Anda di halaman 1dari 34

BANJIR KECAMATAN JATIASIH KOTA BEKASI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Ipa Lanjutan
Dengan Dosen Pengampu : Fanny Sumirat.M.Pd

Disusun oleh :

Kelompok 3
Nama : 1. Padila Nurohmah (411821092000013)
2. Endar Rahayu (411821092000015)
3. Jian Alfian (411821092000006)
Kelas : Pararel 1
Semester : dua (2)

PROGRAM GURU SEKOLAH DASAR (PGSD)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM ’45
BEKASI
2021
KATA PENGANTAR

Puji dan rasa syukur mendalam penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena
berkat limpah rahmat,hidayah,dan inayah -Nya maka Outline ini dapat di selesaikan
dengan baik. Salam dan shalawat semoga selalu tercurah kepada baginda Rasulullah
Muhammad SAW.
Outline yang berjudul “Banjir Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi” ini kami susun untuk
memenuhi persyaratan Mata Kuliah pada jurusan Pendidikan Guru Sekolah
Dasar(PGSD) di Universitas’45 Bekasi.
Penulis menyadari bahwa tugas ini belum sempurna,baik dari segi materi maupun
penyajiannya. Untuk itu saran dan keritik yang membangun sangat diharapkan dalam
penyempurnaan tugas ini.
Terakhir penulis berharap, semoga outline ini disusun dengan harapan dapat
menambah pengetahuan dan wawasan kita semua tentang Banjir Kecamatan Jatiasih
Kota Bekasi.

Bekasi, Juli 2021

Penyusun Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................1
1.2 TUJUAN DAN MANFAAT..............................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................3
2.1 Definisi Banjir.....................................................................................................3
2.2 Peta Banjir di Bekasi...........................................................................................3
2.3 Penyebab Terjadinya Banjir di Jati Asih............................................................4
2.4 Keuntungan dan Kerugian Banjir.......................................................................7
2.5 Sejumlah Titik di Jatiasih Bekasi Terendam Banjir hingga 2 Meter..................8
2.6 Proses Terjadinya Banjir.....................................................................................8
2.7 Siklus Hujan......................................................................................................11
2.8 Proses Pembentukan Awan dan Terjadinya Hujan...........................................13
2.9 Klasifkasi Perbedaan Hujan..............................................................................16
2.10 Letak dan Keadaan Alam di jatiasih.................................................................17
2.11 klimografi bulanan rata-rata data iklim - suhu dan curah hujan di Kota Bekasi
18
Curah hujan tahunan rata-rata di Kota Bekasi.............................................................19
2.12 Solusi dan penanganan mitigasi bencana..........................................................20
BAB III............................................................................................................................21
PEMBAHASAN..............................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................26

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia memiliki letak geografis dan letak astronomis. Secara geografis, batas
wilayah Indonesia terdiri dari Timur, Barat, Utara, dan Selatan. Sedangkan, letak
astronomis Indonesia berada di (6 derajat LU – 11 derajat LS) dan diantara (95 derajat
BT – 141 BT). Dengan adanya letak astronomis, Indonesia memiliki iklim tropis dan
dilalui angin muson barat dan angin muson timur. Dengan demikian, Indonesia
memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim penghujan.

Berdasarkan hasil prediksi oleh BMK bahwa, Indonesia akan mengalami musim
kemarau pada perkiraan bulan januari sampai bulan agustus. Sedangkan perkiraan
musim hujan pada bulan September sampai Desember. Tetapi perkiraan tersebut tidak
selamanya seperti itu, dapat kita lihat dari tahun 2021 ini bahwa di bulan Januari dan
Februari. Indonesia mengalami musim hujan. Bahkan, musim hujan yang terjadi tanpa
perkiraan oleh BMKG ternyata mengakibtakan bencana alam di berbagai daerah
khususnya dari hasil analisis kami yaitu terkait banjir di daerah Kota Bekasi khususnya
di Jatiasih.

Banjir adalah suatu bencana yang diakibatkan oleh air yang meluap begitu banyak
sehingga menggenang ke berbagai tempat. Bencana ini kemungkinan dapat di akibatkan
oleh faktor cuaca yang tinggi, dikarenakan cuaca di Indonesi tidak menentu dan diluar
prediksi. Selain itu juga, faktor pendukung lainnya yang dapat mengakibatkan banjir itu
terjadi. Pada dasarnya hukum air mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah atau dari
dataran tinggi ke dataran rendah. Mengalirnya suatu air tidak aka terhambat jika tidak
ada suatu hal yang mengakibatkan air tersebut tidak mengalir. Selain itu juga, air mudah

1
teresap oleh tanah. Maka dari itu, jika Indonesia semakin banyak pembangunan akan
mengakibatkan air yang jatuh ke bumi akan sulit terserap oleh tanah.

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT

A Tujuan
1. Untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Ipa Lanjutan di semester 2
2. Untuk memahami lebih mendalam mengenai gejala peristiwa alam
terkait banjir
3. Untuk mengetahui dampak yang diakibatkan bencana banjir

B Manfaat
1. Sebagai wawasan pengetahuan dalam memahami gejala alam terkait
banjir
2. Sebagai bentuk kesadaran masyarakat agar lebih mencintai alam

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Banjir

Hujan lebat disertai angin kencang melanda sejumlah wilayah termasuk Bekasi,
Selasa (15/6/2021). Akibatnya terjadi banjir di beberapa lokasi. Pantauan di lokasi,
banjir merendam wilayah Kecamatan Bekasi Selatan, Bekasi Timur, Bekasi Barat, dan
sekitar Wilayah Selatan Bekasi. Beberapa kawasan yang terendam banjir salah satunya
di daerah Jatiasih.

Banjir adalah peristiwa bencana alam yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan
merendam daratan. Dalam arti “air mengalir”, kata ini juga dapat berarti masuknya
pasang laut. Banjir diakibatkan oleh volume air di suatu badan air seperti sungai atau
danau yang meluap atau melimpah dari bendungan sehingga air keluar dari sungai.

Banjir dapat terjadi di sungai, ketika alirannya melebihi kapasitas saluran air, terutama
di kelokan sungai. Banjir sering mengakibatkan kerusakan rumah dan perkotaan yang
dibangun di dataran banjir sungai alami.

Definisi banjir adalah peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau
daratan sebab volume air meningkat.

2.2 Peta Banjir di Bekasi

Sumber : https://www.google.com/bnpb-rilis-peta-
banjir-jakarta-dan-sekitarnya
3
2.3 Penyebab Terjadinya Banjir di Jati Asih

Berdasarkan hasil analisa penyebab banjir yang terjadi pada pekan lalu di daerah Kota
Bekasi khususnya di Jatiasih. Penyebab ini dapat disebabkan oleh dua faktor yatu faktor
alam dan faktor manusia.

Sumber : https://www.satukanindonesia.com/

A Faktor alam diantaranya yaitu :


1 Curah Hujan Tinggi
Curah hujan sering di artikan sebagai jumlah air hujan yang turun pada
wilayah tertentu dan pada kurun wakru tertentu. Curah hujan yaitu jumlah
air yang jatuh kepermukaan datar selama periode tertentu yang di ukur
dengan satuan tinggu millimeter (mm) di atas permukaan horizontal.
Perkiraan hujan ada 5 unsur yang perlu di tinjau untuk menentukan apakan
curah hujan pada satu wilayah tertentu akan sama dampaknya, bila di
bandingkan dengan curah hujan pada wilayah lainnya dalam Kawasan
tropik. Lima unsur yang di data dan di ukur pada DAS antara lain :
 Intensita Laju Hujan : Melakukan pengukuran konsentrasi curah hujan
pada wilayah tertentu, yaitu dengan mengukur seberapa banyak
milimeter air yang turun dalam kurun waktu menit, jam, dan hari.
 Durasi Curah Hujan: Penghitungan berdasarkan berapa lama waktu curah
hujan turun dalam kurun waktu menit dan jam.

4
 Ketinggian Curah Hujan: Pengukuran yang dilakukan setelah hujan reda
dengan melihat ketebalan atau kedalaman air dalam milimeter pada
bidang datar.
 Frekuensi Periode Curah Hujan: Pengukuran yang dilakukan dengan
pengamatan selama beberapa tahun untuk menentukan periode curah
hujan yang berlangsung secara konsisten setiap tahunnya.
 Cakupan Wilayah Curah Hujan: Mengamati frekuensi periode hujan
terhadap cakupan luas geografis wilayah yang terkena hujan.

2 Kiriman air sungai dari Bogor


Permukiman warga di Pondok Gede Permai, Kelurahan Jatirasa, Kecamatan
Jatiasih, Kota Bekasi, dilanda banjir sejak kemarin. Warga sekitar
mengungkapkan penyebab banjir terjadi akibat tanggul yang jebol setelah
hujan lebat. “Kemarin sekitar jam 11 ada tanggul jebol, terus ada kiriman
(air hujan) dari Bogor Cikeas ke sini. Sampai sekarang ini air masih banyak
karena mungkin di sini kan bocor tanggulnya. Nah, dari situ,” kata seorang
warga Pondok Gede Permai, Elli, di lokasi, Sabtu (20/2/2021).
Pengamatan di lokasi, genangan air telah mencapai 1 meter. Air sudah
masuk ke rumah-rumah warga di Pondok Gede Permai. Beberapa warga
telah dievakuasi dan tinggal di posko pengungsian di kantor Logistik dan
Peralatan BNPB. Namun ada juga warga yang memilih bertahan di lantai
dua rumah mereka. Petugas juga berkeliling ke lokasi banjir menggunakan
perahu karet. Mereka mengirimkan bantuan berupa makanan bagi warga
yang masih bertahan.

3 Kondisi Topografi
Wilayah bekasi adalah dataran rendah dengan bagian selatan yang berbukit-
bukit. Ketinggian lokasi antara 0-155 meter dan kemiringan 0-250 meter.
Kota bekasi yang terletak di sebelah Utara Provinsi Jawa Barat dengan

5
mayoritas daerah merupakan dataran rendah, 72% wilayah Kota Bekasi
berada pada ketinggian 0-25 meter di atas permukaan air laut.
Wilayah dengan ketinggian dan kemiringan rendah yang menyebabkan
daerah tersebut banyak genangan, terutama pada saat musim hujan yaitu di
Kecamatan Jatiasih.
Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Pernyataan
tersebut selaras dengan peluang terjadinya banjir di tempat yang rendah akan
lebih besar dibandingkan dengan tempat yang tinggi. Daerah dengan kondisi
topografi rendah atau yang lebih dikenal dengan dataran rendah memiliki
peluang yang lebih banyak atau besar untuk terkena banjir dibandingkan
dengan dataran tinggi.

B Faktor manusia diantaranya yaitu :


1. Buang sampah sembarangan ke got-got, selokan maupun sungai yang
menyebabkan air tidak mengalir sebagaimana mestinya sehingga air hanya
menggenang dan ketika hujan turun dengan deras air dari got-got, sungai
maupun selokan meluap ke jalan dan menyebabkan banjir.
2. Pembangunan gedung pencakar langit. Saat ini sedang maraknya
pembangunan gedung-gedung tinggi dan bertingkat sehingga menyebabkan
lahan kosong berkurang sehingga tanah yang fungsinya menyerap air hujan
menjadi tidak ada dan pembuatan dranise yang tidak optimalkan.
3. Penebangan pohon-pohon di hutan secara ilegal yang tanpa izin yang jelas.
Sehingga menyebabkan hutan menjadi gundul. Dan ketika hujan turun akar
pohon dan tanah yang berfungsi menyerap air hujan namun karena pohon-
pohon sudah habis ditebang sehingga hanya tanah yang menyerap air karena
tanah terlalu banyak menyerap air hujan membuat tanah menjadi lunak dan
jika terus terjadi akan menyebabkan longsor.
4. Drainase yang sudah diubah tanpa memperhatikan tata ruang kota sehingga
jika terlalu banyak air yang masuk ke drainase akan meluap dan berakibat
banjir.

6
5. Pemukiman sembarang. Karena terlalu banyaknya warga yang merantau ke
kota-kota besar dan membangun rumah dengan seadanya dan sembarang
tempat seperti rumah-rumah kardus dipinggiran sungai selain tidak terlihat
indah juga menghambat jalannya arus air sungai.
6. Pendangkalan sungai yang disebabkan oleh pembuangan sampah
sembarangan disungai menyebabkan sungai yang dulunya dalam kini menjadi
dangkal dan berakibat bajir jika curah hujan terus meningkat setiap harinya.
7. Perusakan lahan, lahan yang dulunya luas kini sering dijadikan bangunan-
bangunan untuk kepentingan pribadi sehingga lahan berkurang dan tanah
yang menyerap air hujan menjadi lebih sedikit.
8. Penghijauan kota masih kurang diperhatikan seperti pengadaan taman-taman
yang banyak lahan hijau dan pohon, serta pengadaan hutan di tenggah
ataupun pinggir kota untuk membangun menyerap air hujan agar tidak terjadi
banjir.

2.4 Keuntungan dan Kerugian Banjir

Bencana alam seperti banjir akan memberikan dampak negatif pada suatu kota atau
tempat yang mengalami banjir. Seperti, dari hasil kerugian yang terjadi di daerah Kota
Bekasi khususnya di Jatiasih diantaranya :

1 Mengakibatkan kerusakan lahan pertanian


Berdasarkan hasil analisa dari sumber berita bahwa para petani Kota Bekasi
mengalami kerugian mencapai Rp. 500 miliar. Total lahan pertanian yang
terdampak banjir hampir dua pekan, mencapai 24.000 hektare.
2 Mengakibatkan kerusakan infarastruktur
kerusakan infrastruktur seperti jalan, rumah, dan sebagainya yang terhanyut oleh
banjir.

7
Banjir tidak selamanya akan berdampak buruk atau merugikan masyarakat jika bencana
tersebut tidak menghancurkan suatu infrasutruktur. Tetapi banjir memiliki manfaat yang
sangat dibutuhkan oleh bumi, diantaranya :

1. Air tanah terisi oleh genangan air yang Sebagian meresap ke dalam bumi, hal ini
menjadikan cadangan air bawah tanah Kembali melimpah.
2. Tanah menjadi lebih subur karena tersiram oleh air banjir
3. Kesedian air melimpah sehingga bisa di pakai untuk berbagai keperluan seperti
irigasi pertanian, atau untuk kebutuhan sehari-hari.

2.5 Sejumlah Titik di Jatiasih Bekasi Terendam Banjir hingga 2 Meter

Sumber : https://news.detik.com
Titik banjir di kecamatan jatiasih, Jawa Barat, hingga siang ini bertambah. BPBD Kota
Bekasi menyebut ada 5 titik lokasi banjir di jatiasih. Data tersebut diperbarui Jumat
(19/2/2021) pukul 12.50 WIB. Ketinggian air di Kecamatan Jatiasih sekitar 130-160
cm. Selain itu, banjir di Pondok Gede setinggi 60-130 cm. Berikut titik banjir di
kecamatan jatiasih:

1. Perum Nasio Indah genangan 10 cm


2. Perum Sarigaperi ketinggian 60-70 cm, terdampak 237 KK
3. Perumahan Dosen IKIP 130-160 cm (kenaikan ±180cm)
4. Komplek Cahaya Kemang Permai Blok C dan D air sudah 50 cm
5. Perumahan Pondok Gede Permai limpasan dari tanggul jebol ketinggian ±50-80 cm

8
2.6 Proses Terjadinya Banjir

Hujan merupakan sumber air bersih utama pada sebagian besar wilayah di dunia.
Air yang dihasilkan oleh hujan akan membantu berbagai ekosistem, termasuk
membantu irigasi bahkan pembangkit listrik tenaga air.

Fenomena hujan merupakan bagian dari proses terbentuknya air. Ketika air tersebut
jatuh ke bumi, saat itulah disebut dengan hujan. Namun, tidak semua air yang jatuh
tersebut dapat mencapai permukaan bumi.

Bebarapa diantaranya akan menguap sebelum jatuh pada permukaan bumi. Kondisi ini
sering terjadi pada daerah panas dan kering seperti padang gurun.

Proses terjadinya hujan di antaranya :

1 Tahap evaporasi

Sumber : https://www.tokopedia.com

Tahap evaporasi atau proses penguapan dapat menjadi lebih cepat bila terjadi dihari
yang panas, karena didukung oleh sinar matahari yang terik, semakin panas suhu
ruangan tersebut maka air akan semakin cepat menguap.

2 Tahap kodensasi

9
Sumber : https://www.tokopedia.com
Uap akan naik ke atas karena terkena panas dari matahari. Setelah uap air ini naik
cukup tinggi maka ia akan mengembun dan menjadi tetesan air. Proses inilah yang
disebut dengan kodensasi saat air menjadi gas dan kembali menjadi cairan.

3 Tahap presipitasi

Sumber : https://www.tokopedia.com

Pada tahap ini, bila tetesan air menjadi cukup berat maka mereka akan segera jatuh
ke bumi menjadi air hujan, tahapan ini juga disebut dengan presipitasi karena ada
beberapa macam bentuk saat tetesan air ini turun, seperti hujan air, salju, dan hujan
es.
Hujan yang turun akan membawa air kembali ke bumi dan siklusnya akan terus
berulang. Matahari menyinari bumi dan air akan menguap lalu turun kembali
sebagai hujan.

Terdapat beberapa jenis-jenis hujan yang jatuh ke bumi, diantaranya :

1 Hujan konvektif
Hujan konvektif merupakan proses yang terjadi akibat perbedaan panas di lapisan
udara dan permukaan tanah. Semakin tinggi naik ke atmosfer maka udara panas tadi
menjadi dingin, akhirnya uap air yang mengembun mulai membentuk menjadi awan
cumulonimbus lalu turun menjadi hujan.
2 Hujan orografi atau relief
Hujan orografi merupakan proses terjadinya karena angina yang datang mendorong
udara mengarah pada bukit maupun penggunungan. Tidak lama setelahnya, udara

10
yang mencapai bukit mulai menjadi lebih dingin dan ketika mencapai kelembaban,
ia mulai mengembun menjadi awan lalu turun ke bawah menjadi tetesan hujan pada
permukaan bumi.
3 Hujan frontal
Hujan frontal dapat terjadi saat permukaan udara dingin dan hangat. Hujan ini akan
terjadi jika ketika udara panas naik menuju atmosfer lalu menabrak udara dingin di
atas. Udara yang mulai dingin tersebut akan menjadi awan stratus lalu turun ke
permukaan bumi sebagai hujan. Hujan jenis ini juga terkadang disertai dengan badai
petir dan kilat dan hujan ini dapat terjadi hingga beberapa jam.

4 Hujan muson
Hujan ini diakibatkan oleh angin muson atau yang dikenal sebagai angina yang
menyebakan musim hujan dan kemarau. Angin ini juga berhembus dari benua asia
ke Australia seiring dengan perubahan musim. Ketika angin ini melewati berbagai
samudra maka akan terjadinya hujan.

2.7 Siklus Hujan

Siklus hujan atau disebut sebagai siklus air atau siklus hidrologi. Definisi ini
merujuk pada perputaran siklus air yang terus menerus terjadi pada sistem atmosfer
bumi. Siklus hujan terdiri dari beberapa proses yaitu proses evaporasi atau penguapan,
transpirasi, kondesensasi, presipitasi, dan run-off.

Sumber : https://m.dekoruma.com

11
1 Siklus hujan evaporasi
Siklus hujan dimulai dari proses evaporasi atau penguapan. Evaporasi adalah salah
satu proses utama yang berkaitan dengan transfer air dari permukaan bumi ke
atmosfer. Melalui evaporasi, air akan menguap menjadi gas atau uap. Proses siklus
ini terjadi karena molekul pada massa air memiliki energi kinetik yang cukup
sehingga bisa tertarik ke atas. Proses evaporasi bukan saja terjadi pada laut atau
permukaan air, tetapi juga salju dan es atau lebih tepatnya penyubliman.
2 Siklus hujan transpirasi
Siklus hujan ke dua yaitu adanya proses transpirasi, yang mirip dengan proses
evaporasi, yaitu penguapan air yang naik ke atmosfer bumi. Hanya saja, siklus hujan
transpirasi ini terjadi pada tumbuhan atau tanaman, yaitu melalui stomata atau mulut
daun.
3 Siklus hujan kodensasi
Kodensasi adalah proses siklus hujan, dimana kondisi dari gas atau uap yang
kembali menjadi bentuk air. Proses kodensasi ini bisa terjadi secara langsung pada
siklus hujan setelah udara diisi dengan gas atau uap dalam jumlah banyak. Melalui
proses kodensasi, maka gas atau uap tersebut akan diturunkan kembali dalam bentuk
presipitasi.
4 Siklus hujan presipitasi
Siklus hujan yang ke empat yaitu siklus hujan presipitasi, dimana proses ini adalah
pelepasan hasil kodensasi ke bumi. Persipitasi dalam siklus hujan atau siklus air ini
bisa berwujud curah hujan, salju, atau es.
5 Siklus hujan run-off
Proses siklus hujan yang terakhir yaitu siklus hujan run-off. Proses run-off
merupakan aliran dari sisa-sisa pelepasan presipitasi yang bermuara ke laut atau
permukaan air lainnya. setelah sampai ke tahap ini, siklus hujan akan berputar
kembali ke proses pertama dan begitu seterusnya.

Macam-macam siklus hujan terdiri dari :

a Siklus hujan sedang

12
Di Indonesia mengalami siklus hujan sedang, dimana ada terjadi edveksi atau
perpindahan awan. Ada dua tahapan utama yang terjadi pada siklus hujan sedang
ini, yaitu evaporasi dan presipitasi yang disertai run-off. Siklus hujan sedang ini
menghasilkan air hujan turun di daerah daratan yang kemudian air hujan tersebut
akan kembali ke badan air.
b Siklus hujan panjang
Siklus hujan panjang terjadi di daerah penggunungan atau daerah yang beriklim
subtropis. Pada siklus hujan ini, awan tidak langsung turun menjadi hujan,
melainkan melalui proses evaporasi yang kemudia diikuti dengan sublimasi,
pengkristalan es, edveksi, dan barulah turun menjadi hujan setelah proses yang
panjang.

2.8 Proses Pembentukan Awan dan Terjadinya Hujan

Dalam atmosfer tetes awan terbentuk pada aerosol yang berfungsi sebagai inti
kondensasi atau inti pengembunan. Kecepatan pembentukan tetes tersebut ditentukan
oleh banyaknya inti kondensasi. Proses dimana tetes air dari fasa uap terbentuk pada inti
kondensasi disebut pengintian heterogen. Adapun pembentukan tetes air dari fasa uap
dalam suatu lingkungan murni yang memerlukan kondisi sangat jenuh (supersaturation)
disebut pengintian homogen. Pengintian homogen yaitu pembekuan pada air murni
hanya akan terjadi pada suhu dibawah -40C. Akan tetapi dengan keberadaan aerosol
sebagai inti kondensasi maka pembekuan dapat terjadi pada suhu hanya beberapa
derajat dibawah 0C. Inti kondensasi adalah partikel padat atau cair yang dapat berupa
debu, asap, belerang dioksida, garam laut (NaCl) atau benda mikroskopik lainnya yang
bersifat higroskopis, dengan ukuran 0,001 10 mikrometer.

Secara singkat proses kondensasi dalam pembentukan awan adalah sebagai berikut :

13
 Udara yang bergerak ke atas akan mengalami pendinginan secara adiabatik sehingga
kelembaban nisbinya (RH) akan bertambah, tetapi sebelum RH mencapai 100 yaitu
sekitar 78 ondensasi telah dimulai pada inti kondensasi yang lebih besar dan aktif.
Perubahan RH terjadi karena adanya penambahan uap air oleh penguapan atau
penurunan tekanan uap jenuh melalui pendinginan.
 Tetes air kemudian mulai tumbuh menjadi tetes awan pada saat RH mendekati 100
Karena uap air telah digunakan oleh inti-inti yang lebih besar dan inti yang lebih
kecil kurang aktif tidak berperan maka volume tetes awan yang terbentuk jauh lebih
kecil dari jumlah inti kondensasi.
 Tetes awan yang terbentuk umumnya mempunyai jari-jari 5 20 mm. Tetes dengan
ukuran ini akan jatuh dengan kecepatan 0,01 5 cm/s sedang kecepatan aliran udara
ke atas jauh lebih besar sehingga tetes awan tersebut tidak akan jatuh ke bumi.
Bahkan jika kelembaban udara kurang dari 90 maka tetes tersebut akan menguap.
Untuk dapat jatuh ke bumi tanpa menguap maka diperlukan suatu tetes yang lebih
besar yaitu sekitar 1 mm (1000 mikrometer), karena hanya dengan ukuran demikian
tetes tersebut dapat mengalahkan gerakan udara ke atas (Neiburger, et. al., 1995).
 Jadi perbedaan antara tetes awan dan tetes hujan adalah pada ukurannya. Jika
sebuah awan tumbuh secara kontinyu, maka puncak awan akan melewati isoterm 0
C. Tetapi sebagian tetes-tetes awan masih berbentuk cair dan sebagian lagi
berbentuk padat atau kristal-kristal es jika terdapat inti pembekuan. Jika tidak
terdapat inti pembekuan, maka tetes-tetes awan tetap berbentuk cair hingga
mencapai suhu -40 C bahkan lebih rendah lagi.

Awan yang dijadikan sasaran dalam kegiatan hujan buatan adalah jenis awan
Cumulus (Cu) yang aktif, dicirikan dangan bentuknya yang seperti bunga kol. Awan
Cumulus terjadi karena proses konveksi. Secara lebih rinci awan Cumulus terbagi
dalam 3 jenis, yaitu: Strato Cumulus (Sc) yaitu awan Cumulus yang baru tumbuh ;
Cumulus, dan Cumulonimbus (Cb) yaitu awan Cumulus yang sangat besar dan
mungkin terdiri beberapa awan Cumulus yang bergabung menjadi satu

14
Berdasarkan suhu lingkungan fisik atmosfer dimana awan tersebut berkembang,
awan dibedakan atas awan dingin (cold cloud) dan awan hangat (warm cloud).
Terminologi awan dingin diberikan untuk awan yang semua bagiannya berada pada
lingkungan atmosfer dengan suhu di bawah titik beku (< 00C), sedangkan awan
hangat adalah awan yang semua bagiannya berada diatas titik beku ( > 00C).

Awan dingin kebanyakan adalah awan yang berada pada daerah lintang menengah
dan tinggi, dimana suhu udara dekat permukaan tanah saja bisa mencapai nilai
<00C. Di daerah tropis seperti halnya di Indonesia, suhu udara dekat permukaan
tanah sekitar 20-300C, dasar awan mempunyai suhu sekitar 180C. Namun demikian
puncak awan dapat menembus jauh ke atas melampaui titik beku, sehingga sebagian
awan merupakan awan hangat, sebagian lagi diatasnya merupakan awan dingin.
Awan semacam ini disebut awan campuran (mixed cloud).

A Proses Terjadinya Hujan Pada Awan Dingin


Pada awan dingin hujan dimulai dari adanya kristal-kristal es. yang berkembang
membesar melalui dua cara yaitu deposit uap air atau air super dingin
(supercooled water) langsung pada kristal es atau melalui penggabungan menjadi
butiran es. Keberadaan kristal es sangat penting dalam pembentukan hujan pada
awan dingin, sehingga pembentukan hujan dari awan dingin sering juga disebut
proses kristal es.
Sewaktu udara naik lebih tinggi ke atmosfer, terbentuklah titik-titik air, dan
terbentuklah awan. Ketika sampai pada ketinggian tertentu yang sumbunya
berada di bawah titik beku, awan itu membeku menjadi kristal es kecil-kecil.
Udara sekelilingnya yang tidak begitu dingin membeku pada kristal tadi. Dengan
demikian kristal bertambah besar dan menjadi butir-butir salju. Bila menjadi
terlalu berat, salju itu turun. Bila melalui udara lebih hangat, salju itu mencair
menjadi hujan. Pada musim dingin salju jatuh tanpa mencair.

15
B Proses Terjadinya Hujan Pada Awan Hangat
Ketika uap air terangkat naik ke atmosfer, baik oleh aktivitas konveksi ataupun
oleh proses orografis (karena adanya halangan gunung atau bukit), maka pada
level tertentu partikel aerosol (berukuran 0,01 - 0,1 mikron) yang banyak
beterbangan di udara akan berfungsi sebagai inti kondensasi (condensation
nucleus) yang menyebabkan uap air tersebut mengalami pengembunan.Sumber
utama inti kondensasi adalah garam yang berasal dari golakan air laut. Karena
bersifat higroskofik maka sejak berlangsungnya kondensasi, partikel berubah
menjadi tetes cair (droplets) dan kumpulan dari banyak droplets membentuk
awan. Partikel air yang mengelilingi kristal garam dan partikel debu menebal,
sehingga titik-titik tersebut menjadi lebih berat dari udara, mulai jatuh dari awan
sebagai hujan.
Jika diantara partikel terdapat partikel besar (Giant Nuclei : GN : 0,1 - 5 mikron)
maka ketika kebanyakan partikel dalam awan baru mencapai sekitar 30 mikron,
ia sudah mencapai ukuran sekitar 40 - 50 mikron. Dalam gerak turun ia akan
lebih cepat dari yang lainnya sehingga bertindak sebagai kolektor karena
sepanjang lintasannya ke bawah ia menumbuk tetes lain yang lebih kecil,
bergabung dan jauh menjadi lebih besar lagi (proses tumbukan dan
penggabungan).
Proses ini berlangsung berulang-ulang dan merambat keseluruh bagian awan.
Bila dalam awan terdapat cukup banyak GN maka proses berlangsung secara
autokonversi atau reaksi berangkai (Langmuir Chain Reaction) di seluruh awan,
dan dimulailah proses hujan dalam awan tersebut, secara fisik terlihat dasar awan
menjadi lebih gelap. Hujan turun dari awan bila melalui proses tumbukan dan
penggabungan, droplets dapat berkembang menjadi tetes hujan berukuran 1.000
mikron atau lebih besar. Pada keadaan tertentu partikel-partikel dengan spektrum
GN tidak tersedia, sehingga proses hujan tidak dapat berlangsung atau dimulai,
karena proses tumbukan dan penggabungan tidak terjadi.

2.9 Klasifkasi Perbedaan Hujan

16
Hujan memiliki perbedaan diantaranya :

1. Gerimis atau drizzle merupakan presipitasi hujan dengan jumlah sedikit bahkan
bisa disebut ringan yang umumnya memiliki diameter kurang dari 0.5 mm.
Gerimis disebabkan oleh awan stratus kecil dan awan stratocumulus.
2. Hujan salju atau snow merupakan hujan dari kristal-kristal kecil air yang
menjadi es dan memiliki temperatur di bawah titik beku.
3. Hujan batu es merupakan batu es yang turun dari awan yang memiliki
temperatur dibawah 0° derajat celcius yang terjadi pada cuaca panas.
4. Hujan deras atau rain merupakan curahan air yang memiliki butiran kurang lebih
7 milimeter dan berasal dari awan yang memiliki temperatur di atas 0°.

2.10 Letak dan Keadaan Alam di jatiasih

Jatiasih merupakan salah satu dari 12 kecamatan yang ada dalam wilayah Kota
Bekasi. Secara geografis wilayahnya berada pada titik koordinat 106°57'51'' Bujur
Timur dan 6°17'32'' Lintang Selatan dengan batas-batas: sebelah utara berbatasan
dengan Kecamatan Bekasi Selatan, sebelah selatan dengan Kecamatan Jatisampurna,
sebalah barat dengan Kecamatan Pondok Gede dan Pondok Melati, dan sebelah timur
berbatasan dengan Kecamatan Rawalumbu serta Kabupaten Bogor.

Wilayah Jatiasih awalnya hanyalah sebuah kecamatan perwakilan hasil pemekaran dari
Kecamatan Pondok Gede pada sekitar tahun 1986. Dan, baru pada tahun 2004 Jatiasih
menjadi sebuah kecamatan penuh berdasarkan Peraturan Daerah Kota Bekasi Nomor 04
tahun 2004 tentang pembentukan wilayah administrasi kecamatan dan kelurahan.
Wilayahnya seluas 2.356,1 km2 atau 2.324,921 ha, terbagi atas 6 kelurahan, yaitu: (a)
Jatisari seluas 523,50 ha dengan rincian 205,31 ha pemukiman, 10,20 ha lahan
pertanian, dan 16,90 ha lahan industri; (b) Jatiasih seluas 291,69 ha dengan rincian
257,05 ha pemukiman, 5,85 ha lahan pertanian, dan 3,50 ha lahan industri; (c)
Jatikramat seluas 399,50 ha dengan rincian 57,60 ha pemukiman, 3,50 lahan pertanian,
dan 12,90 lahan industri; (d) Jatiluhur seluas 396,09 ha dengan rincian 41,46 ha

17
pemukiman, 15,00 ha lahan pertanian, dan 0,06 ha lahan industri; (e) Jatimekar seluas
440,18 ha dengan rincian 99,46 ha pemukiman dan 7,52 lahan industri; dan (f)
Kelurahan Jatirasa seluas 273,94 ha dengan rincian 160,46 ha pemukiman, 34,55 ha
lahan pertanian, dan 43,38 ha lahan industri (http://bekasikota.go.id).

Secara lebih rinci lagi peruntukan lahan di Kecamatan Jatiasih adalah sebagai berikut:
sawah tadah hujan (10 ha), pekarangan (1.653 ha), tegalan (803 ha), empang/kolam (14
ha), sawah (10 ha), tanah kering (1.838 ha), rumah tinggal (17.759, 6 ha), rumah
kontrakan (3.358 ha), ruko/kios/supermarket/toko/showroom/dealer (19.533 ha),
gedung serba guna/gedung olahraga/kantor (2.093 ha), sekolah (3.754 meter persegi),
bengkel/pool bus (1.560 mete persegi), kavling (17.405 meter persegi), menara antena
(326 meter persegi), gudang (4.075 meter persegi), tanah wakaf (98.420 meter persegi),
tanah negara (120.000 meter persegi), dan pemakaman (98.000 meter persegi) (Kota
Bekasi dalam Angka 2012).

2.11 klimografi bulanan rata-rata data iklim - suhu dan curah hujan di Kota
Bekasi
Kota Bekasi: Rata-rata bulanan suhu dan cuaca, hari-hari cerah dan berawan. Curah
hujan dan salju di Kota Bekasi 2015 – 2021. Suhu rata-rata bulanan (siang dan malam)
di Kota Bekasi. Curah hujan tahunan rata-rata (hujan dan salju) dan hari cuaca basah
per bulan di Kota Bekasi. Bulan-bulan yang hangat, cerah untuk perjalanan ke Kota
Bekasi

Sumber http://hikersbay.com
  Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

Suhu 31℃ 30℃ 31℃ 31℃ 32℃ 32℃ 32℃ 33℃ 33℃ 32℃ 32℃ 31℃
siang
hari

18
Suhu 24℃ 23℃ 24℃ 24℃ 24℃ 25℃ 25℃ 24℃ 24℃ 24℃ 24℃ 24℃
malam-
waktu

Hari 22 26 29 25 22 18 11 4 6 7 27 23
hujan

Hari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
salju

Kota Bekasi bulanan suhu 2015 - 2021

Sumber http://hikersbay.com

Curah hujan tahunan rata-rata di Kota Bekasi


  Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember

Hari 22 26 29 25 22 18 11 4 6 7 27 23
hujan

Hari 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
salju

Sumber http://hikersbay.com

19
2.12 Solusi dan penanganan mitigasi bencana

A. Penganganan Mirigasi
1. Pengawasan penggunaan lahan dan perencanaan lokasi untuk menempatkan
fasilitas vital yang rentan terhadap banjir pada daerah yang aman.
2. Penyesuaian desain bangunan di daerah banjir harus tahan terhadap banjir
dan dibuat bertingkat.
3. Pembangunan infrastruktur harus kedap air.
4. Pembangunan tembok penahan dan tanggul disepanjang sungai, tembok laut
sepanjang pantai yang rawan badai atau tsunami akan sangat membantu
untuk mengurangi bencana banjir.
5. Pembersihan sedimen.
6. Pembangunan pembuatan saluran drainase.
7. Peningkatan kewaspadaan di daerah dataran banjir.
8. Desain bangunan rumah tahan banjir (material tahan air, fondasi kuat)
9. Meningkatkan kewaspadaan terhadap penggundulan hutan.
10. Pelatihan tentang kewaspadaan banjir seperti cara
penyimpanan/pergudangan perbekalan, tempat istirahat/ tidur di tempat yang
aman (daerah yang tinggi).
B. Solusi
1. Menjaga kelestarian hutan dan melakasanakan program tebang pilih dan
reboisasi
2. Selalu membuang sampah pada tempat nya
3. Menjaga lingkungan sekitar
4. Hindari membuat rumahh di pinggir sungai
5. Rajin membersihkan saluran air

20
21
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Analisis

Hujan yang turun ke bumi akan diserap oleh tanah. Tetapi, jika tanah tersebut
sudah tergantikan oleh bangunan, maka air yang turun ke bumi akan terus mengalir
sampai menggenang permukaan hingga terus menerus. Hal tersebut akan
mengakibatkan bencana alam yang disebut dengan banjir. Bencana banjir di Indonesia
sudah tidak asing pada tahun 2020 dan 2021 karena sebagian besar banjir terjadi di
daerah perkotaan yang cenderung padat pembangunan dan penduduk. Semakin banyak
pembangunan semakin sedikit lahan tanah dan semakin susah air hujan diserap oleh
tanah dikarenakan tanah sudah tergantikan oleh bahan-bahan bangunan. Sedangkan
semakin padat penduduk membuat sampah masyarakat semakin banyak dan menumpuk
pada sudut tempat seperti kali atau sungai. Dapat kita ketahui bahwa banyak sekali kali
atau sungai yang tercemar oleh sampah dan semua itu termasuk faktor manusia yang
kurang kesadaran dalam menjaga lingkungan hidup. Faktor-faktor tersebut dapat diatasi
dengan mengurangi lahan pembangunan dan meningkatkan kesadaran. Tetapi banjir
juga tidak hanya terjadi oleh dua faktor tersebut. faktor banjir juga tidak hanya
disebabkan oleh faktor manusia, tetapi faktor alam dapat mengakibatkan banjir terjadi.
Faktor alam seperti, curah hujan yang tinggi, kondisi topografi, dan kiriman air sungai
atau kali.

Berdasarkan hasil analisa ini, kami mengambil sample bencana banjir pada tahun 2021
di bulan februari salah satunya di daerah Kabupaten Bekasi yaitu di Jati Asih. Mengapa
kami memilih tempat kejadian tersebut, dikarenakan peristiwa tersebut belum lama dan
data-data informasi belum terlalu lama.

Bekasi adalah sebuah kota metropolitan yang berisikan warga-warga pekerja dengan
disertai gedung-gedung tinggi atau infrastruktur semakin ramai. Jika dilihat dari segi

22
kondisi geografis wilayah jatiasih merupakan wilayah dataran rendah dan dilewati oleh
kali Cikeas yaitu bertepatan di daerah Bogor, sehingga wilayah bekasi khususnya di
Jatiasih sering sekali terkena imbas dari kiriman air dikarenakan meluapnya kali cikeas
serta jebolnya tanggul.

Berdasarkan informasi yang kami dapat bahwa banjir yang terjadi pada hari jum’at,
tanggal 19 bulan februari tahun 2021, mengalami banjir sampai ketinggian 2 meter.
Banjir dengan setinggi 2 meter dapat diatasi sehingga banjir tidak terlalu lama dan cepat
surut. Cara mengatasi banjir pada saat itu dilakukannya pompa air, merapihkan tanggul
yang jebol, dan naturalisasi sungai.

Perbandingan ketinggian banjir di Jatiasih dari tahun 2018 sampai 2021 dapat
disimpulkan dengan data analisa kami, seperti :

2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
3 1 1 1,5 1 1,5 1 2 2 2,5
meter meter meter meter meter meter meter meter meter meter

Berdasarkan hasil perbandingan ketinggian banjir di Jatiasih dari tahun 2012 sampai
2021, dapat kita ketahui bahwa banjir pada tahun 2012 merupakan bencana banjir
dengan ketinggian yang sangat berbahaya. Penyebab banjir dari tahun 2012 sampai
2021 dikarenakan meluapnya kali cikeas dan jebolnya tanggul kali bekasi.

Bencana banjir yang sering terjadi dari tahun ke tahun tidak ada perubahan yang
siginifikan. Sehingga masyakarakat harus saling menjaga lingkungan dan mengurangi
infrastruktur supaya tanah yang digunakan sebagai resapan air dapat menyerap air hujan
secara optimal.

3.2 Argumen

23
Kenapa buang sampah sembarang mengakibatkan banjir? karna ketika sedang hujan
lebat air tersebut tidak lancar mengalir karna dihalang dengan sampah-sampah yang
sudah menumpuk dan banyak nya bahan-bahan endapan yang ada di sungai juga dapat
menghambat aliran sungai. Lalu kenapah penggundulan hutan dapat menyebabkan
banjir? Karena hutan yang gundul menyebabkan tanah tidak dapat menyerap dan
menahan air bila terjadi hujan terus menerus.

Kenapa terjadi banjir di jatiasih hanya dibeberapa titik pertama di Perum Nasio Indah
genangan 10 cm, lalu di perum Sarigaperi ketinggian 60-70 cm, terdampak 237 KK,
kemudian di Perumahan Dosen IKIP 130-160 cm (kenaikan ±180cm), sampai ke
Komplek Cahaya Kemang Permai Blok C dan D air sudah 50 cm dan Perumahan
Pondok Gede Permai limpasan dari tanggul jebol ketinggian ±50-80 cm diakibatkan
karna topografi di daerah titik tersebut rendah ketika ada hujan lebat dan datangnya air
kiriman maka daerah kecamatan jatiasih lebih cepat terkena banjir.

Bagaimana cara mengatasinya? masyarakat setempat sadar bahwa membuang sampah


sembarangan dan penggundulan hutan itu tidak baik karena dapat menyebabkan banjir,
Dengan masyarakat tersebut mengadakan kegiatan gotong royong agar sungai tersebut
bersih dengan sampah sehingga air di sungai dapat mengalir dengan lancar.

24
25
BAB IV

KESIMPULAN

Kesimpulan mengani banjir yang terjadi di Jatiasih pada tahun 2021 dapat disebabkan
oleh dua faktor yang mengakibatkan banjir dapat terjadi. Berdasarkan dari segi faktor
alam terdiri dari curah hujan yang tinggi, kiriman air sungai dari bogor sehingga air
meluap, topogrfi wilayah Bekasi yang dataran rendah, dan akibat tanggul jebol saat
terjadi hujan lebat. Sedangkan faktor yang disebabkan oleh manusia diantaranya,
menumpuknya sampah di sungai sehingga air sungai tidak mengalir sehingga
mengakibatkan meluapnya air sungai, pembangunan infrastruktur, penebangan pohon
secara liar, dan pendangkalan sungai.

Banjir merupakan suatu bencana alam yang dapat menghasilkan kerugian dan
keuntungan. Kerugian yang diperoleh pada suatu kota atau tempat yang mengalami
banjir salah satunya dari segi ekonomi, dikarenakan banjir yang dikategorikan tinggi
maka akan berdampak kerusakan lahan, perternakan, dan pertanian. Sehingga
pengeluaran biaya terjadi dengan puluhan juta. Tetapi banjir dapat memberkan
keuntungan jika banjir tersebut tidak dikategorikan tinggi seperti, tanah akan mengalami
subur dan banyaknya sumber air.

26
DAFTAR PUSTAKA

Angelista, C. (2021). Proses Terjadinya Hujan.


[https;//www.tokopedia.com/blog/proses-terjadinya-hujan-edu/] [tanggal 03
Juni 2021]
Dekoruma. (2020). Siklus Hujan yang Terjadi di Bumi.
[https;//m.dekoruma.com/artikel/98474/memahami-siklus-hujan] [tanggal
09 Maret 2020]
Niman. (2021). Kerugian Akibat Banjir di Kabupaten Bekasi.
[https;//www.beritasatu.com/megapolitan/743203/kerygian-akibat-banjir-di-
kabupaten-bekasi-capai-rp-500-miliar] [tanggal 08 Maret 2021]
Ahadi.(2017).Keuntungan dan Kerugian Dampak Banjir.
[https://www.ilmusipil.com/keuntungan-dan-kerugian-dampak-banjir]

GeoTekno.(2020). BNPB Rilis Peta Banjir Jakarta Dan Sekitarnya.


[https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F
%2Fwww.geotekno.com%2Fbb-rilis-peta-banjir-jakarta-dan sekitarnya
%2F2527&psig=AOvVaw1WHKYFoMQMweGpkDSKM75F&ust=1626
144746510000&source=images&cd=vfe&ved=0CAsQjhxqFwoTCPDPzb
7D3PECFQAAAAAdAAAAABAX]

Rimbakita.(2019). Curah hujan-pengertian,jenis,alat ukur&metode penghitungan.


[https://rimbakita.com/curah-hujan/]

Muhshi.T.F. (2019). Curah Hujan:pengertian,klasifikasi,pengukuran,dan alat ukur.


[https://foresteract.com/curah-hujan/]

Zakaria.R. (2020). Video:Banjir Masih MerendamSebagian Wilayah Bekasi.


[https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F
%2Fwww.liputan6.com%2Ftag%2Fbanjirbekasi%3Fpage
%3D6&psig=AOvVaw2AiK4daPTpJs8xUsY5NM_I&ust=162615045461
0000&source=images&cd=vfe&ved=0CAsQjhxqFwoTCPjhw9jY3PECFQ
AAAAAdAAAAABAD]

Liputan6.(2019)Proses Terjadinya Hujan Dan Bentuk,Anak Geografi Wajib Tahu.


[https://m.liputan6.com/global/read/3873239/proses-terjadinya-hujan-dan-
bentuknya-anak-geografi-wajib-tahu]

27
Mawardi.I. ( 2019).Sejumlah Titik di Jatiasih Bekasi Terendam Banjir Hingga 2 Meter.
[ https://news.detik.com/berita/d-4526237/sejumlah-titik-di-jatiasih-
bekasi-terendam-banjir-hingga-2-meter]

Indonesia.. ( 2021).Hujan Lebat Dan Tanggul Bekasi Jebol,Jati Asih Di landa Banjir.
[ https://www.satukanindonesia.com/hujan-lebat-dan-tanggul-bekasi-jebol-
jati-asih-dilanda-banjir/]

Nafian. .(2021). Titik Banjir di Bekasi Bertambah Jadi 55, Tertinggi Di Jatiasih.
[https://news.detik.com/berita/d-5385631/titik-banjir-di-bekasi-bertambah-
jadi-55-tertinggi-di-jatiasih]

Akubeni1.(2021).Macam-macam Hujan.
[https://www.mallardsgroups.com/macam-macam-hujan/]

Fadholi. (2012). Proses Pembentukan Awan dan Terjadi Hujan


[http://www.fisikanet.lipi.go.id/utama.cgi?cetakfenomena&1352896307]

Uun, halimah. (2014). Kecamatan jatiasih.


[ https://uun, halimah.blogspot.com/2014/09/kecamatan-jatiasih.html]
Hikersbay.(2021). Iklim dan cuaca tahunan di kota bekasi.
[http://hikersbay.com/climate/indonesia/bekasi?lang=id]
Ahmad. (2018).Penaggulangan Bencana.
[http://bpbd.pamekasankab.go.id/penanggulangan/]
BPBD(2015).Langkah-langkah yang dilakukan salam mitigasi bencana.
[https://limapuluhkotakab.go.id/lpk-detail-berita/
VFdxOElUYVNWdnl1VlFBYlhRTGhUUT09]

BPBD(2018).Penanggulangan Bencana.
[http://bpbd.pamekasankab.go.id/penanggulangan/]

28
LAMPIRAN

29
30
31

Anda mungkin juga menyukai