Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS UPAYA PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KORBAN

TINDAK PIDANA KEKERASAN PADA ANAK DI INDONESIA

Nelly Aziza1, La Ode Ahmad Seprianto Mas’ud2

Fakultas Hukum, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Email: nelly.aziza.law20@mail.umy.ac.id1, la.ode.ahmad.law20@mail.umy.ac.id2

Abstrak
Kekerasan terhadap anak di Indonesia dari waktu ke waktu terus terjadi dan semakin beragam
bentuknya. Padahal, anak merupakan penerus dan aset yang dimiliki oleh bangsa yang akan
mempertahankan, serta mewujudkan cita-cita bangsa. Tindak pindana merupakan perilaku yang melanggar
hukum dan akan diberikan sanksi kepada pelaku yang melakukan hal tersebut. Saat ini banyak tindak pidana
yang sering dilakukan seperti kekerasan. Kekerasan merupakan tindakan sewenang-wenang yang dilakukan
oleh sesorang dengan tujuan menyakiti fisik maupun psikis. Orang tua memiliki peranan penting untuk
menjaga dan melindungi tetepi justru tindak kekerasan terhadap anak dilakukan oleh orang terdekatya
seperti orang tua. Maka diperlukannya cara agar tindakan kekerasan terhadap anak tidak terus menerus
dilakukan dan harus diberikan tindakan yang tegas oleh pemeritah kepada pelaku yang melakukan hal
tersebut. Tulisan ini mengkaji tentang bagaimana upaya perlindungan hukum terhadap anak sebagai korban
kekerasan yang terjadi di Indonesia.

Kata Kunci: Anak, Tindak Pidana, Kekerasan, Perlindungan Hukum

Abstract

Violence against children in Indonesia from time to time continues to occur and is increasingly diverse
forms In fact, children are the successors and assets owned by the nation who will maintain and realize the
ideals of the nation. Crime is behavior that violates law and sanctions will be imposed on those who do so.
Currently there are many crimes which is often perpetrated as violence. Violence is an arbitrary act carried
out by someone with the aim of healing physically or psychologically. Parents have an important role to
protect and protect, but instead acts of violence against children are carried out by those closest to them,
such as parents. Therefore, there is a need for a way so that acts of violence against children are not
continuously carried out and strict action must be given by the government to the perpetrators who do this.
This paper reviews how the legal protection efforts for children as victims of violence that occur in
Indonesia.

Keywords: Children, Crime, Violence, Legal Protection

1
A. PENDAHULUAN masyarakat dan antaraindividu itu
Indonesia merupakan salah satu sendiri yang mana tercermin dalam hak
negara yang berlandaskan pada dasar dan kewajiban.2
hukum (rechtstaat), tidak berlandaskan
Indonesia sebagai negara hukum juga
pada dasar kekuasaan (machtstaat). Hal
memiliki tujuan yang telah tertuang
tersebut sudah dijelaskan pada Undang-
didalam Undang-Undang Dasar 1945,
Undang Dasar Negara Republik
yang mana Negara Indonesia memiliki
Indonesia Tahun 1945 Pasal 1 ayat (3)
tujuan melindungi segenap bangsa
yang membahas tentang “Negara
Indonesia dan tumpah darah Indonesia,
Indonesia adalah negara hukum.1 Negara
memajukan kesejahteraan umum,
Indonesia merupakan negara hukum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, serta
maka negara Indonesia menginginkan
turut melaksanakan dalam perdamaian
supaya ditegakkannya hukum oleh
dunia berdasarkan kemerdekaan,
semua masyarakat Indonesia.
perdamaian abadi dan keadilan sosial.3
Maksudnya, setiap perlakuan yang
diperbuat maka harus berdasarkan Negara Indonesia memiliki tujuan

denganaturan-aturan hukum yang tersebut memiliki untuk melindungi

berlaku. hak-hak masyarakat yang dijamin dan


dapat melindungi masyarakat pada setiap
Pengertian dari hukum, hukum
kehidupan. Akan tetapi kenyataannya
merupakan keseluruhan aturan maupun
hal tersebut sangat berolak belakang
kaidah yang berlaku dalam suatu
dengan yang terjadi di masyarakat,
kehidupan bersama yang mengatur
dimana saat ini dalam berbagai
mengenai tingkah laku dimana dalam
permasalahan hukum yang terjadi
pelaksanaannya dapat dipaksakan
banyak yang bertentangan dengan
dengan hadirnya suatu sanksi. Hukum
norma-norma yang telah diatur dalam
mengatur hubungan hukum yang terdiri
undang-undang. Belum lagi perilaku
dari ikatan-ikatan antara individu dan

1
Haposan Siallagan, 2016, Penerapan Prinsip Umum, Jurnal Ilmu Manajemen Terapan, Vol. 2,
Negara Hukum Di Indonesia, Sosiohumanniora, No. 6, Hlm. 768-769.
Vol. 18, No. 2, Hlm. 132.
3
2
Asifah Elsa Nurahma Lubis, Farhan Dwi Fahmi, Undang-Undang Dasar Negara republik
2021, Pengenalan Dan Definisi Hukum Secara Indonesia 1945.

2
masyarakat yang menyimpang serta menjadi korban atas tindak pidana
menimbulkan berbagai pelanggaran- kekerasan tersebut.
pelanggaran tindak pidana serta
Di Indonesia sendiri terdapat banyak
kejahatan yang sudah sangat kompleks
fakta yang memprihatinkan dimana
dewasa ini.
banyak anak-anak yang menjadi korban
Kejahatan adalah pelanggaran tindak pidana kekerasan. Kekerasan
terhadap norma yang ditafsirkan atau dapat terjadi diberbagai tempat seperti
patut ditafsirkan sebagai perbuatan yang disekolah, dirumah, dan dilingkungan.
merugikan, menjengkelkan dan tidak Berangkat dari hal tesebut secara tidak
boleh dibiarkan. Kejahatan juga sebagai sadar menimbulkan munculnya anak
pencemaran terhadap masyarakat yang yang berkonflik dengan hukum.5
selalu berkembang mengikuti
Kekerasan anak yang terjadi dalam
perkembangan jaman, seperti
lingkup rumah tangga juga sering terjadi
perkembangan kebudayaan, ekonomi,
dikarenakan adanya tekanan ekonomi
dan perkembangan industri.4
yang dialami oleh orang tua sehingga
Contoh dari kejahatan yang telah tidak mampu untuk memenuhi
sering terjadi dalam kehidupan kebutuhan keluarga. Segala macam
bermasyarakat yaitu tindakan kekerasan. tindakan kekerasan yang dilakukan
Kekerasan merupakan suatu perilaku kepada anak perlu untuk lebih ditangani
yang dilakukan seseorang etrhadap adat dicegah sebagaimana yang telah
orang lain dengan tujuan untuk dijelaskan pada Undang-Undang Nomor
menyakiti serta melukai seseorang baik 23 Tahun 2002 yang membahas tentang
secara psikis maupun fisik. Tindak Perlindungan Anak.6
pidana kekerasan sering terjadi pada Setiap anak harus mendapatkan
seorang wanita dan juga anak-anak yang perlindungan dan dipenuhi haknya untuk

4
Suaidi, 2021, Perilaku Kejahatan, Jurnal anak-dan-perlindungan-hukumnya/ , diakses 4
Pendidikan Karakter “JAWARA”, Vol. 7, No. 2, November 2022.
6
Hlm. 258. Hani Sholihah, 2018, Perbandingan Hak-Hak
5
Rajarif Syah Akbar Simatupang, Ismail Koto, Anak Menurut Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2022, Konflik Anak Dan Perlindungan 2002 Tentang Perlindungan Anak Dan Hukum
Hukumnya, https://fahum.umsu.ac.id/konflik- Islam, Journal for Islamic Studies, Vol. 1, No. 2,
Hlm. 88.

3
tumbuh dan berkembang secara normal, Diberlakukannya Undang-Undang
dan setiap anak harus diberi kesempatan baru tersebut bertujuan untuk
untuk mengikuti secara optimal untuk memberikan perwujudan atas sebuah
mendapatkan perlindungan dari tindak keadilan yang benar-benar menjamin
kekerasan.7 perlindungan kepentingan yang terbaik
Oleh karena itu, masalah-masalah untuk anak yang sedang berhadapan
yang berkaitan dengan anak yang dengan hukum. Serta memberikan sanksi
berhubungan dengan hukumwajib untuk pidana merupakan pilihan terakhir yang
diselesaikan dengan baik untuk dilakukan, sehingga dalam penerapan
memberikan perlindungan hak anak nya Undang-Undang yang baru lebih
sehingga dapat memberikan sumber menekankan pada model restorative
daya manusia (SDM) yang memiliki justice yang memiliki maksud untuk
kualitas yang tinggi. pemulihan ke kondisi awal yang lebih
Dengan dasar tersebutlah, sehingga diutamakan dari pada cara lain diluar
bentuk kepedulian serta perhatian yang pengadilan.9
ditujukan kepada anak-anak dijelaskan Seperti dengan melakukan diversi,
dalam bentuk Undang-Undang Nomor cara diversi merupakan salah satu cara
11 Tahun 2012 yang berisi tentang untuk mengalihkan agar penyelesaian
sistem peradilan pidana anak sebagai suatu perkara anak dapat diselesaikan
pengganti dari Undang-Undang Nomor diluar pengadilan atau diluar ruang
3 Tahun 1997 yang berisi tentang persidangan. Diversi ini juga merupakan
pengadilan anak. Penggatian Undang- salah satu jalan keluar yang dapat
Undang tersebut dilakukan karena sudah diambil agar anak yang berhadapan
tidak relevan lagi untuk digunakan dengan hukum tidak dibawa ke
dalam kehidupan masyarakat saat ini.8 pengadilan. oleh karena itu, diversi dapat
menangani anak-anak yang menghadapi

7
Erwin Amran, dkk, 2020, Efektivitas Anak, https://www.dpr.go.id/jdih/index/id/271,
Penyidikan Korban Tindak Pidana diakses 10 November 2022.
9
Kekerasan Terhadap Anak, Journal of Lex Mirza Sahputra, 2022, Restorative Justice
Theory (JLT), Vol. 1, No. 2, Hlm. 182. Sebagai Wujud Hukum Progresif Dalam
8 Peraturan Perudang-Undangan Di Indonesia,
Website DPR, tentang Pengesahan UU No. 11
Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Jurnal Transformasi Administrasi, Vol. 12, No.
01, Hlm. 89.

4
masalah berkaitan dengan hukum pada
tingkat penyidik, penuntutan, maupun
tingkat pemeriksaan perkara yang B. METODE PENELITIAN
dilakukan oleh pengadilan itu sendiri.10 Penulisan ini menggunakan
Lembaga penegak hukum memiliki pendekatan yuridis normatif, sebab
peranan penting dalam memberikan penulis hanya mengkaji dan
hukuman yang adil kepada pelaku tindak menganalisis berdasarkan dari kasus-
kekerasan agar hukum benar-benar kasus yang sudah ada sebelumnya yang
ditegakkan dan diwujudkan dengan diperoleh baik dari media cetak, jurnal,
seadil-adilnya dalam kehidupan ataupun media online, yang kemudian
masyarakat. Akan tetapi lembaga dianalisis menggunakan peraturan
penegak hukum juga harus memberikan perundang-undangan dan teori hukum
pertimbangan hukum yang relevan yang terkait. Penulisan ini fokus pada
dalam mengambil keputusan pada saat perlindungan hukum terhadap anak
menjatuhkan hukuman kepada pelaku dalam kasus kekerasan di Indonesia.
tindak pidana kekerasan pada anak, agar
tidak ada pengulangan atau residivis C. PEMBAHASAN
pada kasus yang sama. Karena sudah 1. Faktor Penyebab Terjadinya
dijelaskan pada Undang-Undang No 11 Tindak Pidana Kekerasan Pada
Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak
Pidana Anak. Kekerasan yang terjadi pada anak
Berdasarkan hal tersebut dapat di memiliki penyebab, mengapa tindak
tarik rumusan masalah yaitu apa saja pidana kekerasan ini bisa terjadi.
faktor-faktor penyebab tindak pidana Kekerasan pada anak dapat terjadi
kekerasan pada anak, serta bagaimana karena beberapa faktor menurut
upaya perlindungan hukum terhadap Suharto, yaitu faktor internal dan
anak korban tindak pidana kekerasan. faktor internal. Antara lain yaitu:
a. Faktor Ekonomi

10
M. Nasir Djamil, 2013, Anak Bukan Untuk
Dihukum dalam Catatan Pembahasan Sistem
Peradilan Anak, Jakarta Sinar Grafika, Hlm 6.

5
Faktor ekonomi disini karena e. Faktor Latar Belakang Orang Tua
kemiskinan yang terjadi dalam Orang tua yang masa kecilnya
keluarga, penghasilan yang tidak diterlantarkan oleh orang tuanya
memenuhi kebutuhan, karena lebih cenderung melakukan hal
memiliki banyak anak serta orang yang sama kepada anaknya, karena
tua yang tidak bekerja atau adanya trauma yang dialami orang
menganggur. tua.
b. Faktor Keluarga f. Faktor Kondisi Lingkungan
Dimana keluaga yang mengalami Kondisi lingkungan yang buruk
perpisahan atau perceraian dapat juga menjadi salah satu faktor yang
menjadi faktor kekerasan pada dapat menyebabkan terjadinya
anak karena guncangan masalah kekerasan pada anak, dimana
keluarga. apabila dalam suatu lingkungan
c. Faktor Menikan Dini tindak kekerasan pada anak sudah
Pernikahan dini atau keluarga yang dianggap yang lumrah maka bukan
belum matang secara psikologis tidak mungkin anak-anak akan
dapat menjadi faktor kekerasan menjadi korban kekerasan.11
terhadap anak karena Sedangkan menurut Rusmil
ketidaktahuan bagaimana cara memberikan pendapat bahwa
mendidik anak, baik anak yang sah faktor yang menyebabkan
maupun anak yang lahir diluar terjadinya tindak kekerasan pada
nikah. anak dibagi menjadi tiga, antara
d. Faktor Gangguan Mental lalin yaitu:
Gangguan mental yang dalami a. Faktor Dari Orang Tua atau
orang tua bisa juga menjadi Keluarga
penyebab terjadinya tindak Orang tua memiliki peran yang
kekerasan pada anak karena sangat penting bagi tumbuh
ketidakstabilan mental orang tua. kembang anak, juga berperan

11
FT Setiani, dkk , 2017, Faktor Faktor Yang Wonosobo, Jurnal PPKM II, Hlm. 124-125.
Mempengaruhi Terjadinya Kekerasan Seksual https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/ppkm/article/d
Pada Anak Perempuan Di Kabupaten ownload/414/244

6
penting dalam terjadinya tindak seorang anak merupakan milik
kekerasan pada anak. Faktor yang orang tua sendiri.
menyebabkan mengapa orang tua 2. Kondisi ekonomi sosial yang
melakukan kekerasan kepada anak rendah.
yakni: 3. Kemiskinan yang ada di
1. Pemabuk atau kebiasaan masyarakat.
mengkonsumsi obat-obatan 4. Kedudukan wanita yang
terlarang. dipandang rendah.
2. Mengalami gangguan mental 5. Masyarakat yang individualis.
3. Dibesarkan dengan cara c. Faktor Individu
kekerasan. Faktor individu biasanya terjadi
4. Belum matang dalam hal fisik karena adanya perilaku
maupun emosional. menyimpang pada anak tersebut
5. Praktik budaya yang serta anak yang mengalami
merugikan anak. gangguan perkembangan seperti
b. Faktor Dari Lingkungan memiliki penyakit. Faktor individu
Faktor dari lingkungan dapat merupakan faktor yang sering
menjadi penyebab terjadinya terjadi dalam masyarakat.12
tindak kekerasan pada anak.
Lingkungan merupakan faktor dan 2. Upaya Perlindungan Hukum
keadaan yang dapat Terhadap Anak Korban Tindak
mempengaruhi kehidupan anak. Pidana Kekerasan
Faktor lingkungan yang bisa Ada begitu banyak fenomena
menyebabkan terjadinya tindak tindak pidana kekerasan yang terjadi
kekerasan pada anak antara lain terhadap anak yang menjadi sorotan
sebagai berikut: tajam masyarakat dari berbagai
1. Adanya sebuah anggapan yang kalangan. Hal tersebut dianggap
menyatakan bahwa jika telah menjadi indikator kurangnya

12
Alvin Tumewu, 2016, Tinjauan Hukum Tentang Perubahan Atas Undang-Undang
Terhadap Anak Korban Kekerasan Psikis Nomor 23 Tahun 2002, Lex et Societatis, Vol. 4,
Menurut Undang Undang Nomor 35 Tahun 2014 No. 1, Hlm. 115.

7
instrumen hukum dalam (HAM) yang telah diatur dalam
perlindungan tehadap anak. Undang-Undang Dasar Republik
Berdasarkan Pasal 20 Undang- Indonesia Tahun 1945.15 Dilihat dari
Undang Nomor 23 Tahun 2002 sisi kehidupan dalam berbangsa dan
Tentang Perlindungan Anak bernegara anak merupakan bagian
menyatakan bahwa yang dari integral sebuah negara, anak
berkewajiban dan bertanggung- juga menjadi generasi muda yang
jawab terhadap penyelenggaraan akan meneruskan serta mewujudkan
perlindungan anak adalah negara, cita-cita bangsa. Sehingga anak
pemerintah, masyarakat, keluarga memiliki hak untuk kehidupan nya,
dan orang tua.13 untuk tumbuh, berkembang dan
Berdasarkan Pasal 1 angka (2) mengikuti secara optimal hak-
Undang-Undang Nomor 23 Tahun haknya atas perlindungan dari
2002 Tentang Perlindungan Anak, segala macam tindakan kekerasan.16
menjelaskan bahwa yang dimaksud Indonesia sendiri merupakan
perlindungan anak merupakan negara yang menjunjung tinggi hak
segala kegiatan untuk menjamin dan asasi manusia (HAM) dan telah
melindungi anak dan hak-haknua diatur dalam Undang-Undang
agar dapat hidup, tumbuh, Nomor 39 Tahun 1999 Tentang
berkembang, dan berpartisipasi, HAM serta Undang-Undang Nomor
secara optimal sesuai dengan harkat 23 Tahun 2002 Tentang
dan martabat kemanusiaan, serta Perlindungan Anak, yang secara
mendapat perlindungan dari substansi sudah cukup sebenarnya
kekerasan dan diskriminasi.14 untuk mengakomodir hak-hak
Hak asasi anak merupakan anak.17
sebagian dari hak asasi manusia

13
Undang-Undang Nomor 23 Tentang Implementasinya”, Golden Age Jurnal Ilmiah
Perlindungan Anak. Tumbuh Kembang Anak Usia Dini, Vol. 1, No.
14
Ibid. 1, Hlm 39.
15
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 17
Agus Widodo, 2014, Telaah Terhadap
Tentang Hak Asasi Manusia. Perlindungan Hak Asasi Manusia Dalam Negara
16
Riris Eka Setiani, 2016, “Pendidikan Anti Hukum Indonesia, Hukum Dan Dinamika
Kekerasan Untuk Usia Dini Konsepsi dan Masyaraka, Vol. 12, No. 1, Hlm. 8.

8
Dalam ketentuan umum Pasal 2 a) Menghormati dan menjamin hak
Undang-Undang Nomor 23 Tahun asasi setiap anak tenpa
2002 Tentang Perlindungan Anak, membedakan suku, agama, ras,
menjelaskan bahwa terkait dengan golongan, jenis kelamin, etnik,
suatu keluarga, anak menjadi salah budaya dan bahasa, status hukum
satu anggota keluarga. Berdasarkan anak, urutan kelahiran anak, dan
instrumen hukum tersebut, menjadi kondisi fisik dan/atau mental;
bukti bahwa hukum di Indonesia b) Memberikan dukungan sarana
memberi perhatian terhadap dan prasarana dalam
keberadaan anak serta keadaan penyelenggaraan perlindungan
anak. Namun terdapat hal yang anak;
harus dipahami untuk mencegah c) Menjamin perlindungan,
terjadinya tindak pidana kekerasan pemeliharaan, dan kesejahteraan
terhadap anak merupakan prinsip anak dengan memperhatikan hak
perlindungan terhadap anak. Prinsip dan kewajiban orang tua, wali
nondiskriminasi, prinsip yang atau orang lain yang secara
terbaik bagi anak, prinsip hak hidup, umum bertanggung jawab
kelangsungan hidup dan terhadap anakdan mengawasi
perkembangan anak serta prinsip penyelenggaraan perlindungan
untuk menghargai pendapat anak.18 anak;
Kewajiban dan tanggung jawab d) Menjamin anak untuk
negara dan pemerintah dalam upaya mempergunakan haknya dalam
perlindungan anak juga telah diatur menyampaikan pendapat sesuai
dalam Undang-Undang Nomor 23 dengan usia serta tingkat
Tahun 2002 Tentang Perlindungan kecerdasan anak.19
Anak, tepatnya pada Pasal 21-24
yaitu:

18
Dikdik M.Arief Mansur dan Elisatris Gultom, Edisi pertama, PT Raja Grafindo Utama, Jakarta,
2007, Urgensi Perlindungan Korban Kejahatan Hlm. 122.
19
Antara Norma Dan Realita, Cetakan Pertama, Opcit.

9
D. KESIMPULAN DAN SARAN prasarana dalam penyelenggaraan
1. Kesimpulan perlindungan anak; Menjamin
Kekerasan yang terjadi pada anak perlindungan, pemeliharaan, dan
memiliki penyebab, mengapa tindak kesejahteraan anak dengan
pidana kekerasan ini bisa terjadi. memperhatikan hak dan kewajiban
Kekerasan pada anak dapat terjadi orang tua, wali atau orang lain yang
karena beberapa faktor menurut secara umum bertanggung jawab
Suharto, yaitu faktor internal dan faktor terhadap anakdan mengawasi
internal. Diantaranya yaitu, faktor penyelenggaraan perlindungan anak;
ekonomi, faktor keluarga, faktor Menjamin anak untuk mempergunakan
menikan dini, faktor gangguan mental, haknya dalam menyampaikan pendapat
faktor latar belakang orang tua, faktor sesuai dengan usia serta tingkat
kondisi lingkungan. kecerdasan anak.
Sedangkan menurut Rusmil 2. Saran
memberikan pendapat bahwa faktor Pemerintah telah secara tegas
yang menyebabkan terjadinya tindak melarang adanya tindak kekerasan
kekerasan pada anak dibagi menjadi yang terjadi dalam ruang lingkup
tiga, antara lalin yaitu: faktor dari orang keluarga yang kebanyakan korbannya
tua atau keluarga, faktor dari justru anak-anak. Maka dari itu
lingkungan dan faktor individu. pemerintah membuat peraturan
Upaya perlindungan anak juga telah perundang- undangan yang tercantum
diatur dalam Undang-Undang Nomor dalam kitab undang-undang hukum
23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan pidana tentang penghapusan kekerasan
Anak, tepatnya pada Pasal 21-24 yaitu: dalam rumah tangga.
Menghormati dan menjamin hak asasi Diberlakukannya undang-undang
setiap anak tenpa membedakan suku, tersebut bertujuan untuk memberikan
agama, ras, golongan, jenis kelamin, efek jera terhadap pelaku tindak
etnik, budaya dan bahasa, status hukum kekerasan dalam rumah tangga agar
anak, urutan kelahiran anak, dan tidak mengulanginya. Peraturan
kondisi fisik dan/atau mental; perundang-undangan tersebut bersifat
Memberikan dukungan sarana dan mengikat dan memberikan sanksi atau

10
hukuman yang tegas bagi siapa saja Nomor 35 Tahun 2014 Tentang
yang melanggarnya. Perubahan Atas Undang-Undang
Dalam hal ini, tidak hanya pemerintah Nomor 23 Tahun 2002, Lex et
tetapi peran keluarga dan masyarakat Societatis, Vol. 4, No. 1, Hlm. 115.
sangat penting untuk tidak memberikan Agus Widodo, 2014, Telaah Terhadap
asumsi yang buruk terhadap korban Perlindungan Hak Asasi Manusia
kekerasan. Dihimbau kepada keluarga Dalam Negara Hukum Indonesia,
dan masyarakat untuk tidak memberi Hukum Dan Dinamika Masyaraka,
penilaian yang buruk bertujuan agar Vol. 12, No. 1, Hlm. 8.
korban tidak mengalami depresi atau Asifah Elsa Nurahma Lubis, Farhan Dwi
pengaruh psikis dan mental karena Fahmi, 2021, Pengenalan Dan
kekerasan yang pernah di alaminya. Definisi Hukum Secara Umum,
Jurnal Ilmu Manajemen Terapan,
DAFTAR PUSTAKA Vol. 2, No. 6, Hlm. 768-769.
BUKU
Erwin Amran, dkk, 2020, Efektivitas
Dikdik M.Arief Mansur dan Elisatris Penyidikan Korban Tindak Pidana
Gultom, 2007, Urgensi Perlindungan Kekerasan Terhadap Anak, Journal
Korban Kejahatan Antara Norma of Lex Theory (JLT), Vol. 1, No. 2,
Dan Realita, Cetakan Pertama, Edisi Hlm. 182.
pertama, PT Raja Grafindo Utama,
FT Setiani, dkk , 2017, Faktor Faktor Yang
Jakarta, Hlm. 122.
Mempengaruhi Terjadinya
M. Nasir Djamil, 2013, Anak Bukan Untuk
Kekerasan Seksual Pada Anak
Dihukum dalam Catatan Pembahasan
Perempuan Di Kabupaten Wonosobo,
Sistem Peradilan Anak, Jakarta Sinar
Jurnal PPKM II, Hlm. 124-125.
Grafika, Hlm 6.
https://ojs.unsiq.ac.id/index.php/ppk
m/article/download/414/244
ARTIKEL JURNAL
Hani Sholihah, 2018, Perbandingan Hak-Hak
Alvin Tumewu, 2016, Tinjauan Hukum Anak Menurut Undang-Undang
Terhadap Anak Korban Kekerasan Nomor 23 Tahun 2002 Tentang
Psikis Menurut Undang Undang Perlindungan Anak Dan Hukum

11
Islam, Journal for Islamic Studies, INTERNET
Vol. 1, No. 2, Hlm. 88. Website DPR, tentang Pengesahan UU No.
Haposan Siallagan, 2016, Penerapan Prinsip 11 Tahun 2012 Tentang Sistem
Negara Hukum Di Indonesia, Peradilan Pidana Anak,
Sosiohumanniora, Vol. 18, No. 2, https://www.dpr.go.id/jdih/index/id/2
Hlm. 132. 71, diakses 10 November 2022.
Mirza Sahputra, 2022, Restorative Justice Rajarif Syah Akbar Simatupang, Ismail Koto,
Sebagai Wujud Hukum Progresif 2022, Konflik Anak Dan
Dalam Peraturan Perudang- Perlindungan Hukumnya,
Undangan Di Indonesia, Jurnal https://fahum.umsu.ac.id/konflik-
Transformasi Administrasi, Vol. 12, anak-dan-perlindungan-hukumnya/ ,
No. 01, Hlm. 89. diakses 4 November 2022.
Riris Eka Setiani, 2016, “Pendidikan Anti
Kekerasan Untuk Usia Dini Konsepsi
dan Implementasinya”, Golden Age
Jurnal Ilmiah Tumbuh Kembang
Anak Usia Dini, Vol. 1, No. 1, Hlm
39.
Suaidi, 2021, Perilaku Kejahatan, Jurnal
Pendidikan Karakter “JAWARA”,
Vol. 7, No. 2, Hlm. 258.

PERATURAN PERUNDANG-
UNDANGAN

Undang-Undang Dasar Negara republik


Indonesia 1945.
Undang-Undang Nomor 23 Tentang
Perlindungan Anak.
Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
Tentang Hak Asasi Manusia.

12

Anda mungkin juga menyukai