Anda di halaman 1dari 3

Nama: Budiman Yunus

NIM: 20102030038
Kelas: Advokasi Sosial B
RESUME BUKU ISLAM DAN GERAKAN SOSIAL
KARYA AHMAD IZUDIN, M.Si
BAGIAN 1
Pendahuluan: Dinamika Aktivisme Islam Dalam Gerakan Sosial
Gerakan sosial adalah sebuah upaya kolektif yang disengaja untuk melakukan sebuah
perubahan. Perubahan ini diinginkan karena masih banyaknya ketimpangan, ekslusi sosial dan
juga ketidakadilan yang dirasakan oleh masayarakat kelas bawah. Secara garis besar gerakan
sosial terbagi menjadi dua yakni Old Social Movement (OSM) dan New Social Movement
(NSM). Dalam kajian nya OSM hanya berorientasi pada pemberian bantuan atau materi tetapi
NSM orientasi nya pada masalah ide, gagasan, dan nilai dengan maksud dan tujuan supaya
terjadi perubahan dan pembaruan kearah yang diharapkan.
Dalam melakukan sebuah gerakan sosial terkadang sering ditambahi dengan embel-
embel agama, dan tidak terkecuali agama islam. Gerakan sosial islam bukan lah sebuah istilah
baru karena sejak awal penyebaran nya islam membawa misi sosial yang sangat besar.
Contohnya adalah islam sangat menentang perbudakan, penindasan, dan sangat menjungjung
tinggi kesetaraan gender. Tetapi dalam beberapa dekade terakhir gerakan sosial islam seringkali
dipandang sebagai fundamelatalis agama. Dugaan ini semakin mencuat terlebih setelah adanya
serangan 11 September 2001 di Amerika serikat dan beberapa peristiwa terorisme lainnya.
Berkaca pada masalah islamphobia maka diperlukan adanya gerakan agama baru/new religious
movement (NRM) ataupun istilah lain ysng menyoal gersksn sosial islam.
BAGIAN 2
Gerakan Sosial dan Nalar Islam Progresif
Gerakan sosial islam adalah gerakan yang muncul dari suatu ide/gagasan tentang teologi
pembebasan. Contohnya adalah gagasan populer dari Hasan Hanafi “Min al-Aqidah Ila At-
Tsaurah” (dari teosentrisme ke antroposentrisme). Jika dijabarkan dengan luas Hanafi
menegaskan bahwa sekarang fokus keilmuan umat islam harus mulai bergeser sesuai perubahan
zaman dan jangan sampai terjebak pada kejudumudan. Jika hanya berfokus pada otoritas teks
dan nash al-quran maka tradisi keilmuan umat islam akan jauh tertinggal oleh orang-orang barat.
Dalam prakteknya gerakan sosial islam jangan hanya sampai pada satu pengetahuan
melainkan harus berkembang dan melakukan tindakan nyata yang lebih aplikatif di segala sektor
kehidupan. Dengan begitu pengkajian dan pengamalan nilai-nilai agama yang dilakukan secara
progresif, inklusif, open-minded serta pluralis akan menghasilkan pemikiran yang imajinatif.
Sehingga akan memunculkan terobosan baru dalam menyelesaikan masalah yang ada seperti
halnya sosial, budaya, politik, maupun ekonomi.
BAGIAN 3
Kisah Penggusuran Warga Parangkusumo
Konflik agraria bukanlah suatu hal baru di Indonesia. sudah banyak sekali kasus yang
terjadi dimana pemerintah melakukan perampasan sepihak terhadap tanah masyarakat dengan
dalih pembangunan. Politik oligarki dan hegemoni kekuasaan mengakibatkan masyarakat harus
merelakan tanah miliknya digusur dan dialih fungsikan tanpa adanya kesepakatan yang pro
masyarakat. Advokasi sebagai bentuk perlawanan akan hegemoni kekuasaan dilakukan oleh
masyarakat Parangkusumo dengan dibantu oleh berbagai kalangan seperti mahasiswa,
akademisi, bahkan para praktisi hukum. Aksi demonstrasi dan advokasi ligitasi dan nonligitasi
semakin kuat diupayakan. Sehingga pemerintah kemudian membuka ruang dialog bersama dan
menjanjikan akan adanya ganti rugi terhadap warga yang terkena dampak penggusuran walaupun
dalam kenyataan nya masih banyak yang tersendat.
Proses advokasi yang dilakukan oleh masyarakat dan dibantu berbagai pihak ternyata
tidak membuahkan hasil. Hal ini dikarenakan saat terjadi pergusuran tanah di Parangkusumo
kekuatan warga terpecah menjadi dua kubu. Pertama, bagi yang memiliki sertifika kepemilikan
tanah, mereka merelakan karena punya jaminan ganti rugi, sedangkan kubu kedua tetap
bersiteguh dengan pendiriannya walaupun tidak memiliki sertifikat tanah sebagai legalitas
hukum. Dengan begitu gerakan advokasi yang dilakukan oleh warga Parangkusumo mengalami
“kegagalan” walauapun pemerintah pada waktu itu masih dapat dikatakan netral karena masih
membuka ruang aspirasi bagi para warga.
BAGIAN 4
Gerakan Mahasiswa Islam Pasca Reformasi
Mahasiswa merupakan agen of change (perubahan) yang dalam gerakannya mahasiswa
sering dipandang sebagai kontrol sosial terhadap semua kebijakan yang dibuat oleh pemerintah
yang terkadang tidak berpihak kepada rakyat. Pola gerakan mahasiswa islam pasca reformasi
dikategorikan menjadi 3 yakni. Pertama, perlawanan terhadap hegemoni negara atau dominasi
kekuasaan karena didorong oleh kekuatan fisik. Kedua, pergeseran idiologi gerakan yang
disebabkan oleh berubahnya paradigma mahasiswa menjadi lebih pragmatis dan jiwa intelektual
mahasiswa yang seakan menjadi layu. Ketiga, format gerakan mahasiswa islam di masa
mendatang yang dituntut untuk bisa mengikuti perkembangan zaman. Maksudnya, seiring
berjalannya waktu maka tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa akan semakin berat, oleh
karena itu mahasiswa sebagai kaum terdidik harus bisa menyesuaikan dengan perubahan yang
terjadi dan tetap pada tujuan utama untuk memajukan bangsa Indonesia.
BAGIAN 5
Gerakan Sosial Petani: Menyuarakan Hak Tanpa Sekat
Berbicara masalah petani kebanyakan yang pertama kali terlintas dalam pikiran adalah
orang desa yang hidupnya dibawah jerat kemiskinan dan sering dianggap sebagai kelompok yang
memiliki pemikiran yang primitif dan kurang mengenal dunia luar. Oleh karena itu para
pemangku kebijakan (pemerintah) sering kali membuat program yang kurang memihak kepada
para petani. Menyikapi hal itu tidak membuat semua petani diam untuk terima nasib, tetapi ada
beberapa petani yang melakukan gerakan advokasi walaupun perlawananan nya masih berupa
destruktif (pelampiasan kemarahan).
Dalam melakukan advokasi, petani perlu didampingi oleh para akademisi dan intelekual
supaya lebih terorganisir dan petani semakin sadar akan perlunya sebuah gerakan perubahan.
para aktivis petani juga perlu meletakan pondasi dasar perjuangan yang kuat. Apabila kebijakan
negara tidak berpihak kepada petani, maka perlu dikritik melalui wacana konsruktif dan
progresif. Disamping itu juga petani perlu diberdayakan dengan cara menyeimbangkan antara
pendistrubusian hasil produksi pertanian dengan relasi otoritas kekuasaan.
BAGIAN 6
Masa Depan Gerakan Sosial
Di era keterbukaan informasi saat ini, studi menganai gerakan sosial mengalami berbagai
perubahan. Hal ini diakibatkan oleh dinamika atau peristiwa yang terjadi didalam masyarakat,
khususnya dalam pengunaan media sosial. Jika dahulu gagasan/ide perubahan disuarakan
mengenai forum-forum diskusi publik, sekarang beralih menjadi ruang virtual seperti zoom
meeting dan lain sebagainya. Era digital saat ini membawa ruang yang lebih fleksibel dengan
pembiayan yang jauh lebih murah. Kemudahaan akses informasi saat ini dibarengi juga dengan
hambatannya dimana para aktivis harus mampu membungkus isu agar tidak terjebak kepada
pragmatisme media yang dapat melunturkan semangat untuk melakukan gerakan perubahan.
Gerakan sosial masa depan tidak hanya berorientasi kepada hal hal material, tetapi lebih
banyak berpusat kepada non material. Contohnya adalah menekankan pada perubahan yang
spesisifik dalam kebijakan publik yang mencakup hajat orang banyak serta di manifestasikan
kedalam gerakan lingkungan, perdamaian, dan lain-lain. Disamping itu juga gerakan sosial masa
depan harus berfokus pada isu identitas, gaya hidup, serta penguatan pemahaman kultur
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai