Proposal
Proposal
IZZATURRAHMA P27228022207
2022
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dibahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, dan manfaat penelitian yang secara detail akan dibahas dibawah ini.
A. Latar Belakang Masalah
Anak yang lahir ke dunia selalu memiliki kesempatan untuk berkembang
secara optimal sesuai dengan kemampuannya, tidak terkecuali anak dengan Autism
Spectrum Disorder (ASD). Menurut Tim Pengembang Kurikulum PK-PLK (2016),
autisme merupakan gangguan perkembangan neurobiologis yang sangat kompleks
dalam kehidupan yang panjang, yang meliputi gangguan pada aspek perilaku,
interaksi sosial, komunikasi dan bahasa, serta gangguan emosi dan persepsi sensori
bahkan pada aspek motoriknya.
Sebagian anak Autism Spectrum Disorder (ASD) memiliki gangguan atau
keterlambatan dalam perkembangan motorik kasar. Menurut Pamoedji dalam
(Rahim, Taryatman and Hangestiningsih, 2020) pada anak autisme gerakan motorik
terkadang mengalami gangguan karena sensitivitas terhadap sensori yang juga
terganggu. Anak-anak dengan autisme menunjukkan sejumlah ketidakmampuan
motorik. Termasuk koordinasi tubuh yang buruk, kelainan gaya berjalan, kemampuan
motorik yang kurang terampil dan defisit kemampuan motorik terjadi karena kelainan
neurofungsional otak kecil. Defisit kemampuan motorik pada autisme memiliki
hubungan substansial dengan fungsi komunikatif dan sosial, karena bidang
keterampilan ini bergantung pada integrasi respon sensorik dan motorik (El Shemy
and El-Sayed, 2018).
Hembing Wijayakusuma (2004), juga menambahkan bahwa kemampuan
motorik kasar merupakan kemampuan beraktifitas menggunakan otot-otot besar yang
termasuk kemampuan motorik gerak dasar. Maka dari itu kemampuan motorik kasar
anak perlu dilatih karena kemampuan motorik kasar berpengaruh terhadap tingkat
kemampuan motorik halus yang tujuan akhirnya adalah dapat meningkatkan aspek
kehidupan anak secara kompleks. Suryana (2019) menjelaskan bahwa aktivitas yang
menggunakan otot-otot besar dibagi menjadi 3 jenis yaitu gerak lokomotor meliputi
gerak tubuh yang berpindah tempat. gerak nonlokomotor yaitu menggerakan anggota
tubuh dengan posisi diam di tempat dan gerak manipulative yaitu lebih banyak
melibatkan tangan dan kaki tetapi bagian tubuh yang lain juga dapat digunakan.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Autism Spectrum Disorder (ASD)
Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah gangguan perkembangan
yang ditandai dengan adanya gangguan dalam kemampuan bahasa dan
komunikasi, interaksi sosial, dan bermain, diiringi dengan perilaku repetitive
(perilaku berulang-ulang) dan restricted (gangguan minat) (American
Psychiatric Association, 2013). Menurut DSM V, diagnosa Autism Spectrum
Disorder (ASD) bisa ditegakkan jika anak telah menunjukkan gejala sejak
masa kanak. Selain itu, gejala juga menunjukkan bahwa anak memiliki
persoalan dalam hal sosial dan perilaku dibandingkan anak-anak seusianya.
(Raising Children Network, 2013).
Individu dengan gangguan autism menunjukkan penyakit dan
gangguan lain, seperti misalnya penyakit genetik (20-30%), gangguan
kecemasan (11-84%), epilepsi, kelainan fisik, gangguan tidur, keterbelakangan
mental (20-70%) dan juga gangguan fungsi motorik. Gangguan koordinasi
fungsi motorik tersebar luas pada semua individu dengan gangguan autis.
Sebesar 60–80% penderita autisme memiliki gangguan motorik, termasuk
hipotonia, perencanaan gerakan yang buruk dan memiliki gangguan dengan
berjalan berjinjit (Zikl et al, 2016).
Menurut hasil penelitian yang dilakukan Center For Disease Control
and Prevention (2013) di Amerika Serikat melaporkan bahwa prevalensi anak
dengan ASD meningkat menjadi 1 berbanding 50 dalam kurun waktu setahun
terakhir, hal tersebut bukan hanya terjadi di negara-negara maju seperti
Inggris, Australia, Jerman dan Amerika, namun juga terjadi di negara
berkembang seperti Indonesia. Prevalensi ASD di dunia saat ini mencapai 15-
20 kasus per 10.000 anak atau berkisar 0,15 – 0,20%. WHO pada tahun 2013
menyatakan prevalensi autism di Indonesia sekitar 8 dari 1000 anak. Angka
ini melampaui rata-rata dunia yaitu 6 dari 1000 anak mengalami
gangguan tersebut (Oktaviana et al., 2018). Kondisi ini 5 kali lebih banyak
pada anak laki-laki daripada perempuan (Park et al., 2016). Menurut data
5
dengan lava secara langsung berdasarkan teori yang relevan. Dari perhitungan
yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa permainan ini tidak
mungkin dapat dilakukan dalam situasi sesunggunya dikarenakan temperatur
lava walaupun dengan durasi yang singkat. Akan tetapi memungkinkan jika
dilakukan permainan singkat berupa “the walls are lava” apabila konveksi arus
diperhitungkan, ruangan tidak memiliki atap, dan peserta menghirup gas lava
sedikit mungkin (Fosberry & Lakhotia, 2014).
4. Trawick-Smith pada tahun (2014) melakukan tinjauan literatur dengan judul
“Physical Play and Motor Development of Young Children: A Review of
Literature and Implication for Practice”. Tujuan dari tinjauan literatur ini
adalah untuk mendeskripsikan dan menginterpretasikan pengaruh dari
permainan fisik (nol hingga lima tahun) saat dirumah dan disekolah dalam
semua area perkembangan. Penelitian ini memaparkan permainan secara fisik
memiliki pengaruh positif dalam pembelajaran dan proses berfikir. Permainan
melalui aktivitas fisik juga sangat penting dalam perkembangan emosi dan
sosial anak. Selain itu peneltian ini juga menyebutkan permainan melalui
aktivitas fisik merupakan konteks yang ideal dalam pembelajaran untuk
membentuk kehangatan dan kepercayaan dengan orang lain. Eksplorasi
lingkungan yang aktif selama waktu bermain yang melibatkan aktivitas fisik
maupun gerakan juga membantu perkembangan keterampilan motorik kasar
dengan baik (Trawick-Smith, 2014).
C. Kerangka teori
Autism Spectrum Disorder (ASD) adalah gangguan perkembangan yang
ditandai dengan adanya gangguan dalam kemampuan bahasa dan komunikasi,
interaksi sosial, dan bermain, diiringi dengan perilaku repetitive (perilaku berulang-
ulang) dan restricted (gangguan minat) (American Psychiatric Association, 2013).
Menurut Tim Pengembang Kurikulum PK-PLK (2016), autisme merupakan gangguan
perkembangan neurobiologis yang sangat kompleks dalam kehidupan yang panjang,
yang meliputi gangguan pada aspek perilaku, interaksi sosial, komunikasi dan bahasa,
serta gangguan emosi dan persepsi sensori bahkan pada aspek motoriknya. Karena
autisme disebabkan dari kerusakan saraf yang pada akhirnya menyebabkan gangguan
perkembangan motorik. Menurut Magill Richard A, (1989:11) keterampilan motorik
dibagi menjadi dua yaitu keterampilan motorik kasar (gross motor skill) dan
keterampilan motorik halus (fine motor skill).
13
E. Hipotesis penelitian
Berdasarkan uraian kerangka teori dan kerangka konsep dalam penelitian,
maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut permainan dengan jejak kaki
berpengaruh terhadap keterampilan motorik kasar pada anak Autism Spectrum
Disorder (ASD) di Klinik Lalita Alam Sutera.
15
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang disusun agar dapat
menuntun peneliti untuk dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan penelitian
(Sastromasmoro & Ismael, 2014). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen.
Penelitian eksperimen atau percobaan adalah suatu penelitian dengan melakukan
kegiatan percobaan (experiment) yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau
pengaruh yang timbul sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu atau eksperimen
tersebut. Ciri khhusus dari penelitian eksperimen adalah adanya percobaan atau trial
atau intervensi. (Notoatmodjo, 2012).
Dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode Pre-
Experimental Design. Penelitian ini dilakukan pada satu kelompok, yaitu kelompok
experiment yang mendapatkan perlakuan menggunakan permainan jejak kaki. Bentuk
penelitian pre-experimental ini adalah one group pre-test post-test design
(Notoatmodjo, 2012). Menurut Sugiyono (2011) One group pre-test and post-test
design adalah suatu desain penelitian yang diobservasi sebanyak dua kali dalam satu
grup kelompok yaitu sebelum eksperimen (pre-test) dan sesudah eksperimen (post-
test). Desain ini digunakan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai, yaitu ingin
mengetahui peningkatan keterampilan motorik kasar setelah diberikan perlakuan
permainan jejak kaki.
Berikut merupakan tabel desain penelitian One Group Pretest-Posttest
Design.
O1 X O2
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian menurut Sugiyono (2013) adalah segala sesuatu atribut
atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.
Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat.
1. Variabel bebas
Variabel bebas merupakan variabel yang dapat mempengaruhi atau
yang menyebabkan timbulnya perubahan pada variabel terikat (Sugiyono,
2011). Adapun variabel bebas dalam penelitian ini yaitu penerapan permainan
jejak kaki.
2. Variabel terikat
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011). Variabel ini
akan mengalami perubahan oleh karena adanya perubahan pada variabel
bebas. Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah kemampuan
motorik kasar anak ASD.
D. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2013) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang
paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode pengumpulan
data melalui angket, wawancara, pengamatan, tes, dokumentasi dan sebagainya.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rekam medis di klinik untuk
mengetahui umur dan tanggal lahir anak (sumber sekunder) serta pengambilan data
secara langsung dikumpulkan melalui tes kemampuan keterampilan motorik kasar
pada anak Autism Spectrum Disorder (ASD) dengan menggunakan instrumen
pemeriksaan Test of Gross Motor Development-2 (TGMD-2) sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan/tindakan melalui permainan jejak kaki, serta dokumentasi
(penulisan hasil tes kemampuan pada lembar scoring TGMD-2 sebelum dan sesudah
diberikan perlakuan.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional digunakan untuk membatasi ruang lingkup atau
pengertian dari variabel-variabel yang diamati/diteliti dan sebagai petunjuk cara
pengukuran variabel tersebut dengan menggunakan alat ukur tertentu (Notoatmodjo,
2012).
18
Motorik kasar ialah salah satu jenis aktivitas yang menggunakan peran dari
otot-otot besar, meliputi gerak dasar lokomotor, non lokomotor dan manipulatif.
Keterampilan ini berupa kemampuan locomotor skills (run, gallop, hop, leap,
horizontal jump, dan slide) dan object control skills (striking a stationary ball,
stationary dribble, catch, kick, overhand throw, dan underhand roll). Instrument yang
digunakan untuk Test of Gross Motor Development-2 (TGMD-2) dengan skala
pengukuran interval.
F. Instrument penelitian
Test of Gross Motor Development-2 (TGMD-2) merupakan sebuah instrumen
pemeriksaan yang digunakan untuk mengidentifikasi keterlambatan perkembangan
keterampilan motorik kasar pada anak, sebagai perencanaan program perkembangan
keterampilan motorik kasar, untuk memeriksa kemajuan perkembangan keterampilan
motorik kasar, mengevaluasi keberhasilan program motorik kasar, dan sebagai
instrumen pengukuran dalam penelitian yang melibatkan perkembangan motorik
kasar (Ulrich, 2000). Instrumen ini dapat digunakan untuk anak berusia 3-10 tahun
(Ulrich, 2000).
Hasil uji validitas dan reliabilitas yang telah dilakukan oleh Apriyani (2018) di
SDN 201 Sukaluyu Kota Bandung menunjukan bahwa TGMD-2 memiliki validitas
yang signifikan dengan t hitung (2,27) > t tabel (1,65) serta memiliki tingkat
reliabilitas yang sangat tinggi dengan derajat koefesien korelasi reliabilitas senilai
0,765.
TGMD-2 memiliki dua subtes untuk mengukur kemampuan motorik kasar
yang berkembang pada awal masa kehidupan anak dengan total 12 jenis keterampilan
motorik kasar yang dapat diajarkan kepada anak prasekolah, masa awal sekolah dasar,
dan kelas pendidikan khusus (Ulrich, 2000). Dua subtest yang ada pada alat ukur ini
yaitu locomotor dan object control yang masing-masing merupakan aspek
perkembangan motorik kasar (Ulrich, 2000).
1. Locomotor Subtest
Locomotor ini mengukur keterampilan motorik kasar yang berisi
gerakan koordinasi tubuh yang berubah-ubah saat anak bergerak dari satu
tempat ke tempat lain (Ulrich, 2000). Keteranpilan motorik kasar yang
termasuk dalam subtes ini adalah run, gallop, hop, leap, horizontal jump, dan
slide (Ulrich, 2000).
2. Object Control Subtest
20
G. Analisis Data
Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis menggunakan program SPSS
data penelitian ini merupakan data dengan skala pengukuran interval (numerik). Pada
22
Jadwal pelaksanaan
No Kegiatan
Sept okt Nov Des Jan Feb
1. Penyusunan
proposal
2. Pengumpulan
data
3. Analisis data
4. Penyusunan
laporan
I. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Klinik Tumbuh Kembang Anak Lalita Alam Sutera,
klinik Lalita berlokasi di Ruko Sentra Niaga 1, No. 2, Jl. Serpong Raya, pakulonan,
15325, Serpong Utara, RT.1/RW.2, Kembangan Selatan, Kec. Kembangan, Kota
Tangerang Selatan, Banten (11610).
23
DAFTAR PUSTAKA
American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of
Mental Disorder (5th ed). Washington DC.
Apriyani, I., Suntoda, A. and Budiman, D. (2018) ‘Uji Validitas Dan Reliabilitas Test
Of Gross Motor Development-2 (TGMD-2) Dale A. Ulrich Pada Anak 9
Tahun’, TEGAR: Journal of Teaching Physical Education in Elementary
School, 2(1), p. 40. doi: 10.17509/tegar.v2i1.13780
Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Aulia, F. and Kartiko, D. C. (2017) ‘Peningkatan Motorik Kasar Pada Anak Autistik
Hipoaktif’, Jurnal Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, 05, pp. 171–175.
Bedford, R., Pickles, A. and Lord, C. (2016) ‘Early gross motor skills predict the
subsequent development of language in children with autism spectrum
disorder’, Autism Research, 9(9), pp. 993–1001. doi: 10.1002/aur.1587
Daroyah, M. (2018). Pengaruh Aktivitas Bermain Senam Fantasi Terhadap
Perkembangan Fisik Motorik Kasar Anak Usia 5-6 Tahun Di Tk Al-Azhar 16
Bandar Lampung. In Skripsi. https://doi.org/10.1109/robot.1994.350900
El-Hady, S. A. (2018). Correlation between cognitive function, gross motor skills and
health – Related quality of life in children with Down syndrome. The Egyptian
Journal of Medical Human Genetics, 97-101 doi:10.1016/j.ejmhg.2017.07.006
Fuentes, J., Bakare , M., Munir, K., Aguayo, P., Gaddour, N., Oner, O., et al. (2012).
Autism Spectrum Disorder. Geneva : International Association for Child and
Adolescent Psychiatry and Allied Professions.
Hastuti, S. V. T., & Andajani, S. J. (2020). Penggunaan model explicit instruction
senam fantasi terhadap motorik kasar anak autis. Jurnal Pendidikan
Khusus, 15(1).
Kemendikbud Jakarta. (2017). Statistik Sekolah Luar Biasa (SLB) 2016/2017.
Jakarta: Setjen Kemendikbud.
National Institute of Mental Health. (2008). Autism Spectrum Disorders Pervasive
Developmental Disorder. Bethesda : National Institute of Mental Health
Science Writing, Press, dan Dissemination Branch.
Notoatmodjo . 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
24
Nurlailah, R., Amal, A., & Asti, A. S. W. (2022). Pengaruh Permainan Jejak Kaki
terhadap Kemampuan Motorik Kasar Anak Usia 5-6 Tahun di TK Mandiri
Pitue. Indonesian Journal of Early Childhood: Jurnal Dunia Anak Usia
Dini, 4(1), 281-291.
Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan :
Jakarta: Salemba Medika
Park, H. R., Lee,J. M., Moon, H. E., Lee, D. S., Kim, B. N., Kim, J., Kim, D. G.,
& Paek, S. H. (2016). A short review on the current understanding of
autism spectrum disorders. Experimental Neurobiology, 25(1), 1–13.
https://doi.org/10.5607/en.2016.25.1.1
Pratiwi, W. 2017. Konsep Bermain Pada Anak Usia Dini. Vol. 5, No 2.
Rahim, A., Taryatman, T. and Hangestiningsih, E. (2020) ‘Strategi Pembelajaran
Motorik Kasar Berbasis Metode Psikoterapi Bagi Anak Autis Pada Masa
Pandemi Covid-19’, Taman Cendekia: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, 4(2), p.
478. doi: 10.30738/tc.v4i2.8388.
Sastromasmoro, S., & Ismael, S. (2014). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis
edisi ke-5. Jakarta: Sagung Seto.
Sekaran, U. (2006). Metodologi Penelitian Untuk Bisnis: Edisi Keempat. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan D&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.CV.
Ulrich, D. A. (2000). Test of Gross Motor Development 2nd edition (examiner's
manual). Texas: Pro-ed.
Zikl, P., Petrů, D., Daňková, A., Doležalová, H., & Šafaříková, K. (2016). Motor
skills of children with autistic spectrum disorder. SHS Web of Conferences,
26(January), 01076. https://doi.org/10.1051/shsconf/20162601076