Anda di halaman 1dari 1

5 Tips Memotivasi Karyawan

Mar 26, 2010 Oleh: ALVIN S. ALBERT, M.B.A, J.D.

Saya pernah bekeja sebagai manajer di industri televisi kabel. Pada saat itu saya mendapat suply elektronik, pakaian,
bonus, dsb yang tidak terbatas yang digunakan sebagai insentif sales dan goodwill. Memberikan barang-barang
melalui kontes, pesta, dan penarikan. Dengan memberikan hadiah melalui kontes, pesta, dan penarikan bisa
dilakukan setiap minggu, meski tidak setiap hari terjadi. Setelah mendapatkan insentif kampanye yang mahal, saya
menerima ‘keluhan’ pajak atas bonus tunai dan warna jaket kulit seharga $200. Insentif ini telah menjadi patokan.
Hiasan yang kami gunakan untuk memotiasi dan memberikan energi memiliki dampak jangka pendek pada sales dan
perilaku. Hasilnya, pekerjaan jatuh pada manajemen yang secara konstan merancang insentif yang lebih besar dan
lebih baik untuk “memotivasi” staf. Seperti yang dikatakan Janet Jackson – “apa yang sudah kamu lakukan untukku
baru-baru ini?”

Tahun-tahun tersebut mengajarkanku tentang memotivasi karyawan. Banyak dari kita yang lebih memilih inspirasi –
tim yang diarahkan pada diri yang bangga dengan pekerjaannya – tanpa trik yang berat. Berikut adalah lima tip
untuk memotivasi karyawan:

1. Fokus pada interaksi non-kontigensi. Berinteraksi dengan orang-orang yang berada di level personal. Sebagai
pemimpin, hubungan Anda dengan tim tidak hanya sebatas pada pekerjaan. Seperti yang dikatakan Madeleine
Hunter, “Orang tidak peduli dengan seberapa banyak yang Anda ketahui, sampai mereka tahu seberapa besar Anda”.
Anda tidak harus memberikan peluk dan cium setiap pagi, tapi Anda juga tidak bisa seperti Vice-President yang
pernah membawahi saya. Dia tidak pernah meninggalkan kantornya atau berbicara dengan stafnya sepanjang hari.
Ketika dia berusaha untuk memimpin, dampaknya sangat kecil karena kami tidak memiliki hubungan.

2. Mematahkan peraturan. Saya pernah bertanya pada salah seorang sales, apa yang bisa saya lakukan untuk
menunjukkan saya menghargai kerja kerasnya. Dia minta makan siang di pacuan kuda. Dia janji akan mengajarkan
bagaimana bertaruh jika saya mentraktirnya makan dan menyetir mobil. Apa yang saya lihat sebagai gangguan pada
jadwal saya yang sibuk, berubah menjadi salah satu hari “kerja” terbaik yang pernah saya alami. Kami sangat
menikmati, membicarakan masalah bisnis, dan membawa hubungan ke tahap selanjutnya.

3. Berpikir murah dan kustom. Pepatah lama mengatakan, “ide-idelah yang dipertimbangkan” adalah hal nyata
dan ampuh. Kustomisasi atau menyusun penghargaan, hadiah, dsb agar sesuai dengan penerima sangat berarti
dibandingkan nilai hadiah. Staf sales seperti di Tip #2 adalah seorang pria yang lebih tua dari saya yang tidak
membutuhkan bonus uang, jam, atau hadiah berupa materi. Dia hanya menginginkan waktuku.

4. Bersikap tulus dan dekat. Studi menunjukkan bahwa diantara motivator karyawan paling top adalah dengan
mengakui pekerjaannya yang diselesaikan dengan baik. Pengakuan dengan memberikan tiket nonton, kartu terima
kasih, voucher hadiah tidak ada artinya jika digunakan sendiri. Berikan juga kedekatan dan penghargaan yang tulus
dan Anda memiliki formula coaching kinerja yang efektif. Saya membiasakan untuk membawa freepass bioskop
untuk dibagikan ke staff Generation Y. Mereka paham mengapa mereka medapatkannya dan menghargai ada
seseorang yang menghargai upaya mereka.

5. Berbagi informasi dan power. Motivasi sejati adalah intrinsik. Anda tidak bisa memaksa seseorang melakukan
sesuatu yang tidak sesuai keinginannya. Setiap harinya tersingkir hanya karena mereka menolak kinerja- disamping
minggu, bulan, dan tahun untuk berupaya “memotivasi” mereka. Orang menjadi memiliki motivasi diri ketika
mereka merasa dihargai dan memiliki input dalam lingkungan kerja, tugas dan rencana.

***

Sumber: www.articlebase.com

Anda mungkin juga menyukai