Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn.

“M”
DENGAN KELUARGA MENDERITA PENYAKIT DIABETES MELITUS
RT F RW II, KELURAHAN MACCINI
KECAMATAN MAKASSAR KOTA MAKASSAR

RONAL RAINOL ANTONIUS SALLATA

R014202021

PRESEPTOR INSTITUSI

(Syahrul Said, S.Kep.Ns.,M.Kes.,Ph.D)

PRAKTEK KEPERAWATAN KRITIS


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
PENGKAJIAN KELUARGA MODEL FRIEDMAN

A. Data Dasar Keluarga

1. Nama Keluarga : Tn. M


2. Usia : 36 Tahun
3. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan :-
5. Alamat : RT F RW II
No. Telepon :

JENIS HUBUNGAN
No. NAMA KELAMIN DENGAN UMUR PEKERJAA PENDIDIKAN
KK N

1 Ny. N Perempuan Istri 38 Th Wiraswasta SMA

2 An. Fn Perempuan Anak 5 Th Belum bekerja TK

3 Ny. A Perempuan Ibu 36 Th - SMA

Keterangan :
A : Orang tua Klien Tn. M
GENOGRAM 3 GENERASI B : Orang tua istri Ny M
B C : Tn. M Bersaudara
A D : Ny. A Bersaudara
E : Anak Tn. M
D
Klien
C Perempuan

Laki-Laki

Tn. M
E
Istri Tn. M

Tinggal serumah

Perempuan meninnggal

Laki-laki meninggal
6. Tipe keluarga : Keluarga besar (Ekstended Family) karena terdiri dari Istri dan 2
orang anak dan 1 orang tua.
7. Latar belakang budaya :
a. Latar belakang budaya keluarga atau anggota keluarga. Keluarga ini
merupakan keluarga yang bersuku Toraja jadi kebiasaaan yang digunakan
menggunakan kebudayaan Toraja. Jika ada anggota keluarga yang sakit
biasanya diobati dengan cara – cara tradisional dan apabila tidak sembuh baru
dibawa ke dokter praktek atau Puskesmas.
b. Bahasa yang digunakan sehari-hari di rumah adalah Bahasa Indonesia dan
Toraja
8. Identifikasi agama :
a. Agama keluarga Kristen.
b. Tidak ada perbedaan anggota keluarga dalam keyakinan agama dan
prakteknya.
c. Keluarga aktif menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya.
d. Ibadah keagamaan dilakukan oleh keluarga seperti mengikuti ibadah di
gereja . Tetapi pada saat Pandemi Covid- 19 keluarga Tn. M melakukan
ibadah di rumah melalui zoom.
e. Keluarga menjadikan agama sebagai dasar keyakinan atau nilai yang
mempengaruhi kehidupan keluarga.
9. Status kelas sosial
Pekerjaan kepala keluarga adalah sopir mobil (grab). Istri bekerja sebagai wira
swasta (usaha pengiriman barang), Kepala keluarga yang menafkahi anggota
keluarga (istri dan anak-anak serta orang tua). Pendapatan kepala keluarga dapat
mencukupi kebutuhan anggota keluarga, dan keluarga mengatur keuangan dengan
sebaik mungkin agar dapat menyisakan sebagian uangnya untuk di tabung.
10. Rekreasi keluarga :
Aktifitas keluarga yang dilakukan sebagai hiburan keluarga/rekreasi keluarga
adalah menonton TV bersama di rumah setelah makan malam. Hal ini dilakukan
setiap hari. Rekreasi diluar dilakukan oleh keluarga setiap satu atau dua bulan
sekali ketika ada waktu luang.
B. Tahap Perkembangan dan Sejarah Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini : family with school-age children
( keluarga dengan anak sekolah)
2. Tahap perkembangan sudah terpenuhi sesuai dengan tahap perkembangan yang
seharusnya, baik pada keluarga maupun masing-masing anggota keluarga.
3. Riwayat keluarga inti : keluarga hidup dengan bahagia
4. Riwayat keluarga sebelumnya tidak ada..
C. Data Lingkungan
1. Karakteristik rumah : Tipe rumah panggung/kayu. Kondisi rumah : jumlah ruang
6, terdiri dari 3 kamar tidur , 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga dan 1 dapur. 1 kamar
di tempati oleh kepala keluarga dan istri, dan 1 kamar ditempati oleh anaknya
serta kamar 1 kamar untuk orang tua. Ventilasi cukup baik karena udara dan
cahaya masih bisa masuk kedalam ruangan.
 Bahan dasar lantai kayu, pengaturan barang –barang rumah teratur.
 Dapur : sumber air dari PDAM, dapur terpelihara dan ada pendingin makanan
(kulkas).
 Kamar mandi : kamar mandi bersih dan terpelihara, keadaan air jernih dan
bersih untuk mencuci dan mandi memakai sumur pompa.
 Area tidur : area tidur keluarga di kamar tidur.
Observasi secara umum, kebersihan dan sanitasi rumah bersih.
 Di bawah rumah digunakan sebagai tempat istirahat dan terdapat genangan
air dan pembuangan sampah.
 Pembuangan sampah : tempat pembuangan sampah tersedia dan tiap sore
diangkut oleh petugas kebersihan (sampah).
Kepuasan masing-masing anggota keluarga terhadap penggunaan ruangan :
mereka merasa puas walaupun kamar yang tersedia sebanyak 3 kamar tidur
dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 4 orang.
2. Karateristik tetangga dan komunitas :
 Tipe lingkungan tempat tinggal komunitas perkotaan
 Tipe tempat tinggal hunian keluarga Tn.M adalah rumah pribadi.
 Keadaan tempat tinggal dan jalan raya terpelihara
 Ada pengangkutan sampah tempat tinggal oleh petugas
 Tidak ada polusi udara yang berasal dari tetangga di samping rumah
keluarga.
 Kelas sosial rata-rata sedang artinya tidak kekurangan tetapi juga tidak
berlebihan (biasa-biasa saja).
 Lembaga pelayanan kesehatan dan sosial yang ada dalam lingkungan
adalah rumah ibadah (gereja), dan komunitas seperti Posyandu, puskesmas
dan kasus kriminal yang terjadi di komunitas 6 bulan terakhir tidak ada.
3. Mobilitas geografis keluarga : Keluarga Tn.M menempati rumah dengan
saudaranya sejak menikah dengan Ny. S kurang lebih sudah 2 tahun.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : ada anggota keluarga
yang mengetahui penggunaan pelayanan di komunitas yaitu istri.
5. Sistem pendukung keluarga: keluarga mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri
tanpa bantuan dari keluarga lain. Informal : jika ada keluarga yang sakit
keluarga membawanya ke puskesmas.
D. Stuktur keluarga
1. Pola komunikasi : anggota keluarga berhubungan pada umumnya baik antara satu
anggota dengan anggota keluarga yang lain, saling menghormati, saling
berinteraksi, antara yang satu dengan yang lain.
Setiap anggota keluarga memiliki kesempatan untuk mengungkapkan
permasalahan yang dialami, kepala keluarga sebagai pendengar dan dipecahkan
secara bersama-sama.
2. Struktur kekuatan keluarga : pembuat keputusan adalah kepala keluarga tetapi
tidak menutup kemungkinan anggota keluarga yang lain sebagai pengambil
keputusan karena segala permasalahan dipecahkan dengan cara musyawarah yang
mengatur disiplin dan aktivitas anak adalah orang tua.
3. Struktur peran
 Formal : setiap anggota keluarga melakukan peran masing-masing seperti
pada :
 Kepala keluarga :
- melakukan perannya sebagai penanggung jawab anggota keluarga,
Pencari nafkah bagi keluarga.
- pengatur rumah tangga
- perawatan anggota keluarga
 Ibu :
- ibu rumah tangga
- mengasuh 1 anaknya.
 Anak :

Anak sebagai anak sekolah. Anak sebagai anggota keluarga patuh kepada
kedua orang tuanya.

Peran tersebut diatas dapat berlaku fleksibel jika dibutuhkan namun jika ada
masalah dalam peran, maka yang memberi nasehat pada anggota keluarga
adalah kepala keluarga atau menyelesaikan dengan cara musyawarah.
 Informal : peran informal dan peran yang tidak jelas yang ada di keluarga
yang bersifat adaptif adalah pendorong memiliki arti bahwa dalam keluarga
terjadi kegiatan mendorong setuju dan menerima konstribusi dari orang lain
pendamaian karena jika terjadi konflik dalam keluarga maka konflik
diselesaikan dengan jalan musyawarah.
 Perawatan keluarga : merawat anggota keluarga secara maksimal, masih
menggunakan cara tradisional dahulu, baru setelah itu dibawa ke psukesmas
jika tidak terjadi perubahan dalam hal kesehatan. Peran informal yang
merusak antara lain : tidak ada
Analisa model peran : yang menjadi model yang mempengaruhi anggota
dalam melaksanakan perannya adalah Tn.M sebagai kepala keluarga.
Variable yang mempengaruhi struktur peran : pengaruh perkembangan dan
tahap siklus kehidupan saudara sesuai peran yang dilakukan oleh anggota
keluarga dengan tahap perkembangannya, tetapi terkadang juga ada konflik
peran atau stress dalam melaksanakan perannya kalau itu terjadi jika ada
salah satu anggota keluarga yang memiliki masalah seperti masalah
pekerjaan, pendidikan anak dan pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
4. Nilai-nilai keluarga : nilai-nilai kebudayaan yang dominan dianut oleh keluarga
adalah kepala keluarga sebagai sumber pencari nafkah.
E. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif :
Pola respon kebutuhan keluarga : keluarga telah merasakan kebutuhan individu,
orang tua mampu menggambarkan kebutuhan anggota keluarga yang lain.
beberapa anggota keluarga masih kecil dan perawatan dirinya masih tergantung
pada orangtua.

2. Fungsi sosialisasi:
Keluarga membesarkan anak dari keluarga dalam area bidang berikut: kontrol
perilaku kurang disiplin, hukuman pada anak jika terjadi kesalahan/masalah
kurang diterapkan, ketergantungan anak terhadap kepala keluarga masih ada,
lingkungan dalam keluarga memberikan dukungan dalam perkembangan anak
seperti tempat bermain dan istirahat.
3. Fungsi perawatan kesehatan, keyakinan, nilai-nilai dan perilaku keluarga.
Keluarga terutama kepala keluarga kurang memperhatikan pola hidup
sehat dengan merokok di dalam rumah saat berkumpul dengan anggota
keluarga yang lain termasuk saat bersama dengan anaknya.
Keluarga mendefenisikan bahwa sehat itu jika bisa melakukan kegiatan/aktivitas
tanpa hambatan sedangkan sakit jika mengalami kelemahan atau penurunan
fungsi tubuh.
Keluarga mampu melaporkan tanda dan perubahan penting yang terjadi pada
anggota keluarga jika sakit. Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap
sakit yang dirasa

Praktek diet keluarga : keluarga mengetahui sumber–sumber makanan bergizi.


Yang bertanggung jawab terhadap anggaran dan pengolahan makanan adalah istri,
makanan disiapkan dalam bentuk hangat, lebih sering digoreng dan direbus,
jumlah makanan 3 sampai 4 macam, ada batasan anggaran belanja, hal itu
dilakukan agar bisa mencukupi kebutuhan keluarga dan bisa menabung.

Kebisaaan tidur dan istirahat : jumlah jam tidur anggota keluarga sesuai dengan
tahap perkembangan anggota keluarga. Ada jam-jam tidur tertentu yang harus
diikuti oleh setiap anggota keluarga seperti, anak yg masih balita terkadang di
suruh tidur siang. Yang memutuskan anggota keluarga untuk tidur siang adalah
ibunya (Ny.S). semua anggota keluarga tidur di kamar tidur.

Latihan dan rekreasi: keluarga menyadari bahwa istirahat yang cukup penting
untuk kesehatan. Jika banyak kegiatan/aktivitas dirumah tetap dihentikan jika
saatnnya istirahat.

Kebisaaan penggunaan obat–obatan dalam keluarga : tidak ada penggunaan


alkohol, tetapi Tn. M sebagai kepala keluarga mempunyai kebiasaan merokok
dalam rumah. Ny. A tidak rutin memeriksakan gula darahnya ke Puskesmas
atau rumah sakit, dia memeriksakan jika ada keluhan dan mengkonsumsi
obat anti diabetes yang diberikan. Peran keluarga dalam praktek perawatan diri
: keluarga sangat memperhatikan status kesehatannya. Terlihat dari personal
hygiene/ kebersihan diri keluarga yang baik. Terutama pada saat Pandemi Covid-
19. Semua anggota keluarga membiasakan untuk melakukan personal hygiene.
Yang mengambil keputusan dalam urusan kesehatan adalah kepala keluarga dan
anggota keluarga yang dewasa.

Praktek lingkungan: keluarga merasa tempat tinggalnya yang sekarang kurang


luas apalagi dengan bertambahnya banyaknya jumlah keluarga dalam satu rumah
yaitu 8 orang.

Ada anggota keluarga yang merokok dan dilakukan disembarang ruangan


tanpa memperhatikan lingkungan sekitar.

Pencegahan secara medis: keluarga mengatakan apabila mereka semua dalam


keadaan sehat mereka mengatakan “merasa senang dan nyaman”.

Praktek kesehatan gigi: tidak ada keluarga menggunakan air yang mengandung
florida, anak – anak diajarkan untuk menggosok gigi secara teratur. Waktu yang
tepat untuk menggosok gigi adalah pagi dan malam hari sebelum tidur namun hal
itu kadang tidak dilakukan. Keluarga tidak memeriksakan gigi jika tidak sakit.

Riwayat kesehatan keluarga : tidak ada.

Perasaan dan persepsi menyangkut pelayanan perawatan kesehatan : pelayanan


kesehatan di komunitas sangat berguna bagi keluarga namun jika berobat di
Puskesmas terkadang tidak memuaskan karena fasilitas yang ada dan dokter
spesialis masih minim serta sistem rujukan yang masih rumit jika ingin berobat
ke RS yang bertipe A atau B seperti Labuang Baji atau RS Wahidin
Sudirohusodo. Keluarga mengetahui jika ada keluarga yang gawat segera dibawa
ke RS bagian gawat darurat dan keluarga tidak memiliki BPJS.

Logistik untuk mendapat perawatan: keluarga jika ingin berobat ke pelayanan


kesehatan menggunakan mobil. Tidak ada masalah dalam penggunaan fasilitas
umum.
F. Koping keluarga
1. Stressor–stressor yang dialami oleh keluarga adalah yang berkaitan dengan
pekerjaan dan penyakit yang di derita Tn. M. Walaupun begitu keluarga tidak
meminta bantuan kepada saudara yang lain yang mampu. Dalam hubungan
sosialnya, biasa terjadi masalah kecil tetapi keluarga mampu menyelesaikan
sendiri, sehingga hal itu tidak menimbulkan ketegangan antar keluarga.
2. Keluarga mampu bertindak berdasarkan penilaian yang obyektif dan realistis
terhadap situasi yang mengandung stress, mampu melihat dan menempatkan
situasi dan kondisi yang tepat.
3. Jika keluarga menghadapi situasi yang penuh stress dengan penuh kesabaran.
Strategi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah adalah musyawarah
dengan anggota keluarga. Strategi koping internal keluarga: saat berkumpul
sesekali ada humor diruang makan atau saat nonton televisi.
Strategi koping eksternal: mencari informasi ke tetangga jika ada masalah
kesehatan, keluarga memelihara hubungan dengan komunitas dengan cara
silaturahmi dan ikut ke pengajian.
G. PEMERIKSAAN FISIK

ANGGOTA KELUARGA
PEMERIKSAAN Ny.A An.Fn Tn.M NY. N
KEPALA : Rambut hitam lurus Rambut hitam lurus Rambut lurus, beruban, Rambut lurus putih, panjang
Rambut pendek, , tidak rontok, pendek, , tidak rontok, rambut tidak rontok, kulit sampai pundak, tidak rontok,
kulit kepala bersih, tidak kulit kepala bersih, tidak kepala bersih tidak ada kulit kepala bersih tidak ada
ada ketombe ada ketombe ketombe. ketombe.

Sklera tidak ikterus, Sklera tidak ikterus, Sklera tidak ikterus, Sklera tidak ikterus,
konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva tidak anemis, konjungtiva tidak anemis,
Mata anemis, tidak ada anemis, tidak ada tidak ada peradangan, visus tidak ada peradangan, visus
peradangan, visus peradangan, visus normal. normal.
normal. normal.

Telinga Bersih, tidak ada luka, Bersih, tidak ada luka, Bersih, tidak ada luka, dan Bersih, tidak ada luka, dan
dan pendengaran baik dan pendengaran baik pendengaran baik pendengaran baik

Bersih, tidak ada sekret Bersih, tidak ada sekret Bersih, tidak ada sekret dan Bersih, tidak ada sekret dan
Hidung
dan tidak ada kelainan. dan tidak ada kelainan. tidak ada kelainan. tidak ada kelainan.

Tidak ada stomatitis, gigi Tidak ada stomatitis, gigi Tidak ada stomatitis, gigi Tidak ada stomatitis, gigi
Mulut dan gigi
masih utuh rerahang sudah tanggal rerahang sudah tanggal
Leher dan pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar limfe pembesaran kelenjar limfe
tenggorokan limfe dan tiroid tidak limfe dan tiroid tidak dan tiroid tidak ada, dan tiroid tidak ada, kesulitan
ada, kesulitan menelan ada, kesulitan menelan kesulitan menelan tidak ada. menelan tidak ada.
tidak ada. tidak ada.
Dada dan paru tidak dilakukan tidak dilakukan tidak dilakukan pemeriksaan tidak dilakukan pemeriksaan
Jantung pemeriksaan pemeriksaan

Abdomen Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Ekstremitas Tidak ada kelainan, Tidak ada kelainan, Tidak ada kelainan, Tidak ada kelainan,
pergerakan bebas, tidak pergerakan bebas, tidak pergerakan bebas, tidak ada pergerakan bebas, tidak ada
ada cedera ada cedera cedera cedera

Kulit - Warna kulit sawo Warna kulit sawo Warna kulit sawo matang, Warna kulit sawo matang,
matang, turgor kulit matang, turgor kulit baik, turgor kulit menurun, tidak turgor kulit menurun, tidak
baik, tidak ada luka, tidak ada luka ada luka ada luka
- Kulit tersa kesemutan
dan kebas.
Kuku Pendek dan bersih Pendek dan bersih Pendek dan bersih Pendek dan bersih
Tekanan Darah TD: 130/90 mmHg Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan pemeriksaan
.Suhu Sh: 36o pemeriksaan pemeriksaan
Nadi Nd: 88 x/mnt
Respirasi RR: 20 x/mnt
H. Harapan keluarga
Harapan keluarga tentang kesehatan masing–masing anggota keluarga yaitu keluarga
berharap agar semua anggota keluarga sehat terutama Ny. A yang menderita
diabetes Melitus. Tn. M sebagai kepala Keluarga yang mencari nafkah untuk
memenuhi kebutuhan semua anggota keluarganya, bisa memenuhi kebutuhan hidup,
hidup tenang, aman, dan tentram, bisa membentuk keluarga yang sakinah mawaddah
warahmah dan bisa mendapatkan bantuan dari perawat dalam menyelesaikan
masalah kesehatan keluarga.
ANALISA DATA
Masalah
No. Etiologi
Data keperawatan
2 Data Subyektif:
- Ny.S merasa tidak nyaman  Pemahaman yang tidak Kategori :
1 dengan kebiasaan Tn.M memadai Perilaku
yang mempunyai kebiasaan  Faktor resiko; merokok
merokok di dalam rumah. Subkategori :
Integritas Ego
Data Obyektif:
- Keluarga terutama kepala Perilaku
keluarga kurang Kesehatan
memperhatikan pola hidup Cenderung
sehat dengan merokok di Beresiko
dalam rumah saat (D.0115)
berkumpul dengan anggota
keluarga yang lain
termasuk saat bersama
kedua anak mereka.
2 Data Subyektif:
- Ny. A mengatakan jarang  Pemahaman keluarga
melakukan pemeriksaan tentang penyakit yang
kesehatan ditempat kesehatan. kurang memadai
kecuali penyakitnya terasa Kategori :
sudah berat baru berobat ke Perilaku
puskesmas atau
Kelas 2 :
kedokter/perawat praktek.
Penyuluhan
Data Obyektif:
dan
- Ny. A sering bertanya
Pembelajaran
tentang penyakitnya
Ketidakefektifan
manajemen kesehatan
keluarga (D.0099)
RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Perilaku kesehatan beresiko diakibatkan oleh kurang pengetahuan anggota keluarga


tentang pentingnya kesehatan dan kurangnya kesadaran untuk hidup sehat dengan
menghindari perilaku merokok.
2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga diakibatkan oleh kurangnya
pemahaman keluarga tentang penyakit yang kurang memadai.
SKORING MASALAH KEPERAWATAN

No Masalah Kriteria S B Total Pembenaran


keperawatan k o
o b
r o
t

Sifat masalah : Klien mengatakan tidak


a. Wellness (3) memeriksakan
1. Ketidakefektifa b. Aktual (3) 3 penyakitnya (dm) ke
3 1 ×1=1
n Manajemen c. Risiko (2) 3 fasilitas kesehatan
kesehatan d. Potensial (1)
keluarga pada
Ny. A Kemungkinan masalah Keluarga menerima
dapat diubah adanya bantuan dari
1
a. Mudah (2) 1 2 x 2=1 orang lain
b. Sebagian (1) 2
c. Tidak dapat (0)
Total score :
Potensial masalah untuk Mahasiswa dan keluarga
11 2 dicegah dapat membantu proses
=3 a. Tinggi (3) 2 2
3 3 2 1 x 1= pemeriksaan kesehatan
b. Cukup (2) 3 3
c. Rendah (1)

Menonjolnya masalah 2 1 Keluarga menganggap


a. Segera (2) hal ini sudah menonjol
b. Tidak perlu (1) 2
x 1=1
c. Tidak dirasakan (0) 2
No Masalah Kriteria S B Total Pembenaran
keperawatan k o
o b
r o
t

2. Perilaku Sifat masalah : Keluarga merokok di


Kesehatan a. Wellness (3) dalam dan luar rumah
b. Aktual (3) 3
cenderung 3 1 x 1=1
c. Risiko (2) 3
berisiko pada
d. Potensial (1)
Tn.M

Kemungkinan masalah Keluarga menerima


dapat diubah saran dari orang lain
1
a. Mudah (2) 1 2 x 2=1
b. Sebagian (1) 2
Total score :
c. Tidak dapat (0)
10 1
=3 Potensial masalah untuk 1 1 Keluarga kurang mampu
3 3
dicegah melakukan tindakan
a. Tinggi (3) 1 1
×1= pencegahan pada
b. Cukup (2) 3 3
masalah kebiasaan
c. Rendah (1) 1 1
×1= merokok
3 3
Menonjolnya masalah Keluarga merasa
a. Segera (2) perilaku perlu segera
b. Tidak perlu (1) 2
2 1 x 1=1 dirubah karena memiliki
c. Tidak dirasakan (0) 2
efek yang berbahaya

Menonjolnya masalah Keluarga merasa


d. Segera (2) perilaku tidak perlu
e. Tidak perlu (1) 2 1 2 segera dirubah karena
d. Tidak dirasakan (0) x 1=1 anaknya tidak memiliki
2
keinginan untuk berobat

Rumus Total :

Skor
x bobot
Skor tertinggi

Hasil Skoring Masalah Keperawatan :

1. Ketidakefektifan Manajemen kesehatan keluarga pada Ny. A


2. Perilaku Kesehatan cenderung berisiko pada Tn.M
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan/ Sasaran Intervensi


Keperawatan (Nanda) (NOC) (NIC)
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan intervensi, diagnosa Dukungan kepatuhan program
Manajemen kesehatan teratasi dengan kriteria hasil : pengobatan (I. 12361)
keluarga (D.0099) Manajemen kesehatan keluarga
(L.12105) Observasi
DS: - Kemampuan menjelaskan masalah - Identifikasi kepatuhan menjalani
- Ny. A mengatakan jarang kesehatan yang dialami, program pengobatan
melakukan pemeriksaan - Aktifitas keluarga mengatasi masalah
kesehatan ditempat kesehatan tepat, Terapeutik
- Tindakan untuk mengurangi factor - Buat komitmen menjalani program
kesehatan. kecuali
penyakitnya terasa sudah resiko, pengobatan baik,
berat baru berobat ke - Verbalisasi kesulitan menjalankan - Buat jadwal pendampingan keluarga
puskesmas atau perawatan yang ditetapkan untuk bergantian menemani pasien
- Gejala penyakit anggota keluarga selama menjalankan program
kedokter/perawat praktek.
pengobatan
Data Obyektif: - Dokumentasikan aktifitas selama
- Ny. A sering bertanya menjalani proses pengobatan,
tentang penyakitnya - Diskusikan hal hal yang dapat
mendukung atau menghambat
berjalannya program pengobatan
- Libatkan keluarga untuk mendukung
program obat yang dijalani.

Edukasi
- Informasikan program pengobatan yang
harus dijalani,
- Informasikan manfaat yang akan
diperoleh jika teratur menjalani program
pengobatan,
- Anjurkan keluarga untuk mendampingi
dan merawat pasien selama menjalani
program pengobatan,
- Anjurkan pasien dan keluarga
melakukan konsultasi ke pelayanan
kesehatan terdekat

2. Perilaku kesehatan cenderung Setelah dilakukan intervensi, diagnosa Promosi prilaku upaya kesehatan
berisiko (D.0115) teratasi dengan kriteria hasil : (I. 12472)

DS: Prilaku kesehatan (L. 12107) Observasi


 Ny.S merasa tidak - Identifikasi perilaku upaya kesehatan
nyaman dengan - Penerimaan terhadap perubahan yang dapat ditingkatkan,
kebiasaan Tn.M yang status kesehatan
mempunyai kebiasaan - Kemampuan melakukan tindakan Terapeutik
merokok di dalam pencegahan masalah kesehatan - Berikan lingkungan yang mendukung
rumah. - Kemampuan peningkatan kesehatan kesehatan,
- Pencapaian pengendalian kesehatan - Orientasi pelayanan kesehatan yang
DO: dapat dimanfaatkan,
 Keluarga terutama
Edukasi
kepala keluarga kurang
- Anjurkan tidak merokok di dalam rumah
memperhatikan pola
hidup sehat dengan
merokok di dalam
rumah saat berkumpul
dengan anggota
keluarga yang lain
termasuk saat bersama
anaknya.

Anda mungkin juga menyukai