Anda di halaman 1dari 29

ANALISIS RISIKO TRANSAKSI PEMBAYARAN PERDAGANGAN

INTERNASIONAL

ANALISIS RISIKO TRANSAKSI


PEMBAYARAN
PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
Oleh
Rainer Prakuso Tobing: Pascasarjana UKI
Ir. Tarcisius Sunaryo, MA, Ph.D: Dosen UKI
Dr. Ir. Ketut Silvanita Mangani, MA: Dosen UKI
Email: Email:pps-mih@uki.ac.id: Dosen

ABSTRAK transaksi yang dapat dirumuskan dalam suatu Surat


Perjanjian legal. Pada setiap penentuan metode transaksi
Perdagangan Internasional merupakan salah suatu
sumber devisa bagi suatu negara, walapun banyak risiko
yang bisa terjadi. Risiko yang ada mempunyai dinamika dan
karakter tersendiri, yang harus selalu dicermati oleh
Pelaku Ekspor - Impor, Per-bank-an, Pemerintah, dan
pemangku kepentingan lainnya untuk selalu siap sedia
menyiapkan langkah strategis mengantispasi risiko yang
ada.
Perdagangan dunia memasuki pasar bebas, dimana
disetiap negara para pelaku usaha mempunyai peluang
untuk melakukan perdagangan. Pada era pasar bebas,
banyak produk-produk yang bisa di ekspor maupun di
impor untuk saling memenuhi kebutuhan pasar di masing-
masing negara. Tetapi walaupun dikatakan pasar bebas,
proses perdagangan tetap dalam kendali dan pengawasan
negara, dan organisasi perdagangan dunia yang dibentuk
untukitu.
Pada setiap tindakan perdagangan, pasti akan ada
transaksi pembayaran, dimana pembayaran suatu produk
adalah hal yang utama dari suatu transaksi. Metode
pembayaran menjadi acuan utama dalam suatu proses

Rainer Prakuso Tobing  Ir. Tarcisius Sunaryo, MA, Ph.D  Dr. Ir. Ketut Silvanita Mangani, 1
ANALISIS RISIKO TRANSAKSI PEMBAYARAN PERDAGANGAN
pembayaran, pembuat kebijakan dalam hal ini
pemerintah tidak bisa melakukan intervensi, karena
kepakatan lebih menitik beratkan kepada keinginan para
eksportir maupun importir.
Para pelaku usaha ekspor impor akan saling
menjajaki dan melakukan negosiasi untuk menentukan
dan menyepakati serta mengikatkan dalam suatu
perjanjian yang salah satu isi perjanjian akan
menjelaskan metode pembayaran.
Para eksportir maupun importir akan sepakat dengan
metode pembayaran yang dirasakan memiliki Risiko
paling kecil.
Permasalahan ketika Seseorang atau Perusahaan/
Badan Usaha ingin melakukan Perdagangan International
antara lain ;
 Menentukan Metode Pembayaran, karena pembeli/
Buyer/ Importir danPenjual/ Seller / Eksportir tidak
saling mengenal satu sama lain.
 Hukum, Peraturan, Bahasa, dan kebiasaan yang tidak
sama.
 Hambatan Tarif/ Pajak.
 Politik dan Stabilitas di negara masing-masing.
 Mata uang pembayaran.
 Handling dan Transportasi.

2 Rainer Prakuso Tobing  Ir. Tarcisius Sunaryo, MA, Ph.D  Dr. Ir. Ketut Silvanita Mangani,
ANALISIS RISIKO TRANSAKSI PEMBAYARAN PERDAGANGAN
INTERNASIONAL

 Importir perlu waktu untuk melakukan pembayaran. sederhana yaitu menjual dan membeli suatu produk antara
 Sistem perbankan masing masing negara dalam proses para pengusaha yang berbeda negara, waktu, budaya,
pengiriman dana. maupun mata uang.
 Penjual menginginkan pembayaran yang tepat waktu. Dalam transaksi perdagangan antara negara Bank
Karena terlalu banyaknya risiko yang harus diantisipasi sentral suatu Negara memiliki peran sangat penting, untuk
oleh para pelaku ekspor impor, maka titik beratkan itu Bank sentral perlu memperkuat cadangan devisanya
pembahasan dalam jurnal ini adalah risiko yang terjadi pada untuk menyediakan mata uang asing. Pada Perdagangan
transaksi pembayaran. internasional umumnya digunakan mata uang Amerika, US
dollar, Euro untuk ber transaksi.
Kata Kunci : Identifikasi dan mitigsi suatu potensi risiko. Seperti kita ketahui perdagangan dunia saat ini
memasuki phase Pasar Bebas atau Perdagangan Bebas.
I. PENDAHULUAN Pasar bebas dibangun bertujuan untuk menghilangkan
hambatan- hambatan suatu produk masuk ke Negara
1.1. Latar Belakang tujuan, suatu produk dapat bebas masuk tanpa hambatan,
tetapi walapun menganut pasar bebas, suatu Negara
Pada hakikatnya perdagangan antar negara telah tetap perlu melakukan perlindungan terhadap produk
dilakukan oleh manusia sejak ribuan tahun yang lalu, dimana dalam negerinya, dengan melakukan pembatasan bahkan
pada saat itu orang akan pergi ke suatu negara dengan pelarangan produk dari negara lain untuk masuk ke pasar
membawa dan menjual produk atau komoditi serta jasa negara tersebut.
yang dihasilkan, dan ketika kembali akan membeli produk Ekspor merupakan “transaksi perdagangan yang
yang dibutuhkan untuk negaranya. Di saat itu mata uang terjadi dengan mengeluarkan barang atau jasa dari suatu
sebagai alat pembayaran dan cara/ metode pembayaran wilayah pabean yang memenuhi ketentuan yang berlaku di
belum tercipta, sehingga transaksi pembayaran masih negara tersebut” ke negara lain yang menjadi tujuannya.
menggunakan cara “tukar barang” atau biasa disebut barter. Sedangkan Impor adalah transaksi perdagangan yang
Walaupun sangat tradisional, transaksi pembayaran dapat terjadi dengan memasukan barang atau jasa kedalam
berjalan dengan baik. suatu wilayah pabean yang memenuhi ketentuan yang
Dalam sistem perdagangan internasional Di era global berlaku di negara tersebut”. Setiap negara mempunyai
saat ini, pedagang tidak perlu lagi pergi ke negara tujuan kebijakan untuk mengatur apakah suatu produk atau jasa
dengan membawa barang/ produk yang akan dijual. Hal ini yang dihasilkan dapat di ekspor maupun di impor. Biasanya
bisa terjadi karena peran perangkat digital dalam bidang proses tersebut dilakukan melalui kebijakan Pemerintah
komunikasi, transportasi, pembayaran yang sudah sangat melalui kebijakan pembatasan terhadap suatu barang dan
maju, membuat transaksi perdagangan jadi mudah dilakukan. jasa yang akan masuk maupun keluar dari negara
Prangkat digital menciptakan fleksibilitas, efisiensi serta tersebut. Kebijakan pembatasan ekspor dan impor
mempercepat proses transaksi perdagangan antar negara umumnya dilakukan untuk melindungi produk yang
maupun domestik, meskipun demikian kewaspadaan harus diproduksi di negara tersebut, atau untuk tujuan agar para
selalu ditingkatkan, sebab kemudahan yang yang diberikan pengusaha negara lain melakukan investasi di negara
melalui layanan digital membuka kesempatan bagi para tersebut dengan mendirikan pabrik, yang dapat meningkatkan
pelaku kriminal bisnis untuk memanfaatkan celah kelamahan pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
sistem digital tersebut dalam melakukan penipuan. Untuk mengamankan kebijakan pembatasan impor
Seperti kita ketahui terjadi perdagangan akibat Pemerintah melakukan pengawasan terhadap produk
masing- masing Negara di dunia memiliki kelebihan dan import, atau dengan menetapkan batasan impor (kuota).
kekurangan di bidang barang dan Jasa serta Sumber Pengawasan biasa dilakukan pada wilayah pabean suatu
Daya, Tingkat Harga, Struktur Perekonomian, dan Negara. Sedangkan Pabean merupakan instansi (jawatan,
lainnya, sehingga dari hal tersebutlah maka terjadi kantor) yang mengawasi, memungut, dan mengurus bea
transaksi Perdagangan untuk saling memenuhi atas masuk / impor dan bea keluar ekspor, baik melalui darat,
kebutuhan masing-masing negara. Perdagangan antara laut, maupun melalui udara. Kepabeanan sendiri berarti
Negara juga bertujuan untuk meningkatkan devisa Negara. segala sesuatu yang berhubungan dengan pengawasan atas
Perdagangan antara negara lazimnya disebut Ekspor – lalu lintas barang yang masuk atau keluar daerah pabean
Impor, yang merupakan transaksi

Rainer Prakuso Tobing  Ir. Tarcisius Sunaryo, MA, Ph.D  Dr. Ir. Ketut Silvanita Mangani, 3
ANALISIS RISIKO TRANSAKSI PEMBAYARAN PERDAGANGAN

serta pemungutan bea masuk dan bea keluar. Pada perdagangan internasional kesepakatan didasarkan
Para pelaku kegiatan biasa disebut dengan eksportir, pada aturan hukum yang berlaku di negara dimasing-
yang melakukan perdagangan antar negara dengan masing tempat eksportir dan importir berdomisili.
mengirimkan barang dan jasa bagi pembelinya di negara Pada perusahaan yang berskala besar, umumnya sudah
tujuan ekspor. Para eksportir dalam melaksanakan ekspor ada divisi legal yang menangani perjanjian kontrak, dan
produk dilakukan dengan perjanjian kontrak pembelian bahkan juga suatu perjanjian pembelian ditangani oleh
dan penjualan yang sudah disepakati antara pengekspor dan suatu Firma Hukum (Law Firm), Notaris dan lainnya,
pengimpor, seperti; jenis produk, jumlah produk, sehingga apabila terjadi wanprestasi diantara para
spesifikasi produk, harga, metode pembayaran, jadwal ekportir dan importir, dapat diselesaikan melalui suatu
pengiriman, dan dokumen dokumen lainnya yang proses hukum. Sedangkan pada perusahaan berskala kecil
dibutuhkan oleh eksportir maupun importir. menengah, surat perjanjian pembelian umumnya dibuat
Kontrak Perjanjian Penjualan dan Pembelian yang sederhana, lebih cenderung pada kepakatan kedua belah
biasanya memuat syarat-syarat berdasarkan suatu pihak yang berdasarkan kepercayaan.
periode waktu, penyerahan barang, spesifikasi produk Pada perusahaan ekspor impor berskala menengah
yang dijelaskan dan dibahas secara rinci seperti; jumlah kecil selalu terbentur kepada masalah harga dan
barang, harga barang, metode pembayaran, kemasan, pembiayaan, sehingga kesepakatan harga dan metode
hak dan kewajiban serta tanggung jawab yang diuraikan pembayaran menjadi menjadi hal utama dalam negosiasi.
dalam kontrak pembelian secara detail, dan lainnya yang Surat perjanjian yang dibuat secara legal dihadapan
sesuai dengan kesepakatan. Banyak hal yang harus notaris merupakan salah satu bentuk mitigasi untuk
disepakati/ negosiasikan sebelum menandatanganinya. mengingatkan kedua belah pihak, yakni eksportir dan
Pembahas kontrak secara rinci dilakukan untuk importir bahwa apabila terjadi wanprestasi, dengan
menghindari atau memperkecil risiko yang ditimbulkan melanggar perjanjian yang telah disepakati bersama, maka
terutama terhadap risiko pembayaran. kedua belah pihak dapat menyelesaikan masalah tersebut
Adapun beberapa risiko yang menjadi perhatian pada di Pengadilan.
perusahaan ekportir dan importir seperti; Dari beberapa metode pembayaran yang dilakukan
1. Risiko gagal bayar; kegagalan pembayaran oleh im- saat ini, metode pembayaran “payment against document
portir yang merugikaneksportir. dirasakan sangat ideal bagi kedua belah pihak, dimana saling
2. Risiko Pembiayaan; biaya yang dibayarkan importir un- berbagi Risiko. Eksportir dapat menerima pembayaran awal
tuk melakukanpembayaran. (down payment) sebagai jaminan pemesanan, dan importir
3. Risiko Transaksi; importir atau eksportir dapat memaksimalkan dana yang ada pada aliran kasnya
bertujuan melakukan penipuan. sambil menunggu saat pesanan produknya harus dibayar.
4. Risiko Mata Uang; naik turunnya nilai valuta asing. Dalam tahapan negosiasi, setelah kwalitas barang
5. Risiko Pembayaran Cara Kredit yang ditawarkan oleh pihak penjual/ eksportir dapat
6. Risiko Transportasi; biaya penggunaan asuransi disetujui/ diterima oleh pihak pembeli/ importir, maka
Gagalan bayar, umumnya sering terjadi pada eksportir, akan dibicarakan harga barang, bonus penjualan, dukungan
untuk menghindari risiko tersebut diperlukan identifikasi promosi dan lainnya. Pada penawaran harga suatu barang,
risiko dalam bertransaksi. Banyak risiko yang ditimbulkan eksportir cenderung akan mengajukan penawaran harga
terhadap para importir atau pun juga eksportir. Untuk itu secara FOB (Free on Board). Penawaran harga FOB
dalam melakukan transaksi selain perjanjian yang sudah dianggap lebih memudahkan eksportir karena tidak terlalu
berlandaskan hukum, diperlukan naluri bisnis dalam banyak urusan dengan pihak ketiga lainnya. Eksportir
menilai mitra kerja. Kekuatan naluri (insting) juga sangat hanya akan mempersiapkan barang yang sesuai dengan
berperan dalam menentukan suatu kesepakatan. Dampak spesifikasi yang diminta importir, dan dokumen dokumen
dari berbagai risiko kegagalan penerimaan pembayaran yang dibutuhkan. Eksportir bertanggung jawab untuk
pada perusahaan eksportir skala Kecil Menengah dapat mengurus dan menerbitkan seluruh dokumen ekspor yang
mengakibatkan kebangkrutan. Bagi perusahaan skala Kecil diperlukan, baik untuk pabean di negara pengirim maupun
umumnya dihadapkan pada suatu dilema, disatu sisi mereka untuk pabean di negara penerima.
membutuhkan pesanan dari importir, dan disisi lain Ada 3 model penawaran harga produk yang biasa
mereka memiliki keterbatasan informasi sehingga sering ditawarkan ;
mengalami risiko pembayaran.

4 Rainer Prakuso Tobing  Ir. Tarcisius Sunaryo, MA, Ph.D  Dr. Ir. Ketut Silvanita Mangani,
ANALISIS RISIKO TRANSAKSI PEMBAYARAN PERDAGANGAN
INTERNASIONAL

1. Harga FOB (Free on Board); yaitu harga barang yang Non L/C dan L/C masih terbagi lagi pada beberapa
ditawarkan dan disepakati antara eksportir dan importir metode pembayaran.
hanya sampai di pelabuhan pengiriman, batas pabean. Beberapa Metode pembayaran yang bisa digunakan
Importir akan bekerjasama dengan perusahaan pelayaran dalam proses eskpor impor adalah sebagai berikut :
maupun penerbangan untuk pengiriman barang tersebut.
Biaya transportasi dan asuransi pengiriman ke negara
Diagram 1 :
tujuan menjadi tanggung jawab importir.
Metode Pembayaran Transaksi Perdagangan Intenasional
2. Harga CnF (Cost and Freight), yaitu harga yang ditawarkan
dan disepakati antara importir dan eksportir termasuk
biaya pengiriman tanpa membayar asuransi. Asuransi
akan dibayar oleh importir secara terpisah. Eksportir
bertanggung jawab untuk mendapatkan perusahaan
pelayaran maupun penerbangan untuk mengirimkan
barang yang dibeli oleh importir. Dokumen ekspor dan
pengiriman akan diurus dan diterbikan oleh pihak
eksportir.
3. Harga CIF (Cost Insurance Freight), yaitu harga yang
ditawarkan dan disepakati antara eksportir dan
importir sudah termasuk biaya pengiriman dan
asuransi pengiriman. Eksportir bertanggung jawab Sumber : Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor
untuk mendapatkan perusahaan pelayaran maupun Nasional – Kementerian Perdagangan Republik Indonesia
penerbangan, menentukan jadwal pengiriman, dan
membayarkan asuransi, menyediakan seluruh dokumen Dibawah ini beberapa metode pembayaran yang
ekspor yang diperlukan. Importir tinggal menunggu di umumnya disepakati antaraeksportir dan importir ;
negaranya dan mengurus pengeluaran barang di pabean 1. Advance Payment, (Pembayaran dimuka s e b e l u m
negaranya. pesanan barang dikirimkan kepada importir)
Setelah harga disepakati, eksportir akan menerbitkan 2. Open Account/ Cash on Delivery, (Pembayaran pada saat
Proforma Invoice yang sesuai dengan standar formulir pesanan barangditerima oleh si pemesan/ importir)
di perusahaan eksportir tersebut. Proforma Invoice yang 3. Collection; Payment Against Document, (Pembayaran/
diterbitkan oleh eksportir dikirimkan kepada importir. Pelunasan dilakukan setelah barang dikirimkan dengan
Importir akan menandatangani proforma invoice untuk jaminan dokumen ekspor)
menyatakan persetujuannya. Pada proforma invoice tertera 4. Consignment (Titip jual; importir membayar kepada
secara jelas dan lengkap; spesifikasi barang/ produk, jumlah eksportir setelahbarang terjual)
barang yang sesuai dengan masing-masing spesifikasi, harga 5. Letter of Credit (L/C),
barang yang sesuai dengan masing-masing spesifikasi, Kelima metode pembayaran diatas masing-masing
jadwal pengiriman oleh eksportir secara FOB atau CIF, memiliki risiko bagi para eksportir maupun importir,
metode pembayaran, dan kondisi kondisi lain sesuai oleh karena itu kesepakatan metode pembayaran sangat
kesepakatan awal. Proforma Invoice dapat juga dikatakan memegang peranan penting dalam suatu negosiasi.
seperti Surat Pesanan yang diterbitkan oleh importir Adapun tujuan penelitian ini untuk:
pada saat akan memesan barang/ produk. 1. Memetakan proses pembayaran dan mengidentifikasi
Ada beberapa metode pembayaran yang biasanya peta kejadian yang tidak diinginkan (KTD).
digunakan oleh para eksportir dan importir. Penggunaan 2. Menentukan besarnya risiko pada setiap metode
kedua metode tersebut sangat tergantung dari tingkat pembayaran..
kepercayaan dan keyakinan masing-masing pihak. Pada 3. Memitigasi atau mengeliminir risiko yang ada pada
perusahaan skala kecil menengah, kesepakatan metode setiap elemen metode pembayaran.
pembayaran umumnya menggunakan beberapa pendekatan.
Ada 2 (dua) jenis pembayaran yang digunakan oleh para II. LANDASAN TEORI
eksportir dan importir yaitu ;
1. Non Letter of Credit (Non L/C) Tinjauan Pustaka
2. Letter of Credit (L/C). Tinjauan pustaka yang digunakan pada penelitian ini

Rainer Prakuso Tobing  Ir. Tarcisius Sunaryo, MA, Ph.D  Dr. Ir. Ketut Silvanita Mangani, 5
ANALISIS RISIKO TRANSAKSI PEMBAYARAN PERDAGANGAN

adalah Undang undang Republik Indonesia, Peraturan Administrasi Hukum Umum.


Pemerintah RI, buku buku tentang ekspor impor, serta Sebelum memulai usaha, setiap Badan Hukum dan wajib
jurnal jurnal yang sesuai dengan tujuan penelitian. memiliki beberapa perijinan yang dipersyaratkan untuk
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun menjalankan usahanya. Minimal perijinan yang diperlukan
2014 Tentang Perdagangan. antara lain ;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1. Memiliki NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak).
2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil Menengah.
2. Keterangan Domisili yang diterbitkan oleh pemerintah
3. Peraturan Pemerintah Repubuk Indonesia Nomor 29
daerah setempat, dimana lokasi kantor dan/atau pabrik
Tahun 2017 Tentang Cara Pembayaran Barang Cara
perusahaan tersebut melakukan aktifitas usaha.
Penyerahan Barang Dalam Kegiatan EksporDan
3. Memperoleh NIB (Nomor Induk Berusaha) yang
Impor.
menandakan bahwa perusahaan tersebut sudah
4. Dan lainya.
mendapatkan ijin usaha perdagangan.
Ekspor bertujuan untuk menaikkan devisa penerimaan 4. Perijinan Industri
Negara, dan import lebih kepada pengeluaran devisa
5. Perijinan lainnya yang sesuai dengan karakter usahanya.
negara. Perdagangan internasional membutuhkan sumber
pembiayaan yang sangat penting yaitu cadangan devisa.
Cadangan devisa merupakan posisi bersih aktiva luar negeri
B. Tinjauan Umum Dokumen Ekspor
pemerintah dan bank-bank devisa, yang harus dipelihara
untuk keperluan transaksi internasional (Rachbini dan
Setiap kegiatan ekspor harus dilengkapi dengan
Swidi, 2000:113).
dokumen yang sah. Pengeluaran barang oleh importir di
Kardoyo, dan Ahmad Nurkhin, mengatakan ; Devisa
negara penerima, harus menyertakan dokumen ekspor
merupakan aset atau kewajiban finansial yang digunakan
dalam bentuk asli, bukan foto copy. Ketidak lengkapan
dalam transaksi internasional. Perpindahan aset dan
dokumen pengiriman bisa menghambat pengeluaran
kewajiban finansial antara penduduk di satu negara dengan
barang dari wilayah pabean pengiriman maupun pemasukan
penduduk di negara lain akan menimbulkan lalu lintas
di wilayah pabean memasukan barang. Dokumen yang
devisa.
standar dan umumunya berlaku ;
Keunggulan komparatif dari kegiatan ekonomi suatu
1. Invoice ; adalah kwitansi untuk menyatakan barang yang
Negara menunjukkankeunggulan dalam hal potensi sumber
dibeli sudah dibayar lunas secara administrasi.
daya alam, kemampuan teknologi dan manajerial dalam
2. Packing List ; adalah daftar barang yang dikirimkan
pengelolaan kegiatan ekonomi yang bersangkutan (Saptana
diuraikan secara rinci nama barang, jumlah, berat dan
2010; Sapta et al.2013; Fahmi et al. 2015;Turnip et al.
lainnya yang sesuai dengan spesifikasi barang.
2016). Kardoyo, dan Ahmad Nurkhin,. M.Si mengatakan ;
3. Certificate of Origin (COO) ; adalah sertifikat yang
Terhadap barang tertentu, pemerintah dapat
menyatakan asal negara barang yang dikirimkan, negara
mengeluarkan kebijakan larangan ekspor atau impor.
asal pengiriman.
Kebijakan larangan impor umumnya bertujuan untuk
4. Bill of Leading ; adalah dokumen pengiriman barang yang
melindungi produsen di dalam negeri. Larangan impor
diterbitkan oleh pelayaran yang mengirimkan barang.
juga diberlakukan untuk barang- barang yang dapat
5. Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) ; adalah dokumen
merugikan masyarakat, misalnya minuman beralkohol dan
yang diterbitkan oleh pihak pabean
limbah berbahaya. Sedangkan larangan ekspor ditujukan
6. Dokumen lainnya seperti ; sertifikat karantina untuk
untuk melindungi konsumen di dalam negeri. Terutama
produk produk pertanian, sertifikat asal kayu untuk
jika kebutuhan barang di dalam negeri belum terpenuhi
produk produk furniture, dan sertifikat laiannya sesuai
seperti; Beras, Gula, Rempah, dan
persayaratan yang ditentukan terhadap barang yang
lainnya yang menjadi komoditi pokok masyarakat.
dikirimkan.
A. Tinjauan Umum Perusahaan
C. Transfer Risiko
Suatu Perusahaan atau Badan Usaha didirikan
Pada perdagangan luar negeri, ada risiko yang dapat
berdasarkan Akte Pendirian yang diterbitkan oleh Notaris
ditransfer secara internal kepada importir maupun kepada
Pejabat Negara,sertaAkte Perusahaan yang diterbitkan oleh
eksportir. Transfer risiko secara internal dapat
Notaris wajib mendapatkan pengesahan dari Kementerian
merupakan
Hukum dan Hak Asasi Manusia c/q Direktorat Jenderal
6 Rainer Prakuso Tobing  Ir. Tarcisius Sunaryo, MA, Ph.D  Dr. Ir. Ketut Silvanita Mangani,
ANALISIS RISIKO TRANSAKSI PEMBAYARAN PERDAGANGAN
INTERNASIONAL

pengenaan biaya penalti/ denda atas kesalahan yang proses pengadaannya dan dikirimkan. Metode pembayaran
dilakukan oleh salah satu. ini paling sederhana dan paling kecil risikonya bagi eksportir,
Selain transfer risiko secara internal, dapat juga tetapi tidak disenangi oleh importir. Karena importir harus
dilakukan transfer risiko kepada pihak ketiga seperti; menanamkan kepercayaan yang tinggi terhadap eksportir.
mengasuransikan barang yang dikirim dengan kapal laut Umumnya advance payment dilakukan oleh importir yang
maupun udara, menyertakan suveyor independen untuk mempunyai alur kas yang kuat dan benar-benar telah
melakukan pemeriksaan barang; spesifikasi, kuantitas, mengenal eksportir, dan melihat fasilitas produksi/ pabrik
dokumen, dan lainnya, sebelum barang diberangkatkan. milik ekportir. Di beberapa Negara yang mengenakan biaya
tinggi terhadap pembukaan L/C, terbatasnya valuta asing
D. Penanganan Wanprestasi pada bank sentral, para importirnya lebih memilih advance
payment sebagai metode pembayaran. Bagi pengusaha yang
Seringkali terjadi wanprestasi dalam perdagangan berskala Kecil dan Menengah, metode pembayaran ini
internasional, bentuk pelanggaran umumnya sekitar sangat disenangi.
masalah pembayaran, barang dikirimkan tidak sesuai Faktor yang mendorong dilakukannya pembayaran
dengan pesanan. Untuk penanganan hal tersebut biasanya dengan sistem tunai ini, antara lain :
menggunakan pendekatan secara musyawarah dan mufakat, 1. Kepercayaan dari importir kepada eksportir
tetapi apabila jalan damai yang ditempuh mengalami 2. Keyakinan yang dimiliki importir terhadap negara
kebuntuan, maka permasalahan tersebut dapat dibawa ke eksportir bahwa negara eksportir tidak akan melarang
Arbitrase International. ekspor
3. Pemerintah importir memberikan izin untuk melakukan
E. Proses Pembangunan Reputasi pembayaran diawal kepada importir
4. Importir mempunyai likuiditas yang cukup
Reputasi para eksportir dan importir di pertaruhkan
pada suatu perdagangan, baik yang domestik maupun 2. Open Account / Cash on Delivery/ Pemba-
internasional. Kesalahan yang mengakibatkan pihak lain, yaran Kemudian
akan menjatuhkan kredibilitas yang dapat mengakibatkan
hilangnya kepercayaan yang diberikan. Ini tidak sebatas Metode pembayaran dalam cash on delivery / open
kepada kedua pihak importir dan ekportir, tapi juga dapat account/ pembayaran kemudian adalah kebalikan dari
diketahui dan didengar oleh pelaku bisnis lainnya. metode pembayaran advance payment. Metodepembayaran
ini lebih be-risiko bagi Eksportir/ penjual karena Eksportir
F. Tinjauan Metode Pembayaran sudah harus lebih dahulu mempersiapkan, memproduksi
pesanan dan mengirimkan sebelum menerima pembayaran
Dibawah ini ada 5 (Lima) Metode Pembayaran tanda jadi (down payment) apapun. Importir/ pembeli
yang selama ini banyak digunakan dalam suatu transaksi wajib melakukan pembayaran mentransfer dananya dalam
pembayaran dikalangan pelaku usaha Ekspor - Impor, yang waktu yang telah disepakati atau sesaat setelah importir
terbagi atas pembayaran dengan metode Non Letter of mengirimkan bukti telah melakukan pengiriman barang
Credit (Non LC) dan Metode Letter of Credit (L/C).; melalui agen pengiriman atau pada saat pesanan telah
diterima dengan baik oleh Importir. Bagi eksportir/ penjual,
a. Metode Pembayaran Non L/C sebagai motode ini sangat berisiko. Metode ini umumnya dilakukan
berikut ; oleh pebisnis yang sudah saling kenal satu sama lain, dan
saling memiliki kepercayaan yang tinggi antara eksporti dan
1. Advance Payment / Cash Before Delivery/ importir. Metode pembayaran ini tidak bisa terjadi bagi
Pembayaran Dimuka eksportir dan importir yang baru saling kenal. Biaya bank
untuk metode ini relatif kecil/ murah, hampir sama dengan
Metode pembayaran ini biasa disebut “dibayar metode advance payment
dimuka”. Pembeli melakukan pembayaran pelunasan terlebih Cara pembayaran export dan import dengan sistem
dahulu melalui transfer, kartu kredit, atau bahkan Rekening Terbuka atau yang sering disebut Pembayaran
pembayaran kontan, sebelum barang dikirimkan, Setelah Kemudian (Open Account) dapat dilakukan, apabila :
eksportir yakin telah menerima pembayaran, barulah 1. Ada kepercayaan penuh antara pihak eksportir dan
produk yang dibeli di

Rainer Prakuso Tobing  Ir. Tarcisius Sunaryo, MA, Ph.D  Dr. Ir. Ketut Silvanita Mangani, 7
ANALISIS RISIKO TRANSAKSI PEMBAYARAN PERDAGANGAN

importir terjual, dan sisa barang yang tidak terjual dikirim kembali
2. Barang-barang dan dokumen akan dikirim langsung kepada eksportir. Sangat mengandung risiko yang tinggi
kepada pembeli bagi eksportir, sehingga diperlukan tingkat kehati-hatian
3. Eksportir mempunyai dana lebih yang tinggi dan akurat.
4. Pihak eksportir yakin tidak ada peraturan di negara Metode ini bisa dilakukan apabila eksportir dan
importir yang melarang transfer pembayaran importir sudah saling mengenal, saling percaya, tidak ada
keraguan dalam bertransaksi, atau ekportir dan importir
Risiko yang bisa saja terjadi dalam sistem pembayaran adalah menjadi satu bagian yang sama dalam suatu badan
Open Account adalah : usaha.
1. Eksportir tidak mendapat perlindungan apakah
importir akan melakukan pembayaran 5. Letter of Credit (L/C)
2. Apabila importir tidak membayar, eksportir akan
mengalami kesulitan ketika membuktikannya saat di Letter Credit atau biasa disingkat L/C, saat ini dinilai
pengadilan karena tidak adanya bukti cara pembayaran dalam perdagangan internasional yang
3. Penyelesaian perselisihan dalam hal ini akan paling aman. L/C dapat dikatakan sebagai mitigasi dari
mengakibatkan pihak eksportir harus mengeluarkan seluruuh metode pembayaran. Risiko pembayaran dengan
biaya lebih menggunakan L/C relatif lebih sedikit dan kecil.
Mekanisme kerja pembayaran dengan menggunakan
3. Collection Payment - Against Document L/C akan melibatkan sebuah bank, bank yang menerbitkan
L/C akan memberikan jaminan bahwa importir akan
Metode pembayaran Against Document lebih banyak melakukan pembayaran sesuai dengan persyaratan dan
dilakukan daripada Metode Cash Before Delivery atau kesepakatan yang disetujui antara eksportir dan
Metode Cash On Delivery. Metode ini dirasakan memiliki importir yang tertulis pada klausul Letter of Credit.
risiko yang setara diantara importir dan eksportir. Sebelum menerbitkan L/C untuk importir, pihak bank
Metode ini adalah dimana importir/pembeli melakukan penerbit (issuing bank) akan melakukan analisis risiko,
pembayaran dengan termin. Misalnya pembayaran awal yang mirip dengan analisis saat menyalurkan kredit,
(down payment) dibayarkan oleh importir sebesar 30% kondite dan likuiditas importir menjadi pertimbangan.
dari nilai pesanan (proforma inivoice) sangat tergantung Kredibilitas bank penerbit sangat mempengaruhi, sehingga
dari hasil negosiasi. Setelah pesanan dikirimkan (shipment) tidak semua bank dapat menerbitkan L/C yang bisa dipercaya.
oleh eksportir/penjual, bersamaan dengan perjalanan kapal Nilai yang wajib dibayarkan oleh bank penerbit L/C harus
menuju pelabuhan importir, ekportir akan mengirimkan disetorkan oleh pihak importir kepada bank. Bagi
copy dokumen ekspor melalui facsimile ataupun email, nasabah bank yang sudah lama menjalin hubungan
copydokumen yang diterima oleh importir akan diperiksa, dengan pihak Bank, kredibilitas dan kondite usaha sudah
apabila copy dokumen ekspor sudah sesuai dengan yang dinilai baik oleh pihak Bank, umumnya bisa mendapatkan
dipersyaratkan dalam perjanjian jual beli, maka importir fasilitas pembiayaan terhadap penerbitan L/C dari pihak
melakukan pembayaran sisanya yang 70%. Setelah Bank. Pihak eksportir umumnya akan mempersyaratkan
menerima pembayaran pelunasan dari importir, maka pihak importir dengan memberikan beberapa nama bank
eksportir akan mengirimkan dokumen ekspor asli, kepada yang dianggap kredibel untuk menerbitkan L/C
importir. Dokumen asli ekspor menjadi syarat untuk berdasarkan rekomendasi dari bank penerima
mengeluarkan produk yang dibeli di pabean negara (mewakili eksportir). Bank penerbit L/C sudah
importir. mempunyai hubungan kerja koresponden dengan bank
penerima, sebagai jaminan bahwa bank tersebut tidak akan
4. Consignment / Titip Jual bermasalah pada saat L/C jatuh tempo pembayaran Ini
untuk lebih meyakinkan agar tidak terjadi gagal bayar,.
Metode consignment atau yang biasa disebut tiitip jual Umumnya pihak eksportir lebih menginginkan L/C
adalah suatu metode yang sudah jarang dilakukan. Metode diterbitkan oleh bank yang sudah besar, bank pemerintah,
ini adalah dimana eksportir mengirimkan terlebih dahulu dan mempunyai kredibiltas yang tinggi. Biaya penerbitan
barang/ produknya kepada importir untuk dijual, tanpa L/C lebih mahal dibandingkan dengan metode
pembayaran terlebih dahulu dari dari importir. Importir pembayaran transfer. Metode ini sangat aman bagi
akan membayar kepada eksportir setelah barang/ eksportir, dan juga Eksportir bisa mendapatkan fasiltitas
produk
8 Rainer Prakuso Tobing  Ir. Tarcisius Sunaryo, MA, Ph.D  Dr. Ir. Ketut Silvanita Mangani,
ANALISIS RISIKO TRANSAKSI PEMBAYARAN PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
pembiayaan dari

Rainer Prakuso Tobing  Ir. Tarcisius Sunaryo, MA, Ph.D  Dr. Ir. Ketut Silvanita Mangani, 9
ANALISIS RISIKO TRANSAKSI PEMBAYARAN PERDAGANGAN

pihak bank penerima dengan meng-agun-kan L/C. Bagi pada beberapa bank (tidak terbatas pada satu bank)
Importir metode ini mengandung Risiko, apabila pesanan dengan jalan menyerahkan dokumen dan Commercial L/C
gagal dikirimkan oleh produsen, maka biaya proses dan yang asli. Dan Bank yang membayar wesel akan mencatat
penerbitan L/C sangat mahal, yang menjadi tanggungan pada commercial L/C asli jumlah pembayaran yang telah
Eksportir. dilakukan.
Ada beberapa type Letter of Credit ; Secara khusus Letter of Credit dapat dibedakan sebagai
berikut :
1. Revocable dan Irevocable L/C a. Red Clause L/C
Revocable L/C adalah L/C yang sewaktu-waktu dapat Red Clause L/C adalah L/C dimana issuing bank-
dibatalkan atau diubah secara sepihak oleh pembeli/ nya memberikan kuasa kepada paying bank unutuk
importir atau issuing bank tanpa persetujuan atau membayar uang muka kepada Beneficiary sebagian
pemberitahuan kepada penjual/eksportir atas permintaan dari jumlah L/C sebelum beneficiary menyerahkan
Applicant. L/C ini banyak digunakan dengan anak/cabang dokumen. Artinya L/C ini memiliki klausul dengan tinta
perusahaannya atau antara perusahaan yang sudah saling merah yang menyatakan bahwa advising/confirming
mempercayai. bank dapat melakukan pembayaran di muka kepada
Irrevocable L/C adalah L/C yang tidak dapat diubah eksportir/penjual/beneficiary sebelum penyerahan
atau dibatalkan tanpa persetujuan kedua belah pihak dan dokumen pengiriman barang dilakukan. L/C semacam ini
issuing bank menjamin akan membayarnya asal saja si sering digunakan untuk menyediakan dana/kredit bagi
eksportir menyerahkan dokumen yang cocok dengan eksportir sebelum barang dikapalkan. Dan beneficiary
L/C dan diserahkan tidak melampaui batas waktu yang harus membuat pernyataan bahwa dokumen-dokumen
ditetapkan dalam L/C. yang diminta dalam L/C akan diserahkan pada waktunya.
2. Banker’s L/C b. Green-Ink L/C
Banker’s L/C adalah L/C yang dibuka oleh suatu bank L/C ini hampir sama dengan red-clause L/C yang
atas permintaan importir dan bank tersebut bertanggung memberikan pembayaran di muka dengan syarat
jawab atas pembayaran L/C apabila semua syarat-syarat eksportir harus menyerahkan kepada advising/
dalam L/C dipenuhi. Dengan kata lain Bank mengambil alih negotiating bank yang ditunjuk suatu bukti atau tanda
seluruh kewajiban membayar sehingga terjadi substitusi terima penyimpanan barang dari warehouse sampai
dari kemampuan melunasi olah Opening Bank. beneficiary siap untuk mengapalkan barang tersebut.
3. Confirmed L/C c. Revolving L/C
Sifat khusus suatu Banker’s L/C adalah credit standing Pada L/C jenis ini, nilainya dapat diperbaharui sesuai
bank dan importir dalam L/C tersebut. Hal ini bisa di dengan nilai yang tercantum didalamnya berdasarkan
ajukan olah eksportir jika Bank pembuka tidak syarat-syarat yang ditetapkan misalnya tentang nilai
mempunyai reputasi Internasional dan situasi politik maksimum, kumulatif atau non-kumulatif dan dapat
ekonomi yang mengharuskan demikian, sehingga dipakai berulang-ulang. Dalam kontrak jual beli
eksportir memandang perlu untuk meminta jaminan ditetapkan seluruh total nominal dan pengiriman
kepada advising bank/ Negotiating bank. Dan ekspotir barang serta L/C disesuaikan secara bertahap.
mengajukan agar dibukakan suatu Confirmed L/C atau
lengkapnya disebut Confirming irrevocable L/C yaitu L/C d. Transferable L/C
yang tidak dapat dibatalkan sepihak dan dijamin
Pada L/C ini, beneficiary/ eksportir dapat dipindah
sepenuhnya oleh confirming bank.
tangankan berdasarkan instruksi khusus dari applicant
atau importir/pembeli dan syarat-syarat yang
4. Commercial L/C ditetapkan dalam L/C tersebut artinya beneficiary
Commmercial letter of credit adalah L/C yang diberi wewenang untuk menyerahkan pelaksanaan
dibuka oleh bank atas permintaan nasabahnya, tetapi ekspornya kepada pihak ketiga, baik sebagian maupun
dikirimkan langsung kepada Beneficiary tidak melaluio seluruhnya.
Advising Bank. Commercial L/C ini dimaksudkan agar
eksportir bisa dengan cepat menerima L/C dan bisa
menegosiasikan weselnya
1 Rainer Prakuso Tobing  Ir. Tarcisius Sunaryo, MA, Ph.D  Dr. Ir. Ketut Silvanita Mangani,
ANALISIS RISIKO TRANSAKSI PEMBAYARAN PERDAGANGAN
INTERNASIONAL

e. Back to back L/C eksportir kepada importir untuk jangka waktu antara
Suatu kemungkinan lain dari Transferable L/C adalah 90 hingga 180 hari dengan menerbitkan time/draft/
Back to Back L/C, jika beneficiary meminta kepada wesel. Pemberian fasilitas kredit ekspor dimaksudkan
Applicant agar L/C yang dibukanya bersifat transferable. untuk mendorong pemasaran produk ke pasar ekspor.
Jadi Applicant mengetahui bahwa beneficiary itu Bila eksportir memerlukan dana dapat mencairkan
bukanlah eksportir yang sebenarnya dari barang yang draft/weselnya dengan mendiskonto pada bank.
dipesan. Eksportir yang sebenarnya adalah pihak ketiga
(namanya biasa dirahasiakan, bisa menjual dengan
j. Merchant L/C
harga lebih murah). Setelah Beneficiary menerima
Merchant L/C dibuka oleh importir (bukan oleh
L/C, Si beneficiary meminta kepada advising bank
bank), bisa dikirim kepada beneficiary langsung lewat
supaya membuka L/C baru kepada pihak ketiga yang
perantaraan banknya yang untuk menjaminpembayaran
merupakan eksportir sebenarnya. Dan L/C kedua ini
draft pada saat jatuh tempo, tetapi bank tidak
mengandung syarat- syarat yang sama seperti L/C yang
bertanggungjawab atas pembayaran L/C tersebut.
pertama.
Berikut ini adalah tiga kontrak terpisah yang dikaitkan
f. Stand by L/C
dengan L/C, antara lain;
Jenis L/C ini merupakan L/C yang diberikan issuing
bank atas permintaan applicant (kontraktor, debitor)
1. Kontrak jual beli (sales contract) antara penjual
sebagai jaminan khusus yang menyangkut fungsi
dan pembeli (eksportir danimportir)
financial kepada pihak beneficiary dan dipakai standby
2. Instrumen L/C yang merupakan kontrak antara
oleh beneficiary atau bank atas nama nasabahnya.
eksportir (beneficiary) dan bank pembuka L/C
Beneficiary credit ini dapat bertindak apabila si
(issuing bank)
applicant gagal untuk memenuhi atau melaksanakan
3. L/C atau “perjanjian jaminan” yang merupakan
kontraknya, atau membayar kewajiban hutangnya
kontrak antara importir (applicant) dan bank
(wanprestasi/ cedera janji terhadap beneficiary). Maka
pembuka L/C (issuing bank)
pihak bank akan membayar sejumlah uang yang telah
ditentukan kepada beneficiary.
III. METODE PENELITIAN
Dalam melakukan penelitian, peneliti menggunakan
g. Restricted L/C
metode Expet Judgment, yaitu sesuatu kejadian yang
Jenis L/C ini merupakan L/C yang pembayarannya
berdasarkan pengalaman. Hal hal yang menjadi pengalaman
dibatasi (restricted) hanya kepada /melalui bank di
tersebut ter-identifikasi melalui ; Forum Group Discussion
negara beneficiary yang namanya tercantum pada L/C
(FGD) tentang Peluang Ekspor dan Tantangannya, diadakan
tersebut
Kamar Dagang dan Industri bersama para pengusaha
ekspor impor. Indonesia – Russia Business Forum, yang
h. Sight L/C diadakan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia di
Sight letter of credit adalah L/C yang cara Moscow, Seminar Penguatan Ekspor Guna Peningkatan
pembayarannya oleh negotiating bank dilakukan pada Devisa, yang diadakan oleh Kamar Dagang dan Industri,
saat wesel-wesel ditunjukan oleh beneficiary disertai serta penelitan ke PT. Anugerah Pertiwi Mandiri, suatu
dokumen-dokumen lain yang disyaratkan dalam L/C. perusahan perdagangan yang bergerak dibidang ekspor –
Pada umumnya Sight L/C ditujukan secara khusus impor.
kepada bank-bank koresponden diluar negeri di mana Selain dari pengalaman peneliti, data Kejadian Tidak
bank pembuka L/C mempunyai rekening dan bank Diinginkan (KTD) diperoleh dan dikumpulkan oleh peneliti
penerima L/C sekaligus juga bertindak sebagai paying dari rekan rekan para pengusaha pelaku ekspor impor.
bank.
A. Tempat Dan Waktu
i. Usance L/C
Penelitian dilakukan di PT.Anugerah Pertiwi Mandiri
Usance L/C ini pelaksanaan pembayarannya dilakukan dan mengikuti beberapa Seminar dan Forum Group
pada saat jatuh tempo wesel berjangka (usance draft) Discussion (FGD) yang dilakukan dikalangan para
dengan kata lain merupakan pemberian kredit oleh pengusaha/ perusahaan yang bergerak dibidang ekspor
impor yang ada

Rainer Prakuso Tobing  Ir. Tarcisius Sunaryo, MA, Ph.D  Dr. Ir. Ketut Silvanita Mangani, 1
di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Perusahaan yang menjadi F. Rumus dan Skala untuk mengukur risiko
fokus utama dalam penelitian ini adalah perusahaan yang
Mengukur risiko hasil dari dampak (impact) dikali
berskala Kecil dan Menengah yang sesuai dengan ketentuan
peluang (probability)dari suatu kejadian yang tidak
pemerintah.
diinginkn. Pendekatan untuk mengukur besarann risiko
dengan dengan menggunakan rumus dan risk mapping
B. Pelaksanaan Penelitian dibawah ini:
• Penelitian akan difokuskan pada suatu kejadian yang
ti- dak diingankan dalam proses transaksi
pembayaran. L=PXD
• Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengumpulkan
data dan informasi dari hasil suatu Forum Group
Discussin (FGD), Seminar yang diadakan oleh
Keterangan :
Kementerian Perdagangan, Kamar Dagang dan Industri,
L : Loss/Risiko P : Peluang D : Dampak
serta Asosiasi yang bergerak dibidang ekspor impor..
Sumber:T. Sunaryo, 2015, Risiko Operasional
• Peneliti juga melakukan penelitian di perusahaan PT.
Anugerah Pertiwi Mandiri yang berusaha di bidang ek-
spor-impor.
Tabel 3.1.: Pengukuran Kelompok Risiko
5101520 25
C.Identifikasi Risiko
Pada penelitian ini, peneliti akan mengidentifikasi risiko
risiko yang ada dari suatu Kejadian Tidak Diinginkan pada
setiap metode pembayaran yang selama ini digunakan untuk 4 8 12 16 20
transaksi pembayaran oleh para pelaku ekspor-impor.

D.Mengukur Risiko 3 69 12 15
Hasil indetifikasi risiko, akan diukur sesuai besaran
nilai peluang dan dampak dari suatu risiko yang akan
dihadapi oleh pelaku ekspor-impor. Peneliti menyusun 2 4 6 8 10
skoring daripada Kejadian Tidak Diinginkan dari setiap
metode pembayaran sesuai dengan tingkat Risiko yang
ada pada metode tersebut, skoring risiko akan ditampilkan 1 2 3 4 5
dari risiko terendah dampai tertinggi, sehingga dapat
menjadi pertimbangan dan pilihan bagi pengusaha skala
kecil menengah yang akan melakukan perdagangan
internasional.
Penelitian dititik baratkan pada Expert Judgement,
yaitu berdasarkan kejadian dan pengalaman yang dialami Tabel 3.2. : Skala Ukuran Kejadian Tidak Diinginkan
oleh para pengusaha ekspor-impor. Selain dari pengalaman
tersebut, Peneliti juga meneliti di salah satu perusahaan yang
bergerak dibidang ekspor-impor untuk memperbandingkan Peluang Dampak Skala
kejadian dari tempat lain.
Peneliti mendapatkan dan mengumpulkan informasi dan
Jarang Terjadi Kecil 1-2
data dari para perusahaan ekspor-impor di setiap metode
pembayaran yang sering mereka sepakati dalam transaksi
perdagangan ekspor impor. Sering Terjadi Besar 3-5

E. Mengukur peluang dan dampak


Peluang : Berdasarkan pada data Historis Dampak :
Berdasarkan estimasi

8 Rainer Prakuso Tobing  Ir. Tarcisius Sunaryo, MA, Ph.D  Dr. Ir. Ketut Silvanita Mangani,
Tabel 3.3. : Skala Nilai Pengukuran Risiko barang dikirimkan, setelah eksportir yakin telah menerima
Peluang x Dampak Kategori Warna pembayaran, barulah produk yang dibeli di proses
1–4 pengadaannya dan dikirimkan. Metode pembayaran ini
5–8 Sangat Rendah Rendah Sedang Tinggi
paling sederhana dan paling kecil risikonya bagi Eksportir,
9 – 14 Sangat Tinggi/ Ek- strim
16 - 20 tetapi tidak disenangi oleh Importir. Menggunakan metode
21 - 25 pembayaran ini harus memberikan keyakinan penuh pada
Importir, bahwa Eksportir/ Produsen tidak akan melanggar
perjanjian yang disepakati.
Metode pembayaran dimuka, lebih banyak disampaikan
oleh eksportir/ penjual, karena Ekpsortir sudah
memastikan terjadi transaksi pembelian barang. Metode
ini biasanya dilakukan bagi para Eksportir dan Importir
IV. PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
yang baru memulai kerjasama/ baru saling mengenal.
Proses awal umumnya, pihak Importir/ pembeli
Identifikasi masalah dalam metode pembayaran ini
mengunjungi pabrik produsen/ Eksportir, secara
diperoleh dari hasil hasil ; Forum Group Discussion (FGD),
langsung atau lewat “mitra pihak ketiga” dalam hal ini
Seminar dan Forum Bisnis, serta pengalaman perusahaan
adalah Perusahaan Perdagangan/ agen dari Importir atau
dalam menjalankan usaha dibidang Ekspor - Impor. Peneliti
Eksportir.
melakukan penelitian di perusahaan yang sudah melakukan
Pada tahap awal Eksportir harus disiapkan dokumen
perdagangan internasional yang cukup panjang. Penelitian
dan data legalitas perusahaan maupun produk untuk
yang dilakukan berdasarkan sesuatu kejadian yang
keperluan kerjasama dan di kepabeanan negara Importir
berdasarkan pengalaman.
seperti; Identitas Perusahaan, Data Spesifikasi Produk,
PT. Anugerah Pertiwi Mandiri (APM), suatu perusahaan
Sertifikat Keselamatan (Untuk produk MaMin), dan
yang bergerak dibidang perdagangan / trading ekspor
lainnya. Dokumen legalitas perusahaan merupakan
– impor untuk barang barang umum seperti; Makanan,
referensi untuk meyakinkan importir. Dan biasanya setelah
Minuman, Komoditi Pertanian dan Perkebunan, Kendaraan
proses adminitrasi data dilalui, akan dilanjutkan dengan
dan lainnya. PT. APM bekerjasama dengan produsen
menandatangani Surat Kontrak atau yang sejenis.
penghasil barang untuk menjualkan produk yang dihasilkan
Proses pemesanan diawali dengan Importir mengirimkan
di negara yang mempunyai jaringan kerja dengan PT. APM.
Surat Pesanan kepada Eksportir, secara langsung atau
Saat ini PT. APM telah menjadi agen/ distributor beberapa
melalui mitra pihak ketiga. Setelah Surat Pesanan diterima
produk. Dalam melakukan transaksi dengan pihak pembeli/
oleh Importir, maka Importir akan mengirimkan Proforma
importir di luar negeri.
Invoice yang berupa faktur, menjelaskan ; Jenis Produk,
PT.Anugerah Pertiwi Mandiri telah mempunyai jaringan
Jumlah, Harga, Bank Account, Estimate Delivery, dan lainnya
kerja dengan para importir maupun eksportir dari
yang diperlukan sesuai Surat Pesanan kepada Importir.
negara Russia, Ukrania, Nigeria, Togo, Benin, Ghana,
Apabila Importir sudah setuju dengan isi penjelasan pada
Kanada, Kolombia dan lainnya. Salah satu kiprahnya, PT.
Proforma Invoice, maka Importir akan menandatangani
Anugerah Pertiwi Mandiri bekerjasama dengan PT. Bali Hai
dan/atau men-stempel Proforma Invoice tersebut sebagai
Brewery Indonesia mengekspor minuman Bir ke mitra
tanda persetujuan, dan mengirimkan kembali kepada
importir di Russia yaitu DV Trade Llc di kota Vladivostok -
Eksportir. Setelah menerima Proforma Invoice yang sudah
Russia.
disetujui, maka Eksportir menyiapkan pesanan.
Diwaktu yang telah disepakati, Importir melakukan
4.1 Hasil Penelitian - Metode
transaksi pembayaran yang sesuai nilai pada Proforma
Pembayaran Non L/C
Invoice melalui Telegraphic Transfer (TT), Pembayaran
melalui TT sangat cepat, dalam tempo + 3 hari, dana telah
4.1.1 Advance Payment / Cash Before
bisa terlihat di bank rekening Eksportir. Setelah pihak
Delivery/ Pembayaran Dimuka - Proses Eksportir menerima pembayaran, maka proses pengiriman
Metode pembayaran ini biasa disebut “dibayar barang dilakukan. Eksportir melengkapi dokumen
dimuka”. Importir/ Pembeli melakukan pembayaran ekspor pengiriman barang sesuai dengan ketentuan dan
pelunasan terlebih dahulu melalui telegraphic transfer, kesepakatan. Pengiriman barang dapat melalui laut atau
kartu kredit, atau bahkan pembayaran kontan, sebelum udara.

Rainer Prakuso Tobing  Ir. Tarcisius Sunaryo, MA, Ph.D  Dr. Ir. Ketut Silvanita Mangani, 8
ANALISIS RISIKO TRANSAKSI PEMBAYARAN PERDAGANGAN

Setelah kapal berangkat, Eksportir mengkompilasi


4.1.1.1 Identifikasi Kejadian Yang Tidak
seluruh dokumen ekspor asli yang dibutuhkan di pabean
Diinginkan
negara Importir. Seluruh dokumen asli dikirimkan
kepada Importir melalui kurir. Apabila terjadi masalah
Pada proses pembayaran dengan metode Advanced
dalam pengiriman, misalnya kapal mengalami musibah,
Payment/ Cash Before Delivery/ Pembayaran diawal, yang
maka Importir akan mendapat penggantian materi dari
harus diperhatikan secara teliti beberapa hal yang bisa
perusahaan Asuransi.
menjadi risiko yaitu ;
Proses komunikasi diatas umumnya dilakukan melalui
1. Eksportir tidak melakukan pengiriman barang yang
email. Dikarenakan komunikasi melalui email, proses ini
dibeli oleh Importir.
sangat rentan terjadi penipuan. Pihak lain yang mengetahui
2. Sarana komunikasi diretas oleh pihak lain, yang
proses transaksi ini terjadi, atau para petualang
memanfaatkan situasi untuk mengalihkan pembayaran
“scammer” dapat meretas alamat email yang digunakan
oleh importir.
pada komunikasi tersebut.
3. Barang yang dikirim oleh eksportir tidak sesuai dengan
Faktor yang mendorong dilakukannya pembayaran
yang dipesan oleh importir dari sisi jumlah, spesifikasi
dengan sistem tunai ini, antara lain :
atau kwalitas.
1. Kepercayaan dari importir kepada eksportir yang
4. Dokumen ekspor tidak sesuai dengan ketentuan
sudah cukup baik.
terhadap barang yang diekspor, seperti; jumlah barang,
2. Keyakinan yang dimiliki importir terhadap negara
bahan baku yang digunakan, menyebabkan barang
eksportir bahwa negara eksportir tidak akan melarang
tertahan di pelabuhan importir.
ekspor
5. Barang diterima dalam waktu yang lama, tidak
3. Pemerintah memberikan izin untuk melakukan
sesuai jadwal yang disepakati.
pembayaran diawal kepada importir
6. Adanya kemungkinan larangan impor dari negara
4. Importir mempunyai likuiditas yang cukup untuk
eksportir.
membayar dimuka.
7. Ketersediaan mata uang asing sebagai alat transaksi
pembayaran dan kenaikan nilai kurs.

Tabel 4.1. Kejadian Tidak Diinginkan pada metode pembayaran Advance Payment / Cash Before Delivery/ Pembayaran
Dimuka
No. Kejadian TidakPeluangTerjadi Diinginkan Dampak Mitigasi

Peluang Dampak

1. Eksportir tidak1.Jarang Terjadi, karena2.Besar, 1. Mengenal lebih dekatdan1.Meminta mengetahui kredibilitas
melakukansebagian besar karena bisa membuat kerugian materi bagi importir.
eksportir.membuka
pengirimanpara eksportir ingin Importir mengunjungistand by
barang yangmenjaga nama baik, 2. eksportir ke negara nyaL/C untuk
dibeli olehdan menjalin hubungan untuk lebih mengenal.melindungi
Importir.kerja jangka panjang. Importir mencariuang yang
3. informasi tentangsudah
eksportir dari Kedutaandibayarkan
Besar atau Perwakilanimportir. Dagang negaranya.

Sumber:Hasil olahan Penulis

90 Rainer Prakuso Tobing  Ir. Tarcisius Sunaryo, MA, Ph.D  Dr. Ir. Ketut Silvanita Mangani,
ANALISIS RISIKO TRANSAKSI PEMBAYARAN PERDAGANGAN

Tabel 4.2. Kejadian Tidak Diinginkan pada metode pembayaran Advance Payment / Cash Before Delivery/ Pembayaran Dimuka
No. Kejadian Tidak Diinginkan
Peluang Terjadi Dampak Mitigasi

Peluang Dampak
2.Sarana 1. Sering terjadi, karena1.lemahnya
Besar, sebesar
sistem1.nilai
IT,Memasang
komputer
transaksidapat
yang
software
dibuka
disepakati.
anti oleh
retasTidak
siapa saja,
ada adanya permaina
komunikasidiretas oleh pihak lain (Fraud), yang memanfaatkan situasi untuk
pada mengalihkan pembayaran oleh importir.
komputer.
2. Hanya mengijinkan staf yang terpercaya yang bisa mengak
Tidak melakukan perbaikan komputer pada toko service y

3.

4.

Sumber: Hasil olahan Penulis


Tabel 4.3. Kejadian Tidak Diinginkan pada metode pembayaran Advance Payment / Cash Before Delivery/ Pembayaran Dimuka
No. Kejadian TidakPeluang TerjadiDampak Diinginkan Mitigasi

Peluang Dampak

3. Barang yang1. Jarang Terjadi, Besar, karena Importir1.mengalami


Pada Proforma1.
kerugian,
Dalam
tidak perjanjian/
bisa segerainvoice,
menjual.
importir harussur
dikirimolehkarena sebagian Besar, mengakibat reputasi Importir menurun karena tidak bisa memasok barang ke pa
eksportir tidakbesarpara
sesuai dengan eksportir detilnya yang tertulis yang apabila hal
yang dipesan olehingin menjaga importir dari sisinama baik, jumlah,
seperti;
spesifikasidan
jumlah, spesifikasi,tersebut
menjalin terjadi,
kwalitas, sesuai dengan maka ekspotir
produk yang ditawarkan harus mendapatkan
atau kwalitas. hubungan kerja jangka panjang. oleh ekportir pada tahapsangsi yang
awal. disepakati.
2. Menyerahkan kepada surveyor independen untuk melakukan p

Sumber : Hasil olahan Penulis


Tabel 4.4. Kejadian Tidak Diinginkan pada metode pembayaran Advance Payment / Cash Before Delivery/ Pembayaran
Dimuka
No.Kejadian Tidak DiinginkanPeluangTerja- Dampak di Mitigasi

Peluang
Dampak

4.Dokumen 1. Jarang terjadi, karena


Besar, keteledoran
barang yangEksportir
di import
Eksportir
dan/
tidakatau
bisa
terlebih
adanya
dahulu
perubahan
mengirimkanhasil
kebijakan
Tidak adadiscaan/
kepabeanan
copy dok
ekspor tidak sesuai dengan ketentuan
di negara terhadap
Importir. barang
dikeluarkan yang
dari diekspor,
pabean seperti;
diImportir
negara jumlah barang, bahan
memeriksadokumen
importir. baku
ekspor yang digunakan, me
tersebut.
tertahan di pelabuhan importir. Besar biaya demorage/ sewa Importir
gudang
segera
akibat
memberitahukan
dari tertundanya
eksportir
barangapabila
keluar.ada peru

Rainer Prakuso Tobing  Ir. Tarcisius Sunaryo, MA, Ph.D  Dr. Ir. Ketut Silvanita Mangani, 91
ANALISIS RISIKO TRANSAKSI PEMBAYARAN PERDAGANGAN

Sumber: Hasil olahan Penulis


Tabel 4.5. Kejadian Tidak Diinginkan pada metode pembayaran Advance Payment / Cash Before Delivery/ Pembayaran Dimuka
No. Kejadian TidakPeluangTerjadi Diinginkan Dampak Mitigasi

PeluangDampak

5. Barang 1. Sering terjadi, karena 1. Besar, karena1. Importir Importir memperoleh jadwal produksi pesanan
diterima dalam waktu
terjadi
yangbeberapa
lama, tidak
kendalakerugian
sesuai bagi mencari Importir harus rajin berkomu- nikasi dengan ek
pada eksportir seperti;
jadwal yang disepakati. importir, tidak bisa eksportir Mengenakan sangsi denda kepada eksportir.
kesulitan mendapatkan segera menjual/yang
bahan baku, kerusakan alatmenggunakan produksi, kredibel.
jadwal pengapalan,produk yang

dan lainnya.dipesan.

Sumber: Hasil olahan Penulis


Tabel 4.6. Kejadian Tidak Diinginkan pada metode pembayaran Advance Payment / Cash Before Delivery/ Pembayaran
No. Kejadian Tidak Diinginkan
PeluangTerjadi Dampak Mitigasi

Peluang Dampak
Importir selalu memonitor kebijakan
4. Mempelajari
kebijakan
situasi
pemer
eko
6.▶ Adanya1. Jarang terjadi,1. Besar, Importir kemungkinankarena sudah adatidakbisa
Eksportir bergabung di Kamar Dagang dam Industri,
laranganPeraturan danmenerima produk mengimporKetentuan yangyang Tidak membuat
dipesan.perjanjian pembelian jangka panjang
dari negaradikeluarkan oleh2. Besar, Kerugian eksportir.pemerintah, kecualibagi importir
ada terjadi persoalanyang membuat ekonomi, politik,perjanjian perang dagang (tradepembelian untuk war).jangka panj

Sumber : Hasil olahan Penulis

Tabel 4.7 Kejadian Tidak Diinginkan pada metode pembayaran Advance Payment / Cash Before Delivery/ Pembayaran Dimuka
No. Kejadian Tidak Diinginkan PeluangTerjadi Dampak Mitigasi

PeluangDampak

7.Ketersediaan mata1. Jarang terjadi, uangasing sebagai alatkarenaperan


Besar, Pembayaran transaksi
kepada pembayaran
1. Importir1. danpemerintah
eksportirImportir
menjadi untukmengakibatka
tertunda, yang kenaikan nila
Kerugian
perekonomian. Kecuali ada gejolak perekonomian domestik bagi importir karena
atau internasional. harus nilai
selalumelakukan
kurs naik.
mempelajari“hedging”
dan mengikutiuntuk menjaga perkembanganketerse
ekonomi dipembayaran. negaranya.

Sumber: Hasil olahan Penulis


Catatan : “Hedging” adalah strategi trading untuk “membatasi” atau “melindungi” dana trader dari fluktuasi nilai tukar mata
uang yangtidak menguntungkan. “Hedging” memberi kesempatan bagi trader untuk melindungi diri dari kemungkinan rugi (loss)
meski ia tengahmelakukan transaksi.

92 Rainer Prakuso Tobing  Ir. Tarcisius Sunaryo, MA, Ph.D  Dr. Ir. Ketut Silvanita Mangani,
ANALISIS RISIKO TRANSAKSI PEMBAYARAN PERDAGANGAN

Tabel 4.8 Pengukuran Skoring Risiko pada metode pembayaran AdvancePayment / Cash Before Delivery/ Pembayaran Dimuka
No Kejadian Tidak Diinginkan Peluang Skala Peluang Dampak Skala Risiko
1-5 Dampak 1 - 5
Eksportir tidak melakukan pengiriman barang 2 Besar 5 10
yang dibeli oleh Jarang Terjadi
1 Importir.

2 Sarana komunikasi diretas oleh pihak lain,


Jarang Terjadi 4 Besar 5 20
yang memanfaatkan situasi untuk mengalihkan
pembayaran oleh importir.

3 Barang yang dikirim oleh eksportir tidak sesuai


dengan yang dipesan oleh importirdari sisi Jarang Terjadi 2 Besar 4 8
jumlah, spesifikasi atau
kwalitas.

4 Dokumen ekspor tidaksesuai dengan ketentuan


terhadap barang yang diekspor, seperti; jumlah Jarang Terjadi 2 Besar 4 8
barang, bahan baku yang
digunakan, menyebabkan barang tertahan di
pelabuhan importir.

5 Barang diterima dalam waktu yang lama, tidak


sesuai jadwal yang disepakati. Jarang Terjadi 3 Besar 5 15

6 Adanya kemungkinan larangan mengimpor


Jarang Terjadi 2 Besar 4 8
dari negara eksportir
7 Ketersediaan mata uang sebagai alat transaksi
Jarang Terjadi 2 Besar 4 8
pembayaran dan kenaikan nilai kurs.
Sumber: Hasil olahan Penulis
Heat Map ;Metode pembayaran Advance Payment / Cash Before Delivery/Pembayaran Dimuka

4.1.2 Open Account / Cash on Delivery/


Pembayaran Kemudian – Proses
Open Account Payment Method Process
Metode pembayaran ini adalah kebalikan dari metode
pembayaran Advance Payment / Cash Before Delivery/
Pembayaran Dimuka. Pada metode ini Eksportir terlebih
dahulu mengirimkan barangnya, setelah itu Importir/
Pembeli melakukan pembayaran pelunasan setelah
menerima barang pesanan atau setidaknya barang sudah
dikirimkan/ diberangkatkan oleh ekposrtir dengan
mengirimkan copy dokumen ekspor terlebih dahulu.
Pembayaran umumnya melalui telegraphic transfer, kartu
kredit, atau bahkan pembayaran kontan, sangat tergantung
pada hasil negosiasi. Risiko risiko yang kemungkinan akan
terjadi hampir sama dengan risiko yang ada pada metode
pembayaran advance payment, tetapi untuk metode ini
risiko lebih besar ada pada ekportir.

Rainer Prakuso Tobing  Ir. Tarcisius Sunaryo, MA, Ph.D  Dr. Ir. Ketut Silvanita Mangani, 93
ANALISIS RISIKO TRANSAKSI PEMBAYARAN PERDAGANGAN
Gambar 4.1 : Open Account Payment Method

94 Rainer Prakuso Tobing  Ir. Tarcisius Sunaryo, MA, Ph.D  Dr. Ir. Ketut Silvanita Mangani,
ANALISIS RISIKO TRANSAKSI PEMBAYARAN PERDAGANGAN

Faktor yang mendorong dilakukannya pembayaran harus diperhatikan secara teliti beberapa hal yang bisa
dengan sistem cash ondelivery ini, antara lain : menjadi risiko yaitu ;
1. Kepercayaan dari eksportir kepada importir yang 1. Importir melakukan wanprestasi, tidak melakukan
sudah cukup baik, yang sudah saling mengenal. pembayaran.
2. Keyakinan yang dimiliki eksportir terhadap negara 2. Barang yang diterima importir tidak sesuai dengan yang
importir bahwa negara importir tidak akan melarang dipesan dari sisi jumlah, spesifikasi atau kwalitas.
import terhadap barang yang dijual. 3. Dokumen ekspor tidak sesuai dengan ketentuan
3. Eksportir mempunyai likuiditas yang cukup untuk terhadap barang yang diekspor, seperti; jumlah barang,
memproduksi pesananimportir. bahan baku yang digunakan, menyebabkan barang
tertahan di pelabuhan importir.
4.1.2.1 Identifikasi Kejadian Yang Tidak 4. Barang yang di kirimkan terlambat diterima oleh
Diinginkan importir.
5. Adanya kemungkinan larangan mengekspor ke
Pada proses pembayaran dengan metode Open negara importir secara tiba-tiba yang diakibatkan
Account/ Cash on Delivery/ Pembayaran Kemudian, yang kejadian politik, perang dagang.

Tabel 4.9. Kejadian Tidak Diinginkan pada metode pembayaran Open Account / Cash on Delivery/ Pembayaran Kemudian
No. Kejadian Tidak Diinginkan
PeluangTerjadiDampak Mitigasi

Peluang Dampak

1. Importir 1. Jarang Terjadi, karena sebagian


1. Besar, besar
karena para1.importir
bisa Mengenal lebih
ingin dekatdanTidak
menjaga ada baik, dan menjalin
reputasi yang
melakukan wanprestasi, tidak melakukan pembayaran.
membuat keru-mengetahui kredibilitas importir.
gian materi bagi2.Eksportir mengunjungi im-
eksportir.portir ke negara nya untuk lebih mengenal.
3.Eksportir mencari informasi
tentang importir dari Kedutaan Besar atau Perwakilan
Dagang negaranya.

Sumber : Hasil olahan Penulis

Tabel 4.10 Kejadian Tidak Diinginkan pada metode pembayaran Open Account / Cash on Delivery/ Pembayaran Kemudian
No. Kejadian Tidak Diinginkan
PeluangTerjadiDampak Mitigasi

Peluang Dampak

2. Barang yang 1. Jarang Terjadi, karena 1. Besar, berakibat1. Eksportir harus melakukan Quality
TidakControl
ada dan Quality Ass
diterima importirsebagian besarparakepada reputasi
tidak sesuaidengan yang eksportir
dipesaningin
dari menjaga
sisi jumlah,Eksportir jadi
spesifikasi ataukwalitas.nama baik, dan menjalin menurun karena
hubungan kerja jangka panjang.
tidak bisa menjaga kwalitas barang.

Sumber: Hasil olahan Penulis

Rainer Prakuso Tobing  Ir. Tarcisius Sunaryo, MA, Ph.D  Dr. Ir. Ketut Silvanita Mangani, 95
ANALISIS RISIKO TRANSAKSI PEMBAYARAN PERDAGANGAN

Tabel 4.11. Kejadian Tidak Diinginkan pada metode pembayaran Open Account / Cash on Delivery/ Pembayaran Kemudian
No. Kejadian Tidak Diinginkan PeluangTerjadiDampak Mitigasi

PeluangDampak

3.Dokumen ekspor 1. Jarang terjadi, karena1.keteledoran


Besar, barang yang1.
Eksportir dan/atau
Eksportiradanya
terlebihperubahan
1. kebijakan di kepabeanan
tidak sesuai dengan di import tidak bisa dahulu mengirimkanMengenakan
ketentuan terhadap barang yang diekspor, seperti;dikeluarkan
jumlah barang,
dari bahan
pabeanbaku
di
hasil
negara
yang
scaan/
digunakan,
importir.
copy dokumen
menyebabkan
sangsi
ekspor
dendakepada
barang
kepada
Importir.
tertahan
ekspor
2.Besar biaya Importir
demorage/ sewa gudangmemeriksa
akibat dari dokumen ekspor
tertundanya tersebut.
barang keluar.
Importir segera
memberitahukan eksportir apabila ada perubahan ke

Sumber: Hasil olahan Penulis

Tabel 4.12. Kejadian Tidak Diinginkan pada metode pembayaran Open Account / Cash on Delivery/ Pembayaran Kemudian
No. Kejadian TidakDiing- inkan PeluangTerjadi Dampak Mitigasi

PeluangDampak

4..Barang yang di 1. Sering terjadi, karena1.


terjadi
Besar,beberapa
karena kerugian 1.Eksportir
kendala pada
bagi eksportir,
ekspor-harusTidak
tirtidak
seperti;
bisa kesulitan
segera mendapatkan
ada mendapatlkan
pem
ba
kirimkan terlambat menyiapkan sarana
diterima oleh importir. produksi yang baik.
2.Mencari forwarding yang
kredibel.,

Sumber: Hasil olahan Penulis

Tabel 4.13. Kejadian Tidak Diinginkan pada metode pembayaran Open Account / Cash on Delivery/ Pembayaran Kemudian
No. Kejadian Tidak Diinginkan PeluangTerjadiDampak Mitigasi

PeluangDampak

5.Adanya 1. Jarang terjadi, karena1.sudah


Besar,
adaEksportir
PeraturantelahTidak
dan Ketentuan
ada yang dikeluarkan
1. Menjual
oleh pemerintah,
produk ke kecu
nega
kemungkinan larangan mengekspor ke negara importir secara tiba-tiba
memproduksi barang,yang
tetapidiakibatkan kejadian politik,
tidak bisa mengirimkan ke perang
negara dagang.
importir. produ

Sumber :Hasil olahan Penulis

96 Rainer Prakuso Tobing  Ir. Tarcisius Sunaryo, MA, Ph.D  Dr. Ir. Ketut Silvanita Mangani,
ANALISIS RISIKO TRANSAKSI PEMBAYARAN PERDAGANGAN

Tabel 4.14 Pengukuran Skoring Risiko pada metode pembayaran Open Account / Cash on Delivery/ Pembayaran
Kemudian
NoKejadian Tidak Diinginkan Skala Pelu- ang1 - 5 Skala Dampak 1 - 5
Peluang Dampak Risiko

1 Importir melakukan wanprestasi, tidak melakukan pembayaran.


Jarang Terjadi
2 Besar 5 10

2 Barang yang diterima importir tidak sesuai dengan


Jarang
yang Terjadi
dipesan dari sisi jumlah, spesifikasi atau kwalitas.
1
Dokumen ekspor tidaksesuai dengan ketentuan terhadap barang yang diekspor, Besar 4
seperti; jumlah 4
barang, bahan baku yang digu
importir.
Barang yang di kirimkan terlambat diterima oleh importir.
3 Adanya kemungkinan larangan mengeksporke negara Jarangimportir 2
Terjadi secara tiba-tiba yang diakibatkan kejadian politik, perang dagang
Besar 4 8

4 Sering Terjadi 3 Besar 5 15


Jarang Terjadi
5
2 Besar 4 8

Sumber: Hasil olahan Penulis

4.1.3 Collection Payment - Against Document 3. Jadwal pengiriman pesanan mundur.


– Proses 4. Dokumen ekspor tidak sesuai dengan ketentuan di
negara importir.
Metode Collection Payment – Against Document lebih
sering digunakan oleh para eksportir dan importir yang Gambar 4.2 : Against Document Payment Method
melakukan transaksi nilai sedang.
Metode ini sering digunakan juga oleh para
eksportir dan importir yang baru saling mengenal, dimana
tahap ini dapat dikatakan proses untuk membangun
kepercayaan/ saling percaya. Metode ini dirasakan
memiliki risiko yang sama bagi eksportir dan importir,
walaupun importir lebih memiliki risiko, ketimbang
eksportir.
Pada metode ini, importir dipersyaratkan untuk
membayar tanda jadi (down payment) sekitar 30% s/d
40% dari dari nilai pesanan, ini merupakan wujud
keseriusan importir dalam menjalin kerjasama.
Kejadian yang tidak diinginkan relatif sama dengan
metode pembayaran Advance Payment atau Cash on
Delivery.
Against Document Payment Method Process

4.1.3.1 Identifikasi Kejadian Yang Tidak


Diinginkan ;
1. Barang yang dikirimkan tidak sesuai dengan pesanan
importir .
2. Pembayaran pelunasan tidak dibayarkan oleh importir.
Rainer Prakuso Tobing  Ir. Tarcisius Sunaryo, MA, Ph.D  Dr. Ir. Ketut Silvanita Mangani, 97
ANALISIS RISIKO TRANSAKSI PEMBAYARAN PERDAGANGAN

Tabel 4.15 Kejadian Tidak Diinginkan pada metode pembayaran Collection Payment - Against Document
No.Kejadian Tidak Diinginkan PeluangTerjadi Dampak Mitigasi

PeluangDampak

1.Barang yang dikirimkan1.tidak


Jarang Terjadi, karena1.
sebagian
Besar, Importir1.
besar paraPada
eksportir
Proforma
ingininvoice,
menjaga mengalami
nama1.baik,
Dalam
kerugian,eksportir
dan
perjanjian
menjalin /hubunga
surat
harus
pe

sesuai dengan pesanan importir . tidak bisa segera sedetil-detilnya yang


menjual produk yangtertulis seperti; jumlah,
telah di impor. spesifikasi,kwalitas, sesuai dengan produk yang ditawark

pada tahap awal.


2. Menyerahkan kepada surveyor independen untuk melak

Sumber :Hasil olahan Penulis

Tabel 4.16 Kejadian Tidak Diinginkan pada metode pembayaran Collection Payment - Against Document
No.Kejadian Tidak Diinginkan
PeluangTerjadi Dampak Mitigasi

PeluangDampak

2.Kesulitan 1. Besar,
1. Jarang terjadi, kesiapan cashEksportir tidak
1. Importir
flow importir akan mengirimkan
yang harus menyiapkan
baik. pesanan. Importir
1. Importir
tidak bisa menerima b
pembayaran pendanaan yangselalu menegosiasikan
pelunasan oleh importir. tersedia sesuai rencanaulang dengan
penerimaan dan eksportir untuk
pembayaran. cara pembayaran
2. Tersedia dana cadanganpelunasan. untuk mengatasi arus k
yang macet.

Sumber : Hasil olahan Penulis

Tabel 4.17. Kejadian Tidak Diinginkan pada metode pembayaran Collection Payment - Against Document
No. Kejadian Tidak DiinginkanPeluangTerjadi Dampak Mitigasi

Peluang Dampak

3.Jadwal 2.Sering terjadi, karena terjadi


1. Besar,
beberapa
Importir1.
kendala
Importir
padaharus
eksportir
mempunyai
seperti; kesulitan
1. Dalam
mendapatkan
perjanjian /bahan
surat pe
ba
pengiriman pesanan mundur. tidak bisa beberapa sumber produsen
menerima baranglain yang bisa mengerjakan pesanannya sesuaipesanannya.
waktunya, yang bisa mengakibatkan stok barang habis.
2. Besar, karena Importir sudah membayar uang tanda pesan (down payment).

Sumber: Hasil olahan Penulis

98 Rainer Prakuso Tobing  Ir. Tarcisius Sunaryo, MA, Ph.D  Dr. Ir. Ketut Silvanita Mangani,
ANALISIS RISIKO TRANSAKSI PEMBAYARAN PERDAGANGAN

Tabel 4.18. Kejadian Tidak Diinginkan pada metode pembayaran Collection Payment - Against Documen
No. Kejadian TidakPeluangTerjadi Diinginkan Dampak Mitigasi

PeluangDampak
4.Dokumen1. Jarang terjadi,1. Eksportir terlebih dahulu1. Mengenakan
Besar, barang yang diimport tidak bisa dikeluarkan dari pabean di negara importir.
ekspor tidak sesuaikarena mengirimkan
Besar biaya demorage/ sewa hasildari
gudang akibat scaan/ copysangsi
tertundanya denda
barang keluar.
dengan ketentuanketeledoran dokumen ekspor kepada Importir. kepada eksportir
di negara importir.Eksportir dan/atau Importir memeriksa dokumen ekspor tersebut.
adanya perubahan kebijakan di kepabeanan di negara Importir. Importir segera memberitahukan eksportir apabila ada perubah

Sumber :Hasil olahan Penulis


Tabel 4.19 Pengukuran Skoring Risiko pada metode pembayaran Collection Payment - Against Document
No Kejadian Tidak Diinginkan Peluang
Skala Peluang DampakSkala1 Dampak1
-5 - Risiko
5
1 4
1 3
1 Barang yang dikirimkan tidak sesuai dengan pesanan importir Pembayaran
JarangTerjadi pelunasanSeringTerjadi
3JarangTerjadi tidak dibayarkan
Besar 5 oleh importir.
Besar Besar 4
2 Jadwal pengiriman pesanan mundur. JarangTerjadi2 Besar 4 3
3 Dokumen ekspor tidak sesuai dengan ketentuan di negara importir. 15
4 8

Sumber :Hasil olahan Penulis

Heat Map 3 ; Metode pembayaran Collection Payment – pembayaran pada ekspor impor. Metode ini memiliki
Against Document risiko yang sangat besar bagi eksportir, karena eksportir
menyerahkan barangnya tanpa pembayaran apapun terlebih
dahulu. Eksportir baru akan menerima pembayaran setelah
barang terjual di negara importir.
Metode pembayaran consignment/ titip jual lebih
banyak digunakan pada perdagangan domestik/ dalam negeri.
Sebagai contoh suatu produk yang belum begitu terkenal
biasanya dititip jualkan oleh produsen pada pasar modern.
Faktor yang mendorong dilakukannya pembayaran
Consigmnent ini, antaralain :
1. Kepercayaan dari eksportir kepada importir yang
sudah saling mengenal.
2. Eksportir dan importir merupakan mitra kerja dalam
satu badan usaha.Ekspotir mempunyai likuiditas yang
cukup untuk membayar dimuka.

4.1.4.1 Identifikasi Kejadian Yang Tidak


Diinginkan ;

4.1.4 Consignment / Titip Jual - Proses 1. Barang yang dikirimkan tidak laku terjual.
Metode pembayaran / consignment untuk saat ini 2. Impotir melakukan wanprestasi, tidak mau membayar.
hampir tidak pernah digunakan pada suatu transaksi 3. Pengembalian/ Retur barang oleh importir.

Rainer Prakuso Tobing  Ir. Tarcisius Sunaryo, MA, Ph.D  Dr. Ir. Ketut Silvanita Mangani, 99
ANALISIS RISIKO TRANSAKSI PEMBAYARAN PERDAGANGAN

Tabel 4.20 Kejadian Tidak Diinginkan pada metode pembayaran Consignment / Titip Jual
No. Kejadian Tidak Diinginkan
Peluang Terjadi Dampak Mitigasi

Peluang Dampak
Menghindari transaksi.
1. Besar, karena
▶ Barang yang1. Sering terjadi, dikirimkan tidakkarena kerugianlaku
pengimport materi bagi
kerjaeksportir.
terjualtidak
Mitra • Mengirimkan
mempunyai
harus sudah barang
saling mengenal ataudalam jumlah
didalam sat
Besar, Produk
karena sudah outbeban yang besar of date.untuk melakukan makanan menjadi kedaluarsa. Produk yang dikirimkan memiliki m
penjualan. Besar, Produk lifestyle mengalami pergantian model.Menjual murah/ memberikan disko

Sumber: Hasil olahan Penulis

Tabel 4.21 Kejadian Tidak Diinginkan pada metode pembayaran Consignment / Titip Jual
No. Kejadian Tidak Diinginkan
PeluangTerjadi Dampak Mitigasi

Peluang Dampak

2.Impotir melakukan wanprestasi, tidak


1. Sering mau membayar.
Terjadi, 1. Besar,
karena importirkarena eksportir1.mengalami
ingin melakukan Eksportir dan
kerjasama kerugian
eksportir
jangka Tidak
materil.
panjangada
dan terikat
perjanjian. menandatangani kontrak perjanjian.

Sumber : Hasil olahan Penulis

Tabel 4.22 Kejadian Tidak Diinginkan pada metode pembayaran Consignment / Titip Jual
No. Kejadian Diinginkan
Tidak PeluangTerjadi Dampak Mitigasi

Peluang Dampak

3. Pengembalian/ Retur1. Jarang terjadi, karena


2. biaya
Besar,transportasi
eksportir akan
pengembalian
menanggung
Tidak adasangat
biayabesar.
1. Eksportir mengijinkan importir unt
barang oleh importir. biaya pengirman kembali. barang habis terjual.

Sumber:Hasil olahan Penulis

10 Rainer Prakuso Tobing  Ir. Tarcisius Sunaryo, MA, Ph.D  Dr. Ir. Ketut Silvanita Mangani,
ANALISIS RISIKO TRANSAKSI PEMBAYARAN PERDAGANGAN

Tabel 4.4.1.4 Pengukuran Skoring Risiko pada metode pembayaran Consignment / Titip Jual
NoKejadian Tidak Diinginkan Peluang
Skala PeluangDampak
1-5 SkalaRisiko Dampak1 - 5
5 5
5 5
1 Barang yang dikirimkan tidak laku terjual. Sering Terjadi Besar 25
2 Sering Terjadi
Impotir melakukan wanprestasi, tidak mau membayar. Besar 25
Pengembalian/ Retur barang oleh importir.

3 Sering Terjadi 2 Besar 4 8


Sumber:Hasil olahan Penulis

Heat Map 4 ; Metode pembayaran Consignment /Titip Jual


lebih meyakinkan agar tidak terjadi gagal bayar. Umumnya
4.1.5. Letter Of Credit (L/C) - Proses pihak eksportir lebih menginginkan L/C diterbitkan oleh
Letter Credit atau biasa disingkat L/C, adalah satu jenis bank yang sudah besar, bank pemerintah, dan mempunyai
syarat pembayaran yang sering digunakan dan saat ini dinilai kredibiltas yang tinggi. Biaya penerbitan L/C lebih mahal
cara pembayaran yang paling aman dalam perdagangan dibandingkan dengan metode pembayaran transfer. Metode
internasional.Metode pembayaran menggunakan L/C dapat ini sangat aman bagi eksportir, dan juga eksportir bisa
dikatakan Mitigasi dari semua metode pembayaran yang mendapatkan fasiltitas pembiayaan dari pihak bank
ada, walaupun masih tetap memiliki risiko. L/C merupakan penerima dengan meng-agun- kan L/C. Bagi Importir metode
perjanjian pembayaran yang diterbitkan oleh suatu bank ini mengandung resiko, apabila pesanan gagal dikirimkan
(issuing/ opening bank) yang merupakan Bank Devisa yang oleh produsen, maka biaya proses dan penerbitan L/C
bertindak atas permintaan nasabahnya importir/ applicant/ sangat mahal, yang akan dibebankan menjadi tanggungan
untuk melakukan pembayaran atas dokumen ekspor-impor Eksportir.
yang dikirimkan oleh penerima L/C (eksportir/ beneficiary). Ada beberapa jenis L/C yang bisa digunakan, sangat
Mekanisme kerja pembayaran yang menggunakan L/C tergantung dari negosiasasi antara Eksportir dan Importir.
akan melibatkan sebuah bank, bank sebagai penerbit L/C Sebagai benefeciary,umumnya Eksportir lebih menginginkan
akan memberikan jaminan bahwa importir akan menerima L/C sight.
melakukan pembayaran sesuai dengan persyaratan dan L/C sight adalah L/C yang jatuh temponya atas unjuk
kesepakatan yang disetujui antara eksporti dan importir yang (sight). Maksudnya, pembayaran akan diterima beneficiary
tertulis pada klausul Letter of Credit. Sebelum menerbitkan setelah dokumen ekspor atas barang barang dan pengapalan
L/C untuk importir, pihak bank penerbit akan melakukan yang dikirimkannya diterima oleh Issuing Bank (bank penerbit
analisis risiko, yang mirip dengan analisis saat menyalurkan L/C), dengan catatan seluruh dokumen sudah sesuai dengan
kredit. Kredibilitas bank dipertaruhkan, sehingga tidak semua syarat dan kondisi yang ditentukan dalam L/C.
bank dapat menerbitkan L/C yang bisa dipercaya. Nilai yang Dikutip dari https://id.wikipedia.org/wiki/Surat_kredit, adapun
wajib dibayarkan oleh penerbit Letter of Credit harus proses pembayaran melalui L/C dapat dijelaskan sebagai
disetorkan oleh pihak importir kepada bank. Bagi nasabah berikut ;
bank yang sudah lama menjalin hubungan dengan pihak 1. Importir meminta kepada banknya (bank devisa) untuk
Bank, kredibilitas dan kondite usaha sudah dinilai baik oleh membuka suatu L/C untuk dan atas nama eksportir.
pihak Bank, umumnya bisa mendapatkan fasilitas pembiayaan Dalam hal ini, importir bertindak sebagai opener. Bila
terhadap penerbitan L/C dari pihak Bank sesuai dengan importir sudah memenuhi ketentuan yang berlaku
syarat dan ketentuan yang diterapkan oleh pihak bank. untuk impor seperti keharusan adanya surat izin impor,
Pihak eksportir umumnya akan mempersyaratkan pihak maka bank melakukan kontrak valuta (KV) dengan
importir dengan memberikan beberapa nama bank yang importir dan melaksanakan pembukaan L/C atas nama
dianggap kredibel untuk menerbitkan L/C berdasarkan importir. Bank dalam hal ini bertindak sebagai
rekomendasi dari bank penerima (mewakili eksportir). opening/issuing bank.
Issuing Bank (penerbit L/C) sudah mempunyai hubungan 2. Pembukaan L/C ini dilakukan melalui salah satu
kerja koreponden dengan Advising Bank sebagai lembaga koresponden bank di luar negeri. Koresponden bank
keuangan yang di tunjuk oleh Beneficiary/ eksportir (bank yang bertindak sebagai perantara kedua ini disebut
penerima), sebagai jaminan bahwa bank tersebut tidak akan sebagai advising bank atau notifiying bank. Advising
bermasalah pada saat L/C jatuh tempo pembayaran Ini bank memberitahukan kepada eksportir mengenai
untuk pembukaan L/C tersebut. Eksportir yang menerima

Rainer Prakuso Tobing  Ir. Tarcisius Sunaryo, MA, Ph.D  Dr. Ir. Ketut Silvanita Mangani, 10
ANALISIS RISIKO TRANSAKSI PEMBAYARAN PERDAGANGAN

L/C disebut beneficiary. 3. Klausul perjanjian yang tertera pada L/C harus dibaca
3. Eksportir menyerahkan barang ke Carrier, sebagai dengan jelas.
gantinya Eksportir akan mendapatkan bill of lading. 4. Fraud L/C, Barang tidak dikirimkan, tetapi ada
4. Eksportir menyerahkan seluruh dokumen ekspor yang dokumen pengiriman.
dipersyaratkan pada Advising bank untuk diserahkan
kepada Issuing Bank/ Paying Bank guna mendapatkan Letter Of Credit (L/C) Payment Method
pembayaran. Process
5. Issuing Bank/ Paying bank kemudian meneruskan
dokumen ekspor (copy) kepada Importir untuk
kembali diteliti, dengan memberikan jangka waktu
tertentu sebelum Issuing bank/ Paying bank
melakukan pembayaran kepada Beneficiary melalui
Advising Bank.
6. Setelah melakukan pembayaran, Issuing Bank
menyerahkan dokumen ekspor (original) kepada
Importir.
7. Importir menyerahkan ekspor dokumen/ bill of
lading kepada Carrier untuk ditukarkan dengan barang
yang dikirimkan oleh eksportir.
8.
4.5.1.1 Identifikasi Kejadian Yang Tidak
Diinginkan ;

Pada proses penerbitan L/C, harus diperhatikan secara


teliti beberapa hal yangbisa menjadi risiko yaitu ;
1. Issuing Bank diragukan kredibilitasnya.
2. Importir mengajukan penangguhan pencairan L/C..
Gambar 3 : Letter Of Credit (L/C) Payment Method
Tabel 4.24 Kejadian Tidak Diinginkan pada metode pembayaran Letter Of Credit (L/C)

No. Kejadian Tidak Diinginkan


PeluangTerjadi Dampak Mitigasi

PeluangDampak
1. 1. Jarang
Issuing Bank terjadi,Bank
merupakan karena 1. yang
Devisa Besar, Bisa
kecil terjadigagal
dan Eksportir mensyaratkan, agar IssuingTidak ada
diragukan kredibiltasnya.
Importir mengaplikasibayar saat dokumen Bank menggunakan Bank Devisa
L/C bukan pada Bankekspor sudah diserahkan yang besar, mempunyai kredibitas
Devisa yang besar danoleh Beneficiary. terpercaya.yang baik,dan mempunyai kerjasama dengan Advising Bank
Bank.

Sumber: Hasil olahan penulis

Tabel 4.25 Kejadian Tidak Diinginkan pada metode pembayaran Letter Of Credit (L/C)
No.Kejadian TidakDiinginkan PeluangTerjadi Dampak Mitigasi

PeluangDampak
2. Importir mengajukan 1. Serimg terjadi, karena1. Besar, eksportir1. Negosisasikan1. Melakukan transfer penangguhan pen
L/C..dana yangcukup.pembayaran, akandan benefeciary bank.lembaga asuransi terjadi kesulitan alirandibidang pembayaran
dana kas.L/C.

10 Rainer Prakuso Tobing  Ir. Tarcisius Sunaryo, MA, Ph.D  Dr. Ir. Ketut Silvanita Mangani,
ANALISIS RISIKO TRANSAKSI PEMBAYARAN PERDAGANGAN
Sumber : Hasil olahan Penulis

Rainer Prakuso Tobing  Ir. Tarcisius Sunaryo, MA, Ph.D  Dr. Ir. Ketut Silvanita Mangani, 10
ANALISIS RISIKO TRANSAKSI PEMBAYARAN PERDAGANGAN

Tabel 4.26 Kejadian Tidak Diinginkan pada metode pembayaran Letter Of Credit (L/C)
No.Kejadian Tidak PeluangTerjadi Dampak Mitigasi
Diinginkan

PeluangDampak
3.Klausul 1. Jarang terjadi, karena 1. Besar, terjadi dispute1. Serahkan materi/ klausul1. Eksportir Melakukan Eksport
jian L/C..firma hukum, untuk dipelajari.,tindakan hukum dengan ataumelaporkan ke pihak
perjanjian pada L/C tidakberwajib/
yang sesuai dengan
lembaga
Sales Contract. Arbitrase

Sumber:Hasil olahan Penulis

Tabel 4.27 Kejadian Tidak Diinginkan pada metode pembayaran Letter Of Credit (L/C)
No. Kejadian Tidak Diinginkan
Peluang Terjadi Dampak Mitigasi

Peluang Dampak

4.Fraud 1. Jarang terjadi, pihak perbankan1. Besar, harus


Pihak
“know
Bankyour
memeriksa
customer”
dokumen
dankerugian
ekspor
1. Tidak
“knowyour
dengan
Ada teliti.
manageme
L/C, Barang tidak dikirimkan, tetapi ada dokumen pengiriman. Pihak Bank secara terus menerus menyempurnakan sistem p

Sumber:Hasil olahan Penulis

Tabel 4.28 Pengukuran Skoring Risiko pada metode pembayaranLetter Of Credit (L/C)
No Kejadian TidakDiinginkan Peluang Skala Peluang1 - 5 Dampak
Skala DampakRisiko
1-5
5
1 Issuing Bank merupakan Bank Devisa yang kecildanJarangTerjadi 1
diragu- kan kredibiltasnya. Besar 5
Importir mengajukan penangguhan pencairan L/C..
2 SeringTerjadi4 Besar4 16

3 Klausul perjanjianyang tertera pada L/C harus dibacaJarangTerjadi


dengan jelas. 2 Besar4 8
Fraud L/C, Barang tidak dikirimkan, tetapi ada dokumen pengiriman.
4 JarangTerjadi2 Besar 5 10

Sumber:Hasil olahan penulis

10 Rainer Prakuso Tobing  Ir. Tarcisius Sunaryo, MA, Ph.D  Dr. Ir. Ketut Silvanita Mangani,
ANALISIS RISIKO TRANSAKSI PEMBAYARAN PERDAGANGAN

V. Penutup membeli produk dengan mau memberikan uang muka yang


disepakati. Metode ini mengatur eksportir harus terlebih
Proses perdagangan internasional (International Trade), dahulu menginformasikan kepada importir, bahwa barang
terjadi persaingan yang sangat ketat ditingkat global dan sudah terkirim dengan mengirimkan copy; Bill of Leading
memiliki risiko dan dampak risiko yang tinggi. Selain yang menyatakan barang telah dimuat di kapal dan sudah
kualitas produk, waktu distribusi, program pemasaran, berangkat. Importir segera mempersiapkan dana untuk
metode pembayaran merupakan salah satu bagian dari pembayaran.
persaingan di tingkat Global. Keamanan dan kenyamanan Proses penyediaan produk yang akan dikirim dilakukan
suatu metode pembayaran sangat diharapkan oleh para setelah Produsen (Eksportir) menerima pembayaran.
pelaku ekspor impor. Selama ini yang biasa digunakan Umumnya persiapan dilakukan antara 3 minggu sampai 6
adalah metode pembayaran melalui penerbitan Letter of minggu, juga sangat tergantung jenis produk yang dibeli.
Credit (L/C), tetapi lambat laun metode tersebut menjadi Setelah produk pesanan sudah siap untuk dikirimkan,
tidak populer dikalangan perusahaan ekspor impor maka pihak Produsen (Eksportir) akan memberitahukan
berskala kecil menengah. Prosedur penerbitan dirasakan pihak Pembeli (Importir) bahwa produk sudah siap
sangat menyulitkan para pengusaha. Kondite bank penerbit diberangkatkan. Tujuan pemberitahuan ini adalah agar
menjadi taruhannya apakah L/C tersebut bisa efektif Pembeli (Importir) sudah mulai mempersiapkan
pada saatnya?. Perananan pemerintah juga diharapkan pembayaran pelunasan.
penuh dalam membantu terjadinya transaksi yang aman. Metode ini lebih menitik beratkan untuk
Pemerintah perlu lebih memperluas dan memperbanyak memperkecil Risiko di kedua belah pihak, tetapi Risiko
perjanjian kerjasama antar negara dalam hal keuangan dan terbesar ada pada pihak Produsen (Eksportir). Risiko yang
pembiayaan dengan pihak perbankan internasional. Gagal bisa terjadi adalah ketika pihak Pembeli (Importir) tidak
bayar menjadi momok bagi perusahaan yang berskala kecil bisa mengirimkan pembayaran pelunasan sebesar 70%
dan menengah, untuk itu perlu peran pemerintah untuk sampai dengan 80%.
melakukan perlindungan dan pemberian fasilitas. Metode payment against document juga bisa saja
Metode Collection dengan pola Payment Against tidak menyertakan perbankan, tetapi apabila menyertakan
Document dapat dikatakan memberikan keamanan dan perbankan, biaya yang dibebankan bank tidak terlalu besar,
kenyamanan yang setara kepada para pelaku ekspor karena importir dapat menggunakan pembayaran dengan
impor. Dimana pengekspor bisa mendapatkan uang muka cara TT (Telegrapic Transfer). Walapun begitu, pihak
untuk memproduksi produk yang dibeli oleh importir, importir harus berhati- hati dan telah mengenal dengan
dan disisi lain importir menunjukan keseriusan untuk baik pihak eksportir.

DAFTAR PUSTAKA
Indah Puji Astuti Utami, Djuwityastuti dan Anugrah Adiastuti, (2016) Prawitra Thalib, SH.,MH, (2011), Mekanisme Lalu Lintas Pembayaran Luar
Letter Of Credit (L/C) Sebagai Cara Pembayaran Transaksi Perdagangan Negeri Dalam Kegiatan Ekspor Impor Yuridika:Volume 26 No 3
Internasional Dalam Kerangka Asean EconomicCommunity Privat Law Vol. Rachbini, J. Didik., Ono, Swidi. (2000) Bank Indonesia: Menuju Independensi
IV No.1 Bank Sentral. PT. Mardi Mulyo. Jakarta.
Lam, James, (2017), Enterprise Risk Management, PT. Ray, Jakarta T. Sunaryo. (2007). Manajemen Risiko Finansial. Salemba Empat. Jakarta.
Karbela (2009) Penyalahgunaan L/ C, Studi Kasus L/C Fiktif BNI,) T. Sunaryo. (2015). Risiko Operasional Salemba Empat. Jakarta.
Jurrnal Hukum dan Pembangunan Tahun ke-39 No.1
Kardoyo, M.Pd. dan Ahmad Nurkhin, S.Pd. M.Si. Dr, (2016), Perdagangan Paraturan Perundang Undangan
International, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional
Manurung, Adler Haymans (2018), Pengukuran Risiko (Revisi), PT. Adler (DJPEN),Kementerian Perdagangan Republik Indonesia (2011) Metode
Manurung Press, Pembayaran dari http:// djpen.kemendag.go.id/app_frontend/contents/97-
Manurung, Adler Haymans (2019), Risk Operasional, Gramedia, Jakarta metode- pembayaran Peraturan Pemerintah Repubuk Indonesia Nomor
Mediator Investor, (2013), Jenis–jenis L/C (Letter of Credit) dari 29 Tahun 2017 Tentang Cara Pembayaran Barang Cara Penyerahan
mediatorinvestor.wordpress.com/ artikel/jenis-jenis-lc/ Barang Dalam Kegiatan
Muhammad Harlianto Purnama, Topowijono, Achmad Husaini (2014) Ekspor Dan Impor.
Analisis Penerapan Manajemen Risiko Pada Perusahaan Eksportir Yang Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang
Menggunakan Metode Pembayaran Letter Of Credit Jurnal Administrasi Usaha Mikro, Kecil Menengah.
Bisnis (JAB) Vol. 16 No. 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang
Perindustrian.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7Tahun 2014Tentang Perdagangan.

Rainer Prakuso Tobing  Ir. Tarcisius Sunaryo, MA, Ph.D  Dr. Ir. Ketut Silvanita Mangani, 10

Anda mungkin juga menyukai