Anda di halaman 1dari 4

Peran Bidan dalam PCOS

Peran merupakan perilaku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai
dengan kedudukannya dalam suatu tatanan hidup. Peran juga diartikan sebagai suatu pola
tingkah laku yang lahir dari kepercayaan, nilai dan sikap yang diharapkan dan dapat
menggambarkan perilaku yang seharusnya diperlihatkan oleh individu pemegang peran
tersebut dalam situasi yang umumnya terjadi. Bidan merupakan profesi terdepan bagi
kesehatan perempuan. Pelayanan kebidanan diberikan sepanjang siklus kehidupan perempuan
yang membutuhkan asuhan baik promotif, preventif, kuratif hingga rehabilitatif (Wijayanti et
al. 2023).
Kebidanan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan bidan dalam memberikan
pelayanan kebidanan kepada perempuan selama masa sebelum hamil, masa kehamilan,
persalinan, pascapersalinan, masa nifas, bayi baru lahir, bayi, balita, dan anak prasekolah,
termasuk kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana sesuai dengan tugas dan
wewenangnya (UU RI 2019).
Dalam melaksanakan profesinya, bidan memiliki peran sebagai pelaksana, pengelola,
pendidik, dan peneliti. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
938/Menkes/SK/VII/2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan, bidan berperan sebagai
pemberi asuhan kebidanan yang bersifat holistik, humanistik berdasarkan evidence based
dengan pendekatan manajemen asuhan kebidanan, dan memperhatikan aspek fisik, psikologi,
emosional, sosial budaya, spiritual, ekonomi dan lingkungan. Peranan ini dapat
mempengaruhi status kesehatan khususnya sepanjang siklus reproduksi perempuan yang
meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif sesuai kewenangannya dalam
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 tahun 2017 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan.
Penanganan PCOS membutuhkan analisa dan identifikasi masalah yang terjadi pada
pasien tersebut. Penanganan bersifat komprehensif, melibatkan manajemen yang bersifat
jangka pendek maupun jangka panjang. Penanganan jangka pendek berupa penanganan
gangguan metabolik yaitu berlebihnya hormon androgen dan kondisi anovulasi untuk
mengatasi masalah infertilitas maupun gangguan perdarahan. Untuk jangka panjangnya
penanganan PCOS ditujukan mengurangi resistensi insulin dan menurunkan risiko DM tipe 2,
mencegah penyakit kardiovaskuler dan menurunkan risiko keganasan endometrium dan
payudara.
1. Bidan sebagai Pelaksana
a. Mengidentifikasi secara kritis penyimpangan/kelainan pada kemungkinan PCOS
pada perempuan yang datang dengan keluhan gangguan haid.
1) menggali informasi tentang kenaikan berat badan yang tidak diketahui
penyebabnya, siklus menstruasi yang tidak teratur, pertumbuhan rambut yang
seperti pria, perubahan kulit, dan kenaikan tekanan darah
b. Bidan melakukan anamnesa, pengkajian, menegakkan diagnosa dan memberikan
intervensi termasuk konseling tentang modifikasi gaya hidup. Modifikasi gaya hidup
menyebabkan perbaikan siklus menstruasi dan merupakan terapi lini pertama dengan
mengombinasikan perilaku (mengurangi stress psikososial), diet dan aktivitas fisik
(Santoso 2016).
1) Penurunan berat badan
- Pembatasan asupan energi (500-1000 kkal/hari) merupakan pilihan yang
efektif untuk menurunkan berat badan dan dapat mengurangi berat badan
sebesar 7%-10% selama 6-12 bulan.
- IMT ≥ 25 kg/m2 adalah penurunan berat badan, IMT ≤ 25 kg/m 2 disarankan
untuk menjaga berat badan agar tidak berlebih.
2) Diet
Komposisi makanan seimbang yang dimaksud adalah 50% karbohidrat, 20%
protein dan 30% lemak.
- Diet karbohidrat: pemilihan jenis makanan dengan indeks glikemik rendah.
- Diet protein: pemilihan diet tinggi protein dengan penerapan yang tetap
harus hati-hati karena berpotensi menyebabkan efek samping pada fungsi
ginjal dan kepadatan massa tulang.
- Diet lemak: asupan lemak sebaiknya tidak lebih dari 30% total kalori diet,
dengan maksimum 10% dari kalori yang berasal dari lemak jenuh.
- Diet serat : sebanyak 25 gram/hari terdiri dari sayur-sayuran hijau dan buah-
buahan segar.
- Vitamin D: minyak ikan dari ikan salmon, ikan kembung, ikan kod, ikan
tuna dan ikan sarden (sekitar 360 IU per 1000 gram penyajian)
3) Aktivitas fisik
Manajemen awal penurunan berat badan adalah dengan mengubah pola
makanan, pembatasan asupan kalori, dan meningkatkan aktivitas fisik. WHO
merekomendasikan untuk menurunkan berat badan dengan berolahraga yang
berintensitas sedang setiap 3-5 kali dalam seminggu, idealnya dilakukan setiap
hari, termasuk berjalan, berenang, mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan
berkebun. Aktivitas fisik merupakan komponen penting dari program penurunan
berat badan, disarankan untuk olahraga >30 menit per/ hari.
c. Menyusun rencana asuhan, berkomunikasi dan mengikutsertakan klien dan keluarga.
d. Melakukan kolaborasi lintas program yaitu dengan program gizi dalam upaya diet
sehat, program analis dalam pemeriksaan laboratorium gula darah, kolesterol.
e. Berkolaborasi dengan dokter untuk penanganan lanjut PCOS serta kemungkinan
adanya gangguan lain pada sistem reproduksi.
f. Berkolaborasi dengan ahli psikologi bila terjadi depresi pada penderita PCOS.
2. Bidan sebagai Pengelola
a. Mengembangkan pelayanan dasar kesehatan dengan mengoptimalkan program
PHBS, GERMAS, CERDIK dan lain-lain.
b. Berpartisipasi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan termasuk
kesehatan reproduksi antara lain kasus PCOS
c. Memberi bimbingan dan pelayanan kesehatan dengan gangguan sistem reproduksi
sesuai wewenangnya.
d. Memberikan KIE dan promosi kesehatan yang berhubungan dengan PCOS dengan
menggunakan hasil penelitian serta teknologi informasi.
3. Bidan sebagai Pendidik
a. Membuat rencana penyuluhan bisa ke sekolah-sekolah mengenai haid dan gangguan
sistem reproduksi termasuk PCOS.
b. Mengingatkan penderita PCOS untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara
teratur dengan memberikan media edukasi baik cetak maupun elektronik sesuai
perkembangan IPTEK.
c. Melakukan promosi kesehatan yang berfokus pada individu, kelompok atau seluruh
populasi dan menekankan komponen pendidikan dan motivasi yang meliputi
perubahan pengetahuan, sikap serta perilaku yang akhirnya bisa meningkatkan
kesadaran, kepedulian dan kemauan menerapkan pola hidup sehat (Emilia,
Prabandari, and Supriyati 2019)
4. Bidan sebagai Peneliti
a. Mengidentifikasi kebutuhan investigasi yang akan dilakukan.
b. Mengumpulkan data, mengolah dan membuat laporan investigasi.
c. Membuat instrumen edukasi tentang PCOS
d. Melakukan penelitian misalnya dalam pemberian terapi komplementer seperti
pemberian teh hijau pada penderita PCOS dalam upaya penurunan berat badan.
e. Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan progran
kerja atau pelayanan kesehatan terhadap PCOS (Sofyan, Madjid, and Siahaan 2006)

DAFTAR PUSTAKA

Emilia, O., Prabandari, Y.S., and Supriyati (2019) Promosi Kesehatan dalam Lingkup
Kesehatan Reproduksi. UGM PRESS

Santoso, B. (2016) Disampaikan pada Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang
Obstetri dan Ginekologi pada Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga di
Surabaya pada Hari Sabtu, Tanggal 20 September 2014.

Sofyan, M., Madjid, N.A., and Siahaan, R. (2006) Bidan Menyongsong Masa Depan. vol. V.
Jakarta: PP IBI

Wijayanti, I., Susanti, Kurniati, N., Elfina, Hutomo, C.S., Ambarwati, K., Simanjuntak, H.,
Ivantarina, D., Purnama, Y., Argaheni, N.B., and Putri, N.R. (2023) Aplikasi Terapi
Komplementer Di Kebidanan. Global Eksekutif Teknologi

Anda mungkin juga menyukai