0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan1 halaman
Pasien mengalami hipertermi akibat infeksi salmonella typhosa. Tujuan perawatan untuk mengembalikan termoregulasi dengan menurunkan suhu tubuh, mengurangi menggigil dan kemerahan kulit, serta meningkatkan tekanan darah dan suhu kulit. Intervensi meliputi pemantauan suhu tubuh, lingkungan dingin, cairan oral, dan kolaborasi pemberian cairan iv serta antipiretik.
Pasien mengalami hipertermi akibat infeksi salmonella typhosa. Tujuan perawatan untuk mengembalikan termoregulasi dengan menurunkan suhu tubuh, mengurangi menggigil dan kemerahan kulit, serta meningkatkan tekanan darah dan suhu kulit. Intervensi meliputi pemantauan suhu tubuh, lingkungan dingin, cairan oral, dan kolaborasi pemberian cairan iv serta antipiretik.
Pasien mengalami hipertermi akibat infeksi salmonella typhosa. Tujuan perawatan untuk mengembalikan termoregulasi dengan menurunkan suhu tubuh, mengurangi menggigil dan kemerahan kulit, serta meningkatkan tekanan darah dan suhu kulit. Intervensi meliputi pemantauan suhu tubuh, lingkungan dingin, cairan oral, dan kolaborasi pemberian cairan iv serta antipiretik.
1. Hipertermi berhubungan Termoregulasi Intervensi utami: dengan proses penyakit Setelah dilakukan asuhan 1. Monitor suhu (infeksi bakteri salmonella keperawatan selama 3x24 tubuh typhosa) jam diharapkan 2. Sediakan termoregulasi lingkungan yang membaik,dengan kriteria dingin hasil: 3. Longgarkan atau 1. Menggigil menurun lepaskan 2. Kulit merah menurun pakaian 3. Pucat menurun 4. Basahi dan 4. Suhu tubuh membaik kipasi 5. Suhu kulit membaik permukaan 6. Tekanan darah tubuh membaik 5. Berikan cairan oral 6. Anjurkan tirah baring 7. Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolik intravena Regulasi temperatur: 1. Monitor tekanan darah,frekuensi pernafasan dan nadi 2. Monitor suhu tubuh pasien tiap dua jam,jika perlu 3. Monitor warna dan suhu kulit 4. Tingkatkan asupan cairan dan nutrisi yang adekuat 5. Kolaborasi pemberian antipiretik,jika perlu