Proposal Skripsi
Oleh:
i
MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
DI SD MUHAMMADIYAH GISTING TANGGAMUS
Proposal
Oleh:
Yudha Adwin Sefali
1911030231
Pembimbing II : Iqbal, MM
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN
iii
1
A. Penegasan Judul
Untuk memperjelas judul yang penulis teliti, maka penulis terlebih dahulu akan menegaskan judul
yang ada, agar tidak terjadi kerancuan dan kesalahpahaman dari pembaca. Penelitian ini berjudul :
“MANAJEMEN PEMBIAYAAN DI SD MUHAMMADIYAH GISTING TANGGAMUS”
1. Manajemen
Menurut pendapat G.R Terry yang dikutip oleh Saefullah Manajemen adalah proses khas yang
terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengendalian yang
dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran yang telah ditentukan melalui sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya.1
2. Pembiayaan Pendidikan
Menurut Nanang Fattah pembiayaan pendidikan adalah jumlah uang yang dihasilkan dan
dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan yang mencakup gaji guru,
peningkatan profesional guru, pengadaan sarana ruang belajar, perbaikan ruang, pengadaan
peralatan/mobile, pengadaaan alat-alat dan buku pelajaran, alat tulis kantor (ATK), kegiatan
ekstrakulikuler, kegiatan pengelolaan pendidikan dan supervisi pendidikan.2
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya,
dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara manusia supaya kamu menetapkan dengan
adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah
adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat”. (QS. An-Nisa (4):58)
Berdasarkan ayat tersebut, bahwa setiap penggunaan dana sekolah yang telah diterima perlu
dipertanggungjawabkan pada sumbernya melalui pengelolaan keuangan secara transparansi maupun
akuntabilitas. Pertanggung jawaban dilakukan kepada orang tua siswa, masyarakat maupun pemerintah
harus jelas sehingga memudahkan pihak yang berkepentingan mengetahuinya, selain itu juga
menciptakan kepercayaan timbal balik kepada pihak yang terkait.
Dalam penyelenggarakan pembiayaan pendidikan harus pula didukung dengan kemampuan
manajemen yang layak, dengan memberdayakan fungsi-fungsinya yang dirumuskan oleh George R.
Terry yang meliputi Perencanaan, Pengorganisasian, Pelaksanaan dan Pengawasan.6
Hal ini sesuai dengan amanah Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara,
pada penjelasan pasal 3 ayat 1 yang disebutkan bahwa: Setiap penyelenggara negara wajib mengelola
keuangan negara secara tertib, taat kepada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif,
transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.7 Pengelolaan
dalam ayat ini mencakup keseluruhan kegiatan perencanaan, penguasaan, penggunaan, pengawasan dan
pertanggungjawaban.
Sejalan dengan pendapat Matin yang menyatakan bahwa: “Manajemen pembiayaan pendidikan
terdiri dari perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran, akuntansi berikut pertanggungjawaban
keuangan pendidikan, serta pemeriksaan dan pengawasan anggaran”.8 Serta didukung oleh pendapat E.
Mulyasa yang menyatakan bahwa: “Manajemen keuangan sekolah merupakn bagian dari kegiatan
4 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 46 ayat 2.
5 Nuraiedi, Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan (Yogyakarta: Gosyen Publishing, 2015), 152.
6 George R. Terry dan Leslie W. Rue, Dasar-dasar Manajemen (Jakarta: Bumi Asara, 2010), 9.
7 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara Pasal 3 ayat 1.
8 Matin, Manajemen Pembiayaan Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), 4.
3
pembiayaan pendidikan, yang secara keseluruhan menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi serta mempertanggungjawabkan secara efektif dan efisien”.9
Perencanaan pembiayaan merupakan kegiatan penyusunan anggaran. Anggaran merupakan rencana
operasional yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang digunakan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan lembaga dalam kurun waktu tertentu. Dalam
penyusunan anggaran pengelola keuangan perlu memperhatikan sumber-sumber keuangan yang ada,
baik itu bersumberkan dari pemerintah, pemerintah daerah maupun masyarakat.
Pelaksanaan keuangan dalam garis besarnya dapat dikelompokan ke dalam dua kegiatan, yakni
penerimaan dan pengeluaran. Penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah yang diperoleh dari
sumber-sumber dana perlu dibukukan berdasarkan prosedur pengelolaan yang selaras dengan
kesepakatan yang telah disepakati, baik berupa konsep teoritis maupun peraturan pemerintah.
Evaluasi pembiayaan adalah proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi
yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan
independen untuk dapat melaporkan kesesuaian informasi dimaksud dengan kriteria-kriteria yang telah
ditetapkan. Pertanggung jawaban adalah pelaporan dibuat sebagai bentuk pertanggung jawaban
keuangan kepada kalangan internal lembaga atau eksternal yang menjadi stakeholder lembaga
pendidikan.
SD Muhammadiyah Gisting merupakan salah satu sekolah swasta yang terletak di Jl.Irigasi Gisting
Bawah Tanggamus, Gisting Bawah, Kec. Gisting, Kab. Tanggamus.. SD Muhammadiyah Gisting
tergolong SD favorit dan banyak masyarakat sekitar atau orang tua yang antusias untuk memasukkan
putra dan putrinya untuk dapat mengemban pendidikan sekolah tersebut. Mengapa demikian karena di
SD Muhammadiyah Gisting ini selain mempelajari pelajaran umum juga mempelajari ilmu–ilmu
keislaman, dan memiliki sarana dan prasarana yang memadai dan selalu meningkat setiap tahunnya.
Berdasarkan hasil pra penelitian yang penulis lakukan pada tanggal 26 Januari 2023 di SD
Muhammadiyah Gisting Tanggamus menunjukkan bahwa seluruh pembiayaan yang ada di sekolah
tersebut berasal dari dana komite yang diberikan oleh orang tua siswa dan dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) dari pemerintah. Digunakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan yang
mencakup gaji guru, peningkatan profesional guru, memperbaiki fasilitas dan bangunan sekolah,
pengadaan sarana ruang belajar, perbaikan ruang pengadaan peralatan, pengadaan alat-alat dan buku
pelajaran, alat tulis kantor (ATK), kegiatan ekstrakulikuler, kegiatan pengelolaan pendidikan, dan
supervisi pendidikan yang semua itu guna meningkatkan kualitas dan kuantitas sekolah itu sendiri. Pihak
sekolah mengakui bahwa untuk menjalankan itu semua para orang tua diharapkan dapat berpartisipasi
dalam melaksanakan tujuan sekolah yang dalam hal ini adalah masalah pembiayaan.
Dari latar belakang permasalahan tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih jauh
dengan judul “Manajemen Pembiayaan Pendidikan di SD Muhammadiyah Gisting Tanggamus’’
D. Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, penulis merumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana perencanaan manajemen pembiayaan pendidikan di SD Muhammadiyah Gisting
Tanggamus ?
2. Bagaimana pelaksanaan manajemen pembiayaan pendidikan di SD Muhammadiyah Gisting
Tanggamus ?
3. Bagaimana evaluasi manajemen pembiayaan pendidikan di SD Muhammadiyah Gisting Tanggamus
?
4. Bagaimana pertanggung jawaban manajemen pembiayaan pendidikan di SD Muhammadiyah
Gisting Tanggamus ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui perencanaan manajemen pembiayaan pendidikan di SD Muhammadiyah Gisting
Tanggamus
2. Untuk mengetahui pelaksanaan manajemen pembiayaan pendidikan di SD Muhammadiyah Gisting
Tanggamus
3. Untuk mengetahui evaluasi manajemen pembiayaan pendidikan di SD Muhammadiyah Gisting
Tanggamus
4. Untuk mengetahui pertanggung jawaban manajemen pembiayaan pendidikan di SD Muhammadiyah
Gisting Tanggamus
F. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukan penelitian mengenai “Manajemen Pembiayaan Pendidikan di SD Muhammadiyah
Gisting Tanggamus”. Diharapkan dapat Memberikan manfaat diantaranya:
1. Teoritis
a. Sebagai sumbangsih dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya manajemen
pembiayaan pendidikan.
b. Sebagai bahan referensi bagi peneliti berikutnya dalam topik yang relevan.
2. Praktis
a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai input bagi pemimpin dalam menentukan kebijakan-
kebijakan yang berhubungan dengan manajemen pembiayaan pendidikan di madrasah.
b. Sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran gun meningkatkan optimalisasi
penggunaan pembiayaan pendidikan di SD Muhammadiyah Gisting Tanggamus
c. Bagi peneliti penelitian ini merupakan usaha untuk memperdalam dan menambah pengetahuan,
pengalaman mengenai manajemen pembiayaan. Selain itu juga sebagai pelatihan berkenaan
dengan penelitian manajemen kearsipan yang mampu menambah wawasan, pengetahuan serta
pengalaman peneliti.
5
10 Moh. Sugandi, dan Susanti, “PENGELOLAAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN DI MTS AL-IKHLAS CAMPAKA”,
Kab. Banggai,Sulawesi Tengah)”, Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, Vol. 7, Nomor 1, (2019): 11-20
12
Djamaluddin Aisyatur Rasyidah, Rina Sarifah, Lustia Bekti dan Perawironegoro, “Pembiayaan Pendidikan
dalam Meningkatkan Mutu PAI di SD Muhammadiyah Ngestiharjo,” Journal Al-Fikrah Vol 11 No (2022): 69-78
6
4. Jurnal yang ditulis Tarmizi, Jamaluddin Idris, dan Djailani13, hasil penelitian menunjukkan bahwa 1)
Sumber dana pembiayaan pendidikan MIN Cempala Kuneng belum terarah pada peningkatan mutu
pendidikan. Artinya,kebutuhan biaya yang secara langsung berhubungan dengan PBM (proses
belajarmengajar) dan pembinaan guru dan siswa,belum mendapatkan skala prioritas. 2) Pengawasan
terhadap penggunaan biaya pendidikan pada MIN Cempala Kuneng masih rendah, sehingga sumber-
sumber pendidikan yang terbatas belum memberikan dampak yang optimal. Hal ini disebabkan
pemanfaatan biaya masih kurang tepat.
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu penelitian ini lebih
fokus membahas pengelolaan dana BOS. Sedangkan persamaan penelitian tersebut dengan penelitian
penulis adalah sama-sama membahas pengelolaan Pembiayaan pendidikan.
5. Jurnal yang ditulis Ahmad Ridwan dan Halimatun Sakdiyah14, hasil penelitian disimpulkan sumber-
sumber dana sekolah yang dapat dijadikan sebagai alasan bahwa Yayasan Perguruan Islam al-
Kautsar memiliki kemampuan untuk menjalankan roda pendidikannya dengan baik. Adapun sumber
dana yang dimaksud berasal dari: 1). Pemerintah, yang meliputi bantuan operasional sekolah (BOS)
2). Usaha mandiri sekolah, yang berupa kegiatan: pengelolaan kantin sekolah, koperasi sekolah, 3).
Orang tua siswa, yang berupa sumbangan fasilitas belajar siswa, sumbangan pembangunan gedung,
iuran SPP; 4). Para dermawan dan pengusaha, yang dilakukan melalui kerjasama dalam berbagai
kegiatan, baik berupa bantuan uang maupun fasilitas sekolah; 5). Infak atau Hibah yang tidak
bertentangan dengan peraturan perundangan yang berlaku, di mana kepala sekolah perlu menyusun
proposal yang menguraikan kebutuhan pengembangan program sekolah; 6). Pengelola Yayasan
penyelenggara pendidikan bagi lembaga al-kautsar serta 7). Masyarakat luas. Besar kecilnya biaya
pendidikan, terutama pada Yayasan perguruan Islam Al-Kautsar sangat berhubungan erat dengan
mutu pendidikan, seperti pelayanan siswa, kebersihan dan lain sebagainya.
Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang penulis lakukan yaitu penelitian ini hanya
berfokus pada sumber-sumber dana pembiayaan pendidikan. Sedangkan persamaan penelitian
tersebut dengan penelitian penulis adalah sama-sama menggunakan metode penelitian kualitatif.
H. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif, yaitu pengumpulan data pada suatu latar
alamiah dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dimana peneliti adalah sebagai
instrumen kunci.15
Menurut Mantra, mengemukakan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati. Metode kualitatif berusaha mengungkap berbagai keunikan yang terdapat dalam individu,
kelompok, masyarakat, dan/atau organisasi dalam kehidupan sehari-hari secara menyeluruh, rinci,
dalam, dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.16
Pada penelitian ini metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode kualitataif
deskriptif, metode ini dinilai dapat menggambarkan, atau menjelaskan objek evaluasi yang terjadi
dengan cara mengumpulkan data, menyusun atau mengklasifikasikan, menganalisis dan
menginterpretasikan dari hasil wawancara dan studi dokumen.17
13
Tarmizi, Jamaluddin Idris, dan Djailani, “PENGELOLAAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN MELALUI BANTUAN
OPERASIONAL SEKOLAH PADA MIN CEMPALA KUNENG KABUPATEN PIDIE”, Jurnal Administrasi Pendidikan, vol.
3, No 4, (2015): 92-101
14 Ahmad Ridwan dan Halimatun Sakdiyah, “ANALISIS SUMBER DANA PENDIDIKAN YAYASAN
PERGURUAN ISLAM AL-KAUTSAR KECAMATAN MEDAN JOHOR”, Hibrul Ulama : Jurnal Ilmu Pendidikan dan
Keislaman. Vol. 4, Nomor 1, (2022): 19-27
15 Albi Anggito and Johan Setiawan, Metodologi Penelitian Kualitatif (Jawa Barat: CV Jejak, 2018), 8.
16 Sandu Siyoto and Ali Sodik, Dasar Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Literasi Media Publishing, 2015), 28.
17 Zainal Arifin, Evaluasi Program (Bandung: Rosdakarya, 2019), 227.
7
3. Analisis Data
Sugiyono mendefinisikan analisis data merupakan “proses mencari dan menyusun secara
sistematif data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan
cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan
sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari,dan
membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain”.
a. Reduksi data
Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya sangat banyak, untuk itu perlu dicatat dan
diteliti secara rinci. Mereduksi data yaitu merangkum halhal dari data dan informasi yang
diperoleh menjadi suatu fokus agar dapat menemukan pola dan juga tema. Dengan demikian
data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah
peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya21
b. Penyajian data
18 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Revisi V (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 133.
19 Bungin, Penelitian Kualitatif (Jakarta: Prenada Media Group, 2007), 3.
20 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, Revisi V (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), 135.
21 Sugiyono, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D, Cet. 26 (Bandung: Alfabeta, 2017), 247.
8
Yaitu uraian singkat data yang telah dirangkum bisa berupa bagan, atau hubungan antar
kategori. Penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori. Paling sering digunakan dalam menyajikan data penelitian kualitatif adalah dengan
teks yang bersifat naratif.22
c. Konklusi
Konklusi adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. kesimpulan dapat ditarik bila
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti ke lapangan. Kesimpulan bisa
berupa deskripsi gambaran secara jelas tentang suatu objek yang baru ditemukan dapat berupa
teori atau bersifat hipotesis.23
4. Penguji Keabsahan
Untuk memperoleh data yang akurat, maka peneliti perlu menguji keabsahan data dalam
penelitian. Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada
perbedaan antara yang dilaporkan. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas diartikan sebagai
pengecekkan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan
triangulasi berarti peneliti membandingkan penjelasan dari narasumber pada saat wawancara
dengan kenyataan yang ada melalui pengamatan, analisis dokumen atau dengan rekan narasumber.
Berikut adalah jenis pengecekan sumber pada triangulasi:
a. Triangulasi sumber
Triangulasi sumber adalah beragam beragam sumber digunakan lebih dari satu sumber
untuk memastikan datanya apakah datanya benar atau tidak. Peneliti tidak boleh begitu saja
percaya pada satu sumber saja
b. Triangulasi Teknik
Beragam teknik digunakan secara bergantian untuk memastikan kebenaran data cara yang
digunakan bisa dengan wawancara, pengamatan, analisis dokumen, atau angket bila perlu
c. Triangulasi waktu
Triangulasi waktu yaitu memeriksa keterangan dari sumber yang sama pada berbagai
kesempatan yang berbeda, seperti membandingkan penjelasan sumber ketika ia berbicara
berdua dengan peneliti dengan ketika ia berbicara dengan rekannya.24
Dalam penelitian ini penulis menggunakan triangulasi teknik. Penulis melakukan pengecekan
data yang berasal dari hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi berkaitan dengan manajemen
pembiayaan pendidikan di SD Muhammadiyah Gisting Tanggamus, bila pengujian menghasilkan
data yang berbeda maka peneliti akan melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang
bersangkutan untuk memastikan data yang benar.
I. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan yaitu urutan atau penjabaran secara deskriptif tentang hal-hal yang
akan ditulis berkaitan maka membentuk totalitas dalam penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab.
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini merupakan pendahuluan yang berupagaris besar dari semua pola berfikir yang
dijabarkan dalam konteks yang jelas dan padat diawali dari penegasan judul, latar belakang
masalah, rumusan masalah agar lebih jelas di cantumkan tujuan dan manfaat penelitian, kajian
terdahulu yang relevan, metode penelitian,kajian teori dan sistematika pembahasan.
BAB II KERANGKA TEORI
22 Ibid., 249.
23 Ibid., 252.
24
Nusa Putera, Penelitian Kualitatif: Proses Dan Aplikasi (Jakarta: Indeks, 2012), 190-192.
9
Pada bab ini membahas landasan teori yang digunakan dalam penelitian yang berkaitan dengan
manajemen pembiayaan pendidikan yang di dalammnya membahasa tentang: ruang lingkup
manajemen pembiayaan pendidikan, dan pengelolaan pembiayaan pendidikan
BAB III METODE PENELITIAN
Pada Bab ini mendeskripsikan Objek Penelitian. Pada Bab ini memuat tentang penyajian data
penelitian yang berupa gambaran umum objek, penyajian fakta, dan data penelitian
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada Bab ini berisi tentang deskripsi data dan pembahasan hasil penelitian dan analisis data
penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari pembahasan yang sudah di anjurkan pada bab selanjutnya
dan rekomendari dari penulis.kesimpulan dibuat secara singkat yang membuat semua temuan
penelitian tentang masalah penelitian dan diambi
J. Kerangka Teoritik
1. Manajemen Pembiayaan Pendidikan
a. Pengertian Manajemen Pembiayaan Pendidikan
Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh satu pihak lain untuk
mendukung investasi yang telah direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan
kata lain, pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan. Investasi sebagai suatu konsep umum dapat diartikan sebagai upaya untuk
meningkatkan nilai tambah barang ataupun jasa dikemudian hari dengan mengorbankan nilai
konsumsi sekarang.25
Nanang Fattah mendefinisikan biaya pendidikan sebagai sejumlah uang yang dihasilkan dan
dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan yang mencakup gaji guru,
peningkatan kemampuan professional guru, pengadaan sarana ruang belajar, perbaikan ruang
belajar, pengadaan prabot/mobiler, pengadaan alat-alat pelajaran pengadaan buku-buku
pelajaran, alat tulis kantor, kegiatan ekstra kurikuler, kegiatan pengelolaan pendidikan, dan
supervisi pembinaan pendidikan serta ketatausahaan sekolah.26
Agus susanto mendefinisikan biaya pendidikan sebagai salah satu komponen instrumental
yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan. Biaya dalam pengertian ini memiliki
cakupan yang luas, yakni semua jenis pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan
pendidikan, baik dalam bentuk uang ataupun barang dan tenaga (yang dapat dihargai dengan
uang).27
Dapat disimpulkan bahwa pembiayaan pendidikan adalah seluruh dana yang diperoleh dan
dibelanjakan untuk berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan baik dalam bentuk uang,
barang ataupun jasa yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh
lembaga pendidikan.
Kemudian penjelasan di atas dapat disatukan membentuk pengertian manajemen pembiayaan
pendidikan. Sebelumnya beberapa ahli telah memberikan definisinya mengenai pengertian
manajemen pembiayaan pendidikan, seperti Matin yang menyatakan bahwa manajemen
pembiayaan terdiri dari perencanaan anggaran, pelaksanaan anggaran, akuntansi berikut
pertanggung jawaban keuangan pendidikan, serta pemeriksaan dan pengawasan anggaran.28
Muhammad Rifa’I menyatakan bahwa manajemen keuangan merupakan suatu aktivitas
lembaga, organisasi atau perusahaan berhubungan dengan, perencanaan, pengorganisasian,
25
Muhammad, Manajemen Pembiayaan, (Yogyakarta: UPP-AMP YKPN, 2010), 17.
26 Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2006), 112.
27 Agus Irianto, Pendidikan Sebagai Investasi dalam Pembangunan Suatu Bangsa (Jakarta: Kencana, 2011), 61.
28 Matin, Manajemen Pembiayaan Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2014), 4.
10
pelaksanaan, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian dana yang dimiliki oleh suatu organisasi
atau perusahaan.29
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa manajemen pembiayaan pendidikan
adalah suatu kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengevaluasi dan
mempertanggungjawabkan segala kegiatan yang dilakukan selama menggunakan dana yang
diperoleh untuk berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan baik dalam bentuk uang, barang
ataupun jasa dengan memanfaatkan kemampuan dari staf penanggungjawab keuangan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh lembaga pendidikan.
29 Muhammad Rifa’i, Manajemen Organisasi Pendidikan (Malang: CV. Humanis, 2019), 36.
30 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Tentang prinsip pengelolaan dana Pendidikan Pasal 48 Ayat 1.
31 M. Hizbul Mufhin, Administrasi Pendidikan: Teori dan Aplikasi (Klaten: Gema Nusa, 2015), 265.
11
penggunaan suatu fasilitas sarana dan prasarana, misalnya pajak listrik, air, kendaraan
bermotor, bangunan, dan fasilitas-fasilitas lain yang telah ditetapkan pemerintah.
3) Biaya pribadi, merupakan biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh setiap orang tua
siswa yang berkaitan dengan kelancaran belajar anaknya, contohnya pembelian buku, alat
tulis, ongkos transportasi siswa, serta biaya makan dan minum.
4) Biaya sosial, merupakan biaya yang dikeluarkan atau dibutuhkan oleh pihak siswa yang ada
kaitannya dengan kelancaran siswa dalam menempuh studi. Biaya ini dibayarkan secara
tidak langsung oleh orang tua siswa melalui pihak sekolah dengan membayar pajak kepada
pemerintah, kemudian pemerintah memberi kompensasi hibah kepada masyarakat melalui
sekolah, misalnya berupa hibah, sumbangan, dan sejenisnya.
32 Sujari Rahmanto, Manajemen Pembiayaan Sekolah (Yogyakarta: Gre Publishing, 2019), 79-81.
12
33 Jamal M. Asmani, Tips Aplikasi Manajemen Sekolah (Yogjakarta: Diva Press, 2012), 218.
34 Abuddin Nata, Manajemen Pendidikan: Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia (Bogor: Kencana,
2003), 102.
35 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), 173.
13
juga merupakan alat bantu bagi manajemen untuk mengarahkan lembaga pada pelaksanaan
kegiatan-kegiatannya. Selain itu pula anggaran mempunyai manfaat atau berfungsi yang dapat
digolongkan menjadi tiga jenis, yaitu:36
1) Sebagai alat penafsir yaitu untuk memperkirakan besarnya pendapatan dan pengeluaran,
sehingga dapat dilihat kebutuhan dana yang diperlukan untuk merealisasikan kegiatan
pendidikan di lembaga.
2) Sebagai alat kewenangan yaitu dapat memberikan kewenangan untuk pengeluaran dana,
sehingga melalui anggaran dapat diketahui besarnya uang atau dana yang boleh dikeluarkan
untuk membiayai kegiatan berdasarkan perencanaan anggran sebelumnya.
3) Sebagai alat efisiensi yaitu dapat diketahuinya realisasi sebuah kegiatan yang kemudian dapat
dibandingkan dengan perencanaan, sehingga dapat dianalisis ada tidaknya pemborosan atau
bahkan adanya penghematan anggaran.
Dalam penyusunan anggaran ada 4 fase kegiatan pokok antara lain:
1) Perencanaan anggaran, merupakan kegiatan mengidentifikasi tujuan menentukan prioritas,
menjabarkan tujuan dalam penampilan oprasional yang dapat diukur, menganalisis alternatif
pencapaian tujuan dengan analisa, membuat rekomendasi alternatif. Pendekatan untuk
mencapai sasaran.
2) Mempersiapkan anggaran: yaitu penyesuaian kegiatan dengan mekanisme anggaran yang
berlaku bentuknya distribusi dan sasaran program pengejaran perlu dirumuskan yang jelas.
Melakukan inventarisasi perlengkapan peralatan, dan bahan-bahan yang tersedia.
3) Mengelola pelaksanaan anggaran, yaitu mempersiapkan pembukuan, melakukan pembelajaran
dan membuat transaksi, membuat perhitungan, mengawasi pelaksanaan sesuai dengan
prosedur kerja yang berlaku serta membuat laporan dan pertanggungjawaban keuangan.
4) Menilai pelaksanaan anggaran, antara lain menilai proses belajar mengajar menilai bagaimana
pencapaian sasaran program, serta membuat rekomendasi untuk perbaikan anggaaran yang
akan dating.37
Proses penyusunan anggaran memerlukan data yang akurat dan lengkap sehingga semua
perencanaan kebutuhan untuk masa yang akan datang dapat diantisipasi dalam rencana anggaran.
Banyak faktor yang mempengaruhi proses penyusunan anggaran pendidikan di sekolah, seperti
perkembangan peserta didik, perekonomian negara, pengembangan program, dan perbaikan sarana
prasarana.
Dalam penyusunan RAPBS, kepala sekolah dan bawahannya secara bersama-sama ikut
berperan. Hal ini dilakukan untuk memastikan agar pendapatan dan pengeluaran yang akan
dijalankan sesuai rencana dapat disesuaikan dengan kondisi keuangan yang ada.
Menurut Nanang Fattah Prosedur penyusunan anggaran adalah sebagai berikut:38
1) Mengidentifikasi kegiatan-kegiatan apa saja yang akan di laksanakan selama periode
penganggaran.
2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dapat diaplikasikan dalam bentuk uang, jasa dan
barang.
3) Semua sumber dapat dinyatakan dalam bentuk pembiayaan sebab anggaran pada dasarnya
merupakan pernyataan finansial.
4) Memformulasikan anggaran dalam format bentuk yang telah disetujui dan dipergunakan oleh
instansi tertentu.
5) Menyusun apa yang sudah di usulkan dalam bentuk anggaran untuk memperoleh persetujuan
dari pihak yang berwenang.
6) Melakukan revisi usulan anggaran.
36 Nanang Fattah, Standar Pembiayaan Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), 54.
37 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), 174-175.
38 Ibid,, h. 55.
14
Biaya yang diperoleh baik dari pemerintah maupun masyarakat harus digunakan decara efektif
dan efisien. Pengeluaran yang dilakukan harus sesuai dengan perencanaan pembiayaan pendidikan
yang telah ditetapkan, yaitu tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan kualitas peserta didik.
Segala pengeluaran dalam pembiayaan pendidikan tidak hanya terbatas pada kegiatan yang formal
saja seperti kegiatan belajar mengajar (KBM), melainkan juga untuk kegiatan informal seperti
39 Abu Bakar Taufani C. Kurniatun, Manajemen Keuangan Pendidikan (Bandung: Alfabeta, 2015), 260.
40 Sri Minarti, Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri (Yogyakarta; Ar-Ruzz Media,
2011), 242.
41 Undang-undang RI No. 28 Tahun 2007
42 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), 177.
15
ekstrakulikuler. Karena peserta didik memiliki potensi yang berbeda-beda, sehingga untuk
mengembangkannya juga dengan cara yang berbeda-beda. Peserta didik yang memiliki potensi
dalam bidang akademik, dalam mengembangkan potensinya bisa melalui KBM. Sedangkan bagi
siswa yang memiliki potensi dalam bidangnon akademik, pengembangan peserta didik dapat
dilakukan melaui ekstrakulikuler.
Segala bentuk penerimaan dan pengeluaran tersebut harus dicatat dalam pembukuan, tujuan
dilakukannya pembukuan tersebut adalah supaya dapat membuat suatu laporan keuangan dan
penggunaannya yang jujur dan dapat dipertanggungjawabkan dan untuk menyediakan gambaran
tentang keadaan keuangan pada lembaga pendidikan. Laporan yang dibuat harus disajikan dengan
sejelas mungkin agar tidak terjadi kekeliruan. Penerimaan maupun pengeluaran keuangan sekolah
harus dilakukan seara tertib, teratur dan benar hal ini dimaksudkan agar penggunaan keuangan
dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan ketentuan yang ada sehingga dapat dibuat laporan
pertanggung jawaban yang akuntabel. Setiap penerimaan dan pengeluaran uang sekolah harus
dicatat oleh bendahara sekolah.
Prosedur pembukuan penerimaan keuangan sekolah memadukan antara pemerintah pusat dan
pihak sekolah. Artinya ada beberapa kebijakan pemerintah yang tidak bisa dirubah oleh pihak
sekolah dalam hal pengalokasian anggaran. Pihak sekolah hanya bertindak sebagai pelaksana
pengguna. Berbeda halnya dengan adanya Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), dimana pihak
sekolah memiliki wewenang dan keleluasaan untuk mengelola dana dalam mencapai efektifitas
tujuan sekolah.
Siklus dalam Badan Hukum Pendidikan Dasar dan Menengah (BHPDM) dapat dikelompokkan
dalam tiga tahap, yaitu:43
Tabel 1
Siklus Akuntansi
No Tahapan Kegiatan
1. Kegiatan pengidentifikasian dan pengukuran bukti transakasi
serta bukti pencatatan.
Pencatatan
2. Kegiatan pencatatan bukti transaksi ke dalam buku harian atau
1
jurnal.
3. Memindahbukukan (posting) dari jurnal berdasarkan kelompok
atau jenisnya kedalam akun buku besar
1. Penyusunan neraca saldo (trial balance) berdasarkan akun-akun
buku besar.
2. Pembuatan ayat jurnal penyesuaian (adjusting
entries)
3. Penyusunan kertas kerja (work sheet) atau neraca lajur.
2 Pengikhtisaran
4. Pembuatan ayat jurnal penutup (closing entries)
5. Pembuatan neraca saldo setelah penutupan (post closing trial
balance).
Pembuatan ayat jurnal pembalik (reversing entries)
43
Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan (Jakarta: Erlangga, 2007), 94.
16
44 Brahim Bafadal, Manajemen Peningkatan Mutu Sekoah Dasar dari Sentralisasi Menuju Desentralisasi (Jakarta:
Mulyasa menjelaskan dalam evaluasi keuangan sekolah, pengawasan merupakan salah satu
proses yang harus dilakukan dalam manajemen berbasis sekolah. Dalam keuangan manajemen
sekolah, kepala sekolah perlu melakukan pengendalian pengeluaran keuangan sekolah selaras
dengan anggaran-anggaran belanja yang telah di tetapkan.49
Melalui evaluasi pembiayaan pendidikan, pihak sekolah akan mengetahui seberapa besar dana
yang telah dihabiskan dalam anggaran tersebut serta akan diketahui apakah program pendidikan
yang telah direncanakan dan yang telah diselenggarakan telah sesuai denga yang diharapkan atau
belum. Dan dengan evaluasi tersebut semua pembiayaan yang tersalurkan di lembaga pendidikan
akan berjalan dengan semestinya. Selain itu, evaluasi yang merupakan bagian akhri dari proses
manajemen pembiayaan pendidikan berfungsi dalam memberikan bantuan terhadap pihak sekolah
terkait dengan program yang telah mereka rencanakan dan laksanakan. Jika hasil evaluasi
menunjukkan hasil yang baik, maka pihak sekolah hanya perlu mempertahankan atau
mengembangkan program yang sudah ada. Namun jika hasil evaluasi menunjukkan hasil yang
tidak baik, maka pihak sekolah bisa mengambil keputusan terbaik untuk mengatasinya. Apakah
dengan mengambil keputusan untuk mengubah program dengan menggantikan pada program baru,
47 Nanang Fattah, Standar Pembiayaan Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), 67.
48 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), 101.
49 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah ( Bandung: Rosdakarya, 2007), 178
18
atau tetap mempertahankan program dengan berupaya memperbaiki nya. Evaluasi dan pertanggung
jawaban keuangan sekolah dapat diidentifikasi ke dalam tiga hal, yaitu pendekatan pengendalian
penggunaan alokasi dana, bentuk pertanggung jawaban keuangan sekolah, dan keterlibatan
pengawasan pihak eksternal sekolah.
50
Ibid., 177-178..
19
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN