FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
MAKALAH
PENDIDIKAN ANTI KORUPSI
NEGARA MAJU PEMBERANTAS KORUPSI DAN YANG TERMASUK
NEGARA RENDAH TERJADI KORUPSI
Dosen Pembimbing: Dr. Ahmad Irfan Sani, S.H., M.H
DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
TALIWANG
2022
KATA PENGANTAR
Ucapan puji dan syukur kita semata-mata hanyalah milik Allah SWT. Hanya
kepada-Nya lah kami memuji dan hanya kepada-Nya lah saya bersyukur, saya
meminta ampunan dan saya meminta pertolongan.
Oleh sebab itu, Saya sangat menantikan kritik dan saran yang
membangun dari setiap pembaca untuk materi evaluasi saya mengenai
penulisan makalah berikutnya. Saya juga berharap hal tersebut mampu
dijadikan cambuk untuk saya supaya lebih mengutamakan kualitas makalah di
masa yang selanjutnya.
DAFTAR ISI
Halaman Judul.....................................................................................................
Kata Pengantar……………………………………………………………........
Daftar Isi………………………………………………………………………...
BAB I : Pendahuluan
A. Latar Belakang……………………………………………………...
B. Rumusan Masalah………………………………………………….
C. Tujuan Masalah…………………………………………………….
BAB II : Pembahasan
A.1. Regulasi korupsi………………………………………………….
A.1.1. Pengertian Korupsi………………………………………...
B. Implementasi Regulasi Korupsi di Negara Singapura…………..
C. Solusi Mengatasi Korupsi di Negara Singapura..……………......
Daftar Pustaka………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan Masalah
Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan penelitian yang ingin
dicapai oleh peneliti dalam tesis ini adalah:
a. Dapat mengetahui langkah-langkah mengatasi korupsi di singapura
b. Sebagai tolak ukur untuk mengatasi korupsi yang ada di Negara Indonesia
c. Mengetahui bagaimana pemberantasan korupsi yang di galakkan oleh
Negara Singapura
BAB II
PEMBAHASAN
A. 1 Regulasi Korupsi
Di Negara Singapura regulasi untuk mengatur mengenai tindak pidana yang
berkaitan dengan korupsi dibagi menjadi 2 regulasi yaitu Prevention of
Corruption Act rumusan delik khusus dikalangan bisnis berupa penyuapan
antara swasta dengan swasta, dan untuk pegawai negeri delik suap diambil dari
KUHP Singapura, hal ini dikarenakan latar belakang negara Singapura adalah
sebuah negara bisnis atau dagang.
Dalam Prevention of Corruption Act, terdapat 2 (dua) pasal, pada Pasal 5
dan Pasal 6 Prevention of Corruption Act yaitu dengan ancaman pidana
maksimal 5 (lima) tahun ditambah dengan klausula Recidive Volume 2 No. 3
Sept.- Desember 2013 Perbandingan Penanganan Tindak… 269 yang
memperberat pidana menjadi 7 (tujuh) tahun. Jika korupsi maupun suap
berkaitan dengan kontrak yang diadakan antara pihak swasta dengan
pemerintah maupun lembaga / badan publik, maka sesuai dalam Pasal 5 dan
Pasal 6 Prevention of Corruption Act, ancaman pidana ditingkatkan menjadi $
100,000 atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan berlaku kumulatif.
Pada Pasal 10 sampai dengan Pasal 12 Prevention of Corruption Act mengatur
mengenai penyuapan dalam hal tender pekerjaan, pelayanan, melakukan atau
pemasokan sesuatu, material atau benda, yang merupakan kontrak dengan
Pemerintah atau departemen atau badan publik.
Dengan demikian, jika menyangkut penyuapan yang berkaitan dengan
kontrak dengan pemerintah, sanksi pidananya ditingkatkan. Jadi di sini ada
delik berkualifikasi, yang unsurnya bertambah karena berkaitan dengan
pemerintah. Namun, ancaman sanksi pidana dalam Prevention of Corruption
Act ini masih jauh lebih rendah dibanding ancaman sanksi pidana yang diatur
dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999
tentang Tindak Pidana Korupsi.
Selain itu dalam Pasal 32 ayat (2) Prevention of Corruption Act juga
mengatur tentang gratifikasi, apabila seorang pejabat publik menerima
pemberian gratifikasi tetapi tidak menangkap si pemberi itu dan membawa ke
kantor polisi terdekat tanpa alasan yang dapat diterima akal, diancam dengan
pidana denda paling banyak $ 5,000 atau pidana penjara paling lama 6 (enam)
bulan atau keduaduanya.
Penuntut umum dapat dengan perintah memberi kuasa kepada direktur
CPIB Singapura atau penyidik khusus CPIB Singapura untuk melaksanakan
penyidikan terhadap setiap delik berdasarkan hukum tertulis, semua atau setiap
wewenang yang berkaitan dengan penyidikan oleh kepolisian berdasarkan
Criminal Prosedure Code. Kewenangan inilah yang tidak dimiliki oleh badan
anti korupsi di negara lain, karena dengan demikian CPIB Singapura dapat
menyidik semua delik termasuk yang tidak masuk sebagai delik korupsi,
asalkan dengan perintah Penuntut Umum (Pasal 19 Prevention of Corruption
Act).
Penuntut umum juga dapat memberi perintah untuk memeriksa pembukuan
bank berdasarkan Pasal 20 Prevention of Corruption Act. Pemeriksaan itu
berkaitan dengan adanya bukti dilakukan delik yang tercantum di dalam Pasal
161 sampai dengan Pasal 165 atau Pasal 213 sampai dengan 215 KUHP
Singapura, termasuk di dalamnya pihak terkait yang membantu seseorang
dalam melakukan delik yang berkaitan dengan jabatannya di pemerintahan atau
setiap departemen atau badan publik yang dapat ditemukan dalam pembukuan
bank mengenai orang itu, istri atau anaknya atau orang dipercayai oleh
Penuntut Umum adalah kepercayaan atau agen orang itu. Dalam hal ini
penyidik khusus CPIB Singapura setiap waktu dapat memasuki bank yang
disebut dalam perintah itu dan memeriksa buku-buku dalam bank itu dan dapat
mengambil salinan pada setiap bagian buku itu beruapa rekening bank, akun
saham, akun pembelian, akun pengeluaran, atau akun apa saja, atau suatu safe
deposit box di suatu bank dan untuk mengungkap atau menyerahkan semua
informasi baik akun, dokumen, maupun benda yang diduga kuat terkait dengan
delik
A.1.1 Pengertian Korupsi
Korupsi secara etimologis berasal dari kata “korup” yang memiliki arti
buruk, rusak, buruk dan dapat disogok. Dalam bahasa asing istilah korupsi
sudah sangat populer seperti Bahasa Latin corrumpere dan corruptio, Bahasa
Inggris yaitu corruption atau corrupt, Bahasa Belanda yaitu corruptie atau
korruptie, dan Bahasa Arab yang menggunakan istilah rishwah yang berarti
penyuapan.
Robert Klitgaard menyatakan bahwa definisi dasar korupsi ialah apabila
seseorang secara tidak halal meletakkan kepentingan pribadinya di atas
kepentingan rakyat serta cita-cita yang menurut sumpah akan
dilayaninya.Definisi yang diuraikan oleh Robert Klitgaard menunjukkan bahwa
praktik korupsi dilakukan oleh individu yang memiliki kekuasaan dan
menyalahgunakan kekuasaan tersebut untuk kepentingan pribadi atau
kelompoknya sehingga merugikan masyarakat.
Korupsi menurut Sarifuddin Sudding diartikan sebagai tindak kejahatan
yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang tidak memiliki moral
individu, politik, moral kemanusiaan dan moral kultural serta korupsi
merupakan kejahatan maladministrasi, yaitu sebuah tindakan yang dilakukan
oleh pihak yang memiliki kekuasaan untuk mengambil secara melawan hukum
keuangan negara atau daerah untuk kepentingan individu maupun kroni.
Korupsi di berbagai negara memiliki konsep dan arti yang secara umum
sama, namun seringkali praktik korupsi ditangani atau dipandang berbeda
antara satu negara dengan negara lainnya. Hal inilah yang kemudian
menciptakan sudut pandang dan dampak yang berbeda antar negara, terutama
sangat jelas terlihat dari kemunculan praktik korupsi di negara maju.
Konsekuensi Korupsi menurut Ahli
Barry Bearak yaitu: Korupsi menyebabkan angka kematian wanita dan anak-
anak di negara miskin meningkat karena munculnya wabah kelaparan,
penutupan pusat pendidikan dan kesehatan terutama meningkatnya wabah
penyakit mematikan di negara miskin yang diakibatkan dari penyalahgunaan
dana public
Pola Pengendalian Korupsi di beberapa Negara
Jepang
Penetapan undang-undang dan membentuk tim pemberantasan korupsi
dari tubuh lembaga-lembaga publik yang sifatnya independen.
2. Finlandia
Finlandia juga sangat membanggakan posisinya sebagai negara paling
bebas korupsi di dunia. Perihal korupsi semuanya tercantum dalam UU Pidana
Finlandia dan ditegakkan dengan baik. Bersihnya Finlandia dari korupsi juga
berkat kultur keterbukaan dan transparansi dari penyelenggara negara, sistem
pengendalian internal dan eksternal yang luar biasa, hinga keterlibatan
masyarakat sipil dalam pemberantasan korupsi.
3. Selandia Baru
Di Selandia Baru, prinsip transparansi dikedepankan dan birokrasi
dipangkas. Iklim usaha juga sangat kondusif di negara ini, dengan pengurusan
izin usaha yang bisa beres dalam waktu sehari saja.
Selandia Baru juga sukses menegakkan hukum antikorupsi yang
memiliki ancaman penjara hingga 14 tahun. Pejabat publik dilarang menerima
gratifikasi, yang semuanya diterapkan dengan ketat di seluruh jajaran
pemerintahan.
A. Wewenang CPIB
Dalam menjalankan tugasnya, CPIB diberi kewenangan sebagai berikut:
1. Memiliki kewenangan untuk melakukan investigasi, tidak hanya terhadap
tersangka kasus korupsi, tetapi juga keluarga dan orang dekat tersangka.
Kewenangan ini juga meliputi pemeriksaan terhadap keuangan mereka
(tersangka dan keluarganya) dan catatan lainnya. CPIB juga diberi
kewenangan untuk memanggil saksi demi kepentingan penyidikan serta
menyelidiki tindak pidana lain yang diungkapkan dalam proses penyelidikan
korupsi;
2. Memiliki kewenangan untuk melakukan penggeledahan apabila dipandang
perlu dan tersedia cukup alasan untuk mempercayai bahwa di suatu tempat
terdapat dokumen atau bukti lainnya yang berkaitan dengan suatu tindakan
korupsi ataupun persekongkolan/ percobaan untuk melakukan tindak
korupsi;
3. Memiliki kewenangan untuk menangkap atau menahan setiap orang yang
melakukan delik menurut Prevention of Corruption Act atau mereka yang
diadukan atau telah diterima informasi yang dapat dipercaya dengan dugaan
telah melakukan perbuatan tindak pidana korupsi;
4. Memiliki kewenangan untuk melakukan penuntutan terhadap tersangka
kasus korupsi.
Contoh lainnya terjadi pada Sheith Yusof bin Sheith Ibrahim yang
merupakan pelatih Absolute Kinetics Consultancy Pte Ltd yang melatih peserta
kursus pengelasan. Dia juga disebut membantu penguji pengelasan eksternal
selama tes pengelasan. Setiap peserta pelatihan yang lulus akan menerima
semacam izin dari ministry of manpowernya singapura.
Pada 2012-2013, CPIB melakukan investigasi. Hasilnya, Yusof diduga
memanfaatkan posisinya sebagai pelatih untuk mendapat suap. Nilai suapnya
bisa dibilang kecil yakni SGD 5 hingga SGD 50 atau setara sekitar Rp 54 ribu
hingga Rp 541 ribu. CPIB dalam PACT menyebut suap itu diterima Yusof
sebagai "uang kopi" agar peserta kursusnya bisa lebih santai. Akhirnya, Yusof
mengakui perbuatannya dan pada 2014 dia didenda senilai SGD 8 ribu dan
SGD 199 atau sekitar Rp 88 juta akibat perbuatannya. Para pemberi suap juga
diberihukuman.
A. KESIMSPULAN
Dari pemamapran yang telah disampaikan diatas, dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut:
a. Bahwa korupsi dapat terjadi di Negara manasaja, termasuk Singapura yang
dikenal sebagai Negara maju.
b. Diperlukan suatu lembaga yang memiliki kekuasaan penuh dalam
pemberantasan korupsi tanpa ada campur tangan dari pemerintah.
c. Dalam pemberantasan korupsi tidak mengenal adanya pandang bulu. Semua
diperlakukan secara sama dan adil. Setiap pihak yang melakukan tindakan
korupsi, wajib diperiksa dan di adili dengan seadil-adilnya.
d. Perlu dukungan dari berbagai pihak dalam pemberantasan korupsi. Adanya
political will dari pemerintah dan juga dukungan dari masyarakat, dapat
membantu proses pemberantasan korupsi. Kesadaran dari berbagai pihak
akan meningkatkan budaya kedisiplinan sehingga tercipta Negara yang
teratur dan bersih dari tindakan korupsi.
B. SARAN
Sebaiknya negara Indonesia mengikuti aturan penaganan korupsi seperti
negara-negara maju salah satu-nya negara Singapura. Dan sebaiknya KPK
lebih di Upgrade lagi, Supaya penanganan korupsi lebih kondusif.
Sebaiknya pemerintah menerapkan atau mengkhususkan pada seluruh
masyarakat tentang penanganan korupsi agar bisa di terapkan oleh selurus
masyarakat Indonesia.
Serta,memberikan pesan-pesan moral kepada perusahaan, organisasi,
dan masyarakat umum untuk menghindari tindak korupsi.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.researchgate.net/publication/334959015_KORUPSI_SUATU_
KAJIAN_ANALISIS_DI_NEGARA_MAJU_DAN_NEGARA_BERKEM
BANG. (Diakses 3 November 2022)
2. https://www.academia.edu/8190786/Pemberantasan_Korupsi_di_Singapura
(Diakses 3 November 2022)
3. https://aclc.kpk.go.id/action-information/lorem-ipsum/20220522-null
(Diakses 3 November 2022)
4. https://www.merdeka.com/dunia/4-negara-ini-beri-hukuman-mati-bagi-
para-koruptor.html (Diakses 3 November 2022)
5. https://news.detik.com/kolom/d-4602380/memberantas-korupsi-sektor-
swasta-berkaca-dari-singapura (Diakses 3 November 2022)