PROPOSAL SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
Oleh:
RENA NOVISKA
191010200057
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
A Latar Belakang Masalah...................................................................................5
B Rumusan Masalah...........................................................................................11
C Tujuan Penelitian............................................................................................12
D Manfaat Penelitian..........................................................................................12
E Kerangka Teori Kepastian hukum..................................................................13
F Orisinalitas Penilitian......................................................................................13
G Sistematika Penulisan.....................................................................................14
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................16
A Tinjauan Umum Tentang Pengertian Sebambangan......................................16
1. Pengertian Sebambangan........................................................................16
2. Pelaksanaan Sebambangan Dalam Adat Lampung.................................19
3. Tujuan Sebambangan..............................................................................24
B Hukum Perkawinan Nasional.........................................................................25
1. Pengertian Perkawinan............................................................................25
2. Dasar Hukum Perkawinan.......................................................................27
3. Tujuan Perkawinan..................................................................................28
4. Syarat Sah Perkawinan............................................................................29
5. Rukun Perkawinan..................................................................................32
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................35
A Jenis Penelitian...............................................................................................35
B Spesifikasi Pendekatan...................................................................................36
C Sumber dan Jenis Data....................................................................................36
D Lokasi Penelitian............................................................................................37
E Teknik Pengumpulan Data..............................................................................37
F Teknik Analisis Data.......................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................39
BAB I
PENDAHULUAN
merupakan salah satu penjelmaan dari jiwa bangsa yang bersangkutan dari
abad ke abad. Oleh karena itu, tiap bangsa di dunia termasuk suku-suku
berbeda-beda satu dengan yang lainnya dan justru karena tidak sama itulah
maka dapat dikatakan bawha adat itu merupakan unsur penting dalam
hukum adat dapat diidentifikasi dimana ketika hukum adat dilanggar maka
tersebut.
ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai
bahagia dan kekal. Oleh karena itu suami istri perlu saling membantu dan
istri, harta bersama, kedudukan anak, hak dan kewajiban orang tua, tetapi
2
Prakoso, Azaz Azaz hukum perkawinan di Indonesia, Bina aksara, Jakarta, 1987. hlm.
79.
keagamaan. Perkawinan juga menyangkut kewajiban mentaati perintah
agama dan tradisi yang berlaku, karena dengan perkawinan yang sah
secara agama dan tradisi yang ada hubungan laki-laki dan perempuan
dapat diatur dengan cara yang lebih terpuji dan terhormat sesuai dengan
tata cara adat perkawinan yang berbeda antara masyarakat adat satu
berbeda dengan masyarakat adat lain, antara suku bangsa satu berbeda
bentuk dan tata cara yang berbeda-beda. Bentuk dan tata cara yang
bentuk adat istiadat yang juga berbeda. Salah satu bentuk budaya yang
3
Hadikusuma, Hukum perkawinan Indonesia, Bima aksara, Bandung, 1990. hlm.71.
berbeda-beda ini terlihat dalam hal perkawinan, yaitu pada fenomena
kawin lari.
kedua belah pihak suami istri saja, tetapi juga menyangkut pihak lain dan
lain yang dimaksud antara lain adalah orang tua kedua belah pihak,
demikian suatu perkawinan tidak akan dengan mudah dan begitu saja
merupakan rasan sanak (hubungan anak anak, anak bujang dan gadis) dan
rasan tuha (hubungan antara orang tua keluarga dari para calon suami
dilakukan oleh pihak pria dan setelah perkawinan kedua suami istri bebas
perempuan itu, untuk menghindarkan diri dari tata cara adat yang dianggap
bujang dan gadis melalui sistem pelarian gadis oleh bujang ke rumah
kepala adat untuk meminta persetujuan dari orang tua si gadis. Sering kali
adat lampung ini menjadi jelek di mata masyarakat di luar suku Lampung
dikarenakan orang tua tidak setuju. Kedua calon suami istri yang telah
atau familinya atau dapat juga ke rumah penghulu. Setelah itu baru
4
Ibid., hlm.71.
Perkawinan sebambangan yaitu apabila bujang dan gadis belarian
saudaranya seperti paman dan bibi yang masih ada hubungan darah.
lari olehnya dan pria tersebut meninggalkan uang tengepik. Uang tengepik
dan surat itu biasanya diletakan dibawah tempat tidur atau di dalam lemari
sampai sekarang ini sudah banyak perbedaan. Maka dari itu seringkali
5
Hadikusuma, Hilman, Masyarakat dan Adat Budaya Lampung, Mandar Maju, Bandung,
1989.
Bahagia dan kekal berdasarkan ketuahan Yang Maha Esa. Pasal 2 ayat (1)
agamanya dan kepercayaan itu. Pasal 6 ayat (1), tentang syarat sahnya
dari kedua calon mempelai.” Dan Pasal 17 ayat (2), dijelaskan bahwasanya
pernikahan tidak dapat dilangsungkan apabila ada salah satu pihak yang
tidak setuju.
maslah diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian ini dengan judul
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan
Perkawinan ?
D. Manfaat Penelitian
2. Secara Praktis
E. Kerangka Teori
Kepastian hukum
F. Orisinalitas Penilitian
disertasi.
terhadap hal yang sama. Dengan demikian akan diketahui hal-hal apa-apa
Islam dengan menggunakan dua sumber data yaitu sumber data primer
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Sebambangan
kemauannya sendiri.6
persetujuan gadis.7
6
Sabaruddin, Lampung Pepadun Dan Saibatin/Pesisir Dialek O/Nyow dan dialek A/Api,
Buletin Way Lima manjau, Jakarta, 2013. hlm. 153.
7
Tolib Setiady, Intisari Hukum Adat Indonesia dalam Kajian Kepustakaan, cet.ke3, Alfabeta,
Banndung, 2013. hlm. 250.
Bujang dan gadis ini kawin secara agama karena mereka berlarian
a. Tengepik
8
Sabaruddin, Lampung Pepadun Dan Saibatin/Pesisir Dialek O/Nyow Dan Dialek A/Api,
Buletin Way Lima manjau, Jakarta, 2013. hlm.156.
9
Ibid, hlm. 73
Pengunduran Senjatou atau Tali Pengundur atau juga
10
Ibid., hlm. 73.
11
Ibid., hlm. 74.
ke tempat keluarga wanita untuk memperkenalkan diri kepada
gadis.12
pernikahan.
12
Ibid., hlm. 74.
13
Ibid.,
2. Pelaksanaan Sebambangan Dalam Adat Lampung
adat hibal serbo, bumbang aji, intat padang, intar sellep dan
tercapai kesepakatan antara pihak kerabat pria dan kerabat wanita, baik
keluarganya.14
mengambil mulei dari anak orang lain. Sesuai azas yang dianut, sistem
14
Zuraida Kherustika, dkk, Adat Istiadat Daerah Lampung, Pemerintah Provinsi Lampung
Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan UPTD Museum Negeri Provinsi Lampung Ruwa Jurai, hlm.
49.
diketahui oleh orang tua (keduabelah pihak). Sebaliknya konsep
pengambilan gadis dapat diketahui atau tanpa diketahui oleh orang tua
atau keluarga dari mulei. Namun pada akhirnya, mulei akan dibawa
kerumah meghanai.
melalui sebambangan.15
a. Hibal Serbo
kue-kue adat dan juga uang dan perhiasan emas. Upacara adat
15
Op.Cit., hlm. 72
16
Esther Helena Siniraya, dkk, Pakaian dan Upacara Adat Perkawinan Lampung Melinting,
Dinas Pendidikan Provinsi Lampung UPTD museum Negeri Provinsi Lmpung Ruwa Jurai, 2015.
Hlm. 23.
b. Bumbang Aji
c. Ittar Padang
emas.
d. Ittar Sellep
orang tua kedua pihak saja. Setelah tiba di tempat pria, pihak pria
laki-laki.17
e. Sebambangan
tanpa di ketahui atau pura-pura tidak diketahui oleh orang tua atau
3. Tujuan Sebambangan
kerumah pihak bujang untuk meminta persetujuan dari orang tua dan
persetujuan antara kedua belah pihak. Atau dengan kata lain, agar
akad nikah.
atau pilihan orang tua tidak sesuai dengan kehendak hati, jadi
harta atau cinta strata, melainkan di dasari cinta sejati dari hati
1. Pengertian Perkawinan
yang sudah siap lahir batin untuk membentuk suatu hubungan yang
agama dan kepercayaan yang dianut, selain itu juga harus dicatat
yang lama.18
suami istri).19
berjodoh-jodohan.20
Perkawinan yang terdiri dari 5 Pasal, yaitu dari Pasal 1 sampai dengan
Esa.22
20
Boedi Abdullah dan Beni Ahmad Saebani, Perkawinan Perceraian Keluarga Muslim, Cet.
Ke-1, CV Pustaka Setia, Bandung, 2013. hlm. 17.
21
Abdul Ghofur Anshori, Hukum Perkawinan Islam Perspektif Fikih Dan Hukum Positif, UII
Press, Yogyakarta, 2001. hlm. 174.
22
Agus Riyadi, Bimbingan Konseling Perkawinan, Ombak, Yogyakarta, 2013. hlm. 60.
menyebutkan bahwa : “Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan
ibadah.23
3. Tujuan Perkawinan
maka untuk itu suami istri perlu saling membantu dan mencapai
akan membuat kehidupan suami dan istri dalam rumah tangga menjadi
23
Ibid., hlm. 62.
Menurut sumiyati dalam Idris, tujuan perkawinan adalah untuk
materil dan syarat formal. Syarat materil adalah syarat yang melekat
a. Persyaratan orangnya :
perkawinan, baik
seorang (berpoligami).
antara lain:26
1. Laporan
2. Pengumuman
3. Pencegahan
4. Pelangsungan
26
R. Soetojo Prawirohamidjojo, 1998, dalam www.jurnalhukum.com/syarat-syarat-sahnya-
suatu-perkawinan, pada tanggal 09 April 2016, pukul 23.49 WIB. hlm. 39.
Dalam Undang-undang nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan,
tahun;
dan Talak);
memuat :
27
H. Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani, Perbandingan Hukum Perdata (Comparative
civil Law), PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2014. hlm. 149.
1) Nama, umur, agam/kepercayaan, pekerjaan, tempat
terdahulu;
5. Rukun Perkawinan
Rukun adalah bagian dari sesuatu yang takkan ada tanpanya, rukun
perkawinan adalah Ijab dan Qabul yang muncul dari keduanya berupa
ada aturan yang harus dipenuhi oleh calon mempelai beserta keluarga
perkawinan sesuai syari'at Islam Para ulama sepakat bahwa akad nikah
baligh);
paksaan);
g. Harus ada upacara ijab qabul, ijab adalah penawaran dari pihak
calon istri atau walinya atau wakilnya dan qabul adalah penerimaan
pernikahan);
a. Calon Suami
b. Calon Isteri
c. Wali Nikah
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
primer yang diperoleh dari data lapangan. Dimana dalam jenis penelitian
29
Kornelius Benuf, Muhamad Azhar, “Metodologi Penelitian Hukum Sebagai Instrumen
Mengurai Permasalahan Hukum Kontemporer”, Jurnal Gema Keadilan. Vol. 7 No. 1, Juni 2020,
hlm. 6.
B. Spesifikasi Pendekatan
penelitian serta agar peneliti tidak terjebak pada banyaknya data yang
Data primer adalah data yang utama, didapat dari pengumpulan data
30
Imam Gunawan, “Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktek”, Bumi Aksara, Jakarta,
2013. hlm. 112.
31
Mukti Fajar & Yulianto Achmad, “Dualisme Penelitian Hukum Normatif & Empiris”,
Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2010. hlm 156.
pihak berkepentingan atau responden yang dapat memberikan informasi
D. Lokasi Penelitian
tersebut karena pada desa Kubu-batu sering terjadi praktik kawin lari
(sebambangan).
1. Observasi
2. Wawancara
32
Nursaipah Harahap, "Penelitian Kualitatif", Sumatera Utara, Wal ashri Publishing, 2020,
hlm. 99.
DAFTAR PUSTAKA
Esther Helena Siniraya, dkk, Pakaian dan Upacara Adat Perkawinan Lampung
16