Anda di halaman 1dari 32

KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN WAKTU PENYINARAN DENGAN PENURUNAN


LAJU DOSIS ZAT RADIOAKTIF COBALT-60

Oleh :
Ni Luh Putu Trisnawati, S.Si., M.Si.

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2017

i
KATA PENGANTAR

Asungkerta waranugraha penulis panjatkan kehadapan Ida Sanghyang Widhi


Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena berat Beliaulah penulis dapat menyelesaikan karya
ilmiah yang berjudul “Hubungan Waktu Penyinaran dengan penurunan Laju Dosis Zat
Radioaktif Cobalt-60 ” tepat pada waktunya.

Terselesaikannya tulisan ini tidak lepas dari dukungan beberapa pihak diantaranya:
I Nengah Artawan yang selalu mendukung penulis dan kedua orang tua penulis atas
doanya. Penulis ucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya, semoga
Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan RahmatNya.

Penulisan karya ilmiah ini tidak lepas dari kekurangan. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar tulisan ini bisa
bermanfaat bagi pembaca.

Denpasar, 15 Januari 2017

Penyusun

ii
ABSTRAK

Radioisotop Cobalt-60 sebagai sumber energi radiasi untuk terapi kanker dan tumor
mengalami peluruhan radioaktif seiring bertambahnya umur radioisotop Cobalt-60
tersebut. Peluruhan radioaktif ini mengakibatkan penurunan laju dosis secara eksponensial.
Penurunan laju dosis akan mempengaruhi lamanya waktu penyinaran yang dibutuhkan
untuk menghasilkan dosis serap yang diinginkan sesuai dengan keadaan tumor atau kanker.
Dalam jangka waktu satu bulan, radioisotop Cobalt-60 telah meluruh sebesar 1%, dengan
demikian dilakukan perhitungan waktu penyinaran tiap bulannya. Dari hasil perhitungan
diperoleh bahwa waktu penyinaran meningkat secara eksponensial.

iii
HALAMAN PENGESAHAN

1 Judul Karya Tulis Ilmiah : Hubungan Waktu Penyinaran dengan penurunan Laju
Dosis Zat Radioaktif Cobalt-60
2 Ketua Peneliti:
a. Nama lengkap dengan : Ni Luh Putu Trisnawati, S.Si., M.Si.
gelar
b. Jenis Kelamin : Perempuan
c. Pangkat/Golongan/NIP : Penata Muda Tk 1/III-b/19720212 200003 2 001
d. Jabatan Fungsional : Lektor
e. Fakultas/Jurusan : MIPA/Fisika
f. Universitas : Udayana
g Bidang Ilmu yang diteliti : Biofisika

3 Anggota Peneliti:
a. Nama Lengkap : I Ketut Sukarasa, S.Si., M.Si.
b. NIDN : 196906011998021001
c. Perguruan Tinggi : Universitas Udayana

4 Jumlah Peneliti: : 2 orang


5 Lokasi : Fisika FMIPA Unud
6 Kerjasama
a. Nama Instansi : -
7 Jangka Waktu Penelitian : 6 (lima) bulan

Denpasar, 15 Januari 2017

Mengetahui, Ketua Peneliti


Dekan FMIPA Unud

Drs. Ida Bagus Made Suaskara, M.Si Ni Luh Putu Trisnawati, S.Si., M.Si.
NIP. 19660611 199702 1 001 NIP. 19720212 200002 2 001

iv
DAFTAR ISI

Halaman
Lembar Pengesahan i
Kata Pengantar ii
Abstrak iii
Daftar Isi iv
Bab I Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Batasan Masalah 2
1.4 Tujuan 3
1.5 Manfaat 3
Bab II Tinjauan Pustaka 4
2.1 Kuantisasi Dosis 4
2.1.1 Dosis Radiasi Latar 5
2.1.2 Dosis Medik 6
2.1.3 Batas-batas Dosis Tahunan 6
2.2 Dosis Serap 7
2.3 Laju Dosis (Dose Rate) 8
2.4 Percentage Depth Dose (PDD) 8
2.5 Waktu Penyinaran 10
2.6 Radioaktivitas 10
2.7 Pesawat Teleterapi Cobalt-60 11
Bab III Metodologi 13
3.1 Metode 13
3.2 Prosedur Kerja 13
Bab IV Hasil dan Pembahasan 14
4.1 Menghitung faktor peluruhan 15
4.2 PerhitunganLaju Dosis 16
4.3 Menghitung Waktu Penyinaran 16
Bab V Penutup 24

v
5.1 Kesimpulan 24
5.2 Saran 24
Daftar Pustaka 25

vi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Radiasi merupakan pancaran energi dari sumber radiasi berupa gelombang atau
partikel melalui suatu bahan atau ruang. Karakteristik dari semua radiasi salah satunya
adalah mempunyai panjang gelombang. Berdasarkan massanya, radiasi terdiri atas radiasi
elektromagnetik dan radiasi partikel. Radiasi elektromagnetik tidak memiliki massa,
contohnya gelombang radio, inframerah, gelombang mikro, sinar-x, sinar gamma, cahaya
tampak, dan sinar kosmik. Radiasi partikel yaitu radiasi yang memiliki massa, misalnya
partikel alfa, beta, dan neutron.

Radiasi berdasarkan muatan listriknya dibagi menjadi radiasi pengion dan bukan
pengion. Radiasi pengion mempunyai energi yang cukup besar untuk menghasilkan ion
(muatan listrik) saat berinteraksi dengan suatu materi. Ion ini akan menimbulkan efek pada
materi yang dikenainya termasuk makhluk hidup. Jika berinteraksi dengan molekul DNA,
ion ini dapat mengakibatkan pecahnya rantai DNA, perubahan cross-linkage dalam rantai
DNA, serta degenerasi bahkan kematian sel.

Karena kemampuan radiasi dalam mengionisasi bahan, maka radiasi digunakan


dalam dunia medis salah satunya untuk terapi penyakit seperi kanker dan tumor. Terapi yang
menggunakan radiasi yang bersumber pada zat radioaktif ini dikenal sebagai radioterapi.
Tujuan utama dari proses radioterapi adalah memberi dosis maksimum pada sel
tumor/kanker dan meminimalkan dosis yang diterima oleh jaringan sehat. Fisikawan medis
bertanggungjawab dalam hal pengukuran dan kalkulasi parameter dalam proses radioterapi,
termasuk hubungan laju dosis radioisotop sehingga tidak terjadi kesalahan pada pemberian
dosis. Jika dosis radiasi diberikan lebih kecil dari dosis yang seharusnya akan menyebabkan
energi radiasi tidak cukup untuk mengionisasi sel-sel tumor atau kanker, sehingga terapi
yang dilakukan tidak efisien. Sebaliknya, jika dosis radiasi diberikan melebihi dosis yang
seharusnya, justru akan menimbulkan efek pada jaringan normal, sehingga dapat
menyebabkan kerusakan pada jaringan normal tersebut.

Badan kesehatan dunia WHO telah memberikan kuisioner kepada 56 institusi dari
52 negara dan mendapatkan jawaban bahwa program jaminan kualitas radioterapi perlu

1
dilakukan. Program jaminan kualitas ini bertujuan untuk meminimalkan kesalahan dalam
perencanaan, perlakuan, dan pemberian dosis pada pasien untuk memperoleh perbaikan hasil
terapi sehingga mengurangi komplikasi serta kekambuhan. Seluruh perlakuan yang
diberikan bertujuan untuk mencapai hasil tumor kontrol yang tinggi dengan efek samping
yang minimal pada jaringan sehat disekitar tumor.

Salah satu rumah sakit di Bali yaitu RSUP Sanglah, khususnya di sub unit
radioterapi, menggunakan radioterapi yang bersumber pada Cobalt-60 sebagai
radioisotopnya. Sebagai zat radioaktif, Cobalt-60 mengalami peluruhan untuk mencapai
keadaan stabil. Pada proses peluruhannya ini, zat radioaktif Cobalt-60 memancarkan radiasi.
Penurunan jumlah atom radioisotop Cobalt-60 mengakibatkan penurunan laju dosis radiasi.
Penurunan laju dosis juga berpengaruh pada waktu penyinaran. Waktu penyinaran penting
untuk diketahui dengan teliti agar terapi yang diberikan kepada pasien menghasilkan dosis
serap yang tepat sesuai dengan kebutuhan. Untuk memperoeh dosis serap yang optimal
dilakukan pembaharuan tabel waktu penyinaran sesuai dengan nilailaju dosis setiap
bulannya.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang diuraikan diatas, dapat ditentukan rumusan masalah sebagai
berikut :

1. Bagaimana menghitung waktu penyinaran zat radioaktif Cobalt-60 per tanggal 15


setiap bulannya?
2. Bagaimana pengaruh penurunan laju dosis zat radioisotop Cobalt-60 terhadap waktu
penyinaran setiap bulannya?

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada makalah ini adalah :

1. Penentuan waktu penyinaran dilakukan pada phantom untuk luas lapangan 10 ×


10 cm2 , kedalaman 0 cm pada permukaan tubuh dengan teknik SSD (Source Skin

2
Distance) konstan yaitu 80 cm, penyinaran tanpa tray (opened beam) dan dosis serap
yang diinginkan adalah 100 cCy.
2. Laju dosis yang dibahas dalam makalah ini dianggap seragam (homogen) dalam
seluruh jaringan (phantom).
3. Data yang diolah bersumber dari hasil kalibrasi yang dilakukan BATAN pada
tanggal 23 Mei 2012 di RSUP Sanglah Denpasar Bali.

1.4 Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini yaitu:

1. Untuk mengetahui waktu penyinaran radioisotop Cobalt-60 setiap bulannya.


2. Untuk mengetahui laju dosis radiasi terhadap waktu penyinaran setiap bulannya
sehingga dapat dijadikan parameter acuan dalam perencanaan radiasi.

1.5 Manfaat

Penulisan makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang pengaruh


peluruhan zat radioaktif Cobalt-60 yang digunakan sebagai sumber radiasi untuk terapi
kanker dan tumor di RSUP Sanglah terhadap parameter-parameter dalam radioterapi,
khususnya waktu penyinaran.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Radiasi selalu menjadi suatu faktor penting didalam lingkungan makhluk hidup.
sumber-sumer radiasi alam termasuk dalam katagori ini diantaranya, sinar kosmik, aktivitas
angkasa, dan pengaruh radioisotop. Saat ini sumber-sumber radiasi buatan manusia
merupakan suatu komponen yang berhubungan dengan dosis lingkungan. Sumber-sumber
radiasi ini penggunaannya bertambah seiring dengan penggunaan reaktor inti dan kemajuan
tingkat perawatan medik yang tersebar di seluruh dunia. Selain faktor penting tersebut,
ancaman militer dan pemakaian senjata atom atau fusi telah menimbulkan kekhawatiran
yang sangat besar di masyarakat terhadap dosis radiasi akut yang ditimbulkannya. Oleh
karena itu, perlu dipahami secara kuantitatif parameter-parameter radiasi, sehingga efek-
efek yang ditimbulkannya dapat diminimalisir.

2.1 Kuantisasi Dosis

Salah satu konsep fundamental dalam bahasan efek radiasi adalah dosis radiasi.
Satuan dosimetri primer adalah rad, yang didefinisikan sebagai absorpsi 100 erg per gram
bahan penyerap. Dalam hal ini dianggap bahwa sejumlah energi tertentu yang diserap oleh
suatu massa kecil lebih bermakna daripada jumlah energi yang sama yang diserap oleh massa
besar. Misalnya, energi 500 erg yang diserap oleh 1 gram bahan menghasilkan dosis radiasi
sebesar 5 rad. Tetapi jika diserap oleh 10 gram bahan, maka dosis yang diperoleh hanya 0,5
rad. Dengan “pengenceran” energi ionisasi ke dalam massa yang cukup, maka efek
keseluruhannya dapat diperkecil. Akan tetapi, penjelasan makroskopik tentang penyerapan
energi seperti ini tidak cukup untuk mengkategorikan kerusakan biologis. Hal ini disebabkan
oleh kenyataan bahwa pada tingkat seluler, beberapa partikel dapat membangkitkan ionisasi
yang lajunya relatif lebih besar daripada partikel lain, walaupun mempunyai dosis rad yang
sama. Molekul-molekul besar didalam inti-inti sel dapat menyebabkan kerusakan lokal jenis
ini. (Ackerman, 1988).

Jadi perlu didefinisikan suatu satuan dosis radiasi dengan mmperhitungkan secara
eksplisit laju penyerapan ruang energi kinetik 𝑑𝐾⁄𝑑𝑥. Suatu bilangan murni yang disebut

4
faktor kualitas /Quality Factor (QF), dipilih hampir berbanding lurus dengan harga rata-rata
𝑑𝐾⁄ . Faktor kualitas ini diberikan pada Tabel 2.1.
𝑑𝑥

Tabel 2.1
Daftar Faktor Kualitas

Partikel Faktor Kualitas


Foton 1
𝑒± 1
p, n 10
Alfa (4He) 20

Dosis radiasi biologis yang efektif dalam satuan rad ekivalen mamalia (rem) dapat
dihitung dengan persamaan:

𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑒𝑓𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 (𝑟𝑒𝑚) = 𝑄𝐹. 𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠(𝑟𝑎𝑑) (2.1)

Persamaan 2.1 dapat digunakan dala praktek untuk menghitung dosis radiasi efektif dengan
mengabaikan sebaran ruang medan radiasi. Jika sebaran medan radiasi diketahui, maka dosis
rad itu harus dikalikan dengan suatu faktor sebaran dan faktor kualitas untuk mendapatkan
suatu dosis efektif.

Dosis rad secara langsung diukur dengan cara menentukan jumlah energi yang
diserap oleh suatu massa tertentu. Harga rem yang dihitung ini digunakan untuk proteksi
radiasi bagi karyawan radiasi dan masyarakat umum yang terpapar radiasi.

2.1.1 Dosis Radiasi Latar

Dosis radiasi latar seluruh tubuh manusia yang berada di permukaan laut Amerika
adalah sedikit diatas 100 mrem/tahun. Dosis ini secara kasar berasal dari sumber-sumber
kosmik, benda-benda angkasa, dan yang termakan dengan perbandingan; 1: 2: 1. Dari ketiga
komponen tersebut, dua yang pertama akan bertambah di lokasi pegunungan pada ketinggian
1,6 km di Denver, Colorado sehingga meningkatkan dosis sampai sekitar 150 mrem/tahun.
Namun dibeberapa daerah pantai seperti di Brazil, Australia, dan India, terdapat pesisir
berpasir radioaktif (monozite) yang mengandung thorium 232. Di daerah-daerah ini
penduduk dapat mempunyai dosis tahunan mendekati beberapa rem tanpa menimbulkan

5
efek-efek yang merugikan. Tabel 2.2 memberikan suatu daftar inti yang terdapat didalam
jaringan tubuh manusia hidup dan bermacam-macam kontribusinya.

Tabel 2.2
Laju Dosis oleh Radiasi Eksternal dan Internal

Laju Dosis (mrem/tahun)


Sumber Radiasi Kelenjar Tulang Sumsum Tulang
Reproduksi
(Gonads)
Eksternal
Kosmik
Komponen terionisasi 28 28 28
Neutron-neutron 0,7 0,7 0,7
Benda Angkasa 50 50 50
Internal
40
K 20 15 15
87
Rb 0,3 < 0,3 < 0,3
14
C 0,7 1,6 1,6
Sumber: United Nations Scientific Commitee on the Effects of Atomic Radiation.

2.1.2 Dosis Medik


Sumber-sumber radiasi medik di negara-negara maju makin meningkat.
Diperkirakan dosis medik tahunan rata-rata seluruh tubuh di Amerika Serikat mendekati 70
mrem, suatu bilangan yang mendekati harga latar belakangnya. Suatu fraksi kontribusi
medik besar berpengaruh langsung terhadap prosedur diagnosis radiografi di bidang
kedokteran. Setiap penderita atau pekerja radiasi harus dipantau secara individu selama
penyinaran agar diperoleh gambaran yang tepat tentang nilai-nilai dosisnya. Sebuah film,
kamar ionisasi, atau dosimeter termoluminesen (TLD) sesuai untuk tujuan ini. TLD juga
dapat dipasangkan di dalam rongga-rongga tubuh tertentu untuk mencatat dosis yang diserap
pada kedalaman tertentu.

2.1.3 Batas-batas Dosis Tahunan


Pekerja radiasi diharuskan untuk mengenakan alat pemantau radiasi. Dosis radiasi
yang diperbolehkan mengenai tubuh sebesar 5,0 rem setiap tahun, berdasarkan National
Council on Radiation Protection. Batas ekstrem yang diperbolehkan 75 rem/tahun. Nilai ini
diukur pada permukaan kulit, sehingga dosis internal dapat amat berbeda dengan apa yang
tercatat oleh detektor. Pada diagnostik sinar-x tertentu, dosis kulit lebih tinggi daripada
tempat yang kedalamannya beberapa sentimeter, karena ada penyusutan intensitas radiasi

6
secara cepat di dalam jaringan, seperti ditunjukkan pada Gambar 2.1. Perhatikan bahwa dosis
ini dapat mencapai suatu harga maksimum dibawah permukaan kulit untuk foton berenergi
tinggi, seperti sinar gamma 60Co (1,25 MeV), atau sinar-x yang empunyai energi maksimum
sebesar 25 MeV.

Gambar 2.1
Prosentase Dosis sebagai fungsi kedalaman dalam air
(setara dengan jaringan lemak)

2.2 Dosis Serap


Dosis serap adalah suatu nilai yang menyatakan besarnya konsentrasi radiasi yang
diserap oleh jaringan tubuh. Dosis serap merupakan besarnya energi radiasi yang diserap
setiap satuan unit massa suatu jaringan. Besarnya dosis serap pada suatu titik dalam tubuh
manusia dinyatakan oleh persamaan :

7
𝑑𝐸
𝐷= (2.2)
𝑑𝑚
dE adalah nilai ekspektasi energi radiasi (Jo)ule) yang dikenakan pada satu volume
berhingga V dengan elemen massa dm (kg). Adapun satuan dosis serap adalah J/kg yang
setara dengan 1 gray.

2.3 Laju Dosis (Dose Rate)


Laju dosis ekuivalen dengan intensitas yang dikonversikan dengan beberapa
konstanta fisis agar sesuai dengan keperluan radiasi. Besarnya radiasi yang menembus suatu
luasan tertentu setiap satuan waktu disebut dengan intensitas radiasi yang memiliki satuan
cps (counts per second) atau cpm (counts per minute). Jadi definisi laju dosis adalah
konsentrasi energi yang diserap oleh jaringan tiap satuan waktu. Laju dosis memiliki satuan
cGy/menit. Laju dosis dianggap identik dengan intensitas radiasi karena nilai dosis serap
ditentukan dari jumlah radiasi yang mengenai jaringan tubuh. Jika jarak antara sumber
radiasi dan objek semakin besar, maka nilai laju dosis akan semakin kecil. Dapat dikatakan
bahwa intensitas radiasi pada suatu titik dengan kuadrat jarak berbanding terbalik. Hal ini
juga berlaku bagi laju dosis. Semakin jauh jarak sumber dengan objek, maka nilai laju dosis
akan semakin kecil. Selain cGy/menit, satuan laju dosis juga dapat dinyatakan dengan
rad/menit atau gray/menit. Laju dosis mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya
umur zat radioaktif (t). Laju dosis memiliki faktor peluruhan sebesar 𝑒 −𝜆𝑡 . Jika laju dosis
awal (t=0) diketahui, maka laju dosis pada saat t dapat dicari dengan persamaan
(Risprapti,2006) :
𝐷̇𝑡 = 𝐷̇0 𝑒 −𝜆𝑡 (2.3)
dimana:
𝐷̇𝑡 : laju dosis pada waktu t (Gy/menit)
𝐷̇0 : laju dosis awal (Gy/menit)
𝑒 −𝜆𝑡 : faktor peluruhan

2.4 Percentage Depth Dose (PDD)


Karakterisasi distribusi dosis pada sumbu tengah diperoleh dengan cara
menormalisasi dosis pada kedalaman tertentu yang disesuaikan dengan kedalaman referensi.
Nilai PDD atau persentase kedalaman dosis merupakan persentase hasil bagi antara dosis

8
serap dikedalaman tertentu (d) dengan kedalaman dosis acuan (d0) sepanjang sumbu berkas
Gambar 2.2. Adapun perumusan PDD adalah sebagai berikut :
𝐷𝑑
𝑃𝐷𝐷 = × 100% (2.4)
𝐷𝑑0
Pada energi rendah sampai 400 kVp, kedalaman acuan selalu diambil pada
permukaan (𝑑0 = 0). Untuk energi yang lebih tinggi, kedalaman acuan ditentukan pada
posisi dosis yang mengalami penyerapan maksimum (𝑑0 = 𝑑𝑚 ). Pada prakteknya, puncak
dosis yang terserap di sumbu tengah sering disebut dosis maksimum 𝐷𝑚𝑎𝑥 yang ditentukan
dengan rumus (Suhari, 2012)
𝐷𝑑
𝐷𝑚𝑎𝑥 = × 100% (2.5)
𝑃𝐷𝐷

Gambar 2.2
Persentase kedalaman dosis.

Pada Gambar 2.3. ditunjukkan kurva PDD di dalam air untuk area 10 x 10 cm2 pada SSD
(Source Skin Distance) 80 cm, untuk beberapa jangkauan energi yang berbeda .

9
2.5 Waktu Penyinaran
Waktu penyinaran didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan untuk mencapai
dosis serap yang diinginkan. Besarnya laju dosis zat radioaktif sangat mempengaruhi
lamanya waktu penyinaran. Hubungan antara waktu penyinaran dengan laju dosis
digambarkan dengan persamaan :

𝐷𝑚𝑎𝑥
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑖𝑛𝑎𝑟𝑎𝑛 = (2.6)
𝐷̇
Faktor lain yang mempengaruhi lamanya waktu penyinaran yaitu terjadinya pelemahan
intensitas radiasi.(Prasi,2002).

2.6 Radioaktivitas

Sebelum perang dunia kedua radioterapi terbatas pada pemakaian pesawat sinar-x
dengan kekuatan 50 kV sampai 250 kV dan pemakaian radium dalam bentuk tabung dan
jarum untuk aplikasi local atau dalambentuk “bomb” radium untuk terapi jarak jauh.
Sekarang untuk radioterapi tidak hanya digunakan alat-alat konvensional, tetapi digunakan
juga isotope radioaktif dan pesawat supervoltase.

Isotope radioaktif yang dipakai dalam radioterapi adalah Co-60 dan Cs-137. Cobalt-
60 dibuat dalam reactor nuklir dengan menembak unsur cobalt yang stabil dengan neutron
sehingga menjadi radioaktif. Co-60 memiliki waktu paruh (Half life) 5,3 tahun dengan
radiasi sinar gamma yang dipancarkan memiliki energy 1,25 MeV. Untuk Cs-137 memiliki
waktu paruh kira-kira 30 tahun dengan radiasi gamma yang dipancarkan sebesar 0,662 MeV.
Pada alikasi local Co-60 dan Cs-137 dipakai dalam bentuk tabung dan jarum menggantikan
radium yang harganya sangat mahal. Kemajuan dalam teknologi kini memungkinkan
dibuatnya pesawat supervoltase dengan energy berjuta-juta volt, seperti supervoltase
generator, linier accelerator, betatron, dan sinkrotron. Pada permulaan abad ke-XX
radioterapi dapat dikatakan masih dalam tingkat percobaan, tetapi sekarang radioterapi
seudah mencapai kemajuan yang pesat dan dengan alat-alat yang super modern kini
radioterapi memegang peranan penting dalam pengobatan penyakit kanker.

Peristiwa terjadinya peluruhan secara spontan inti atom tidak stabil atau radionuklida
menjadi inti atom stabil yang disertai dengan pemancaran energi radiasi disebut

10
radioaktivitas. Sedangkan prosesnya sering disebut dengan peluruhan radioaktif. Pada
proses ini disertai dengan pemancaran radiasi yang berupa partikel alpha, partikel beta, atau
partikel gamma. Radioaktivitas tidak dipengaruhi oleh perubahan fisik dan kimia seperti
volume, tekanan, dan suhu. Radioaktivitas disebabkan karena disintegrasi spontan atom.
Pernyataan ini pertama kali dikemukakan oleh Rutherford (tahun 1902). Walaupun spontan,
disintegrasi ini melalui proses yang panjang bahkan sampai jutaan tahun. Laju perubahan
radioaktif jika terdapat N buah inti atom tidak stabil adalah:

𝑑𝑁
= −𝜆𝑁 (2.7)
𝑑𝑡

Disini 𝜆 merupakan konstanta peluruhan. Masing-masing zat radioaktif memiliki konstanta


peluruhan yang berbeda-beda. Jika separuh inti atom radioaktif dari suatu sampel mengalami
peluruhan, maka laju peluruhan (aktivitas) dari zat radioaktif tersebut akan berkurang
menjadi setengahnya. Waktu yang diperlukan zat radioaktif untuk meluruh menjadi
setengahnya disebut waktu paruh. Hubungan ini dirumuskan dengan:

0,693
𝜆= (2.8)
𝑡1/2

Setiap radionuklida memiliki waktu paruh yang khas, seperti ditunjukkan dalam Tabel 2.3.

Tabel 2.3 Nilai Waktu Paruh beberapa Radionuklida

Inti Atom Waktu Paruh


H-3 12,33 tahun
C-14 5730 tahun
K-40 1,28 x 109 tahun
Co-60 5,27 tahun
Sr-90 28,79 tahun
Mo-99 65,94 tahun
Tc-99m 6,01 jam
I-129 1,57 x 107 tahun
I-131 8,02 hari
Cs-137 30,07 tahun
Ra-226 1600 tahun
U-238 4,47 x 109 tahun

Jumlah inti radioaktif pada saat/waktu tertentu dapat dicari dengan persamaan (2.3) yang
diturunkan menjadi:

11
𝑁𝑡 = 𝑁0 𝑒 −𝜆𝑡 (2.9)
Dimana 𝑁𝑡 adalah jumlah inti radioaktif pada waktu t, 𝑁0 adalah jumlah inti radioaktif mula-
mula, dan 𝜆 adalah konstanta peluruhan.

2.7 Pesawat Teleterapi Cobalt-60


Teleterapi dilakukan dengan menggunakan sumber radiasi yang berada cukup jauh
dari permukaan tubuh pasien. Untuk pesawat teleterapi Cobalt-60, umumnya dilakukan pada
jarak 80 cm. Salah satu sumber radiasi yang biasa digunakan untuk teleterapi adalah berkas
gamma yang dipancarkan oleh radioisotop Cobalt-60 (Shandong,2004). Sumber Cobalt-60
diproduksi dengan menembakkan neutron ke inti stabil dalam sebuah reaktor. Reaksi ini
dapat direpresentasikan oleh :

59 + 0n1 60 + 𝜸
27Co 27Co

Sumber Cobalt-60 berupa kapsul berbentuk silinder padat dan dilapisi dua baja tahan karat
yang disegel dengan pengelasan untuk mencegah kebocoran zat radioaktif. Pesawat
teleterapi Cobalt-60 dapat memancarkan sinar gamma dengan energi 1,17 MeV dan 1,13
MeV. Struktur pesawat teleterapi Cobalt-60 dapat dilihat pada Gambar 2.3.

12
Gambar 2.3
Pesawat Teleterapi Cobalt-60 (dari arah samping)

Keterangan :
1. Kerangka utama (main frame)
2. Kepala pesawat (source head)
3. Gantry
4. Kolimator
5. Meja pasien
6. Kerangka dasar (base frame)

13
BAB III
METODOLOGI

3.1 Metode
Metode yang digunakan pada penulisan makalah ini adalah studi literatur. Data yang
digunakan dalam makalah ini bersumber dari hasil kalibrasi laju dosis (Dose Rate) Cobalt-
60 yang dilakukan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) pada tanggal 23 Mei 2012 di
Unit Radioterapi RSUP Sanglah Denpasar Bali.

3.2 Prosedur kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Menghitung konstanta peluruhan zat radioaktif Co-60 tiap bulannya.
2. Menghitung faktor peluruhan perbulan yang dimulai dari tanggal 15 Desember 2014.
3. Menghitung laju dosis tiap bulannya dimulai dari tanggal 15 Desember 2014.
4. Menghitung waktu penyinaran untuk memperoleh dosis serap 100 cGy setiap
bulannya, yang dimulai setelah tanggal 23 Mei 2012. Perhitungan ini mengacu pada
Tabel Given Dose untuk teknik SSD konstan (80 cm) Opened Beam dengan energi
1,25 MeV dari pesawat Cobalt-60.
5. Menentukan hubungan antara laju dosis dengan umur zat radioaktif Cobalt-60.
6. Menentukan hubungan antara waktu penyinaran dengan umur zat radioaktif
Cobalt-60.
7. Menentukan hubungan antara laju dosis dengan waktu penyinaran.

14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada penelitian ini data yang digunakan merupakan data hasil kalibrasi faktor
peluruhan dan laju dosis yang dilakukan BATAN pada pesawat radioterapi Co-60 yang
berjumlah 30 buah data. Data hasil kalibrasi ini merupakan data yang diambil dengan
menggunakan teknik SSD konstan (80 cm) pada luas lapangan 10 × 10 𝑐𝑚2 dan laju dosis
awal sebesar 77,064 cGy/menit. Data-data ini kemudian diekstrapolasi sampai 135 bulan
berikutnya, sehingga total data yang diperoleh berjumlah 165 buah data. Adapun tujuan
dilakukannya ekstrapolasi adalah menentukan waktu penyinaran setiap bulannya sampai
jangka waktu tertentu seiring peluruhan zat radioaktif Cobalt-60. Dalam penelitian ini
diperoleh data sampai tanggal 15 Pebruari 2026, yang dapat dijadikan acuan dalam
perencanaan perlakuan radioterapi. Tabel 4.1. menyajikan data hasil kalibrasi faktor
peluruhan dan laju dosis pesawat radioterapi cobalt-60 yang dilakukan BATAN.

Tabel 4.1 Faktor peluruhan dan Laju Dosis dari sumber Radiasi Co-60
Hasil Kalibrasi BATAN

No. Tanggal Faktor Peluruhan Laju Dosis (cGy/menit)


1 15/06/2012 0,9891 76,2240024
2 15/07/2012 0,97832 75,3932525
3 15/08/2012 0,96766 74,5717502
4 15/09/2012 0,95711 73,758725
5 15/10/2012 0,94668 72,9549475
6 15/11/2012 0,93637 72,1604177
7 15/12/2012 0,92616 71,3735942
8 15/01/2013 0,91607 70,5960185
9 15/02/2013 0,90608 69,8261491
10 15/03/2013 0,89621 69,0655274
11 15/04/2013 0,88644 68,3126122
12 15/05/2013 0,87678 67,5681739
13 15/06/2013 0,86722 66,8314421
14 15/07/2013 0,85777 66,1031873
15 15/08/2013 0,84842 65,3826389
16 15/09/2013 0,83918 64,6705675
17 15/10/2013 0,83003 63,9654319
18 15/11/2013 0,82099 63,2687734
19 15/12/2013 0,81204 62,5790506
20 15/01/2014 0,80319 61,8970342

15
21 15/02/2014 0,79444 61,2227242
22 15/03/2014 0,78758 60,5553499
23 15/04/2014 0,77721 59,8949114
24 15/05/2014 0,76874 59,2421794
25 15/06/2014 0,76037 58,5971537
26 15/07/2014 0,75208 57,9582931
27 15/08/2014 0,74388 57,3263683
28 15/08/2014 0,73578 56,7021499
29 15/09/2014 0,72776 56,0840966
30 15/10/2014 0,71982 55,4722085

Seluruh perlakuan yang diberikan oleh tim medis pada pasien dalam radioterapi
harus bertujuan untuk mencapai tumor kontrol yang tinggi dengan efek samping yang
minimal pada jaringan normal di sekitar tumor. Untuk memperoleh hasil tersebut perlu
dilakukan perencanaan radiasi, salah satunya dengan memberikan dosis yang tepat pada
tumor. Ketepatan dosis yang diberikan dapat dilihat dari besarnya dosis serap yang diterima
jaringan tumor. Salah satu parameter untuk menentukan dosis serap adalah waktu
penyinaran. Waktu penyinaran bergantung pada nilai laju dosis sumber radiasi.
Laju dosis zat radioaktif Co-60 diukur pada tanggal yang sama setiap bulannya,
karena besarnya nilai laju dosis tersebut akan berkurang sebesar 1% dalam waktu satu bulan.
Oleh karena itu, Sub Unit Radioterapi RSUP Sanglah selalu melakukan koreksi
(pembaharuan) tabel waktu penyinaran setiap bulan (tepatnya setiap tanggal 15) dengan
tujuan untuk memperoleh dosis serap yang tepat sesuai yang diinginkan.

4.1 Menghitung faktor peluruhan


Zat radioaktif Cobalt-60 memiliki waktu peluruhan yang cukup lama yaitu 5,27
tahun, dengan penurunan aktivitas sekitar 13% setiap tahunnya atau sekitar 1% setiap
bulannya. Untuk mencapai dosis serap yang diinginkan, perlu dilakukan pembaharuan
parameter-parameter yang bergantung pada peluruhan zat radioaktif C0-60, seperti laju dosis
dan waktu penyinaran. Faktor peluruhan ditentukan dengan mengeksponensialkan nilai
(– 𝜆𝑡), dengan t adalah jumlah bulan yang telah dilalui setelah kalibrasi dilakukan. Nilai
faktor peluruhan yang termuat dalam Tabel 4.1 merupakan hasil kalibrasi yang dilakukan
BATAN pada tanggal 23 Mei 2012 sampai dengan tanggal 15 November 2014 di RSUP
Sanglah Denpasar. Faktor peluruhan untuk bulan-bulan berikutnya dihitung dengan rumus
berikut :

16
ln 2 0,693
𝜆= = = 0,010958254/bulan
𝑡1/2 5,27 tahun × 12 bulan
tahun

Faktor peluruhan pada tanggal 15 Desember 2014 adalah:


0,010958254
−( )(31 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛)
𝑒 −𝜆𝑡 = 𝑒 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 = 0,71198

Faktor peluruhan pada tanggal 15 Januari 2014 adalah :


0,010958254
−( )(32 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛)
𝑒 −𝜆𝑡 = 𝑒 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑛 = 0,70422

Dengan cara yang sama, nilai faktor peluruhan pada bulan-bulan berikutnya dapat dilihat
pada Tabel 4.2.

4.2 Perhitungan Laju Dosis


Berdasarkan hasil kalibrasi yang dilakukan BATAN pada tanggal 23 Mei 2012,
ditetapkan bahwa laju dosis awal (𝐷0 ) zat radioaktif Co-60 pada tanggal tersebut adalah
77,064 cGy/menit. Laju dosis untuk bulan-bulan berikutnya dapat ditentukan sebagai
berikut:
Nilai laju dosis pada tanggal 15 Desember 2014 (bulan ke-31 setelah kalibrasi) adalah:
𝐷̇31 = 𝐷̇0 𝑒 −𝜆𝑡
cGy
= 77,064 × 0,71198
menit
cGy
= 54,2700101
menit

Dengan cara yang sama, laju dosis untuk pada bulan-bulan berikutnya tercantum pada Tabel
4.4.

4.3 Menghitung waktu penyinaran


Langkah pertama dalam menghitung waktu penyinaran adalah menentukan nilai
Percentage Depth Dose (PDD) pada luas lapangan dan kedalaman yang diinginkan. Nilai
PDD pada beberapa luas lapangan dan kedalaman dapat ditentukan dengan menggunakan
Tabel 4.2.

17
Tabel 4.2 Cuplikan Tabel PDD(%) Cobalt-60 untuk teknik SSD Konstan
𝑭𝒊𝒆𝒍𝒅 𝒔𝒊𝒛𝒆 (𝒄𝒎𝟐 )
𝑫𝒆𝒑𝒕𝒉 (𝒄𝒎) 3x3 4x4 5x5 6x6 7x7 8x8 10x10 12x12
0 73,53 78,32 79,03 78,95 80,22 80,86 81,94 83,86
0,3 82,41 82 82,6 83,7 83,5 84,7 86,4 87,8
0,5 94,22 100 100 100 100 100 100 100
1 98,08 97,16 97,14 98,08 97,41 97,43 97,51 97,9
(Sumber: Hasil kalibrasi BATAN pada tanggal 23 Mei 2012 di RSUP Sanglah)

Perhitungan waktu penyinaran dalam penelitian ini menggunakan nilai PDD untuk luas
lapangan 10 x10 cm2 dengan kedalaman 0 cm yaitu sebesar 81,94 %, sehingga dosis
maksimum (𝐷𝑚𝑎𝑥 ) yang terserap berdasarkan persamaan (2.5) adalah :
𝐷
𝑑
𝐷𝑚𝑎𝑥 = 𝑃𝐷𝐷 × 100%
100
= 81,94% × 100%

= 122 𝑐𝐺𝑦
Dengan cara yang sama, dosis maksimum 𝐷𝑚𝑎𝑥 yang terserap (Given Dose) pada beberapa
variasi luas lapangan dan kedalaman tertentu dimuat dalam Tabel 4.3.

Tabel 4.3 Cuplikan Tabel Given Dose untuk teknik SSD konstan dan energi 1,25 MeV dengan pesawat
Teleterapi Cobalt-60 FCC 8000 SINHUA

𝑭𝒊𝒆𝒍𝒅 𝒔𝒊𝒛𝒆 (𝒄𝒎𝟐 )


𝑫𝒆𝒑𝒕𝒉 (𝒄𝒎) 3x3 4x4 5x5 6x6 7x7 8x8 10x10 12x12
0 151,0 139,5 135,9 133,9 129,6 126,9 122,0 116,2
0,3 134,7 133,2 130,1 126,3 124,5 121,2 115,7 111,0
0,5 117,8 109,2 107,4 105,7 104,0 102,6 100,0 97,4
1 113,2 112,4 110,6 107,8 106,7 105,4 102,6 99,5
1,5 116,9 115,6 112,9 110,8 109,4 108,0 105,1 101,9
(Sumber: Hasil kalibrasi BATAN pada tanggal 23 Mei 2012 di RSUP Sanglah)

Waktu penyinaran dapat ditentukan dengan mengacu kepada nilai dosis yang terserap pada
lapangan 10 x 10 cm2 dan kedalaman 0 cm (di permukaan tubuh) yaitu sebesar 122 cGy.
Adapun perhitungannya adalah sebagai berikut :

Tanggal 15 Juni 2012:

18
𝐷𝑚𝑎𝑥
𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑦𝑖𝑛𝑎𝑟𝑎𝑛 = 𝐷̇
122 𝑐𝐺𝑦
= 76,2240024 𝑐𝐺𝑦/𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

= 1,60054 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡
= 96,032 𝑑𝑒𝑡𝑖𝑘
Dengan cara yang sama, waktu penyinaran pada bulan-bulan berikutnya ditunjukkan pada
Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Tabel Faktor Peluruhan, Laju Dosis, dan Waktu Penyinaran Pesawat Teleterapi Co-60 dari
Tanggal 15 Juni 2012 sampai dengan 15 Pebruari 2026
Laju Dosis Waktu Penyinaran
No. Tanggal Faktor Peluruhan (cGy/menit) (detik)
1 15/06/2012 0,9891 76,2240024 96,0327426
2 15/07/2012 0,97832 75,3932525 97,0909167
3 15/08/2012 0,96766 74,5717502 98,1604961
4 15/09/2012 0,95711 73,758725 99,2424963
5 15/10/2012 0,94668 72,9549475 100,3358956
6 15/11/2012 0,93637 72,1604177 101,4406545
7 15/12/2012 0,92616 71,3735942 102,5589376
8 15/01/2013 0,91607 70,5960185 103,6885671
9 15/02/2013 0,90608 69,8261491 104,8317871
10 15/03/2013 0,89621 69,0655274 105,9863042
11 15/04/2013 0,88644 68,3126122 107,1544444
12 15/05/2013 0,87678 67,5681739 108,3350278
13 15/06/2013 0,86722 66,8314421 109,529284
14 15/07/2013 0,85777 66,1031873 110,7359615
15 15/08/2013 0,84842 65,3826389 111,9563255
16 15/09/2013 0,83918 64,6705675 113,1890484
17 15/10/2013 0,83003 63,9654319 114,4368103
18 15/11/2013 0,82099 63,2687734 115,6968851
19 15/12/2013 0,81204 62,5790506 116,9720527
20 15/01/2014 0,80319 61,8970342 118,2609167
21 15/02/2014 0,79444 61,2227242 119,5634481
22 15/03/2014 0,78758 60,5553499 120,8811444
23 15/04/2014 0,77721 59,8949114 122,214055
24 15/05/2014 0,76874 59,2421794 123,560613
25 15/06/2014 0,76037 58,5971537 124,9207434
26 15/07/2014 0,75208 57,9582931 126,2977152
27 15/08/2014 0,74388 57,3263683 127,6899307
28 15/09/2014 0,73578 56,7021499 129,0956341
29 15/10/2014 0,72776 56,0840966 130,5182831
30 15/11/2014 0,71982 55,4722085 131,9579696
31 15/12/2014 0,71198 54,8680267 133,4110308

19
32 15/01/2015 0,70422 54,2700101 134,8811248
33 15/02/2015 0,69655 53,6789292 136,3663566
34 15/03/2015 0,68895 53,0932428 137,870652
35 15/04/2015 0,68145 52,5152628 139,3880485
36 15/05/2015 0,67402 51,9426773 140,9245804
37 15/06/2015 0,66667 51,3762569 142,4782661
38 15/07/2015 0,65941 50,8167722 144,0469293
39 15/08/2015 0,65222 50,2626821 145,6348865
40 15/09/2015 0,64511 49,714757 147,2399834
41 15/10/2015 0,63808 49,1729971 148,8621892
42 15/11/2015 0,63113 48,6374023 150,5014588
43 15/12/2015 0,62425 48,107202 152,1601693
44 15/01/2016 0,61745 47,5831668 153,8359149
45 15/02/2016 0,61072 47,0645261 155,5311529
46 15/03/2016 0,6046 46,5928944 157,1055006
47 15/04/2016 0,59748 46,0441987 158,9776824
48 15/05/2016 0,59097 45,5425121 160,7289468
49 15/06/2016 0,58453 45,0462199 162,4997616
50 15/07/2016 0,57816 44,5553222 164,2901371
51 15/08/2016 0,57185 44,0690484 166,102974
52 15/09/2016 0,56562 43,5889397 167,9325089
53 15/10/2016 0,55946 43,1142254 169,7815495
54 15/11/2016 0,55226 42,5593646 171,9950488
55 15/12/2016 0,54733 42,1794391 173,5442707
56 15/01/2017 0,54136 41,719367 175,458079
57 15/02/2017 0,53546 41,2646894 177,391375
58 15/03/2017 0,52963 40,8154063 179,3440433
59 15/04/2017 0,52386 40,370747 181,3194091
60 15/05/2017 0,51815 39,9307116 183,3175445
61 15/06/2017 0,5125 39,4953 185,3385086
62 15/07/2017 0,50691 39,0645122 187,3823473
63 15/08/2017 0,50138 38,6383483 189,4490919
64 15/09/2017 0,49593 38,2183495 191,531034
65 15/10/2017 0,49052 37,8014333 193,6434512
66 15/11/2017 0,48517 37,3891409 195,7787697
67 15/12/2017 0,47988 36,9814723 197, 9369544
68 15/01/2018 0,47465 36,5784276 200,1179515
69 15/02/2018 0,46948 36,1800067 202,3216871
70 15/03/2018 0,46436 35,785439 204,5524715
71 15/04/2018 0,4593 533954952 206,805978
72 15/05/2018 0,4543 35,0101752 209,0820728
73 15/06/2018 0,44935 34,6286877 211,385429
74 15/07/2018 0,44445 34,2512887 213,7145865
75 15/08/2018 0,43961 33,8780029 216,0694074

20
76 15/09/2018 0,43482 33,5087851 218,4501761
77 15/10/2018 0,43008 33,143531 220,8575786
78 15/11/2018 0,42539 32,782255 223,2915341
79 15/12/2018 0,42076 32,4251007 225,7510337
80 15/01/2019 0,41617 32,0717172 228,2384807
81 15/02/2019 0,41163 31,7221849 230,7533361
82 15/03/2019 0,40715 31,3764627 233,2958965
83 15/04/2019 0,40271 31,0345051 235,8664969
84 15/05/2019 0,39832 30,6962802 238,4653759
85 15/06/2019 0,39398 30,3616747 241,0934202
86 15/07/2019 0,38969 30,030839 243,749434
87 15/08/2019 0,38544 29,7035482 246,4352057
88 15/09/2019 0,38124 29,3798023 249,1507576
89 15/10/2019 0,37708 29,0596322 251,895824
90 15/11/2019 0,37297 28,74293 254,6713228
91 15/12/2019 0,36891 28,4296725 257,4774645
92 15/01/2020 0,36489 28,1198059 260,3147414
93 15/02/2020 0,36091 27,8133763 263,1827189
94 15/03/2020 0,35698 27,5102297 266,0828387
95 15/04/2020 0,35309 27,2104337 269,0144549
96 15/05/2020 0,34924 26,9138776 271,9786465
97 15/06/2020 0,34543 26,6205566 274,9754676
98 15/07/2020 0,34167 26,3303798 278,0058644
99 15/08/2020 0,33795 26,0434705 281,0685307
100 15/09/2020 0,33426 25,7596438 284,1654197
101 15/10/2020 0,33062 25,4788997 287,2965509
102 15/11/2020 0,32702 25,201227 290,4620976
103 15/12/2020 0,32345 24,9265666 293,6625859
104 15/01/2021 0,31993 24,6549083 296,8982857
105 15/02/2021 0,31644 24,3862092 300,1696546
106 15/03/2021 0,31299 24,1204155 303,4773594
107 15/04/2021 0,30958 23,8575579 306, 8210097
108 15/05/2021 0,30621 23,597552 310, 2016688
109 15/06/2021 0,30287 23,3403752 313,6196368
110 15/07/2021 0,29957 23,0859854 317,075484
111 15/08/2021 0,2963 22,8343715 320,5693668
112 15/09/2021 0,29308 22,5855403 324,1011687
113 15/10/2021 0,28988 22,3393894 327,6723403
114 15/11/2021 0,28672 22,0957901 331,2848273
115 15/12/2021 0,2836 21,8550421 334,9341517
116 15/01/2022 0,28051 21,6169144 338,6237217
117 15/02/2022 0,27745 21,3813297 342,3547595
118 15/03/2022 0,27443 21,1482882 346,127305
119 15/04/2022 0,27143 20,9178283 349,9407248

21
120 15/05/2022 0,26848 20,6898345 353,7969341
121 15/06/2022 0,26555 20,4643452 357,6952953
122 15/07/2022 0,26266 20,241322 361,6364586
123 15/08/2022 0,25979 20,0207417 365,6208202
124 15/09/2022 0,25696 19,8023654 369,6528085
125 15/10/2022 0,25426 19,586725 373,7225093
126 15/11/2022 0,25139 19,3732654 377,8402792
127 15/12/2022 0,24865 19,1621177 382,0037067
128 15/01/2023 0,24594 18,9531202 386,216092
129 15/02/2023 0,24326 18,7465886 390,471042
130 15/03/2023 0,24061 18,5424153 394,7705782
131 15/04/2023 0,23799 18,3403689 399,1195622
132 15/05/2023 0,2354 18,1404803 403,517431
133 15/06/2023 0,23283 17,9427341 407,9645821
134 15/07/2023 0,23029 17,7470686 412,462485
135 15/08/2023 0,22778 17,553826 417,0031091
136 15/09/2023 0,2253 17,3625115 421,597993
137 15/10/2023 0,22284 17,1732885 426,2433476
138 15/11/2023 0,22042 16,9860616 430,9415678
139 15/12/2023 0,21801 16,8009538 435,6895491
140 15/01/2024 0,21564 16,6178498 440,4902019
141 15/02/2024 0,21329 16,4367494 445,3435309
142 15/03/2024 0,21096 16,2576526 450,2495019
143 15/04/2024 0,20866 16,0804748 455,2104397
144 15/05/2024 0,20639 15,9052235 460,2261627
145 15/06/2024 0,20414 15,731845 465,2982545
146 15/07/2024 0,20196 15,5635372 470,3301
147 15/08/2024 0,19972 15,3908368 475,6076693
148 15/09/2024 0,19754 15,2231097 480,8478771
149 15/10/2024 0,19539 15,0572017 486,1461066
150 15/11/2024 0,19326 14,8931288 491,5018269
151 15/12/2024 0,19115 14,7307904 496,9183466
152 15/01/2025 0,18907 14,5702479 502,393649
153 15/02/2025 0,187 14,4110167 507,9447308
154 15/03/2025 0,18497 14,2543928 513,5259064
155 15/04/2025 0,18295 14,0991524 519,1801454
156 15/05/2025 0,18096 13,9453848 524,90484
157 15/06/2025 0,17898 13,7931644 530,6976546
158 15/07/2025 0,17704 13,6430756 536,5359128
159 15/08/2025 0,17551 13,5255075 541,1996575
160 15/09/2025 0,1732 13,3473203 548,4246886
161 15/10/2025 0,17131 13,201855 554,4675369
162 15/11/2025 0,16944 13,0579755 560,5769454
163 15/12/2025 0,1676 12,9156641 566,7536689

22
164 15/01/2026 0,16577 12,7749036 572,9984532
165 15/02/2026 0,16396 12,6356772 579,3120473

Gambar 4.1 menunjukkan hubungan antara umur zat radioaktif dengan laju dosis. Hubungan
laju dosis dengan umur zat radioaktif adalah eksponensial. Ini berarti bahwa semakin
bertambah umur zat radioktif Cobalt-60, laju dosis cenderung semakin berkurang.

90
80
70
Laju Dosis (cGy/menit)

60
50
40
30
20
10
0
100
109
118
127
136
145
154
163
1

91
10
19
28
37
46
55
64
73
82

Umur zat radioaktif Co-60

Gambar 4.1 Hubungan antara umur zat radioaktif Co-60 dengan laju dosis

23
700

600
Waktu Penyinaran (detik)
500

400

300

200

100

0
1 3 5 7 9 1113151719212325272931333537394143454749515355575961
Umur Zat Radioaktif Co-60

Gambar 4.2 Hubungan umur zat radioakti Co-60 dengan waktu penyinaran

Gambar 4.2 menunjukkan hubungan antara umur zat radioaktif Cobalt-60 dengan
waktu penyinaran. Dari grafik dapat dilihat bahwa semakin bertambah umur zat radioaktif
Cobalt-60 waktu yang dibutuhkan untuk penyinaran semakin tinggi atau semakin lama. Jika
dihubungkan dengan laju dosis, semakin meningkat umur zat radioakti Cobalt-60 maka laju
dosis semakin berkurang, sehingga waktu yang dibutuhkan untuk penyinaran semakin lama.
Ini berlaku untuk nilai dosis serap konstan, dalam hal ini digunakan nilai dosis yang serap
pada lapangan 10 x 10 cm2 dan kedalaman 0 cm (di permukaan tubuh) yaitu sebesar 122
cGy.
Jadi dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa, antara laju dosis dan waktu penyinaran
memiliki hubungan terbalik. Semakin menurun laju dosis, waktu yang dibutuhkan untuk
penyinaran semakin besar (lama).

24
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari pembahasan diatas adalah sebagai berikut :
1. Perhitungan waktu penyinaran zat radioaktif Cobalt-60 dilakukan dengan
menentukan faktor peluruhan setiap bulannya, kemudian dihitung laju dosis
perbulan, dan selanjutnya menentukan waktu penyinaran.
2. Laju dosis dan waktu penyinaran memiliki hubungan terbalik. Semakin menurun laju
dosis, waktu yang dibutuhkan untuk penyinaran semakin besar (lama).

5.2. Saran
Untuk memperoleh hasil waktu penyinaran yang lebih bervariatif, perhitungan dapat
dilakukan pada berbagai keadaan luas lapangan dan kedalaman yang berbeda.

25
DAFTAR PUSTAKA

Achmad Fauzi Kamal, dkk. 2013, Dasar-dasar Radiasi: Mekanisme Radiasi dan
Pengaruhnya terhadap DNA serta Jaringan Tulang. Jakarta. Departemen
Orthopedi dan Traumatilogi RSCM/FKUI.

Amsyari, Fuad. 1989. Radiasi Dosis Rendah dan Pengaruhnya terhadap Kesehatan.
Surabaya, Airlangga University Press.

Azhar, Farhatin. 2013. Pembuatan Kurva Isodosis 2D dengan menggunakan Kurva


Percentage Depth Dose (PDD) dan Profil Dosis dengan Variasi Kedalaman untuk
Treatment Planning System. Semarang, Universitas Diponegoro.

Ackerman,Eugene, dkk. 1988. Ilmu Biofisika, Airlangga University Press

Prasi Susilowati, dkk. 2002. Pengukuran Laju Dosis Paparan Radiasi Sekunder Sinar-X di
Ruangan dan Lingkungan sekitar Instalasi Radiologi Samarinda. Universias
Mulawarman.

Risprapti Prasetyowati, dkk. 2006. Penentuan Dosis Gamma pada Fasilitas Iradiasi Reaktor
Nuklir Kartini setelah Shut Down. Yogyakarta, PT3M-BATAN.

Suharni, dkk. 2012. Perhitungan Efisiensi Daya berdasar Prosentase Kedalaman Dosis
(PDD) pada Linac Medis. RS. Dr. Sardjito. Yogyakarta. UGM.

Shandong Xinhua Medical Instrument Co.Ltd, 2004, Operation and Installation Manual
FCC 8000F Cobalt-60 Therapy Unit.

Suharni, dkk, 2012. Perhitungan Efisiensi Daya berdasarkan Prosentase Kedalaman Dosis
(PDD) pada LINAC Medis. RS. Dr. Sardjito Yogyakarta, UGM

26

Anda mungkin juga menyukai