NIM : P07520120021
1. Kasus Korupsi Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi (2019)
Kasus Imam Nahrawi berawal dari Operasi Tangkap Tangan (OTT) terhadap sejumlah pejabat
kemenpora dari dana KONI pada desember 2018 lalu, namun KPK baru menjerat Imam sebagai
tersangka dalam kasus tersebut pada 18 september 2019.
Pelaku :
Imam Nahrawi yaitu sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga
Miftahul Ulum sebagai Asisten Pribadi dari Imam Nahrawi
Besar dana yang di korupsikan :
Imam Nahrawi diduga menerima uang sebesar Rp. 26,500,000.000 Miliar sebagai bentuk
Commitment Fee dalam pengurusan proposal yang diajukan KONI pada kemenpora dalam acara
Sea Games 2018.
Hukuman :
Majelis Hakim Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta Pusat menjatuhkan hukuman 7 tahun
Penjara dan denda Rp. 400.000.000 juta subsider 3 bulan kurungan penjara terhadap Mantan
Menteri Pemuda dan Olahraga.
Imam terbukti melanggar pasal 12B ayat 1 jo, UU nomor 20 tahun 2001 tentang pemberantasan
tindak pidana korupsi
2. Kasus Tindak Pidana Pencucian Uang, Mantan Jaksa Pinangki Malasari (2020)
Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung
menetapkan Pinangki Sirna Malasari sebagai tersangka pada Rabu, 12 Agustus 2020 dalam
perkara dugaan tindak pidana korupsi pegawai negeri yang menerima pemberian hadiah dari
tersangka Djoko Tjandra.
Pelaku :
Pinangki dinyatakan terbukti menerima uang suap sebesar 500.000 dollar AS atau sekitar Rp.
7.000.000.000 miliar dari Djoko Tjandra, ia juga melakukan tindak pidana pencucian uang
dengan total mencapai 372.229 dollar AS
Hukumannya :
Pada 12 januari 2021, KPK menetapkan Mantan Menteri Sosial Juliari Batubara sebagai
tersangka Kasus Dugaan Suap Bantuan Sosial Penanganan Pandemi Covid-19 untuk wilayah
Jabodetabek tahun 2020. Kasus mulai terungkap ketika KPK melakukan Operasi Tangkap
Tangan (OTT) terhadap pejabat di kementrian sosial pada 4 desember 2020.
Pelaku :
Juliari menerima total Rp. 32.200.000.000 miliar dari korupsi dana bantuan sosial
Hukuman :
Dalam persidangan, juliari dituntut 11 tahun penjara dan membayar uang pengganti sebesar Rp.
14.500.000.000 subsider 2 tahun penjara dan pencabutan hak politik berupa dipilih dalam jabatan
publik selama 4 tahun usai terdakwa menjalani pidana pokok. Juliari terbukti melanggar pasal 12
B UU tentang tindak pidana korupsi