasal 10
(1) Busana akademik ma’had aly adalah sarung dengan jas dan songkok
hitam.
(2) Bentuk, warna, dan penggunaan busana akademik ditetapkan melalui
peraturan ma’had aly
BAB IV
ORGANISASI
6
Pasal 11
(1) Organisasi Ma’had Aly terdiri dari dewan mustasyar, mudir dan mustahiq.
(2) Ma’had aly dapat mendirikan unit organisasi atau badan, baik yang
bersifat nirlaba maupun untuk memperoleh laba, sesuai dengan tuntutan
pengembangan dan sumber daya menurut ketentuan dan perundang
undangan yang berlaku.
Pasal 12
(1) Dewan mustasyar membantu mudir ‘am mengasuh Ma’had Aly,
membantu memecahkan permasalahan utama dan strategis, serta menjadi
penghubung Ma’had Aly dengan masyarakat.
Pasal 13
(1) Pimpinan terdiri dari mudir ‘am yang dibantu oleh mudir I dan mudir II
Pasal 14
(1) Mudir diangkat dan diberhentikan oleh lembaga atas usul dewan
mustasyar
(2) Mudir bertanggung jawab pada lembaga
(3) Mudir bertugas memimpin penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi
membina civitas akademika dan karyawan, serta membina hubungan
dengan masyarakat dan institusi yang terkait dengan Ma’had Aly
Pasal 15
(1) Masa jabatan mudir adalah 3 tahun
(2) Mudir dapat diangkat kembali untuk masa jabatan berikutnya dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh lembaga
(3) Dalam hal mudir dianggap tidak dapat menjalankan tugas dan fungsinya
secara baik dan atau berhalangan tetap, lembaga dengan pertimbangan
dewan pengasuh dapat memberhentikan mudir dan mengangkat pelaksana
mudir untuk melanjutkan masa kerja mudir yang diberhentikan.
Pasal 16
(1) Mudir I dan Mudir II diangkat dan diberhentikan oleh mudir ‘am dengan
pertimbangan dewan mustasyar
(2) Pengangkatan dan pemberhentian mudir diatur melalui peraturan Ma’had
Aly
7
(3) Jika dianggap tidak melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik,
mudir I dan mudir II dapat diberhentikan sebelum masa jabatannya habis
oleh mudir ‘am setelah memperoleh pertimbangan dewan mustasyar
(4) Masa jabatan Mudir I dan Mudir II adalah 3 tahun
Pasal 17
(1) Mudir I membantu mudir dalam memimpin pelaksanaan kegiatan
pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat,
serta pembinaan mahasantri.
(2) Mudir II membantu mudir dalam penyelenggaraan kegiatan administrasi,
pengelolaan keuangan dan kepegawaian, serta sarana prasarana.
Pasal 18
(1) Anggota senat terdiri dari dewan pengasuh, pimpinan, ketua program
studi, dan wakil muhadhir
(2) Senat diketuai oleh ketua dibantu oleh sekretaris yang dipilih dari anggota
senat
(3) Tata cara pemilihan dan pengangkatan wakil dosen diatur melalui
peraturan Ma’had Aly.
Pasal 19
Perpustakaan adalah unit pelaksana teknis di bidang kepustakaan,
dokumentasi, dan informasi yang dimaksudkan untuk menunjang proses dan
kegiatan belajar mengajar, pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat .
Pasal 20
(1) Atas persetujuan dewan mustasyar, mudir dapat membentuk unit
pelaksana teknis selain sebagaimana dimaksud pasal 19.
(2) Pembentukan unit pelaksana teknis sebagaimana dimaksud ayat (1)
dilakukan sesuai kebutuhan.
Pasal 21
(1) Unit pelaksana teknis dipimpin oleh seorang kepala.
(2) Kepala unit pelaksana teknis bertanggung jawab kepada mudir
(3) Unit pelaksana teknis dapat diperlengkapi dengan suatu struktur
kepengurusan yang disesuaikan dengan kebutuhan.
8
(4) Kepala unit pelaksana teknis diangkat dan diberhentikan oleh mudir
setelah mendapat pertimbangan dewan pengasuh untuk masa jabatan 4
(empat) tahun dan dapat diangkat kembali.
(5) Struktur kepengurusan unit pelaksana teknis yang bersangkutan dan
ditetapkan oleh mudir.
Pasal 22
(1) Pelaksana administrasi terdiri dari bagian administrasi, keuangan, dan
bagian lain yang dianggap perlu.
(2) Jika dianggap perlu, dapat diangkat seorang kepala untuk memimpin
pelaksanaan tugas suatu bagian dalam lingkup pelaksana administrasi.
(3) Suatu bagian dalam lingkup pelaksana administrasi dapat diperlengkapi
dengan suatu struktur kepengurusan yang disesuaikan dengan kebutuhan.
(4) Kepala yang dimaksud ayat (2) bertanggung jawab kepada mudir melalui
mudir I atau mudir II, sesuai jalur koordinasi bagian yang bersangkutan.
(5) Kepala dimaksud ayat (2) diangkat dan diberhentikan oleh mudir untuk
masa jabatan 3 (tiga) tahun dan dapat diangkat kembali dengan ketentuan
tidak lebih baik dari 2 (dua) kali masa jabatan berturut-turut.
(6) Struktur kepengurusan dimaksud ayat (3) ditentukan oleh bagian yang
bersangkutan dan ditetapkan oleh mudir.
BAB V
TATA KERJA
Pasal 23
Pasal 24
9
(3) Dalam hal terjadi penyimpangan dan atau kelalaian yang berhubungan dengan
satuan organisasinya, pimpinan satuan organisasi wajib mengambil langkah
langkah yang diperlukan untuk mengatasi penyimpangan dan atau kelalaian serta
dampak yang ditimbulkannya.
Pasal 25
BAB VI
PENYELENGGARAAN MA’HAD ALY
Pasal 26
(1) Ma’had Aly menyelenggarakan pendidikan akademik strata 1 (S1) dalam bidang
fiqh dan ushul fiqh.
(2) Pendidikan akademik diselenggarakan berdasarkan kurikulum yang disusun
sesuai pedoman yang berlaku.
(3) Selain diarahkan untuk penguasaan disiplin fiqh dan ushul fiqh, kurikulum juga
dikembangkan agar civitas akademika dapat hidup selaras dengan lingkungannya
dan berguna bagi masyarakatnya.
(4) Pendidikan akademik diselenggarakan dengan berbagai pola belajar dan
pembelajaran antara lain kuliah, bandongan, sorogan, seminar, tugas terstruktur,
praktikum, tutorial, dan belajar mandiri.
Pasal 27
(1) Satu tahun akademik Ma’had Aly adalah periode pendidikan antara syawwal
hingga sya’ban.
(2) Administrasi akademik diselenggarakan dengan menerapkan pendidikan
pesantren dengan pembelajaran harian penuh.
(3) Dalam hal-hal tertentu, penyelenggaraan pendidikan dapat dilakukan dalam
sistem semester, triwulan, semester pendek, dan atau dalam bentuk paket sesuai
kebutuhan, persyaratan, dan peraturan yang berlaku.
10
(4) Masa pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditempuh dalam waktu
sekurang kurangnya 4 (empat) tahun akademik, selambat lambatnya 5 (lima)
tahun akademik.
Pasal 28
(1) Bahasa pengantar di ma’had aly adalah bahasa arab atau bahasa indonesia atau
bahasa jawa.
(2) Bahasa asing dapat digunakan sebagai bahasa pengantar sejauh diperlukan dalam
penyampaian ilmu, pengetahuan, dan atau pelatihan tertentu.
(3) Bahasa asing dapat digunakan dalam penulisan ilmiah dan atau laporan
penelitian.
(4) Penggunaan bahasa asing untuk penulisan ilmiah dan atau laporan penelitian
diatur melalui peraturan Ma’had Aly.
Pasal 29
(4) Penyelenggaraan penilaian sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) diatur lebih
lanjut melalui peraturan Ma’had Aly.
11
Pasal 30
(1) Jadwal kegiatan akademik ditetapkan oleh mudir sesuai ketentuan yang berlaku.
(2) Upacara wisuda dilakukan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam setahun.
Pasal 31
(1) Kegiatan penelitian dilaksanakan secara perorangan atau kelompok, baik oleh
muhadhir maupun bersama mahasantri dan atau pihak lain.
(2) Kegiatan penelitian dapat dilakukan di dalam atau di luar lingkungan Ma’had
Aly.
(3) Hasil penelitian diseminarkan, dipublikasikan, dan atau didokumentasikan.
(4) Hasil penelitian yang dipublikasikan dapat dimintakan hak cipta sesuai peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan penelitian diatur melalui
peraturan Ma’had Aly.
Pasal 32
Pasal 33
(1) Ma’had Aly memberikan ijazah atau syahadah sebagai bukti kelulusan kepada
mahasantri sesuai jenjang pendidikan yang telah diikuti.
(2) Sebagai pendamping ijazah / syahadah, Ma’had Aly memberikan sanad keilmuan
kepada mahasantri untuk kitab-kitab yang telah diikuti.
(3) Predikat lulusan adalah dengan pujian, mumtaz, jayyid dan jayyid jiddan.
(4) Ketentuan yang berkenaan dengan ijazah dan predikat lulusan diatur melalui
peraturan Ma’had Aly
Pasal 34
12
Pasal 35
(1) Setiap anggota civitas akademika memiliki kebebasan yang terkait dengan proses
pendidikan, pengembangan ilmu dan kepribadian secara bertanggug jawab dan
mandiri.
(2) Dalam melaksanakan kebebasan akademik sebagaimana dimaksud ayat (1),
setiap anggota civitas akademika harus mengupayakan agar kegiatan serta
hasilnya tidak merugikan pelaksanaan kegiatan pendidikan, pembelajaran, dan
atau kegiatan lainnya di Ma’had Aly.
(3) Pelaksanaan kebebasan akademik harus didasarkan pada integritas, dan
pelaksanaanya harus bertanggung jawab baik secara pribadi maupun sebagai
bagian dari kelompok atas pelaksanaan, hasil, manfaat dan dampaknya sesuai
dengan kaidah keilmuan, moral, dan hukum.
Pasal 36
(1) Kebebasan mimbar akademik merupakan bagian dari kebebasan akademik yang
memungkinkan muhadhir dan mahasantri menyampaikan pikiran dan pendapat
berdasarkan norma dan kaidah keilmuan.
(2) Kebebasan mimbar akademik diarahkan untuk memantapkan terwujudnya
pengembangan jati diri civitas akademika dan ilmu dengan berpedoman pada
otonomi keilmuan.
Pasal 37
(1) Muhadhir mengemban tugas, wewenang, dan tanggung jawab untuk memajukan,
mengembangkan, dan menyebarluaskan ilmu serta bidang keilmuannya dengan
menganut prinsip kebebasan akademik yang sehat dan bertanggung jawab.
(2) Mudir mengupayakan dan menjamin agar setiap anggota civitas akademika dapat
melaksanakan kebebasan akademik dalam rangka pelaksanaan tugas dan
fungsinya secara mandiri dan profesional sesuai landasan norma dan kaidah
keilmuan.
Pasal 38
(1) Kelompok keahlian dan atau minat dalam disiplin ilmu dan atau bidang tertentu
dapat dibentuk sejalan dengan tuntutan pengembangan ilmu dan atau
kebudayaan.
(2) Kelompok sebagaimana dimaksud ayat (1) diketuai oleh seorang yang
mempunyai kepakaran, otoritas keilmuan, dan atau pengalaman di bidangnya.
13
Pasal 39
(1) Dalam rangka pengembanan ilmu, Ma’had Aly dan civitas akademika
berpedoman pada prinsip otonomi keilmuan dan kode etik.
(2) Perwujudan otonomi keilmuan diatur dan dikelola oleh mudir.
BAB VII
MAHASANTRI DAN ALUMNI
Pasal 40
Pasal 41
14
i. Pindah ke Ma’had Aly lain sesuai ketentuan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
j. Berpartisipasi dan memperoleh layanan dalam organisasi dan atau kegiatan
kemahasantrian.
(2) Pelaksanaan hak sebagaimana dimaksud ayat (1) diatur melalui peraturan Ma’had
Aly.
Pasal 42
Pasal 43
Pasal 44
15
Pasal 45
BAB VIII
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN
Pasal 46
BAB IX
KODE ETIK, PENGHARGAAN, DAN SANKSI
Pasal 47
1) Kode etik merupakan pedoman sikap dan tingkah laku warga Ma’had Aly.
2) Materi kode etik disusun oleh mudir dan disahkan oleh Dewan Mustasyar.
Pasal 48
1) Penghargaan dapat diberikan kepada warga yang berprestasi dan berjasa bagi
kemajuan Ma’had Aly.
16
2) Sanksi dapat diberikan kepada warga Ma’had Aly yang melakukan pelanggaran
Kode Etik.
3) Jenis, bentuk, dan tata cara pemberian penghargaan dan sanksi sebagaimana
dimaksud ayat (1) dan (2) diatur melalui Peraturan Ma’had Aly.
BAB X
SUMBER DAYA
Pasal 49
Pasal 50
Pasal 51
Sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pasal 49 ayat (2) terdiri dari
Muhadlir, penunjang akademik, dan tenaga penunjang umum.
Pasal 52
1) Jenjang jabatan akademik muhadhir adalah Asisten Ahli, Lektor, Lektor Kepala,
dan Guru Besar.
2) Status muhadhir adalah Tetap, Luar Biasa, dan Tamu.
3) Hal-hal yang terkait dengan pengaturan jenjang jabatan akademik dan status
muhadhir diatur melalui peraturan Ma’had Aly.
Pasal 53
17
Pasal 54
Pasal 55
Sarana dan prasarana Ma’had Aly dikembangkan dan diupayakan agar sesuai
dengan standar nasional dan internasional dengan mempertimbangkan skala
prioritas.
Pasal 56
Pasal 57
BAB XI
PENGAWASAN DAN AKREDITASI
Pasal 58
18
Pasal 59
1) Akreditasi sebagai bagaian dari upaya meningkatkan mutu dan atau program
perlu dilakukan secara sistematis, terprogram, dan berkesinambungan
berdasarkan standar yang berlaku.
2) Akreditasi wajib diperhatikan oleh semua pihak untuk memperoleh kepercayaan
masyarakat dan menunjukkan kemampuan Ma’had Aly menghadapi
perkembangan ilmu dan zaman.
3) Secara teknis, pembinaan mutu dan akreditasi merupakan tanggung jawab Ketua
Jurusan dan Ketua Program Studi.
4) Pimpinan wajib memfasilitasi upaya pembinaan mutu dan akreditasi.
BAB XII
KERJA SAMA KELEMBAGAAN
Pasal 60
1) Kerja sama kelembagaan adalah kerja sama antara Ma’had Aly dengan pihak lain
dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat dalam
pengertian luas yang dapat berbentuk pelayanan konsultasi, kontrak manajemen,
tukar menukar muhadhir dan atau mahasantri, pemanfaatan sumber daya,
penerbitan karya ilmiah, seminar, dan bentuk-bentuk lain yang dianggap perlu.
2) Kerja sama kelembagaan dapat dilaksanakan Ma’had Aly, unit satuan organisasi
Ma’had Aly, dan atau organisasi kemahasantrian Ma’had Aly dengan persetujuan
mudir.
BAB XIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 61
19
BAB XIV
PENUTUP
Pasal 62
1) Hal-hal yang belum diatur dan atau timbul akibat pelaksanaan statuta ini akan
diatur kemudian.
2) Statuta ini hanya dapat diubah oleh Lembaga atas usul pimpinan dan dewan
pengasuh.
20