Anda di halaman 1dari 21

i

SEJARAH PERKEMBANGAN MUHAMMADIYAH

RANTING DESA BLERE

KARYA TULIS

Disusun guna memenuhi tugas akhir siswa

SMA Muhammadiyah Bumiayu

Tahun Pelajaran 2020 / 2021

Disusun oleh :

Nama : 1. Anna Salsabel NIS. 10597

2. Ardian Dwi Pranomo NIS. 10598

3. Dian Islamiyah NIS. 10599

Kelas : XII (Dua Belas)

Peminatan : Ilmu Pengetahuan Alam

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

MUHAMMADIYAH BUMIAYU

TAHUN 2021
ii

HALAMAN PENGESAHAN

Disetujui u tuk diajukan sebagai tugas akhir siswa kelas XII, pada SMA

Muhammadiyah Bumiayu Tahun Pelajaran 2020/2021

Disahkan di : Bumiayu

Tanggal : ……………

Mengetahui :

Kepala Sekolah, Guru Pembimbing,

Muh. Faqih Maftuh, S.Ag. Etik Mardiyasih, S.Pd.

NBM. 781 688 NBM. 866 377


iii

MOTTO

 Yang membedakan orang sukses dan tidak adalah soal ketekunan.

 Setiap orang adalah seniman mereka berhak berkreasi dan berimajinasi

 Berbuat baiklah tanpa perlu alasan.

 Menunggu hanya akan membuatmu jenuh, maka ciptakanlah waktumu

sendiri.

 Dalam semangat maupun malas, selalu ada pilihan, segera bergerak atau

rebahan

 Manusia hanyalah sekumpulan hari-hari, yang bila terlewat tak akan

pernah kembali, maka segeralah beramal, barangkali sudah tak ada lagi,

yang namanya esok hari.


iv

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini dipersembahkan kepada :

 Allah Azza Wa Jalla, sebagai satu-satunya Dzat yang pantas disembah,

dan perwujudan ikhlas yang hakiki adalah bilamana kita memurnikan

segala niatan dalam amaliyah hanya untuk-Nya.

 Kedua orang tua kami tercinta

 Bapak Muh. Faqih Maftuh, S.Ag. selaku Kepala SMA Muhammadiyah

Bumiayu.

 Ibu Etik Mardiyasih, S.Pd. selaku Wali Kelas XII MIPA, sekaligus

pembimbing pembuatan karya tulis ini.

 Tokoh Muhammadiyah Desa Blere yang telah bersedia menjadi

narasumber.

 Bapak Ibu Guru, beserta Staff Karyawan SMA Muhammadiyah Bumiyau.

 Teman-teman, Kader Muhammadiyah, seperjuangan di SMA

Muhammadiyah Bumiayu.

 Teman-teman yang telah membantu penyusunan karya tulis ini.

 Adik-adik kelas X dan XI di SMA Muhammadiyah Bumiayu.

 Masyarakat Muhammadiyah, Bangsa dan Negara


v

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah, kami memuji-Nya, dan meminta

pertolongan hanya kepada-Nya, dan meminta ampun kepada-Nya, dan kami

berlindung kepada Allah, dari kejahatan nafsu kami, dan dari kejelekan amal

kami. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat

menyesatkannya, dan barangsiapa yang sesat, maka tidak ada yang dapat

memberinya petunjuk.

Semoga selawat dan salam senantiasa tercurah kepada Baginda Nabi

Shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagai suri tauladan serta pembawa risalah final

agama Islam, penegak pilar tauhid dan sebaik-baik manusia yang pernah Allah

utus pada manusia. Semoga selawat tercurah kepada beliau, beserta keluarga,

sahabat dan seluruh umat yang mengikuti beliau hingga akhir zaman.

Kami memulai dengan kalimat bismillah, berharap semoga karya tulis ini

Allah catat sebagai salah satu kebaikan yang diniatkan ikhlas karena-Nya. Selain

itu, karya tulis ini kami susun sebagai tugas akhir pembelajaran di SMA

Muhammadiyah Bumiayu, maka dengan ini kami mengucapkan Jazaakumullahu

khoirol jazaa, kepada :

1. Bapak Muh. Faqih Maftuh, selaku Kepala SMA Muhammadiyah

Bumiayu.

2. Ibu Etik Mardiyasih, selaku Wali Kelas XII MIPA, sekaligus guru

pembimbing
vi

3. Orang tua kami, yang telah membantu kami secara moral maupun

materi.

4. Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu penyusunan karya

tulis ini.

Kami menyadari betul, bahwa karya tulis ini sangat jauh dari sempurna,

baik dari segi penyusunan, kebahasaan, ataupun penulisannya. Oleh karena

itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, dalam rangka

membangun dan memperbaiki kesalahan dan kekurangan kami, demi

menambah bekal dan pengalaman kami untuk lebih baik di masa yang

akan dating.
vii

DAFTAR ISI
viii
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Desa Blere, adalah sebagian kecil wilayah, yang merupakan anggota

Kelurahan Adisana, yang di dalamnya memiliki lima Rukun Warga (RW). Jika

berbicara tentang Muhammadiyah di Bumiayu, menurut para sesepuh, termasuk

guru besar dan asatidz, Muhammadiyah di Bumiayu sudah eksis, seiring dengan

berkembangnya Muhammadiyah di Yogyakarta. Salah satu Ranting yang eksis

pada awal mekarnya Muhammadiyah Bumiayu adalah Ranting Kelurahan

Adisana. Oleh karena itu, sebelum Ranting Desa Blere berdiri, masyarakat

Muhammadiyah Desa Blere, ikut berperan aktif dalam kegiatan yang ada di

Ranting Adisana, sebagai satu kesatuan ranting.

Sekitar tahun 1990, Muhammadiyah Desa Blere memutuskan untuk

malakukan pemekaran, kimudian secara resmi, mendirikan ranting sendiri, yang

secara langsung dilanjut dengan mengadakan pemilihan pimpinan pertama.

Setelah Desa Blere melakukan pemekaran, maka menyusul desa-desa lain dalam

lingkup Kelurahan Adisana, seperti Dukuh Kweni, Baruamba, dan sebagainya.

Dalam dakwah, demi menegakkan kebenaran dan memberantas kebatilan,

tentu dihadapkan tantangan yang beragam, baik fisik maupun psikis. Tak

terkecuali dirasakan oleh aktivis Ranting Muhammadiyah Blere, yang dihadapkan

pada kondisi masyarakat yang heterogen. Namun masa-masa yang sulit itu

nyatanya
2
1

dapat dilalui atas izin Allah, hingga Ranting Muhammadiyah Blere tetap bisa

eksis dan berkembang hingga saat ini.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan

masalah yang dapat dipaparkan adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana proses awal berkembangnya Muhammadiyah di Ranting Desa

Blere beserta problematika yang dihadapi?

2. Apa saja strategi dakwah yang dilakukan, dalam menghadapi problematika

yang beragam?

3. Bagaimana upaya dan kondisi terkini ranting Muhammadiyah Blere?

4. Apakah ada pesan untuk generasi muda sebagai penerus estafet dakwah

kedepan?

1.3. Tujuan

Tujuan penyusunan Karya Tulis ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai salah satu tugas akhir siswa, SMA Muhammadiyah Bumiayu.

2. Salah satu upaya penggalian pengalaman sebagai siswa, sekaligus sebagai

kader Muhammadiyah.

3. Ajang perkenalan dan perluasan wawasan siswa terhadap Muhammadiyah

setempat.

1.4. Manfaat
2

Manfaat yang diharapkan dapat tercapai dari penulisan Karya Tulis ini

diantaranya adalah :

1. Manfaat keilmuan, yaitu dari hasil karya tulis ini diharapkan dapat

menambah wawasan, dan memperkaya bahan kajian.

2. Manfaat untuk individu, yaitu diharapkan karya tulis ini dapat menambah

motivasi dan pengalaman pembaca, untuk terus mengembangkan

Muhammadiyah pada diri dan lingkungannya.

3. Manfaat untuk kader Muhammadiyah, kami berharap karya tulis ini dapat

memberikan kesadaran pada setiap Kader Muhammadiyah, tentang

problematika dan segala persiapan yang harus dipersiapkan sedari muda,

untuk bekal dakwah pada masa yang akan dating.

1.5. Metodologi Penulisan

Metodologi yang digunakan dalam pernyusunan Karya Tulis ini adalah

berdasarkan metode wawancara, yaitu dengan menanyakan langsung hal-hal

yang diangkat menjadi bahasan kepada tokoh-tokoh yang bersangkutan.

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan Karya Tulis ini menggunakan beberapa teknik susunan

penuloisan, yaitu :

BAB I, merupakan bagian berisi pendahuluan, menguraikan mengenai latar

belakang, tujuan penulisan, metodologi penulisan, dan sistematika penulisan

Karya Tulis.
3

BAB II, merupakan bagian pembahasan utama, di dalamnya diuraikan secara

terperinci, mengenai beberapa masalah yang dirumuskan dalam bagian

pendahuluan.

BAB III, merupakan bagian penutup dan kesimpulan, serta saran.


4

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Proses Awal Perkembangan Muhammadiyah Blere

Setelah melakukan pemekaran dan mendirikan ranting, beberapa tokoh

yang menjadi pimpinan ranting pertama pada tahun 1990 yaitu Bapak Tafsir

Rahimahullah. Beliau adalah seorang veteran, purnawirawan angkatan darat dari

desa Blere. Adapun tokoh lainnya yaitu Ustadz Bunyamin, Ustadz Sukhemi dan

Ustadz Kamuli.

Dengan diresmikannya Ranting Muhammadiyah Blere pada tahun 1990,

sampai saat ini Ranting Muhammadiyah Blere sudah mengalami beberapa

pergantian pemimpin, sebagaiman berikut :

1. Bapak Tafsir pada tahun 1990-1995.

2. Ustadz Bunyamin pada tahun 1995-2000.

3. Ustadz Munawar pada tahun 200-2005

4. Ustadz Muhammad Khuseiri pada tahun 2005-2015.

5. Ustadz Mujahidin pada tahun 2020-sekarang.

Pada awal masuknya Muhammadiyah di Blere tentunya banyak problematika

yang terjadi. Berdakwah pada masyarakat yang heterogen, pasti dihadapkan pada

problematika antara pro dan kontra. Sejenak melihat ke belakang pada tahun

1986, warga masyarakat Blere pernah mengalami pergesekan terkait dengan

Pemilhan Kepala Desa, sehingga pada saat itu masyarakat mulai menentukan

identitas kelompok masing-masing, setelah sebelumnya masyarakat menyatu

sebagai warga yang sama sebelum adanya Ranting Muhammadiyah, ataupun


5

Ranting Nahdlatul Ulama. Meskipun sebenarnya, pergesekan ini terjadi lebih dari

sekedar masalah organisasi, melainkan karena kebudayaan masyarakat yang

keluar dari rel syari’at, yang sudah salah kaprah, yang hendak dibetulkan oleh

Muhammadiyah. Problematikan ini berimbas pada Muhammadiyah yang saat itu

baru berdiri di Desa Blere, yang seakan diasingkan dan diejek dengan nama-nama

tertentu, seperti wahabi, dan bahkan dicap sebagai ajaran dan kepercayaan baru.

Demikianlah guncangan demi guncangan pasti dirasakan oleh orang-orang yang

hendak menumpas kebatilan. Sebagaiman realita yang pernah terjadi pada para

dai, dan aktivis Muhammadiyah Blere di masa lalu, mulai dari pencegatan para

ustadz Muhammadiyah, sampai masjid yang dilempari batu. Sehingga akhirnya,

masyarakat seakan terbagi menjadi dua kubu, yaitu kubu pro yang memutuskan

bergabung bersama Muhammadiyah, dan kubu kontra yang mengambil jalan

bersama kelompoknya sendiri, yaitu sebagai Nahdlatul Ulama. Meskipun

Nahdlatul Ulama sendiri sebenarnya sama-sama membela kebenaran dan

menumpas kebatilan, namun karena budaya masyarakatnya yang salah kaprah

sebagaimana disebutkan tadi, maka seakan dua organisasi ini adalah organisasi

yang membela dua kepentingan yang berbeda.

Sebelum tahun 1986, masyarakat kondisinya belum begitu kenal dengan NU

dan Muhammadiyah, namun pada saat itu sering terjadi pertikaian dalam

amaliyah. Banyak hal yang dilakukan keluar dari rel syari’ah dan Sunnah, seperti

acara kematian berupa tahlilan. Pertikaian terjadi antara kelompok yang

menyalahkan dan kelompok yang membenarkan. Sampai setelah tahun 1986,

masyarakat mulai kukuh memegang prinsipnya masing-masing. Hingga saat ini


6

rasio antara warga Muhammadiyah dengan NU, di Desa Blere adalah sekitar 4:5.

Meskipun sebelum 1986 masyarakat belum menyuarakan identitas organisasinya

masing-masing, hingga pasca Pemilihan Kepala Desa.

2.2. Strategi Dakwah Muhammadiyah Blere

Strategi yang dilakukan, agar Ranting Muhammadiyah Blere bisa

berkembang antara lain adalah dengan adanya Amal Usaha Muhammadiyah.

Mengingat Amal Usaha inilah yang bisa dilakukan untuk memberikan manfaatr

nyata kepada masyarakat secara umum, dan Warga Muhammadiyah secara

khusus.

Amal usaha yang pertama kali dibangun di Ranting Blere adalah Mushola Darul

Arqam, yang sekaligus dijadikan sebagai pusat dakwah dan pemberdayaan

ekonomi, serta sebagai pusat pelayanan umat. Tahun 2005, dibawah pimpinan

Ustadz Muhammad Khuseiri, ranting Muhammadiyah Blere mendirikan amal

usaha berupa majelis ta’lim. Disamping itu adapula upaya untuk memberdayakan

mushola dengan tujuan menata jamaah. Seperti di Dukuh Karang Pucung, yang

merupakan anggota Ranting Muhammadiyah Blere, yang 90% masyarakatnya

adalah Muhammadiyah, beserta Dukuh Glempang, yang 80% masyarakatnya

adalah Muhammadiyah.

Adapun strategi lain dalam dakwah dilakukan dengan dua metode, yaitu

dakwah pekanan dan bulanan. Dimana dakwah pekanan dilakukan dengan

berkeliling rumah demi rumah warga Muhammadiyah. Dengan maksud agar

dakwah Muhammadiyah dapat bersuara di setiap sudut perkampungan. Terhitung


7

Amal Usaha Muhammadiyah yang sudah dibangun olehy Muhammadiyah Blere

adalah 2 Mushola dan 1 Masjid.

2.3. Upaya dan Kondisi Terkini

Seiring perkembangan zaman, seakan tidak begitu terasa adanya kendala

secaara fisik sebagaimana yang terjadi pada tahun 1990-an. Tinggal bagaimana

melakukan pembinaan terhadap generasi saat ini. Salah satu upaya yang dilakukan

Ranting Muhammadiyah Blere adalah dengan mendirikan TPQ, yang bertujuan

untuk merekrut dan membina anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan dari

sekolah Muhammadiyah. Yang dimaksudkan agar mereka kuat iman, kuat akidah,

walaupun di sisi lain, masih banyak masyarakat yang melakukan praktik

kesyirikan. Kemudian upaya pembinaan lain adalah dengan memberdayakan

remaja masjid.

Dengan adanya upaya ini, banyak anak yang merespon baik, sehingga dari

organisasi yang berbeda pun, tetap legowo, untuk masuk ke instansi pendidikan

Muhammadiyah.

Harapan kedepan, mudah-mudahan Muhammadiyah Ranting Blere tetap

eksis sebagai kelompok pencerah, meski dihadapkan dengan problematika yang

terus menerus.Dan semoga bisa tetap menjalin ukhuwah,, dan kerjasama dnegan

baik, dengan berbagai lembaga dan bisa mendirikan lembaga sendiri di bawah

nama Ranting Muhammadiyah Blere.

2.4. Untuk Generasi Muda


8

Sungguh Muhammadiyah masih banyak kekurangan dan kelemahan, yang

membutuhkan support dan dukungan dari generasi muda. Orang tua banyak

pengalaman, generasi muda banyak ide dan cita-cita. Jika keduanya digabungkan,

maka kedepan insyaAllah mampu menuju masyarakat yang lebih baik, demi

menempuh jalan menuju Negara yang Toyyibah dan tercurah ampunan Allah

Subhanahu Wa Ta’ala.
9

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan yang dapat diambil dari beberapa poin tentang perkembangan

Muhammadiyah di Desa Blere, adalah bahwa dalam dakwah akan selalu disertai

dengan guncangan dan problematika, sebagaimana yang terjadi pada

Muhammadiyah Blere. Namun ada masanya guncangan itu usai, dan kemudian

tumbuh benih-benih harapan dan kemenangan.

Sebagai generasi Muhammadiyah dan Bangsa, maka marilah kita

senantiasa berkiprah di bawah kebenaran, dengan penuh kesadaran, dan semangat.

Selalu ingat bahwa perbekalan perlu senantiasa kita siapkan bersama, dalam ilmu

dan keimanan, demi menghadapi tantangan dakwah kedepan.

“Muhammadiyah sekarang ini, lain dengan Muhammadiyah yang akan

datang. Maka teruslah kamu bersekolah, menuntut ilmu pengetahuan di mana saja.

Jadilah guru, kembalilah kepada Muhammadiyah. Jadilah mester, insinyur dan

lain-lainnya dan kembalilah pada Muhammadiyah” (K.H. Ahmad Dahlan)

Akhir kata, dari kami, semoga bermanfaat, dan mari kita bangun Islam

bersama, sebagai Muhammadiyah.


10

DAFTAR PUSTAKA
11

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai