Tabel 1. Transformasi Dari Pengetahuan Asli Masyarakat Ke Pengetahuan Ilmiah
No. Tahap Pengetahuan Masyarakat Pengetahuan Ilmiah
1. Siapkan bahan: Buah durian yang akan di Sendok fermentasikan sebelumnya Menurut (Rapeka Reli et al. Toples dikupas terlebih dahulu dan 2017) Durian merupakan Baskom dipisahkan daging buah dari jenis buah klimaterik yang Plastik kulit dan biji durian. dicirikan dengan produksi CO2 dan etilen yang cepat selama pematangan sehingga mudah mengalami kerusakan akibat perubahan kimia, aktifitas enzim dan mikroba .Oleh karena itu durian perlu diolah menjadi produk yang tahan simpan dan bernilai ekonomi tinggi seperti tempoyak.
2. Memasukan buah durian Masukan buah durian ke Pada pengolahan durian
ke dalam toples dalam wadah/ toples yang secara fermentasi adalah tertutup rapat. terciptanya kondisi anaerobik sampai sedikit aerobik, karena fermentasi melibatkan bakteri asam laktat yang bersifat aerofilik (kondisi sedikit aerobik). Dengan demikian bahan fermentasi harus seimbang dengan wadah fermentasi sedemikian rupa sehingga hanya tersisa sedikit ruang antara bahan dan tutup wadah. Jika terlalu penuh, kemungkinan akan terjadi desakan tutup oleh gas yang dihasilkan selama fermentasi, sedangkan jika terlalu banyak ruang kosong kondisi anaerobic kurang terbentuk akibatnya terjadi peluang kontaminasi. (Khusnul Khotimah et al, 2017). 3. Penambahan garam Tambahkan garam Garam memiliki secukupnya, sesuai jumlah banyak fungsi, salah durian yang digunakan, satunya adalah pada biasanya ibu menggunakan proses fermentasi, yaitu 1/2 porsi garam dari jumlah sebagai pengontrol durian. Fungsi garam ini fermentasi, bahan untuk menambah citarasa pengawet, dan memberikan pada tempoyak. pengaruh cita rasa pada produk. (Riski Wisnu Murti et al. 2021) menyatakan bahwa garam merupakan bahan yang dapat mencegah pertumbuhan bakteri patogen dan bakteri pembusuk. (Menurut Thariq et al. 2014 dalam Riski Wisnu Murti et al. 2021). Seperti menurut (Neti Yuliana, 2007) tujuan dari penambahan garam pada bahan akan menyebabkan pelepasan cairan dari bahan dasar. Cairan tersebut mengandung gula, protein terlarut, mineral dan zat-zat lain yang dapat digunakan sebagai substrat oleh bakteri asam laktat (BAL). Larutan garam juga berfungsi sebagai media selektif pertumbuhan mikroorganisme. Pada kadar garam yang rendah, jumlah dan jenis mikroba yang tumbuh lebih banyak, produksi asam lebih cepat sehingga berpengaruh terhadap keasaman total. Sedangkan pada tempoyak yang diberi garam tinggi, hanya bakteri asam laktat selektif yang dapat hidup sehingga tingkat keasaman berkurang dan secara sensori, rasa asin menjadi dominan. 4. Lama waktu fermentasi Kemudian simpan tempoyak Fermentasi durian selama 3- Menurut ( Winny Erfisa et 7 hari dalam tempat yang al., 2022) Lama fermentasi kedap udara. tempoyak juga bervariasi tergantung hasil akhir yang diinginkan yaitu 3 sampai 7 hari. Sedangkan menurut (Leisner et al., 2001) Fermentasi tempoyak secara spontan pada umumnya terjadi sekitar 4 hingga 7 hari (Yuliana et al.,2011) dan daging durian berubah dari massa yang padat ke semisolid disertai dengan aroma asam yang kuat.
5. Teknik Pengemasan Teknik pengemasan dengan Secara tradisional
menggunakan kemasan fermentasi tempoyak plastik atau kotak makanan dilakukan dalam wadah (Toples), dan di atas tutup tertutup yang terbuat dari toples ditambahkan plastik tanah liat dan diperam agar toples lebih tertutup dalam tanah. Namun rapat. dengan perkembangan zaman yang semakin modern fermentasi tempoyak dapat menggunakan wadah lain seperti toples (Haruminori, et al., 2017). Plastik juga dapat mencegah kerusakan dan pembusukan pada tempoyak. (Rapeka Reli et al.2017) 6. Lama penyimpanan Bila proses fermentasi Menurut penelitian tempoyak dilakukan dengan (Yulistiani et al., 2014) benar ,tempoyak ini bisa tempoyak di fermentasi tahan lama, bahkan bisa secara terus menerus dan di awet sampai 1 tahun karena simpan pada suhu kamar, dibuat tanpa bahan maka tempoyak yang ada di pengawet. Kabupaten Ketapang bisa bertahan sampai setahun.
Hasil Wawancara Bekasam
Tabel 2. Transformasi Dari Pengetahuan Asli Masyarakat Ke Pengetahuan Ilmiah
No. Tahap Pengetahuan Masyarakat Pengetahuan Ilmiah
1. Bahan : Ikan Proses pembuatan bekasam Ikan seluang (Rasbora seluang 1/4 kg. diperoleh berdasarkan resep nenek argyrotaenia) merupakan ikan moyang secara turun-temurun dan air tawar yang banyak pengalaman (Puspita Hadi et al., dijumpai di Indonesia, 2019). Orang sumatera selatan khususnya pada Provisinsi menggunakan ikan seluang dan Sumatera Selatan, Kalimantan ikan betina dalam pembuatan Selatan, dan pathogen utara. bekasam supaya lebih cepat jadi, Ikan ini biasanya diolah dan karena ikan seluang dan ikan betina dikonsumsi secara langsung berukuran sedang, ikannya lembut. bisa dengan cara digoreng ataupun dipindang, memiliki rasa yang gurih dan enak. Ikan betina (Danglia cuviera, C.V) banyak dijumpai di Provinsi Sumatera Selatan dan dimanfaatkan sebagai olahan makanan. Produk fermentasi ikan merupakan sumber gizi yang sangat baik karena merupakan produk fermentasi protein sehingga proteinnya mudah dicerna, mengandung asam lemak tak jenuh cukup tinggi, termasuk asam lemak omega-3, mengandung vitamin dan mineral serta mempunyai citarasa yang khas yang dapat membangkitkan selera makan. (Soestrisno et al., 2005).
2. Pemberian Memberikan cita rasa pada produk. Penggaraman dalam
Garam (Arfianty et al., 2017). Dan garam pembuatan bekasam yang diberikan pada setiap bahan membantu menyeleksi baku tersebut berdasarkan populasi bakteri penyebab informasi secara turun-temurun. pembusuk dan mencegah terjadinya pembusukan (Nurnaafi et al., 2015). Penambahan garam menyebabkan terjadinya perubahan dominasi bakteri. Bakteri pembusuk (Micrococcus, Pseudomonas, dan Aeromonas) dan beberapa bakteri pathogen yang mungkin ada di ikan (Vibrio parachaeliticus, Eschericia coli, Staphilococcus aureus) yang bersifat tidak tahan terhadap garam tinggi digantikan dengan beberapa bakteri yang tahan terhadap garam yaitu bakteri asam laktat. Empat golongan bakteri asam laktat yang terdapat selama fermentasi hasil perikanan yaitu Lactobacillus, Leuconostoc, Pediococcus, dan Streptococcus. (Rinto, 2018). 3. Pemberian nasi Penambahan nasi dengan cara Sumber karbohidrat dapat meratakan diseluruh permukaan dimanfaatkan oleh Bakteri tubuh ikan seluang (Rasbora Asam Laktat (BAL) sebagai argyrotaenia) dan ikan rucah sumber energi. Bakteri Asam dengan perbandingan antara ikan Laktat adalah kelompok dengan nasi, yaitu 1:1 (Arfianty et bakteri yang mampu al., 2017). mengubah karbohidrat (glukosa) menjadi asam laktat. Karbohidrat dipecah oleh enzim-enzim mikroorganisme menjadi asam laktat yang menyebabkan pH produk menurun dengan cepat. Penurunan pH tersebut akan menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain dan akan meningkatkan total asam selama proses fermentasi. Peningkatan total asam tersebut disebabkan oleh meningkatnya jumlah bakteri asam laktat yang merombak gula menjadi asam laktat. Selain itu bakteri asam laktat juga akan menguraikan karbohidrat menjadi senyawa- senyawa sederhana lain, seperti: asam asetat, asam propionate, dan etil alcohol. Senyawa-senyawa ini berguna sebagai pengawet dan pemberi rasa asam pada produk bekasam. (Arfianty et al., 2017). 4. Fermentasi Pada fermentasi dapat dihasilkan Fermentasi merupakan proses rasa dan aroma pada bekasam. perombakan senyawa- senyawa organik komplek seperti karbohidrat, protein dan lemak menjadi bentuk yang lebih sederhana dalam suasana tanpa oksigen (unaerob). Beberapa proses fermentasi terjadi secara spontan tanpa adanya pengontrolan terhadap mikroorganisme maupun kondisi jalannya fermentasi. Berdasarkan kondisi ini maka fermentasi dibagi ke dalam dua (2) kelompok, yaitu fermentasi terkontrol dan fermentasi tidak terkontrol. Fermentasi spontan yang hanya menggunakan garam atau bahan penyeleksi lainnya yang memicu seleksi dan tumbuhnya mikroorganisme merupakan fermentasi tidak terkontrol, sedangkan fermentasi terkontrol dilakukan dengan menambahkan mikroorganisme sebagai starter yang berfungsi untuk mempercepat proses serta menghasilkan komponen- komponen yang dapat meningkatkan kualitas produk fermentasi. Perubahan- perubahan bahan pangan yang terjadi selama proses fermentasi bersifat permanen sehingga bahan pangan akan mengalami perubahan tekstur, warna, rasa, dan aroma tertentu. (Rinto, 2018) 5. Aroma bekasam Aroma merupakan keadaan yang Pembentukan aroma pada dapat dirasakan secara visual produk fermentasi hasil melalui indera penciuman. perikanan disebabkan oleh Memberikan bau yang khas pada adanya asam-asam organik bekasam. yang terbentuk selama proses fermentasi. Terbentuknya asam asetat, asam laktat, diasetil aseton dan butilen glikol mempengaruhi aroma dan rasa produk fermentasi. Pada umumnya semakin lama waktu fermentasi akan membentuk aroma dan cita rasa yang lebih kuat seiring dengan semakin meningkatnya asam-asam organik yang pada produk fermentasi seperti rusip, bekasam, terasi, wadi dan yang lainnya. Hal ini dikarenakan semakin lama fermentasi bekasam berlangsung, maka semakin asam rasa pada bekasam tersebut 6. Tekstur Pada tekstur memberikan hasil Bakteri asam laktat menghasil Bekasam yang lunak/lembek. berbagai asam organik seperti asam laktat, asam asetat, etanol serta CO2. Semakin lama proses fermentasi akan menyebabkan pelepasan air (H2O) yang terikat pada protein sehingga tektur ikan yang difermentasi akan semakin lembek bahkan akan hancur seperti halnya pada rusi (produk fermentasi khas Bangka-Belitung). Selain itu produksi asam organik juga menyebabkan penurunan pH ikan dengan kisaran nilai pH 4-5,5. 7. Rasa Bekasam Pada rasa bekasam enak terdapat Semakin lama proses campuran ikan dan nasi. fermentasi pada bekasam akan menimbulkan rasa yang enak, Selama proses fermentasi ikan, bakteri asam laktat dengan berbagai enzim protease, maupun lipase yang dihasilkan, merombak protein maupun lemak dari daging ikan. Perombakan protein akan menyebabkan terbentuknya polipeptida, peptida bahkan asam amino bebas. Sedangkan lemak/lipid dapat dirombakan menjadi beberapa asam lemak. Proteinase dari bakteri asam laktat akan mendegradasi protein dan peptidase akan menghasilkan peptida serta asam amino. Terbentuknya komponen organik yang lebih sederhana ini akan lebih bermanfaat jika dikonsumsi oleh manusia. Hal ini disebabkan karena komponen organik yang sederhana akan lebih mudah diserap oleh tubuh. 8. Warna Bekasam Pada warna menunjukan Warna dapat memberikan karakteristik yang menarik peranan penting dalam menilai tampilan suatu produk.