Anda di halaman 1dari 8

Kepada Yth.

Ketua Pengadilan Tata Usaha Bandung


Jl. Diponegoro No. 34 Citarum, Kec. Bandung
Wetan, Kota Bandung , Jawa Barat 40115

Perihal : Gugatan Perbuatan Melawan Hukum

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : MAULANA FAHRUL HIDAYAT S.H


Alamat : Jl. Putri Perum, Telaga Harapan B.G10/14
Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi
Profesi : Advokat / Konsultan Hukum ;

Advokat dan Konsultan Hukum, pada Kantor Hukum, MAULANA FAHRUL HIDAYAT
S.H berkedudukan di Jl. Putri Perum, Telaga Harapan B.G10/14 Cikarang Barat,
Kabupaten Bekasi.

Berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 23 Mei 2022, bertindak selaku kuasa dari dan oleh
karenanya untuk dan atas nama:

Nama : SAMSUDIN
Tempat/Tanggal Lahir : Purwakarta, 07 juli 1940.
Agama : Islam.
Pekerjaan : Direktur PT. Griyasinar Perak
Alamat : Beralamatkan di Jalan Jambu Nomor 2/195,
RT. 006/007, Kelurahan Kranji, Kecamatan Bekasi
Barat, Kota Bekasi.

Dalam kedudukannya Bapak Samsudin sebagai Direktur Utama dari PT. Griyasinar Perak
sebagaimana yang tercantum dalam Akta Pernyataan Pemegang Saham PT Griyasinar Perak
No. 1 tanggal 23 Maret 2004 yang dibuat di hadapan Notaris Susanto S.H., M.Kn. selain itu
Bapak Samsudin mewakili PT. Griyasinar Perak dalam melakukan perbuatan hukum.

Selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT.

Dengan ini mengajukan gugatan tentang Perbuatan Melawan Hukum ke Pengadilan


Tata Usaha Negara Bandung, terhadap :

KANTOR BADAN PERTANAHAN KABUPATEN BEKASI

Selanjutnya di sebut sebagai TERGUGAT

Adapun dalil-dalil gugatan dari Penggugat adalah sebagai berikut:

A. OBJEK SENGKETA
1. Bahwa yang menjadi objek gugatan a quo adalah:

Sertifikat Hak Milik No. 17/Bekasi, tanggal 10 Mei 2000 seluas 107.510 M² atas
nama Muslimin yang di keluarkan atau di terbitkan oleh Kantor Pertanahan
Kabupaten Bekasi dan berkedudukan di Desa Lebak denok, Kecamatan Ciwandan,
Kabupaten Bekasi.

Selanjutnya disebut sebagai “OBJEK SENGKETA”

2. Bahwa yang menjadi alasan mendasar gugatan a quo diajukan adalah Penerbitan
Objek Sengketa yang diterbitkan oleh TERGUGAT dengan tidak melalui tata cara
yang benar sesuai dengan undang-undang (unprosedure process) dan melawan
hukum hal ini dikarenakan ;

2.1. Bahwa tanah yang di jadikan sebagai Objek pensertifikatan dalam rangka
pemberian hak kepada para pemilik sertifikat yang dilakukan oleh Kantor
Pertanahan Kabupaten Bekasi merupakan diatas tanah milik PENGGUGAT
( PT. GRIYASINAR PERAK) sebagaimana yang di dasarkan pada Sertifikat
Hak Guna Bangunan No. 1652/1998 tertanggal 25 Februari 1998 seluas 107.510
M² atas nama PT. Griyasinar Perak yang terletak di Desa Lebak denok,
Kecamatan Ciwandan, Kabupaten Bekasi.

2.2. Bahwa jika di lihat dengan seksama dalam kenyataannya Sertifikat Hak Guna
Bangunan No. 1652/1998 tertanggal 25 Februari 1998 seluas 107.510 M² atas
nama (PENGGUGAT)PT. Griyasinar Perak telah lebih dahulu terbit pada tahun
1998 di bandingkan Sertifikat Hak milik No.17/ Bekasi tertanggal 10 Mei 2000
seluas 107.510 M² atas nama Muslimin yang di terbitkan oleh TERGUGAT
(Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional) pada tahun 2000, maka tidak masuk
akal bilamana adanya pemberian hak atas tanah yang sudah dimiliki oleh orang
lain atau tumpang tindih (overlapping) hal ini sangat bertentangan dengan
ketentuan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 2 Tahun 2013 tentang
Pelimpahan Kewenangan pemberian hak atas tanah dan kegiatan pendaftaran
tanah.

2.3. Bahwa terhadap hak-hak atas tanah milik PENGGUGAT secara hukum (yuridis)
dan fakta (Factual) sejak di beli hingga saat diketahui adanya sengketa atas tanah
ini tidak pernah ada gangguan ataupun keberatan dari pihak lain, sehingga tanah
aquo adalah sah milik PENGGUGAT hal ini sesuai dengan pasal 32 ayat (1) PP
No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah yang menyebutkan bahwa “ suatu
bidang tanah sudah di terbitkan sertifikat secara sah atas nama orang atau badan
hukum yang memperoleh tanah tersebut dengan itikad baik dan secara nyata
menguasainya, maka pihak lain yang merasa mempunyai hak atas tanah itu tidak
dapat lagi menuntut pelaksanaan hak tersebut apabila dalam waktu 5 (tahun)
sejak diterbitkannya sertifikat itu tidak mengajukan keberatan secara tertulis
kepada pemegang sertifikat dan Kepala Kantor Badan Pertanahan yang
bersangkutan atau tidak mengajukan gugatan ke Pengadilan mengenai
penguasaan tanah atau penerbitan sertifikat tersebut.”

2.4. Bahwa oleh karena, penerbitan objek sengketa aquo yang di lakukan oleh Panitia
Adjudikasi atau Panitia pemeriksa tanah telah melakukan kesalahan dan tidak
cermat saat melaksanakan pemeriksaan, penelitian dan pengkajian atas data fisik
dan data yuridis dalam rangka pemberian Hak Milik Kepada Para Pemegang Hak
Sertifikat sehingga bertentangan dengan ketentuan Pasal 52 huruf (c) Peraturan
Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1997 Tentang
Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah No24 tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah, sehingga tata cara dan proses penerbitan surat keterangan
hak/pengesahan data fisik dan data yuridis menjadi tidak sesuai dengan
prosedur hukum

2.5. Bahwa oleh karena, penerbitan objek sengketa aquo tida sesuai dengan proses
hukum sebagaimana yang sudah di jelaskan di atas maka penerbitan Objek
Sengketa aquo tidak dapat di benarkan dan bertentangan dengan hukum yakni
Bertentangan dengan Asas-asas Umum Pemerintahan yang baik dan
bertentangan dengan Peraturan Perundang-undangan, oleh karena itu Gugatan
Penggugat aquo telah memenuhi ketentuan Pasal 53 ayat (1) dan (2) Undang-undang
PTUN.

B. KEWENANGAN MENGADILI

Bahwa oleh karena yang menjadi Objek Sengketa aquo adalah sertifikat
( sebagaimana yang di uraikan angka 1 di atas) yang merupakan Keputusan Pejabat
Tata Usaha Negara maka Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung berwenang
memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa tersebut sesuai dengan Kompetensi
absolut yakni dalam pasal 1 (3 UU No. 5 Tahun 1986. Jo. UU No. 9 Tahun 2004
tentang PTUN, dan Kompetensi Relatif mengenai wilayah kewenangan, maka Kota/
Kabupaten Bekasi merupakan ruang lingkup wilayah Peradilan Tata Usaha Bandung.

C. TENGANG WAKTU

1. Bahwa pada tanggal 1 Januari 2022 PENGGUGAT mengirimkan surat kepada


TERGUGAT No. 110/SP/01/22 perihal Surat Permohonan Keterangan dan Penjelasan
atas tanah seluas 107.510 M² yang terletak di Desa Lebak denok, Kecamatan
Ciwandan, Kabupaten Bekasi, atas nama PT. Griyasinar Perak guna persiapan
perpanjangan dan memperbaharui jangka waktu Pemakaian Hak Guna Bangunan
milik PT. Griyasinar Perak. Atas surat PENGGUGAT selanjutnya TERGUGAT
(Kepala Kantor Badan Pertanahan) menjawabnya dengan surat No. 998/SK/22
tanggal 20 Februari 2022 Perihal Permohonan Keterangan dan Penjelasan atas tanah
seluas 107.510 M² yang terletak di Desa Lebak denok, Kecamatan Ciwandan,
Kabupaten Bekasi, atas nama PT. Griyasinar Perak. Yang pada pokoknya TEGUGAT
melakukan kegiatan Ploting dan pengambilan koordinat lapangan.

2. Bahwa selanjutnya pada tanggal 1 Mei 2022 PENGGUGAT mengirimkan surat


kembali kepada TERGUGAT berdasarkan surat No. 111/SP/05/22 perihal
Permohonan Keterangan dan Penjelasan Hasil Plotting atas tanah seluas 107.510 M²
yang terletak di Desa Lebak denok, Kecamatan Ciwandan, Kabupaten Bekasi, atas
nama PT. Griyasinar Perak, terhadap surat PENGGUGAT tersebut selanjutnya
TERGUGAT memberikan jawaban sebagaimana surat No. 999/SK/22 Tanggal 10
Mei 2022, yang pada intinya memberitahukan bahwa telah terjadi adanya tumpang
atas tanah milik PENGGUGAT dengan 1 objek sengketa yakni “Sertifikat Hak Milik
No. 17/Bekasi, tanggal 10 Mei 2000 seluas 107.510 M² atas nama Muslimin

3. Bahwa dengan demikian PENGUGAT baru mengetahui telah terjadinya tumpang


tindih atas tanah milik PENGGUGAT dengan 1 objek sengketa yakni Sertifikat Hak
Milik No. 17/Bekasi, tanggal 10 Mei 2000 seluas 107.510 M² atas nama Muslimin,
yaitu pada tanggal 10 Mei 2022 sebagaimana surat No. 999/SK/22 Tanggal 10 Mei
2022, yang pada intinya menjelaskan bahwa “TELAH TERJADI TUMPANG
TINDIH DENGAN 2 (DUA) BUAH SERTIFIKAT HAK MILIK YAKNI
ANTARA”

- Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 1652/1998 tertanggal 25 Februari 1998


seluas 107.510 M² atas nama PT. Griya sinar Perak yang terletak di Desa
Lebak denok, Kecamatan Ciwandan, Kabupaten Bekasi.

- Sertifikat Hak Milik No. 17/Bekasi, tanggal 10 Mei 2000 seluas 107.510 M²
atas nama Muslimin, berkedudukan di Desa Lebak denok, Kecamatan
Ciwandan, Kabupaten Bekasi

4. Bahwa setelah PENGGUGAT mengetahui telah terjadi tumpang tindih (Overlaping)


antara hak tanah milik penggugat dengan orang lain, maka selanjutnya terhadap surat
No. 999/SK/22 Tertanggal 10 Mei 2022, kemudian keesokan harinya pada tanggal 11
Mei 2022 PENGGUGAT mengirimkan kembali surat No. 112/SP/05/22 perihal
Permohonan Mediasi untuk Penyelesaian tanah milik PT. Griya sinar Perak seluas
107.510 M² yang terletak di Desa Lebak denok, Kecamatan Ciwandan, Kabupaten
Bekasi, kepada TERGUGAT, Namun Surat Permohonan Mediasi Penyelesaian yang
di ajukan oleh PENGGUGAT hingga saat gugatan ini di ajukan kepada Pengadilan
PTUN Bandung, pihak Penggugat belum mendapatkan jawaban dari pihak
TERGUGAT

5. Bahwa dengan tidak adanya jawaban yang pasti dari pihak TERGUGAT maka
PENGGUGAT untuk menghindari persengketaan yang berlarut-larut maka
PENGGUGAT mendaftarkan gugatan a quo dan di ajukan ke Pengadilan Tata Usaha
Negara Bandung yaitu pada TANGAL 15 JULI 2022 maka dengan demikian
gugatan a quo yang di ajukan masih dalam tenggang waktu 90 hari sebagaimana yang
di tentukan di dalam pasal 55 Undang-undang PTUN Jo. Surat Edaran Mahkamah
Agung No. 5 K/TUN/1992

D. KEPENTINGAN HUKUM

Bahwa oleh karena penerbitan Objek Sengketa yang di terbitkan oleh TERGUGAT
(Kantor Badan Pertanahan Nasional) BERADA DI ATAS TANAH MILIK
PENGGUGAT, yang menyebabkan kerugian dan ketidakpastian hukum bagi
PENGGUGAT, maka sudah tentunya PENGGUGAT memiliki kepentingan dan
berhak mengajukan gugatan aquo sebagaimana yang tercantum dalam Surat Edaran
Mahkamah Agung RI No.2 Tahun 1991 Jo. Pasal 53 ayat 1 UU PTUN,

Bahwa oleh karena itu, apa yang sudah di uraikan tersebut di atas, maka sudah
sepatutnya Gugatan PENGGUGAT harus diterima

DALAM POKOK PERKARA

Bahwa adapun Fakta-fakta yang menjadi dasar diajukannya gugatan a quo oleh
PENGGUGAT adalah sebagai berikut :

1. Bahwa PENGGUGAT (PT. GRIYASINAR PERAK) adalah sebagai pemilik satu-


satunya yang sah atas sebidang tanah berdasarkan Sertifikat Hak Guna Bangunan
(SGHB) Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 1652/1998 tertanggal 25 Februari
1998 seluas 107.510 M² atas nama PT. Griya sinar Perak yang terletak di Desa
Lebak denok, Kecamatan Ciwandan, Kabupaten Bekasi.

2. Bahwa asal-usul sebidang tanah milik PENGGUGAT sebagaimana berdasarkan


Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi
Jawa Barat No. 187 tanggal 25 Februari 1998 tentang pemberian Hak Guna
Bangunan atas tanah seluas 107.510 M² yang terletak di Desa Lebak denok,
Kecamatan Ciwandan, Kabupaten Bekasi atas nama PT. Griya sinar Perak. Badan
Hukum Indonesia yang di dalamnya terdapat sebidang tanah berdasarkan SGHB
yang sudah di jelaskan di atas

3. Bahwa terhadap sebidang tanah berdasarkan SGHB milik PENGGUGAT seluas


107.510 M² yang terletak di Desa Lebak denok, Kecamatan Ciwandan, Kabupaten
Bekasi atas nama PT. Griya sinar Perak, hanya berupa tanah kosong dan tidak ada
bangunan apapun yang berdiri di tanah tersebut, PENGGUGAT juga telah
menguasai bidang tanah tersebut sejak tahun 1998, sejak diterbitkan Surat
Keputusan Kepala Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Jawa
Barat No. 187 tanggal 25 Februari 1998 tentang pemberian Hak Guna Bangunan
atas tanah seluas 107.510 M² yang terletak di Desa Lebak denok, Kecamatan
Ciwandan, Kabupaten Bekasi, sampai dengan saat ini masih di kuasai oleh
PENGGUGAT

4. Bahwa TERGUGAT adalah Kantor Pertanahan Kabupaten Bekasi yang salah satu
fungsi dan tugasnya adalah menerbitkan atas Objek Sengketa aquo, yang mana
terhadap penerbitan Objek Sengketa tersebut TELAH BERTENTANGAN DAN
TIDAK SESUAI DENGAN PROSEDURE HUKUM.

5. Bahwa dalam menerbitkan Objek Sengketa aquo TERGUGAT telah melakukan


penerbitan Objek Sengketa tersebut yang berada di atas tanah milik
PENGGUGAT, yang mana hal tersebut sangat bertentangan dengan hukum
dan prosedure sebagaimana yang tercantum di dalam ketentuan Pasal 7 ayat 1
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional,
Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional
No. 4 Tahun 2015 Tentang Program Nasional Agraria

6. Bahwa dalam melaksanakan dan menerbitkan Objek Sengketa aquo di duga kuat
TERGUGAT TIDAK MELAKSANAKAN SESUAI Ketentuan Pasal 59 yang
mengatur berkaitan dengan tahapan dan/atau prosedur yang harus di tempuh
dalam melakukan penerbitan sertifikat oleh TERGUGAT, yang pada intinya
menjelaskan bahwa “ dalam rangka pengumpulan data/alat bukti/alas hak,
pegawai tata usaha negara dalam hal ini terlebih dahulu mengumpulkan seluruh
alat bukti, baik tertulis maupun tidak tertulis.

7. Bahwa secara faktanya PENGGUGAT TIDAK PERNAH SEKALIPUN


MENGALIHKAN HAK ATAS TANAHNYA kepada pihak lain dengan cara
apapun, namun secara tiba-tiba dan tanpa sepengetahuan PENGGUGAT, sebidang
tanah berdasarkan SGHB milik PENGGUGAT seluas 107.510 M², TELAH
TERBIT Objek Sengketa yang berada di atas SGHB tanah milik PENGGUGAT (
telah terjadi tumpang tindih sertifikat kepemilikan hak atas tanah) antara :

- Sertifikat Hak Guna Bangunan No. 1652/1998 tertanggal 25 Februari 1998


seluas 107.510 M² atas nama PT. Griya sinar Perak yang terletak di Desa
Lebak denok, Kecamatan Ciwandan, Kabupaten Bekasi.

- Sertifikat Hak Milik No. 17/Bekasi, tanggal 10 Mei 2000 seluas 107.510 M²
atas nama Muslimin, berkedudukan di Desa Lebak denok, Kecamatan
Ciwandan, Kabupaten Bekasi.

8. Bahwa oleh karena penerbitan Objek Sengketa yang di terbitkan oleh


TERGUGAT tidak melalui pengumpulan data/alat bukti hak yang benar dan
jelas, serta TERGUGAT tidak cermat dan hati-hati dalam melakukan
penetapan bidang tanah Objek Sengketa, sebagaimana di maksud dalam pasal
7 ayat 1 Peraturan Perona No. 4 Tahun 2015 dan selain itu TERGUGAT juga
tidak melaksanakan dengan benar ketentuan dalam Pasal 59 Peraturan Pelaksana
No. 24 Tahun 1997, maka dengan demikian Objek Sengketa yang di terbitkan
oleh TERGUGAT tidak sesuai dengan prosedur hukum, dan Objek Sengketa
aquo yang di terbitkan TERGUGAT harus dinyatakan batal demi hukum
dan tidak berlaku.

9. Bahwa faktanya penerbitan Objek Sengketa aquo berada di atas bidang tanah
milik PENGGUGAT sebagaimana berdasarkan SGHB No. 187 tanggal 25
Februari 1998 tentang pemberian Hak Guna Bangunan atas tanah seluas 107.510
M² yang terletak di Desa Lebak denok, Kecamatan Ciwandan, Kabupaten Bekasi
atas nama PT. Griya sinar Perak, maka penerbitan Objek Sengketa telah
mengalami cacat hukum administratif dan harus di batalkan karena
menimbulkan tumpang tindih (overlaping) atau sertifikat ganda pada Objek
Sengketa, sebagaimana sesuai dengan ketentuan Pasal 62 ayat 1 dan ayat 2 huruf
d, e dan f Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 2011
Tentang Pengelolaan Pengkajian dan Penanganan Kasus Pertanahan.
10. Bahwa selanjutnya, dengan di terbitkannya Objek Sengketa oleh TERGUGAT
menyebabkan terjadinya tumpang tindih (Overlaping) atau sertifikat ganda pada
Objek Sengketa, yang mengakibatkan kerugian bagi PENGGUGAT salah satunya
tidak adanya kepastian hukum terhadap Sertifikat hak milik yang di kuasai oleh
PENGGUGAT.

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka PENGGUGAT memohon Kepada Tim


Majelis Hakim yang terhormat untuk menjatuhkan putusan dengan amar sebagai
berikut :

DALAM POKOK PERKARA

1. Mengabulkan gugatan PENGGUGAT untuk seluruhnya

2. Menyatakan batal demi hukum atas Serat Keputusan yang di keluarkan atau di
terbitkan oleh TERGUGAT berupa :

- Sertifikat Hak Milik No. 17/Bekasi, tanggal 10 Mei 2000 seluas 107.510 M²
atas nama Muslimin yang di keluarkan atau di terbitkan oleh Kantor
Pertanahan Kabupaten Bekasi dan berkedudukan di Desa Lebak denok,
Kecamatan Ciwandan, Kabupaten Bekasi.

3. Menyatakan bahwa Sertifikat atas nama PENGGUGAT sah dan di terbitkan


melalui prosedur hukum yang berlaku

4. Menghukum TERGUGAT untuk membayar biaya perkara yang timbul

ATAU :

Apabila Tim Majelis Hakim berpendapat lain, kami mohon putusan yang seadil-
adilnya ( ex aequo et bono)

Demikian gugatan ini kami sampaikan, atas perhatianya kami ucapkan


terimakasih

Hormat Kami

Kuasa Hukum PENGGUGAT

Maulana Fahrul Hidayat S.H

Anda mungkin juga menyukai