Anda di halaman 1dari 11

Kemang Point Bldg. 3rd Fl.

Unit III-02
Jl. Kemang Raya No. 3
Bangka, Mampang Prapatan,
Jakarta Selatan 12730
www.amoktarina.co

A. REPLIK DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa PEMOHON keberatan dan menolak dengan tegas dalil jawaban dari
TERMOHON dalam poin II tentang Penyelidikan dan Penyidikan, dimana dalam
isi pokoknya tersebut menyatakan TERMOHON telah melaksanakan proses
Penyelidikan, Penyidikan, dan Gelar Perkara dengan baik dan sesuai prosedur.
Namun, pada faktanya sebagaimana yang TERMOHON uraikan dalam poin II
angka 1 (satu) tentang Penyelidikan dan Penyidikan, TERMOHON menyatakan
menerima dan meregister Laporan Polisi yang dibuat oleh Pelapor dengan Nomor
LP/B/628/X/2022/SPKT/POLDA BALI (“Laporan Polisi 628”) pada tanggal 20
Oktober 2022. Kemudian pada tanggal yang sama pula diketahui pada faktanya
sebagaimana yang diuraikan oleh TERMOHON dalam Jawabannya pada poin II
angka 2 (dua), TERMOHON juga mendalilkan telah melakukan penyelidikan
berdasarkan pada Surat Perintah Tugas Nomor:
SP.Gas/768/X/2022/Ditreskrimum tanggal 20 Oktober 2022 dan Surat Perintah
Penyelidikan Nomor: SP.Lidik/404/X/2022 Ditreskrimum tanggal 20 Oktober
2022 untuk melakukan Penyelidikan. Selanjutnya diketahui fakta lainnya yang
mengejutkan bahwa TERMOHON pada waktu yang sama telah membuat Surat
Undangan Klarifikasi terhadap PEMOHON dengan Nomor B/1360/X/RES
1.11/2022/Ditreskrimum yang dibuat dan diterbitkan pada tanggal 20 Oktober
2022.

2. Bahwa selanjutnya berdasarkan pada fakta-fakta yang PEMOHON uraikan di


atas, lantas yang menjadi pertanyaan selanjutnya, bagaimana mungkin
TERMOHON menerima Laporan Polisi yang dibuat oleh Pelapor dan kemudian
dengan tanpa pertimbangan yang proporsional TERMOHON langsung
menerbitkan Surat Undangan Klarifikasi kepada PELAPOR pada tanggal yang
sama yakni tanggal 20 Oktober 2022. Hal tersebut jelas tidak sesuai dengan
praktik kelaziman/kebiasaan yang dilakukan Penyidik dan ketentuan peraturan
perundangan-undangan yang berlaku.

3. Bahwa berdasarkan praktik yang lazim dilakukan dan ketentuan perundang-


undangan yang berlaku, maka TERMOHON sebelum melanjutkan penyelidikan

1
Kemang Point Bldg. 3rd Fl. Unit III-02
Jl. Kemang Raya No. 3
Bangka, Mampang Prapatan,
Jakarta Selatan 12730
www.amoktarina.co
dan/atau menerima Laporan Polisi yang dibuat oleh Pelapor, TERMOHON sudah
sepatutnya melakukan kajian pendahuluan (preliminary examination) terlebih
dahulu terhadap laporan yang diajukan oleh Pelapor. Hal tersebut sesuai
sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 3 ayat (3) huruf b Peraturan Kapolri
Nomor 6 Tahun 2019 tentang Penyidikan Tindak Pidana (“Perkap Nomor
6/2019”), yang menyebutkan bahwa:

”Pada SPKT/SPK yang menerima laporan dan/atau pengaduan


ditempatkan Penyidik/Penyidik Pembantu yang ditugasi untuk:
a. Menjamin kelancaran dan kecepatan pembuatan laporan polisi;
b. Melakukan kajian awal guna menilai layak atau tidaknya dibuatkan
laporan polisi;
c. Memberikan pelayanan yang optimal bagi warga masyarakat yang
melaporkan atau mengadu kepada Polri.”

4. Bahwa jika dihubungkan dengan kewajiban Penyidik sebagaimana tersebut di


atas yang mengharuskan adanya kajian awal sebelum melanjutkan laporan,
namun hal tersebut bertentangan apabila dihubungkan dengan fakta fakta bahwa
justru TERMOHON langsung memanggil PEMOHON untuk pertama kali pada
tanggal 20 Oktober 2022 untuk melakukan klarifikasi, hal itu merupakan tindakan
yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 3 ayat 3 Perkap Nomor 6/2019 di atas,
karena seharusnya TERMOHON melakukan pemeriksaan terlebih dahulu
terhadap Saksi-Saksi di antaranya, Andy, Feric Setiawan, Tresia Elena,
Gregory Jit Singh Daljit Singh sebagaimana yang disebutkan oleh
TERMOHON dalam Jawabannya, barulah kemudian setelah mendapatkan
keterangan dari Saksi-Saksi tersebut, TERMOHON dapat melakukan
pemanggilan klarifikasi terhadap PEMOHON sebagai bentuk pemeriksaan
yang ideal (cross check and cross examination). Sehingga kemudian saling
berkaitan dengan pada saat proses Gelar Perkara untuk meningkatkan status ke
Penyidikan telah dilakukan oleh TERMOHON pada tanggal 25 Oktober 2022,
lalu pertanyaan selanjutnya kapan TERMOHON melakukan pemeriksaan kepada
Saksi-Saksi tersebut di atas mengingat jangka waktu yang sangat singkat
terhitung sejak saat pertama kali Laporan dibuat pada tanggal 20 Oktober 2022.

5. Bahwa selanjutnya fakta yang janggal menurut PEMOHON dapat dilihat dari
kerangka waktu atau jadwal pemeriksaan oleh TERMOHON, sebab diketahui

2
Kemang Point Bldg. 3rd Fl. Unit III-02
Jl. Kemang Raya No. 3
Bangka, Mampang Prapatan,
Jakarta Selatan 12730
www.amoktarina.co
Surat Undangan Klarifikasi yang dibuat oleh TERMOHON yang ditujukan
kepada PEMOHON telah dibuat dan/atau diterbitkan oleh TERMOHON pada
hari Kamis, tanggal 20 Oktober 2022, jikalau memang demikian, secara logis
bagaimana bisa TERMOHON meminta kepada PEMOHON untuk hadir ke
Polda Bali untuk dimintai klarifikasi pada tanggal 20 Oktober 2022, padahal
diketahui Laporan Polisi 628 pun baru teregister di Polda Bali pada tanggal
yang sama yakni tanggal 20 Oktober 2022. Jika berdasarkan pada ketentuan
hukum yang berlaku, maka untuk memintai keterangan PEMOHON, paling
tidak TERMOHON minimal 3 (tiga) hari bahkan lebih sebelum tanggal
hadir, mengingat PEMOHON berada di luar wilayah Indonesia dan wajib
disampaikan melalui Perwakilan Negara Malaysia in casu Kedutaan Besar
Malaysia di Indonesia. Hal tersebut sebagaimana diatur pada Pasal 227 ayat (1)
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana
(“KUHAP”) yang menyebutkan:

”semua jenis pemberitahuan atau panggilan oleh pihak yang berwenang


dalam semua tingkat pemeriksaan kepada terdakwa, saksi, atau ahli
disampaikan selambat-lambatnya tiga hari sebelum tanggal yang
ditentukan, di tempat tinggal mereka atau di tempat kediaman mereka
terakhir”.

6. Bahwa PEMOHON juga mendapati fakta lainnya yang janggal dan bertentangan
dengan hukum,, jika dilihat dari segi waktu pemanggilan oleh TERMOHON,
diketahui undangan klarifikasi dilakukan pada hari Kamis tanggal 20 Oktober
2022. Hal tersebut sangat bertentangan dengan Pasal 227 ayat (1) KUHAP,
karena seharusnya panggilan klarifikasi dilakukan pada tanggal 24 Oktober
setelah Laporan Polisi diterima oleh TERMOHON. Kemudian hal tersebut
berimplikasi pada jadwal-jadwal selanjutnya, maka secara logis dan empiris jika
mengacu pada minimal 3 hari sebelum tanggal hadir, maka pemanggilan pertama
terhadap PEMOHON untuk dimintai keterangan sebagai Saksi seharusnya
dilakukan pada tanggal 28 Oktober 2022 bukan pada tanggal 25 Oktober 2022.
Selanjutnya apabila panggilan pertama sebagai Saksi tidak hadir, TERMOHON
dapat melakukan pemanggilan kedua terhadap PEMOHON sebagai Saksi yaitu
pada tanggal 1 November 2022 bukan di tanggal 28 Oktober 2022. Kemudian,
apabila tidak hadir kembali, maka pemanggilan untuk diperiksa sebagai

3
Kemang Point Bldg. 3rd Fl. Unit III-02
Jl. Kemang Raya No. 3
Bangka, Mampang Prapatan,
Jakarta Selatan 12730
www.amoktarina.co
Tersangka dengan catatan telah dilakukan Gelar Perkara maka seharusnya ada
dilakukan pemanggilan pada tanggal 7 November 2022. Dan terakhir, jika
panggilan pertama sebagai Tersangka tidak dijalankan, maka pada tanggal 14
November 2022 dapat dilakukan panggilan kedua terhadap PEMOHON sebagai
Tersangka.

7. Bahwa sehubungan dengan poin di atas, terkait periode pemanggilan atau


undangan yang sangat singkat oleh TERMOHON kepada PEMOHON adalah
sangat tidak masuk akal, karena diketahui berdasarkan Akta Perusahaan PT
Golden Dewata saja dapat dilihat dan menunjukkan bahwa lokasi atau domisili
tempat tinggal dari PEMOHON adalah di Negara Malaysia lebih tepatnya
di L-2-8 Block L, Plaza Damas No. 60, Jl. Sri Hartamas 1, Sri Hartamas,
50480 Kuala Lumpur, Malaysia. Maka, jangka waktu yang ideal untuk periode
pemanggilan sebagaimana yang disampaikan oleh PEMOHON di atas adalah
periode waktu yang minimal atau paling cepat yang bisa dilakukan, terlebih lagi
bagaimana mungkin TERMOHON bisa melakukan penyelidikan hingga
Penetapan Tersangka hanya 12 (dua belas) hari saja, apabila benar-benar
TERMOHON telah mengikuti prosedur yang berlaku dengan
menyampaikan undangan atau panggilan terhadap PEMOHON melalui
Kedutaan Besar Malaysia di Indonesia yang pada dasarnya akan
membutuhkan waktu yang lama. Dan perlu diketahui, pemanggilan klarifikasi
atau pemanggilan Saksi terhadap PEMOHON sebagai Warga Negara Asing
adalah kewajiban yang harus dilaksanakan oleh TERMOHON, hal tersebut
sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 227 ayat (3) KUHAP yang berbunyi:

“dalam hal orang yang dipanggil tidak terdapat di salah satu tempat
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), surat panggilan disampaikan
melalui kepala desa atau pejabat dan jika di luar negeri melalui
perwakilan Republik Indonesia di tempat di mana orang yang dipanggil
biasa berdiam dan apabila masih belum juga disampaikan, maka surat
panggilan ditempelkan di tempat pengumuman kantor pejabat yang
mengeluarkan panggilan tersebut”.

8. PEMOHON juga menolak dan keberatan atas dalil yang dikemukakan oleh

4
Kemang Point Bldg. 3rd Fl. Unit III-02
Jl. Kemang Raya No. 3
Bangka, Mampang Prapatan,
Jakarta Selatan 12730
www.amoktarina.co
TERMOHON pada poin II angka 5 mengenai Penyidikan, yang menyatakan
TERMOHON telah menerbitkan Surat Pemberitahuan Dimulainya
Penyidikan (“SPDP”) kepada Kepala Kejaksaan Negeri Denpasar, Pelapor,
dan Terlapor. Bahwa pada faktanya, PEMOHON tidak pernah menerima
dan mengetahui adanya SPDP bahkan surat panggilan sekalipun, hal
tersebut dikarenakan TERMOHON telah sengaja justru mengirimkan surat
panggilan atau SPDP ke lokasi Perusahaan PT Golden Dewata, padahal telah
bersama-sama dketahui oleh PEMOHON maupun Pelapor, bahwa TERMOHON
sudah tidak berada di Indonesia sejak periode 28 Oktober 2020 yang dapat
dibuktikan berdasarkan sebagaimana Izin Tinggal Terbatas Elektronik dengan
NIORA: E1U1SMC85167 (“KITAS”) dan berdasarkan Akta Profil Perusahaan
PT Golden Dewata. Hal tersebut menandakan TERMOHON dalam melaksanakan
tugas penyidikannya telah secara sengaja dan penuh dengan iktikad buruk telah
memanipulasi atau membuat siasat seolah-olah PEMOHON masih berada di
Dash Hotel Seminyak Bali dan kemudian TERMOHON telah mengirimkan Surat
Undangan/Surat Panggilan kepada PEMOHON di Dash Hotel Seminyak Bali
sehingga TERMOHON berhasil membuat keadaan palsu seakan-akan tidak ada
tanggapan positif dari PEMOHON atas undangan/panggilan resmi PEMOHON,
padahal nyatanya memang benar PEMOHON sama sekali tidak mengetahui dan
tidak menerimanya karena PEMOHON tidak pernah berada di Dash Hotel
Seminyak Bali sejak akhir tahun 2020. Serangkaian iktikad buruk dan siasat jahat
tersebut telah menunjukkan bahwa TERMOHON telah melakukan keberpihakan
kepada Pelapor dan hanya mementingkan Pelapor dan berniat untuk
mengkriminalisasi PEMOHON.

9. Bahwa atas kekeliruan dan kesengajaan dari TERMOHON dalam mengirimkan


surat resmi baik SPDP maupun Surat Panggilan/Undangan sebagaimana pada
poin di atas, mengakibatkan PEMOHON tidak dapat mendapatkan akses serta
mendapatkan kesempatan untuk membuktikan fakta yang sebenarnya terjadi.
Sehingga terhadap bukti-bukti yang dilampirkan atau disita oleh TERMOHON
sebagaimana pada poin 5 huruf c dan d dalam Jawaban TERMOHON tidak
memiliki kekuatan hukum karena telah cacat secara formil dalam melakukan
pemeriksaan atau penyidikan dimana PEMOHON tidak dapat melakukan

5
Kemang Point Bldg. 3rd Fl. Unit III-02
Jl. Kemang Raya No. 3
Bangka, Mampang Prapatan,
Jakarta Selatan 12730
www.amoktarina.co
klarifikasi atau memberikan keterangan, dan apabila tanpa kehadiran PEMOHON
dalam proses Penyidikan yang dilakukan TERMOHON maka hal tersebut tidak
sesuai dengan apa yang ditentukan sebagaimana dalam amar pertimbangan hakim
pada Putusan Mahkamah Konstitusi No. 21/PUU-XII/2014, yang berbunyi:

“Bahwa bukti yang cukup sebagaimana ditentukan dalam Pasal 1 angka 14,
Pasal 17, dan Pasal 21 ayat (1) KUHAP harus ditafsirkan sekurang-kurangnya
2 (dua) alat bukti yang termuat dalam Pasal 184 KUHAP DAN DISERTAI
DENGAN PEMERIKSAAN CALON TERSANGKANYA, kecuali terhadap
tindak pidana yang penetapan Tersangkanya dimungkinkan dilakukan tanpa
kehadirannya (in absentia).”

10. Bahwa selanjutnya PEMOHON keberatan dan menolak dengan tegas atas apa
yang dikemukakan oleh TERMOHON dalam jawabannya pada poin 7 (tujuh) dan
8 (delapan), yang menyatakan Surat Pemberitahuan Penetapan Tersangka atas
nama PEMOHON telah disampaikan juga melalui Konsulat Jenderal Malaysia
Denpasar dengan Nomor B/990/XI/RES.1.11/2022/Ditreskrimum tanggal 1
November 2022 dan Surat Pemberitahuan Penetapan Tersangka kepada
PEMOHON kepada Kedutaan Besar Malaysia Nomor
B/991/XI/RES.1.11/2022/Ditreskrimum tanggal 1 November 2022 serta
mengirimkan Surat Permohonan Bantuan Pencarian Orang kepada Kepala Divisi
Hubungan International Polri Nomor: B/10288/XI/RES.1.11./2022Ditreskrimum
pada tanggal 22 November 2022. Hal tersebut sangat tidak masuk akal, karena
TERMOHON hanya menyampaikan surat ke Konsulat Jenderal Malaysia
pada saat setelah PEMOHON ditetapkan sebagai Tersangka dan bukan pada
saat proses Penyelidikan dan Penyidikan. Hal tersebut diduga kuat sebagai
bentuk kesengajaan dan bentuk kriminalisasi oleh TERMOHON kepada
PEMOHON secara terang-terangan. Padahal patut diketahui dan dilaksanakan
oleh TERMOHON untuk menyampaikan undangan resmi kepada PEMOHON
melalui perwakilan negaranya, hal tersebut sebagaimana yang diatur dalam Pasal
17 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) Perkap No. 6/2019, yang berbunyi:

"(1)Pemanggilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf a, dilakukan secara


tertulis dengan menerbitkan surat panggilan atas dasar Laporan Polisi dan Surat
Perintah Penyidikan.

(2) Pemanggilan terhadap Tersangka/Saksi/Ahli dilakukan sesuai dengan ketentuan

6
Kemang Point Bldg. 3rd Fl. Unit III-02
Jl. Kemang Raya No. 3
Bangka, Mampang Prapatan,
Jakarta Selatan 12730
www.amoktarina.co
peraturan perundang-undangan;

(3) Pemanggilan terhadap Tersangka/Saksi/Ahli dilakukan melalui:


a. perwakilan negara Republik Indonesia tempat domisili orang yang dipanggil,
untuk WNI yang berada di luar wilayah Indonesia; atau
b. PERWAKILAN NEGARANYA DI INDONESIA, BAGI WNA YANG
BERADA DI LUAR WILAYAH INDONESIA.”

11. Bahwa kemudian TERMOHON juga telah keliru dalam melakukan penyelidikan
maupun penyelidikan dimana TERMOHON justru mencampuradukkan data-data
hukum yang tidak memiliki relevansi sama sekali dengan kerugian Pelapor,
dimana patut diketahui sejak November 2014 sampai dengan 2020 PEMOHON
merupakan Direktur dan Pemegang Saham mayoritas di PT Golden Dewata
melalui kepemilikan di Gold Level dan selaku Direktur di Golden Dewata (vide
Akta No. 71/2014 dan Akta No. 04/2020).

12. Bahwa oleh karena PEMOHON memiliki legal standing untuk mengurus secara
penuh PT Golden Dewata pada periode November 2014 sampai dengan periode
November 2020 sebagaimana disebutkan di atas, maka PEMOHON menolak
tegas bukti-bukti yang disampaikan dan dikumpulkan oleh TERMOHON
dalam proses penyidikannya atau penyitaan, sebagaimana yang dicantumkan
dalam poin III angka 2 Tentang Penetapan Tersangka dalam Jawabannya di
antara lain:

- Nomor 44, Yang Disepakati Atas Rekapitulasi Mutasi Uang Yang Diduga
Tidak Untuk Usaha di Bank CIMB Rekening 800123968940 pada tahun 2017
sampai dengan 2020;

- Nomor 45, 6 (enam) lembar Asli Rekening Koran Bank CIMB Niaga No. Rek
800123968940 atas nama PT Golden Dewata periode tanggal 01 Maret 2017
sampai dengan tanggal 31 Maret 2017;

- Nomor 46, satu lembar fotokopi bukti transfer sebesar USD 10.170.000 PT
Golden Dewata ke Bank Exim;

- Nomor 47, satu gabung fotokopi VHP TRAINING DATABASE (TOWN-


INDONESIA) periode tanggal 01 Juli 2016 sampai dengan tanggal 31 Juli
2016 (timbulnya asset fiktif 22M);

7
Kemang Point Bldg. 3rd Fl. Unit III-02
Jl. Kemang Raya No. 3
Bangka, Mampang Prapatan,
Jakarta Selatan 12730
www.amoktarina.co
- Nomor 48, 5 lembar fotokopi PT Golden Dewata Laporan Posisi Keuangan
Per 31 Desember 2017;

- Nomor 49, 2 (dua) lembar photo copy dilegalisir data pengeluaran uang
sebesar Rp22M dalam Aset Fiktif;

- Nomor 54, Satu gabung asli rekening koran Bank CIMB NIAGA USD Nomor
Rekening 800123968940 periode 1 Maret 2017 samapai dengan 31 Maret
2017;

- Nomor 55, Satu gabung asli rekening koran Bank CIMB NIAGA USD Nomor
Rekening 800123968940 periode 1 Juli 2017 samapai dengan 31 Juli 2017;

- Nomor 56, Satu gabung asli rekening koran Bank CIMB NIAGA USD Nomor
Rekening 800123968940 periode 1 Agustus 2017 samapai dengan 31 Agustus
2017;

- Nomor 57, Satu gabung asli rekening koran Bank CIMB NIAGA USD Nomor
Rekening 800123968940 periode 1 Desember 2017 samapai dengan 31
Desember 2017;

- Nomor 58, Satu gabung asli rekening koran Bank CIMB NIAGA USD Nomor
Rekening 800123968940 periode 1 Maret 2018 samapai dengan 31 Maret
2018;

- Nomor 59, Satu gabung asli rekening koran Bank CIMB NIAGA USD Nomor
Rekening 800123968940 periode 1 April 2018 samapai dengan 30 April 2018;

- Nomor 60, Satu gabung asli rekening koran Bank CIMB NIAGA USD Nomor
Rekening 800123968940 periode 1 Mei 2018 samapai dengan 31 Mei 2018;

- Nomor 61, Satu gabung asli rekening koran Bank CIMB NIAGA USD Nomor
Rekening 800123968940 periode 1 Oktober 2018 samapai dengan 31 Oktober
2018;

- Nomor 62, Satu gabung asli rekening koran Bank CIMB NIAGA USD Nomor
Rekening 800123968940 periode 1 November 2018 samapai dengan 30
November 2018;

8
Kemang Point Bldg. 3rd Fl. Unit III-02
Jl. Kemang Raya No. 3
Bangka, Mampang Prapatan,
Jakarta Selatan 12730
www.amoktarina.co
- Nomor 63, dua lembar asli rekening koran Bank CIMB NIAGA USD Nomor
Rekening 800123968940 periode 1 Maret 2019 samapai dengan 31 Maret
2018;

- Nomor 64, Satu gabung asli rekening koran Bank CIMB NIAGA USD Nomor
Rekening 800123968940 periode 1 April 2019 samapai dengan 30 April 2019;

- Nomor 65, Satu gabung asli rekening koran Bank CIMB NIAGA USD Nomor
Rekening 800123968940 periode 1 Mei 2019 samapai dengan 31 Mei 2019;

- Nomor 66, dua lembar asli satu gabung rekening koran Bank CIMB NIAGA
USD Nomor Rekening 800123968940 periode 1 Juli 2019 samapai dengan 31
Juli 2019;

Bahwa terhadap buktti-bukti di atas yang dihimpun oleh TERMOHON dalam


melakukan penyidikan dijadikan bahan pemeriksaan dalam menangani perkara a quo
tidak sesuai dengan fakta hukum, karena diketahui bahwasanya PEMOHON
memiliki wewenang untuk melakukan tindakan apapun selaku Pemegang Saham
Mayoritas 99% dan Direktur Utama sejak November 2014 hingga November 2020,
maka segala bukti-bukti yang terjadi pada periode 2014-2020 sebelum Feric
Setiawan mengambil alih PT Golden Dewata, maka harus dikesampingkan karena
tidak berdasar dan tidak memiliki legal standing serta cacat formil, karena telah
mencampuradukkan sesuatu yang dimana tidak memiliki relevansi atas kerugian
yang diderita oleh Pelapor.

13. Bahwa PEMOHON juga keberatan dan menolak dengan tegas dalil yang
dikemukakan oleh TERMOHON pada paragraf terakhir sebelum Kesimpulan
dalam Jawaban TERMOHON, yang menyatakan TERMOHON telah
mengirimkan surat-surat resmi baik itu Surat Panggilan, SPDP, dan
Penetapan Tersangka melalui Konsulat Jenderal Malaysia. Nampaknya,
TERMOHON telah tersesat dan terjebak dalam kebohongannya sendiri,
dikarenakan pada poin sebelumnya TERMOHON juga menyampaikan pada
poin 8 (delapan) dalam Jawabannya, bahwa TERMOHON mengaku dan
menyatakan secara tegas hanya mengirimkan Surat Pemberitahuan
Penetapan Tersangka Nomor B/990/XI/RES.1.11/2022/Ditreskrimum kepada

9
Kemang Point Bldg. 3rd Fl. Unit III-02
Jl. Kemang Raya No. 3
Bangka, Mampang Prapatan,
Jakarta Selatan 12730
www.amoktarina.co
Konsulat Jenderal Malaysia di Denpasar pada tanggal 1 November 2022 dan
tidak pernah ada surat-surat selain itu yang disebutnya seperti yang didalilkannya
(Surat Panggilan dan SPDP). HAL TERSEBUT MERUPAKAN
KEBOHONGAN TERBESAR YANG DILAKUKAN OLEH TERMOHON
DI DEPAN MAJELIS HAKIM YANG MULIA YANG MEMERIKSA DAN
MENGADILI PERKARA A QUO DAN MERUPAKAN BENTUK
PENGHINAAN TERHADAP KESUCIAN DARI SUATU BADAN
PERADILAN.’

Hal tersebut dapat menduga kuat TERMOHON telah melanggar ketentuan


pidana dengan memberikan keterangan palsu Pasal 242 ayat (1) dan (2) Kitab
Undang-Undang Hukum Pidana (“KUHP”) yang menyatakan:

Pasal 242 ayat (1):

“Barangsiapa dalam keadaan di mana undang-undang menentukan supaya


memberi keterangan di atas sumpah atau mengadakan akibat hukum kepada
keterangan yang demikian, dengan sengaja memberi keterangan palsu di atas
sumpah, baik dengan lisan ataupun tulisan, secara pribadi maupun oleh
kuasanya yang khusus ditunjuk untuk itu, diancam dengan pidana penjara
paling lama 7 tahun.”

Pasal 242 ayat (2):

“Jika keterangan palsu di atas sumpah diberikan dalam perkara pidana dan
merugikan terdakwa atau tersangka yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama 9  tahun”.

14. Bahwa kebohongan dan kekeliruan yang secara nyata dilakukan oleh TERMOHON
sebagaimana yang telah PEMOHON jelaskan dan uraikan pada poin 10 (sepuluh) di
atas dalam Replik ini, juga kembali dipertegas dengan pernyataan yang dimana tidak
secara konsisten disampaikan dan ditegaskan sebelumnya oleh TERMOHON
dalam poin I angka 2 huruf a dalam Eksepsinya, yang dimana TERMOHON
mengakui bahwa 5 surat panggilan dan undangan klarifikasi yang telah dibuatnya
kepada PEMOHON telah disampaikan atau dikirimkan ke perusahaan PT Golden
Dewata yang beralamat di Dash Hotel Seminyak, Jl. Petitenget No. 468 X Kel.
Desa Kerobokan Kelod, Kec. Kuta Utara, Kab. Badung. Ini menjelaskan bahwa

10
Kemang Point Bldg. 3rd Fl. Unit III-02
Jl. Kemang Raya No. 3
Bangka, Mampang Prapatan,
Jakarta Selatan 12730
www.amoktarina.co
sebenarnya TERMOHON tidak pernah mengirimkan atau menyampaikan Surat
Panggilan/Undangan Klarifikasi apapun kepada PEMOHON melalui Konsulat Jenderal
Malaysia di Denpasar maupun melalui Kedutaan Besar Malaysia di Jakarta. Dengan
demikian segala macam bentuk penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan oleh
TERMOHON adalah tidak sah dan cacat formil karena tidak berlandaskan pada
ketentuan hukum yang berlaku (due process of law).

Hormat Kami,

Kuasa Hukum PARA


PENGGUGAT

Noverizky Tri Putra Pasaribu, S.H., LL.M (Adv) Abdurrahim, S.H.

Ricki Rahmad Aulia Nasution, S.H. Arif Budiman, S.H., M.H.

11

Anda mungkin juga menyukai