Anda di halaman 1dari 8

BAGIAN I

PENDAHULUAN

Permainan kelereng merupakan permainan tradisional yang sangat populer di


Indonesia khususnya wilayah pedesaan di berbagai daerah dengan nama yang
berbeda. Sedangkan kaleci sendiri merupakan sebutan untuk permainan tradisional
kelereng di wilayah Sunda (Pratiwi dan Heni, 2020).
Permainan ukel atau yang biasa disebut umpet kelereng merupakan permainan
yang memanfaatkan kelereng sebagai alat bermainnya. Kelereng itu sendiri
umumnya berukuran inci 1 (1,25 cm) dari ujung ke ujung. Permainan ini bisa
2
dimainkan di dalam ruangan maupun di luar ruangan.
Permainan ukel yang dikembangkan telah disesuaikan dengan perkembangan
anak usia sekolah dasar yang tergolong dalam rentang usia 7-9 tahun, di mana anak
usia ini memasuki tahap bermain yang mulai tertarik dengan permainan menantang
dan melibatkan aturan-aturan dalam bermain yang tergolong dalam permainan
game with rules. Seperti yang dikemukakan dalam teori perkembangan Piaget tipe
dominan bermain anak pada tahap game with rules berada pada rentang usia 7-11
tahun.
Anak usia sekolah dasar juga lebih menyukai permainan kelompok dengan
melibatkan kerjasama dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam memainkan
permainan ini anak akan mengikuti peraturan yang telah ditetapkan, dan akan
bersaing dengan anak lain untuk mencapai tujuan bermain yakni mengumpulkan
kelereng dengan jumlah lebih banyak.
BAGIAN II
UKEL BERBASIS PENJUMLAHAN

A. Permainan Ukel
Permainan ukel berbasis penjumlahan merupakan hasil modifikasi
dari permainan ngadu kaleci yang sudah ada sebelumnya. Permainan ini
dapat diterapkan dalam muatan pembelajaran matematika yang bertujuan
untuk mempelajari materi penjumlahan. Selain itu, permainan ini secara
umum dapat menumbuhkan sportifitas dalam bermain siswa.
Permainan ini dapat diterapkan pada kegiatan pembelajaran
khusunya dalam tahap eksplorasi. Setelah pemain (siswa) memainkan
permainan ukel diharapkan pemain (siswa) dapat memahami materi
penjumlahan.
Kelereng yang digunakan dalam permainan ini dapat dibeli di pasar
atau toko mainan.

B. Unsur Permainan Ukel Berbasis Penjumlahan


No Unsur Keterangan
1. Bertugas menjadi pengawas permainan dan tempat
penukaran ukel.

(guru)

2. Orang yang akan bermain dalam permainan ukel.


Dalam hal ini siswa yang akan memainkan atau
menebak permainan.
(Pemain)

3. Merupakan alat untuk permainan ukel, yang akan


diumpet dalam genggaman tangan guru, nantinya
siswa akan menebak.

Kelereng
biasa

C. Aturan Permainan Ukel Berbasis Penjumlahan


Permainan ukel berbasis penjumlahan memiliki beberapa aturan yang
dapat diikuti terdiri dari:
1. Permainan ini dimainkan secara individu.
2. Pemain (siswa) tidak boleh mengintip, pada saat mas ukel
mengumpeti kelereng digenggaman tangan.
3. Pemenang ditentukan dengan melihat pemain (siswa) yang dapat
menebak dan menjumlahkan dengan benar.

D. Tahapan dan cara bermain permainan ukel berbasis penjumlahan


Berikut ini tahapan permainan ukel berbasis penjumlahan yang
dapat diterapkan untuk memahami materi penjumlahan.
1. Tahap pembagian kelompok bermain (siswa)
Pemain (siswa) dibagi kelompok kecil oleh guru umtuk bermain dalam
waktu yang bersamaan.
Contoh:
Siswa 20 = 4 kelompok (1 kelompok berisikan 5 siswa).

2. Tahap pembagian bermain ukel


Perwakilan setiap kelompok diberikan 10 buah kelereng yang akan dipakai
untuk permainan ukel.

3. Tahap pelaksanaan bermain


Perwakilan kelompok membuat lingkaran, anggota lainnya berbaris
dibelakang sesuai kelompoknya, dan guru berada di tengah lingkaran
tersebut untuk mengawasi permainan. Baris pertama tiap kelompok
mengeluarkan tangan yang mengepal berisikan beberapa kelereng yang
tidak diketahui oleh kelompok lain.

4. Tahap penentuan pemenang


Pemain (siswa) menebak berapa total keseluruhan kelereng yang ada
ditangan masing-masing kelompok. Jika salah satu kelompok menebak
dengan benar maka kelereng yang ditangan pemain lain akan menjadi milik
pemain yang menang. Dan jika tidak ada yang benar menebak total seluruh
kelereng maka pemain yang depan harus berganti kebelakang dan
mengganti dengan pemain selanjutnya.
BAGIAN III
UKEL BERBASIS PENJUMLAHAN

A. Kompetensi yang di capai


No. Bagian / Aspek Hasil
1. Kompetensi Inti KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran
Agama yang dianutnya.
KI 2 : Memiliki perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman dan
guru.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual
dengan cara mengamati mendengar,
melihat, membaca dan
menanya berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan
benda-benda yang dijumpainya di rumah,
sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual
dalam bahasa yang jelas dan logis dan
sistematis, dalam karya
yang estetis dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam
tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman dan
berakhlak mulia.
2. Kompetensi Dasar 3.4 Menjelaskan dan melakukan
penjumlahan bilangan yang melibatkan
bilangan
cacah sampai dengan 99.
3. Materi Pokok Penjumlahan
4. Indikator Kognitif
1. Memahami makna penjumlahan suatu
bilangan.
2. Mengidentifikasi penjumlahan suatu
bilangan.

Afektif
1. Mematuhi aturan permainan UKEL
dalam pembelajaran matematika
2. Ikut serta aktif dalam bermain
secara kelompok

Psikomotor
1. Menyembunyikan kelereng suatu
bilangan
2. Menyebutkan jumlah kelereng dari
hasil umpet kelereng setiap
kelompok

B. Umpet Kelereng Dalam Mencapai Indikator Pembelajaran


Permainan umpet kelereng berbasis penjumlahan dikembangkan dan
diterapkan dalam muatan pembelajaran matematika pada jenjang sekolah
dasar. Proses dan hasil akhir permainan dirancang agar siswa dapat
memahami kompetensi dan indicator pembelajaran dalam penjumlahan
suatu bilangan di kelas 1. Adapun indicator dari 3 aspek yang dipelajari
siswa yaitu:
1. Terdapat dua indikator yang ditetapkan untuk dapat dicapai dalam
aspek kognitif setelah bermain permainan umpet kelereng berbasis
penjumlahan yaitu:
a. Memahami makna penjumlahan suatu bilangan
b. Mengidentifikasi penjumlahan dari suatu bilangan

2. Aspek afektif
Pada aspek afektif, Adapun yang dapat dicapai siswa setelah bermain
permainan umpet keleci berbasis penjumlahan, yaitu:
a. Menyembunyikan kelereng yang dijadikan untuk perhitungan
dalam pembelajaran matematika
b. Ikut serta aktif dalam bermain secara kelompok dalam
permainan umpet kelereng

3. Aspek Psikomotor
Pada aspek psikomotor, keterampilan yang dapat dicapai siswa yaitu :
a. Menyembunyikan kelereng suatu bilangan
b. Menyebutkan jumlah kelereng dari hasil umpet kelereng setiap
kelompok
Melalui tahapan bermain dan hasil akhir permainan siswa diharapkan
dapat mencapai indikatpr tersebut. Berikut ini gambaran bagaimana siswa
dapat mencapai indikator di atas:
1) Pencapaian aspek kognitif
Dalam permainan ukel berbasis penjumlahan tahap pengumpetan
kelereng, pemain (siswa) berhasil dalam menebak kelereng yang
disembunyikan kelompok lain menjumlahkan dengan benar. Sebagai
contoh:
a) Setiap perwakilan kelompok menyembunyikan kelereng di
tangannya tanpa sepengetahuan kelompok lain
b) Jika guru sudah berhitung sampai 3 setiap kelompok membuka
tangannya dan guru beserta murid menghitung jumlah kelereng
yang ada di tiap pemain.
c) Jika salah satu pemain menebak jumlah yang disebutkan benar,
maka pemain tersebut menang.
Pada tahapan tersebut pemain akan melakukan proses menghitung
jumlah keseluruhan kelereng yang telah dibuka dari gengaman
tangan.
Pada proses tahapan ini biasanya siswa akan mulai mengetahui
cara menjumlahkan suatu bilangan dari proses permainan umpet
kelereng.
Saat pemain Kembali masuk kelas dan melakukan refleksi terhadap
permainan yang telah dimainkan, maka guru dan siswa akan
bersama-sama membangun pengetahuan terkait materi
penjumlahan dari kegiatan bermain yang mereka lakukan.
Sehingga pengalaman dalam bermain umpet kelereng dapat
membantu siswa dalam mencapai indikator:
1) Memahami makna penjumlahan suatu bilangan
2) Mengidentifikasi penjumlahan dari suatu bilangan
Untuk memahami makna penjumlahan suatu bilangan akan mereka
peroleh dari informasi yang dikonstruk bersama berdasarkan
pengalaman bermain yang telah dilakukan pada tahap konfirmasi
dalam kegiatan pembelajaran.
Adapun identfikasi angka merupakan penjumlahan yang dilakukan
siswa saat berhitung jumlah kelereng dalam permainan yang
kemudian diperkuat saat tahapan konfirmasi antara guru dengan
pemain (siswa).
2) Pencapaian aspek afektif
Pada saat permainan dimulai pemain (siswa) wajib mengikuti aturan
permainan ukel dari awal hingga akhir. Yang membentuk siswa
menjadi disiplin dan taat pada aturan serta saling bekerja sama sesama
team kelompok.
3) Pencapaian aspek psikomotor
Dalam pencapaian aspek ini siswa menggunakan tubuh bagian tangan
untuk melakukan permainan dengan mengepal jari pemainan.
Rizki Yulita, A. (2017). permainan tradisional anak nusantara. jakarta timur.

Anda mungkin juga menyukai