Anda di halaman 1dari 9

PANCASIL A #4

Persatuan
Indonesia

Risalatul Hukmi, S.Fil., M.A.


Perwujudan Sila ke-3

 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat:


Indonesia adalah negara yang berkedaulatan rakyat dan
berdasarkan pada persatuan Indonesia.
 Pasal 1 ayat (1): “Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang
berbentuk Republik.”·
 Pasal 30 ayat (1): Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam usaha pembelaan negara.
Persatuan

 Keniscayaan atas keberagaman


 Keberagaman itu dipersatukan
 Pluralisme kewargaan
Three principles:

 Rekognisi/pengakuan: sejauh mana perbedaan dan keragaman


diakui dan dihormati. Pelanggaran: penyeragaman dan diskriminasi
 Representasi/keterwakilan: sejauh mana setiap golongan terwakili
dan terlibat dalam setiap kebijakan publik. (Simbolik, deskriptif,
substantif).
 Redistribusi: sejauh mana kekuatan ekonomi-politik tersebar dalam
masyarakat. Siapa yang menguasai, memiliki apa?
“semakin beragam suatu masyarakat
dan semakin dalam keragamannya, maka
justru diperlukan kohesi/ persatuan
yang semakin besar juga untuk mengikat
masyarakat itu.” --Bhikhu Parekh
Liberalisme Rawls

 Fakta keberagaman yang selalu ada, bersifat permanen, dan


karenanya mesti diterima.
 Dalam pemikiran politik liberal, umumnya keragaman diatasi
dengan meletakkannya di ruang privat.
 Upaya akomodasi keragaman (agama, atau
pandangan-pandangan lain yang disebut sebagai “doktrin
komprehensif”) dilakukan melalui ide mengenai public reason
‘nalar publik’.
Civic Reason An-Na’im

 Kebijakan publik mesti mencerminkan keyakinan dan nilai-nilai warga negara,


yang semestinya mendapat ruang untuk mengekspresikan keyakinan dan
nilai-nilainya dalam politik.
 Nalar kewargaan (Civic Reason) bisa dipandang sebagai bahasa bersama
yang memungkinkan dialog mengenai nilai-nilai dan kepentingan-kepentingan
berbeda dalam suatu masyarakat yang beragam.
 Tiga batasan: konstitusionalisme, HAM, dan kewarganegaraan yang setara.
Multilkulturalisme Parekh

 Prinsip HAM; terlalu “tipis” untuk dapat mencakup semua wilayah


perseteruan; HAM masih memungkinkan multitafsir dalam penilaian
praktik-praktik seperti itu.
 Prinsip nilai-nilai bersama; pertanyaannya apakah semua komunitas
dalam suatu masyarakat benar-benar berbagi nilai-nilai bersama itu? Dan
bagaimana jika nilai-nilai itu tak baik, dalam ukuran pihak lain?
 Prinsip no-harm: sejauh tak ada yang dirugikan atau disakiti,
praktik-praktik tersebut bisa diterima. Akan tetapi, bisakah harm
didefinisikan secara netral- budaya?
 Konsensus dialogis atau dialog antarbudaya.
Resume

 Persatuan selalu dalam ketegangan dengan keberagaman,


sementara keberagaman itu adalah keniscayaan.
 Keberagaman dapat dilampaui dengan: Public reason, civic
reason, multikulturalism?

Anda mungkin juga menyukai