Penentuan titik lebur sangat berperan dalam dunia kerfarmasian, karena melalui hal tersebut suatu senyawa obat murni dapat ditentukan kemurniannya melalui penentuan titik leburnya. Bukan itu saja, melalui penentuan titik lebur dari bahan suatu obat juga dapat digunakan dalam pembuatan sediaan obat, serta dibutuhkan penentuan cara penyimpanan suatu sediaan obat agar tidak mudah mengalami kerusakan. (Kosman, 2005) Titik lebur merupakan temperatur dimana suatu zat padat mulai melebur pada tekanan 1 atm. Dengan menentukan titik lebur dari suatu sediaan obat, maka akan dapat diketahui apakah zat tersebut murni atau sudah terkontaminasi dengan pengotoran zat-zat lainnya. Beberapa hal yang berpengaruh pada hasil pengukuran titik lebur yaitu suhu, tekanan dalam ruangan dan kelembaban. Jika suatu zat tercampur atau terkontaminasi dengan zat pengotor maka akan berpengaruh besarnya titik lebur suatu zat murni. (Martin, 1990) Alat yang dipakai dalam penentuan titik lebur adalah melting point apparatus. Dalam bidang farmasi tentunya melting point berfungsi untuk menentukan titik lebur suatu zat yang akan diuji. Pada proses kerjanya di bidang farmasi, alat ini sangat penting dalam mengetahui sifat dari bahan yang digunakan dalam sediaan obat. Biasanya, zat yang digunakan dalam menentukan titik leburnya adalah senyawa organik. Teknik yang digunakan dalam proses kerjanya adalah teknik kapiler. Farmakope telah menganggap teknik kapiler ini sebagai teknik standar untuk penentuan titik lebur. Ditjen POM, 1979) Dalam praktikum ini dilakukan penentuan titik lebur terhadap beberapa bahan obat untuk menentukan kemurnian dari suatu zat tersebut melalui penentuan suhu lebur dan jarak lebur dari beberapa bahan obat yang digunakan sebagai sampel dalam praktikum ini. (Rusli, 2007) 1.2 Tujuan Percobaan Melalui praktikum ini dapat dilakukan penentuan titik lebur dengan cara menentukan suhu leburnya dan jarak lebur dari bahan farmasi dengan menggunakan thermometer, pipa kapiler dan melting point apparatus.
Ditjen POM. 1979. Farmakope Indonesia. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.
Kosman, R. 2005. Kimia Fisika. Makassar : Universitas Muslim Indonesia
Martin. 1990. Dasar-dasa Farmasi Fisik dalam Ilmu Farmasetik.Jakarta:
Universitas Indonesia Press
Rusli. 2007. Penuntun Praktikum Kimia Organik Sintesis. Makassar: Universitas