Anda di halaman 1dari 5

BAB VII

PENENTUAN BOBOT ISI AGREGAT HALUS

7.1 Pelaksanaan
Hari/tanggal : Rabu / 15 Desember 2021
Waktu : 14.30 – 16.00 WIB
Tempat : Laboratorium Bahan Konstruksi UPI “YPTK” Padang.

7.2 Tujuan
7.2.1 Tujuan umum
Setelah praktikum ini mahasiswa dapat :
a. Menerangkan prosedur pelaksanaan penentuan bobot isi agregat halus
(pasir).
b. Menentukan bobot isi dan volume guna penakaran di lapangan (dari
berat menjadi volume).
c. Menentukan bobot isi agregat halus dalam keadaan gembur dan padat.
7.2.2 Tujuan khusus
Praktikum ini bertujuan agar dapat menentukan penakaran atau
pengukuran di lapangan.

7.3 Referensi
Referensi dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. ASTM C29 / C29M-09/18/12/2021/.
b. Diktat Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi, Universitas Putra In-
donesia “YPTK” Padang.
c. http//industriesoffun.blogspot.com/2010/09./19/12/2021.

7.4 Dasar Teori


Berat isi agregat adalah perbandingan antara berat agregat dengan volume
yang ditempatinya. Hal ini dapat digunakan untuk mempermudah perhitungan
campuran beton bila kita menimbang agregat dengan ukuran volume, karena
umumnya agregat tersebut dalam keadaan padat, sedangkan pada kenyataan pada
saat penimbangan agregat tidak dilakukan dengan dolak (wadah untuk penakaran)

Kelompok 9 35
Pratikum Teknologi Bahan Konstruksi
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
sehingga satuan volume agregat benda dalam keadaan gembur, sehingga
diperlukan adanya faktor konversi (faktor pengali).
Bobot isi agregat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
W2-W1
Berat isi gembur = (gr/l)
Volume
W3-W1
Berat isi gembur = (gr/l)
Volume

7.5 Peralatan dan Bahan


7.5.1 Peralatan
a. Mould
b. Sendok Semen
c. Timbangan
d. Tongkat Pemadat
7.5.2 Bahan
a. Agregat Halus (Pasir)

7.6 Prosedur Pelaksanaan


a. Timbang mould sebagai W1
b. Mengisikan pasir pada mould tanpa dipadatkan dan diratakan per-
mukaannya timbang sebagai W2.
c. Mengisikan pasir kedalam mould pada 1/3 bagian takaran tersebut ke-
mudian dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan,
selanjutnya pada 1/3 bagian takaran berikutnya diisikan kembali pasir
dan dilakukan kembali pemadatan sebanyak 25 kali tusukan, dan pada
lapisan takaran terakhir diisikan pasir sampai penuh kemudian diratakan
pada permukaan takaran, selanjutnya dilakukan pemadatan sebanyak 25
kali tusukan. Timbang takaran sebagai W3.

Klompok 9 36
Pratikum Teknologi Bahan Konstruksi
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
7.7 Pengamat Data
Tabel 7.1 Pengamatan data
Tempat Lab. Teknologi Bahan Konstruksi UPI “YPTK”
Hari / Rabu / 15 De-
Dikerjakan oleh Kelompok 9
Tanggal sember 2021
Riski Arianda
13.30 – 14.30 Wahyu Riski
Waktu Diperiksa oleh
WIB Carry Aptavia Rosa

Tabel 7.2 Data hasil uji bobot isi agregat halus


W1 W2 W3
Benda Uji Volume (l)
(gr) (ml) (gr)
I 5,301 9.600 16.000 17.300
(Sumber: Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi)

7.8 Analisa Pengolahan Data


1
Volume = × π ×d 2 ×T
4

1
¿ × π ×0,15 ×0,30
4

= 5,301 L

W2-W1
Berat isi gembur = (gr/l)
Volume
16000-9600
= (gr/l)
5,301
= 1207,32 gr/l
W3-W1
Berat isi padat = (gr/l)
Volume
17300-9600
= (gr/l)
5,301
= 1452,56 gr/l

Klompok 9 37
Pratikum Teknologi Bahan Konstruksi
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang

7.9 Kesimpulan
Dari analisa data yang di peroleh dalam menentukan bobot isi agregat
halus. Maka hasil yang dapat adalah pengujian berat isi padat di dapat 1452 ,56
gr/l dan Berat Isi Gembur di dapat 1207,32 gr/l. Berdasarkan dari data pengujian
besar kecilnya berat isi agregat terkandung pada berat butiran agregat dan volume
agregat. Semakin besar berat butiran agregat maka semakin besar pula berat isi
agregat dan sebaliknya. Karena berat isi agregat berbanding lurus dengan berat
butiran agregat sedangkan semakin besar volume agregat maka semakin kecil
berat isi agregat dan sebaliknya. Karena berat isi agregat berbanding terbalik
dengan besarnya volume agregat.

7.10 Dokumentasi

Gambar 7.1 Timbangan Mould Sebagai W1


(Sumber: Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi)

Gambar 7.2 Pasir Tanpa Dipadatkan Sebagai W2

Klompok 9 38
Pratikum Teknologi Bahan Konstruksi
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik
Universitas Putra Indonesia “YPTK” Padang
(Sumber: Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi)

Gambar 7.3 Pasir yang dipadatkan sebagai W3


(Sumber: Praktikum Teknologi Bahan Konstruksi)

Klompok 9 39

Anda mungkin juga menyukai