Anda di halaman 1dari 263

Operasi Teknik Kimia

Operasi Penanganan Bahan


pada Studi Kasus Penelitian
Alat Pengolahan
Aloe Vera

A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro
Sanksi Pelanggaran Pasal 113 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2014 Tentang Hak Cipta

1. Hak Cipta adalah hak eksklusif pencipta yang timbul secara otomatis berdasarkan
prinsip deklaratif setelah suatu ciptaan diwujudkan dalam bentuk nyata tanpa
mengurangi pembatasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. (Pasal 1 ayat [1]).
2. Pencipta atau Pemegang Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
memiliki hak ekonomi untuk melakukan: a. Penerbitan ciptaan; b. Penggandaan
ciptaan dalam segala bentuknya; c. Penerjemahan ciptaan; d. Pengadaptasian,
pengaransemenan, atau pentransformasian ciptaan; e. pendistribusian ciptaan
atau salinannya; f. Pertunjukan Ciptaan; g. Pengumuman ciptaan; h. Komunikasi
ciptaan; dan i. Penyewaan ciptaan. (Pasal 9 ayat [1]).
3. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang
Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 9 ayat (1) huruf a, huruf b, huruf e, dan/atau huruf g untuk
Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 4
A ad

(empat) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu


RU
DR Re

miliar rupiah). (Pasal 113 ayat [3]).


BI
MU of

4. Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang
SA Pro

dilakukan dalam bentuk pembajakan, dipidana dengan pidana penjara paling lama
10 (sepuluh) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp4.000.000.000,00
(empat miliar rupiah). (Pasal 113 ayat [4]).
Operasi Teknik Kimia

Operasi Penanganan Bahan


pada Studi Kasus Penelitian
Alat Pengolahan
Aloe Vera

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG.
Gema Fitriyano, ST., MT.
Agung Siswahyu, ST, MT.
Dr. Ismiyati, ST, MT
Ummul Habibah Hasyim,ST , M.ENG
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro
Operasi Teknik Kimia :
Operasi Penanganan Bahan pada Studi Kasus Penelitian Alat Pengolahan
Aloe Vera
© Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk.
x + 252 halaman; 15,5 x 23 cm.
ISBN: 978-623-261-480-2

Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang.


Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
dalam bentuk apa pun juga tanpa izin tertulis dari penerbit.

Cetakan I, September 2022

Penulis : Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG.
Gema Fitriyano, ST., MT.
Agung Siswahyu, ST, MT.
Dr. Ismiyati, ST, MT
Ummul Habibah Hasyim,ST , M.ENG
Editor : Alviana C.
Sampul : Fendi
Layout : Bagus Satrio
A ad

Diterbitkan oleh:
RU
DR Re

Penerbit Samudra Biru (Anggota IKAPI)


BI
MU of

Jln. Jomblangan Gg. Ontoseno B.22 RT 12/30


SA Pro

Banguntapan Bantul DI Yogyakarta


Email: admin@samudrabiru.co.id
Website: www.samudrabiru.co.id
WA/Call: 0812-2607-5872
INTERNALISASI AL ISLAM DAN
KEMUHAMMADIYAHAN FLUIDA
BERGERAK ATAU MENGALIR

Surat Al-Jatsiyah Ayat 5


ََ ْ ٓ َّ َ ُ َّ َ َ َ ٓ َ َ َ َّ َ ْ َّ َٰ ْ َ
‫ٱلس َما ِء ِمن ّ ِرز ٍق فأ ْح َيا‬ ‫ف ٱلي ِل وٱلنه ِاروما أنزل ٱلله ِمن‬ ِ ‫وٱخ ِتل‬
ُ ّ َْ
‫ٱلري ِح َء َٰاي ٌت ِل َق ْو ٍم َي ْع ِقلو َن‬
َٰ ّ ‫صريف‬
ِ ِ ِ
ْ ‫ض َب ْع َد َم ْوت َها َو َت‬
ِ
َ ‫ٱل ْر‬ ‫ِب ِه‬
Artinya: “Dan pada pergantian malam dan siang dan
hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-
Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan
pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi kaum yang berakal.” (Al Jaatsiyah : 5)

Surat Al-Jatsiyah Ayat 13


َْ َّ ‫َو َس َّخ َر َل ُكم َّما فى‬
‫يعا ِّم ْن ُه ۚ ِإ َّن ِفى‬
ً ‫ٱل ْرض َجم‬
ِ ِ ‫ٱلس َٰم َٰو ِت َو َما ِفى‬ ِ
َّ َّ َٰ
‫ذ ِل َك َل َء َٰاي ٍت ِلق ْو ٍم َي َت َفك ُرو َن‬
A ad
RU

Artinya : “Dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang


DR Re
BI
MU of

di langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat)


SA Pro

daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu


benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah)

v
bagi kaum yang berfikir.” (Al Jaatsiyah : 13)

Kedua ayat diatas sangat berkaitan erat dengan teknologi


keudaraan dan aliran fluida. Diawali dengan ayat 5, dengan
terjemahan “tshriifirriyaahi” sebagai perkisaran angin kita dituntun
untuk mempelajari sifat fluida yang bergerak atau mengalir.

A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

vi
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah


memberikan kesehatan dan kesempatan untuk dapat menyelesaikan
penyusunan buku “OPERASI TEKNIK KIMIA : OPERASI
PENANGANAN BAHAN PADA STUDI KASUS PENELITIAN ALAT
PENGOLAHAN ALOE VERA “ ini yang merupakan salah satu luaran
kegiatan Penelitian Hibah Penelitian Pengembangan Unggulan
Perguruan Tinggi (PPUPT) yang dibiayai dari Kemdikbudristek
pada pelaksanaan tahun 2022. Ucapan terima kasih disampaikan
kepada Kemdikbudristek, LLDIKTI wilayah 3, LPPM Universitas
Muhammadiyah Jakarta, Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Kimia
Program Studi S2 dan S1 Teknik Kimia.

Dengan adanya buku ini diharapkan dapat dimanfaatkan para


stakeholder Industri, Dosen, Mahasiswa dan lembaga litbang
lainnya yang tertarik dengan Operasi Teknik Kimia untuk proses
pembelajaran di kampus atau industri. Bagi mahasiswa Teknik Kimia
buku ini dapat dijadikan referensi untuk Operasi Teknik Kimia dan
studi kasus penelitian. Penggunaan buku ajar ini tetap disandingkan
dengan buku Text Book diantaranya Unit Operation GG Brown. Kami
menyadari meskipun kami telah berusaha semaksimal mungkin
dalam menyusun buku ajar ini, namun masih terdapat kekurangan,
A ad
RU
DR Re

oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati kami menerima kritik
BI
MU of

dan saran demi perbaikan dimasa yang akan datang.


SA Pro

Akhir kata terima kasih khusus kepada Prof. Dr. Wahyudi Budi

vii
Sediawan (UGM) yang merupakan dosen pengajar Operasi Teknik
Kimia I di UGM waktu penulis kuliah di S1 Teknik Kimia, Fakultas
Teknik UGM, semoga menjadi amal jariah. Terima kasih kepada
Bapak Rektor UMJ, Ketua LPPM, Dekan Fakultas Teknik, Kaprodi S2
Teknik Kimia, Kaprodi S1 Teknik Kimia dan semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan buku ini. Semoga buku ini dapat
menjadi amal jariah bagi penyusun. Semoga karya ini bermanfaat

Jakarta, 1 Agustus 2022


Penyusun

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG.
Gema Fitriyano, ST., MT.
Agung Siswahyu, ST, MT.
Dr. Ismiyati, ST, MT.
Ummul Habibah Hasyim,ST , M.ENG

A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

viii
DAFTAR ISI

INTERNALISASI AL ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN


FLUIDA BERGERAK ATAU MENGALIR .................................... 1
KATA PENGANTAR................................................................ 3
DAFTAR ISI......................................................................... 17

BAB I. SIFAT-SIFAT FLUIDA............................................................... 1

BAB II. PENGAYAKAN (SCREENING / SIEVING)......................... 9

BAB III. ALIRAN PADATAN DALAM FLUIDA................................. 23

BAB IV. KLASIFIKASI DAN SEDIMENTASI ................................... 49

BAB V. PELENGKAP ANALISA DIMENSI....................................... 71

BAB VI. TRANSPORTASI FLUIDA PIPA DAN SAMBUNGAN,


HUBUNGAN ANTAR TENAGA............................................ 77

BAB VII. ALAT UKUR ALIRAN FLUIDA.............................................117

BAB VIII. PEMOMPAAN........................................................................ 131

BAB IX. ALAT TRANSPORT PADATAN...........................................159

BAB X. ALAT TRANSPORT ZAT PADAT........................................ 173


A ad

BAB XI. ALIRAN FLUIDA MELALUI MEDIA BERPORI 1


RU
DR Re
BI

SATU FASE FLUIDA............................................................. 207


MU of
SA Pro

BAB XII. ALIRAN FLUIDA MELALUI MEDIA BERPORI 2


DUA FASE FLUIDA................................................................213

ix
BAB XIII. PENYARINGAN FIITRATION.............................................219

BAB XIV. STUDI KASUS OPERASI TEKNIK


PADA PENGOLAHAN ALOE VERA...................................237

DAFTAR PUSTAKA............................................................ 245


PROFIL PENULIS............................................................... 247

A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

x
BAB I.
SIFAT-SIFAT FLUIDA

Fluida disebut juga zat alir, dapat berupa : cairan, gas, luluhan
(missal leburan logam dan slurry.

Fluida terdiri dari dua macam, yaitu :

1. Incompressible fluids :  tetap, berupa cairan. Dalam per-


hitungan cairan dipandang sebagai incompressible fluids.
2. Compressible fluids :  berubah, berupa gas.

VISKOSITAS (KEKENTALAN)


y 
plat

x plat

diam
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

1
Menurut Hukum Newton :

F dv x
  
A dy
dvx
 
dy
dengan :  = tegangan geser
 = viskositas

Berdasarkan harga  maka ada dua macam fluida, yaitu :

1. Newtonion Fluids, memenuhi Hukum Newton


dv x
  
dy
2. Non Newtonion Fluids, tidak memenuhi Hukum Newton
dv x
  
dy

Satuan viskositas.

F 1
 
A dv x
dy
2
 ML 2T 1
M /T
L
L
2
 ML 2T 1
M /T
L
L
A ad
RU
DR Re

 M
BI
MU of
SA Pro

LT

2 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Umumnya digunakan satuan gas cgs, yaitu gr/(cm.detik) yang
disebut Poise dan biasanya dinyatakan dalam centipose (cp)
=1/100 Poise. Sebagai contoh air pada suhu 22,2 oC adalah 1 cp.

Viskositas yang dibahas diatas adalah viskositas absolute. Selain


itu terdapat macam viskositas lainnya, yaitu :

viskositas  zat
1. viskositas spesifik =
viskositas  s tan dar
2. viskositas spesifik = 
v

GERAK RELATIF ANTARA PADATAN DAN CAIRAN


Pengertian-pengertian :
Geometric Similarity (Similar Sebangun)

a b a’ b’

c c’

a. Bentuk sebangun
b. Perbandingan ukuran linier yang seletak tetap
a ' b' c '
  
a b c
L' V'
c   2;   3 dengan L = luas dan V
L V
= volume
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 3
Dynamic Similarity (Gerakan yang sebangun mirip)

Dikatakan similar dinamik bila bentuk (pola) aliran pada kedua


peristiwa sebangun. Prasyarat terjadinya dynamic similarity adalah
geometric similarity.

Sifat-sifat :

a. Perbandingan ukuran linear gerak = perbandingan ukuran


linear benda.
b. Perbandungan kecepatan linear titik seletak harganya
tetap.
c. Arah kecepatan / gaya dititik seletak sama.

Syarat tercapainya dynamic similarity selain geometric


similarity adalah :

 viskositas paling berpengaruh maka Re sama.


 gaya berat berpengaruh maka Fr sama.
 kecepatan mendekati kecepatan suara maka Bilangan Mach
sama.
 elastisitas paling berpengaruh bilangan Weber sama.

pvD
Re = Bilangan Reynold =

v2
Fr = Bilangan Froude =
Lg
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

4 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Similaritas bisa terjadi bila Kelompok Tak Berdimensi (KTD) yang
dominant sama atau disebut resim Murni. Misalnya bilangan
Reynold sama maka :

Re = Re 2

1v1 D1  2 v2 D2
=
 2
Apabila ternyata resim tak Murni maka semua KTD yang
berpengaruh pada kedua peristiwa harus disamakan dan bila
viskositas yang mengontrol maka pola gerak tergantung pada
bentuk dan bilangan Re.

Hukum Utama Gaya Gesek (Padatan – Fluida)

Ada beberapa kemungkinan, yaitu :

1. Fluida diam dan padatan bergerak


2. Fluida bergerak dan padatan diam
3. Fluida dan padatan bergerak.

Rumus umum yang digunakan akan sama.

Peristiwa 1 dapat kita jabarkan sebagai berikut :

fluida diam

Vtetap
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 5
F  m.a
d (mU ) a = percepatan(m/dt2)
F  dengan
dt mU = momentum yang
diberikan oleh fluida
m = massa fluida yang ter
gerakkan
U = kecepatan fluida rata-
rata

dU dm dU
F m U ; = 0 (fluida diam)
dt dt dt
massa fluida baru yang tergerakkan
dm
=
dt satuan waktu
= v
maka persamaan berubah menjadi :

dm
F U  UAv
dt
 f ' vAv  f ' Av 2
Rumus Umum :

F  f ' Av 2
f " Av 2
F 
2

dengan :

F = Gaya gesekan
A ad

 = massa jenis fluida


RU
DR Re
BI
MU of

A = Luas proyeksi benda pada bidang tegak lurus


SA Pro

kecepatan benda

6 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


v = Kecepatan relative benda terhadap fluida
f ' = Drag Force Coefficient (Harganya tergantung
pada pola aliran)

A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 7
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

8 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


BAB II.
PENGAYAKAN
(SCREENING / SIEVING)

Pengayakan bertujuan untuk memisahkan partikel berdasarkan


ukurannya. Aplikasi utamanya adalah dalam mengkalsifikasi bahan
baku dan produk ke dalam rentang ukuran tertentu, tetapi mereka
juga digunakan untuk membuang kontaminan (dengan ukuran
lebih besar atau lebih kecil dari bahan baku dan produk) dan untuk
pengeringan.

Peralatan pengayakan skala industri digunakan pada berbagai


ukuran partikel, dari ukuran bubuk halus hingga batu besar. Untuk
partikel kecil biasanya menggunakan kain tenun atau layar kawat,
dan untuk ukuran yang lebih besar biasanya menggunakan ayakan
logam pelat berlubang atau kisi.

Ukuran ayakan ditentukan dalam dua cara: yang pertama


dengan ukuran nomor mesh untuk partikel ukuran kecil dan cara
yang kedua dengan ukuran sebenarnya dari bukaan (aperture) di
layar untuk bahan dengan ukuran yang lebih besar. Ada beberapa
standar berbeda yang digunakan untuk ukuran mesh ayakan dan
A ad
RU
DR Re

penting untuk mengutip standar khusus yang digunakan saat


BI
MU of

menentukan rentang ukuran partikel berdasarkan ukuran mesh


SA Pro

9
ayakan. Contohnya di UK, Standar Inggris yang sesuai harus
digunakan seperti BS 410 dan BS 1796.

Peralatan pengayakan industri yang paling sederhana adalah


ayakan stasioner, di mana material yang akan disaring mengalir.
Contoh dari jenis ini adalah ayakan "Grizzly" yang terlihat pada
gambar 2.1 terdiri dari baris-baris batang paralel dengan jarak yang
sama dan kemiringan antara 20 hingga 50 derajat yang digunakan
untuk mengayak batu berukuran besar sebagai umpan ke alat
penghancur.

Gambar 2.1. Ayakan "Grizzly" (Chan, 2022)

Peralatan pengayakan dinamis dapat dikategorikan berdasarkan


jenis gerakan yang digunakan untuk menggoyang dan mengangkut
materi pada ayakan. Jenis utama yang digunakan dalam industri
proses kimia dijelaskan secara singkat di bawah ini.

1. Vibrating screens: permukaan ayakan horizontal dan miring


bergetar pada frekuensi tinggi (1000 sampai 7000 Hz). Unit
berkapasitas tinggi, dengan efisiensi pemisahan yang baik,
yang digunakan untuk berbagai ukuran partikel.
2. Oscillating screens: dioperasikan pada frekuensi yang lebih
rendah daripada vibrating screens (100-400 Hz) dengan
A ad
RU
DR Re

getaran yang lebih panjang dan linier.


BI
MU of
SA Pro

10 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


3. Reciprocating screens: dioperasikan dengan gerakan getar,
getaran panjang pada frekuensi rendah (20-200 Hz).
Digunakan untuk pengangkutan serta pemisahan ukuran
partikel.
4. Shifting screens: dioperasikan dengan gerakan melingkar
pada bidang permukaan ayakan. Gerak sebenarnya
mungkin melingkar, berputar, atau bergetar melingkar.
Digunakan untuk penyaringan bubuk halus basah dan
kering.
5. Revolving screens: posisi miring, layar silinder, diputar pada
kecepatan rendah (10-20 rpm). Digunakan untuk
penyaringan basah bahan yang relatif kasar, tetapi
sekarang sebagian besar telah digantikan oleh vibrating
screens.

Pemilihan peralatan biasanya akan didasarkan pada uji


penyaringan skala laboratorium dan pilot, dilakukan dengan
kerjasama dari vendor peralatan. Faktor utama yang harus
dipertimbangkan dan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan
yang memasok peralatan penyaringan, tercantum di bawah ini.

1. Laju Bahan, Kapasitas yang dibutuhkan.


2. Rentang ukuran (analisis uji ayakan).
3. Karakteristik bahan: sifat mengalir bebas atau lengket,
kerapatan curah, sifat abrasif.
4. Bahaya: mudah terbakar, toksisitas, ledakan debu.
5. Penyaringan basah atau kering yang akan digunakan (R. K.
Sinnott, 2003).

Rasio antara area lubang dengan total area ayakan merupakan


A ad
RU

faktor penentu dari kapasitas ayakan tersebut. Hal ini dikarenakan


DR Re
BI
MU of

ketergantungan secara langsung dari kapsitas ayakan terhadap luas


SA Pro

permukaan dan lubang bukaan ayakan. Satuan kapasitas

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 11
pengayakan biasanya dituliskan dalam bentuk Ton umpan per kaki
persegi luas ayakan per milimeter lubang bukaan ayakan per 24 jam.

Seperti yang terlihat pada tabel 2.1, kapasitas ayakan dapat


dikalkulasi contohnya sebuah ayakan Vibrating screens yang
memiliki luas permukaan 6 ft2 dan lubang bukaan 2 mm dapat
dihitung kapasitasnya dengan kisaran 5 sampai 20 dikali 6 dikali 2
hasilnya antara 60 sampai 240 ton umpan per 24 jam (Brown,
2005).

Tabel 2.1 Estimasi kapasitas ayakan untuk material padat (seperti bijih logam)

No Jenis Pengayakan Rentang kapasitas


(ton/sq ft area/mm
aperture/24 hr)
1 Grizzles 1–6
2 Stationary screens 1–5
3 Vibrating screens 5 – 20
4 Shaking and Oscillating 2–8
screens
5 Trommels 0.3 – 2

Efektivitas pengayak berdasarkan besarnya jumlah recovery


produk yang diinginkan dan jumlah pemisahan bahan yang tidak
diinginkan dari umpan. Contoh pengayakan hydraulic hydrated
lime diharuskan memenuhi spesifikasi (ASTM C141-42) dimana
kandungan partikel dengan ukuran diatas 200 mesh pada produk
tidak lebih dari 10% berat.
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

12 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


( )

Keterangan :

Xp : Fraksi massa bahan yang diinginkan pada produk


Xf : Fraksi massa bahan yang diinginkan pada umpan
XR : Fraksi massa bahan yang diinginkan pada material
apkiran (reject)
F : Massa total umpan
P : Massa total produk

Untuk perhitungan Recovery, Rejection dan efektivitas


pengayakan segala jenis ukuran tanpa mengetahui tentang
informasi jumlah massa produk, umpan maupun bahan apkiran
dapat mengginakan persamaan berikut :

( )

Kelembaban yang berlebih pada umpan menyebabkan partikel


kecil berpadu membentuk partikel dengan ukuran yang lebih
besar. ayakan yang sudah usang / rusak dengan ukuran bukaan
A ad
RU
DR Re

lubang yang lebih besar akan menyebabkan sejumlah partikel yang


BI
MU of

lebih besar masuk ke bahan hasil ayakan yang ukurannya lebih


SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 13
kecil. Sedangkan ayakan yang tersumbat / tertutup material akan
menahan bahan yang ukuran kecil di tempat bahan hasil ayakan
yang ukurannya lebih besar. Penjelasan efektivitas yang dituliskan
di atas merupakan persamaan matematis dari dampak semua
faktor tersebut.

Kapasitas dan efektivitas ayakan sangat berkaitan, jika ayakan


dioperasikan dengan kapasitas besar, maka berdampak harus
memberikan toleransi terhadap effisiensi dan efektivitas yang
rendah. Kemampuan ayakan mencegah terjadinya penyumbatan
permukaan merupakan faktor penting dalam menentukan
kapasitas ayakan.

Pengayakan umumnya digunakan untuk pengendalian dan


pekerjaan analitik. bentuknya seperti panci logam dengan tinggi 2
inci dan diameter 8 inci. Bagian bawah ayakn berbentuk anyaman
kawat dengan jarak tertentu, pada bagian atas berbentuk sarang
yang pas sebagai dudukan penahan tumpukan ayakan di atasnya.
Area kosong diantara kawat ayakan disebut “screen
aperture” atau bukaan ayakan. Sedangkan istilah mesh
didefinisikan sebagai jumlah bukaan per satu inci, sebagai contoh
ayakan 10 mesh akan memiliki 10 lubang bukaan per inci dan
aperture akan sebesar 0.1 inci dikurangi diameter kawat.
Ayakan skala laboratorium komersial pertama menggunakan
standar ayakan Tayler dengan data tersedia pada tabel 2.2 , standar
ini berdasarkan pada ayakan 200 mesh dengan kawat berdiameter
0.0021 inci dan bukaan ayakan sebesar 0.0029 inci (0.0074 cm).
A ad

Untuk ukuran ayakan lainnya bervariasi dengan rasio tetap sebesar


RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

14 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


√2. Untuk pembelian set tambahan disediakan pilihan variasi
ukuran intermediet dengan rasio 4√2.
Standar ayakan di Amerika Serikat diperkenalkan oleh biro
standar nasional dimana ukurannya agak sedikit berbeda dengan
seri standar Tayler, didasarkan pada lubang bukaan 1 mm (mesh
18) dan bervariasi dengan rasio 4√2. Ayakan standar British serupa
tetapi memiliki ukuran kawat yang berbeda.

Tabel 2.2 Data ayakan standar Tyler

Standar Interval = 4√2, for closer sizing


Interval = Aperture, Aperture, Mesh Wire
√2, In mm Number Diameter,
Aperture, In
In
1.050 1.050 26.67 …. 0.148
0.883 22.43 …. 0.135
0.742 0.742 18.85 …. 0.135
15.85 …. 0.120
0.525 0.525 13.33 …. 0.105
11.20 …. 0.105
0.371 0.371 9.423 …. 0.092
7.925 2½ 0.088
0.263 0.263 6.680 3 0.070
5.613 3½ 0.065
0.185 0.185 4.699 4 0.065
3.962 5 0.044
0.131 0.131 3.327 6 0.036
2.794 7 0.0326
A ad
RU

0.093 0.093 2.362 8 0.032


DR Re
BI

1.981 9 0.033
MU of
SA Pro

0.065 0.065 1.651 10 0.032

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 15
1.397 12 0.028
0.046 0.046 1.168 14 0.025
0.991 16 0.0235
0.0328 0.0328 0.833 20 0.0172
0.701 24 0.0141
0.0232 0.0232 0.589 28 0.0125
0.495 32 0.0118
0.0164 0.0164 0.417 35 0.0122
0.351 42 0.0100
0.0116 0.0116 0.295 48 0.0092
0.248 60 0.0070
0.0082 0.0082 0.208 65 0.0072
0.175 80 0.0056
0.0058 0.0058 0.147 100 0.0042
0.124 115 0.0038
0.0041 0.0041 0.104 150 0.0026
0.088 170 0.0024
0.0029 0.0029 0.074 200 0.0021
0.061 230 0.0016
0.0021 0.0021 0.053 270 0.0016
0.043 325 0.0014
0.0015 0.0015 0.038 400 0.0010
Metode pembuatan laporan analisis hasil ayakan umumnya
menampilkan data fraksi massa dari bahan yang tertahan oleh
masing-masing ayakan seperti terlihat pada tabel 2.3.

Tabel 2.3 Analisis hasil ayakan yang umum

Tayler Average Diameter Mass (or Mass


Screen Particle (Davg) weight) Fraction
Mesh Fraction through
cm in Each
Screen
A ad

– 8 + 10 0.2007 0.0791 0.03 1.0


RU
DR Re
BI

– 10 + 14 0.1410 0.0555 0.14 0.97


MU of
SA Pro

– 14 +20 0.1001 0.0394 0.25 0.83

16 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


– 20 + 28 0.0711 0.0280 0.20 0.58
– 28 + 35 0.0503 0.0198 0.14 0.38
– 35 + 48 0.0356 0.0140 0.09 0.24
– 48 + 65 0.0252 0.0099 0.06 0.15
– 65 + 100 0.0178 0.0070 0.04 0.09
– 100 + 0.0126 0.00496 0.03 0.05
150
– 150 + 0.0098 0.0035 0.02 0.02
200
Total = 1.00
Data ini dapat ditampilkan dalam bentuk grafik, plot pembagian
dari fraksi massa bahan tertahan pada setiap ukuran ayakan
terhadap ukuran bukaan ayakan rata-rata ditampilkan pada
gambar 2.2.

0.3

0.25

0.2
Fraksi Massa

0.15

0.1

0.05

0
0.004 0.01 0.03 0.08
Diameter rata-rata (in)

Gambar 2.2 Plot fraksinasi dari analisis ayakan Tabel 2.3

Salah satu karakteristik yang penting dari material padatan


adalah luas permukaan atau “surface area”. Dikarenakan tidak
A ad

praktis untuk menentukan jumlah partikel dalam suatu campuran


RU
DR Re
BI

padatan, basis yang biasanya digunakan untuk evaluasi adalah unit


MU of
SA Pro

massa. Specific surface atau luas permukaan per satuan massa

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 17
merupakan karakteristik penting dari material padatan yang
sangat bervariasi tergantung pada ukuran permukaan partikel.

Specific surface dapat dihitung dengan mudah jika partikelnya


dalam bentuk yang geometrinya sudah dikenal. Akan tetapi ada
banyak bentuk geometri partikel yang berbeda dan kebanyakan
tidak rata. Sebagai contoh sebuah partikel berbentuk bola dengan
luas permukaan πD2, dimana D merupakan diameter bola. Massa
dari partikel berbentuk bola tersebut adalah ρπD3/6, dengan ρ
merupakan densitasnya. Maka specific surface dari partikel
berbentuk bola tersebut adalah luas dibagi dengan massa
didapatkan persamaan 6/ρD.

Specific surface dari partikel memiliki rasio yang diketahui dari


permukaan sebenarnya dengan permukaan yang dihitung dengan
diameter yang sama (Davg = Dbola) yaitu 6n/ρDavg. dimana n adalah
rasio dari specific surface dan menjadi kesatuan bentuk bola.

Karena campuran dari partikel memiliki beragam ukuran, dasar


perhitungan dari penentuan specific surface merupakan total area
permukaan dibagi dengan total massa. Maka total area permukaan
dituliskan sebagai berikut.

Gambar 2.3 memperlihatkan specific surface aktual dari


perbandingan antara laju larutan sebagai fungsi Davg dari quartz,
pyrite, spharelite, calcite dan galena. nilai yang sesuai untuk rasio
specific surface (n) ditampilkan pada gambar 2.4
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

18 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Gambar 2.3 Specific surface aktual dari quartz, pyrite, spharelite, calcite dan galena

Gambar 2.4 Rasio specific surface sebagai fungsia Davg untuk partikel quartz, pyrite,
spharelite, calcite dan galena.
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 19
Soal Latihan 1. Hitung luas permukaan per volume dalam
satuan centimetre persegi per centimetre kubik galena dengan
analisis ayakan terlihat dibawah. Gunakan metode eksplorasi
untuk – 200 mesh. Dan asumsikan posisi antara 100 dan 200 mesh
menetapkan garis lurus dalam plot log-log (Specific gravity dari
Galena adalah 7.43)

Mesh Persen bahan tertahan


–3 +4 0
–4+6 4.0
–6+8 8.1
– 8 + 10 11.5
– 10 + 14 16.0
– 14 +20 14.8
– 20 + 28 13.2
– 28 + 35 8.1
– 35 + 48 6.2
– 48 + 65 4.1
– 65 + 100 3.6
– 100 + 150 2.2
– 150 + 200 1.9
– 200 5.3

Soal Latihan 2. Hitung specific surface dalam satuan centimeter


persegi per gram dari pyrite dengan hasil analisis pengayakan
dibawah ini. (Specific gravity dari Pyrite adalah 5.0)

Mesh Persen bahan tertahan


–3 +4 0
–4+6 4.0
–6+8 7.2
A ad
RU

– 8 + 10 12.0
DR Re
BI
MU of

– 10 + 14 17.6
SA Pro

– 14 +20 15.4

20 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


– 20 + 28 12.0
– 28 + 35 10.0
– 35 + 48 7.2
– 48 + 65 6.0
– 65 + 100 3.8
– 100 + 150 2.8
– 150 + 200 2.0

A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 21
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

22 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


BAB III.
ALIRAN PADATAN DALAM FLUIDA

KECEPATAN MAKSIMUM
(MAXIMUM VELOCITY = TERMINAL CELOCITY)

Ditinjau suatu benda padat yang dilepaskan dalam fluida diam


(s   f )

k a = gaya ke atas
F f = gaya gesekan

G = gaya berat

d (mv) dv
F  m
dt dt
dv
G  ka  Ff  m
A ad
RU

dt
DR Re
BI

G=m ………………(1)
MU of
SA Pro

23
m f
K a   f .volume.g   f g  mg
s s
1
Ff  f f Av 2 => harganya berubah tergantung v
2

Persamaan (1) dibagi m akan berubah menjadi :

dv  1 1
gg f    f fAv 2
dt s m 2
 s   f  1 1
 g   m  2  f fAv
 2
 s
 

dv
Pada suatu saat tercapai keadaan dimana  0 , berarti
dt
kecepatan benda tetap (kecepatan maksimum  vm )

 s   f  1 1
g   m  2  f fAv m  0
 2
 s
 
Sehingga didapat bentuk umum dari persamaan kecepatan
maksimum :

2 gm   s   f 
vm   
f f A 
 s 

Bila benda berbentuk bola :


A D2
4
A ad

1
RU

m  D 3  s
DR Re
BI

6
MU of
SA Pro

24 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Sehingga :

4 gD    f
 s


vm 
3f  f 

Untuk benda yang berada dalam cairan, maka f berubah


menjadi f D , sehingga

2 gD   s   f 
vm   
fD  f A 
 s 

Untuk bola dalam cairan

4 gD    f
 s


vm 
3 fD 
 f 

4 gD s   f 
fD 
3 f v 2
m

Bila bola berada dalam cairan dan aliran laminer

Menurut Hukum Stokes :

Ff  3 Dv


fD  f D 2v 2
 4
2
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 25
24 24
fD  
 f vD Re

4 gD  s   f 
vm 
3 fD  f

Sehingga :

4 gD  s   f 
vm 
 
 
24 
3
  f vm D
f

 
  
gD 2  s   f vm

18

dan didapat persamaan akhir :

vm 
 s   f gD 2
18

Persamaan berlaku bila asumsi yang dinyatakan sebelumnya


dipenuhi. Bila asumsi tidak dipenuhi maka perlu factor koreksi.

Untuk aliran turbulen, hingga f D dicari dengan percobaan dan


A ad
RU
DR Re
BI

hasilnya ditunjukan dalam grafik Buku Unit Operation GG Brown


MU of
SA Pro

Fig 69 – 70 halaman 76 yang disajikan sebagai Gambar berikut.

26 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Gambar 3.1. Grafik Fictiaon factor atau drag coefficient VS Reynold number untuk
crushed solids dan partikel bola yang mengalir pada fluida (Sumber: Brown 1955)

Gambar 3.2. Friction factor atau drag coefficient versus Reynolds number untuk
partikel dari berbagai spericity (tergantung bentuk partikel) Sumber: GG Brown, 1955
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 27
PENGARUH YANG MENIMBULKAN KETIDAKSESUAIAN
RUMUS (KOREKSI)

Pengaruh Bentuk Partikel

Rumus yang digunakan tetap, hanya variable D diganti dengan


Ds , yaitu diameter bola yang mempunyai volume yang sama
dengan partikel tersebut.

Contoh :

kubus berisi a cm, Ds = ?


volume kubus = a3
volume bola =  Ds3
6
volume kubus = volume bola

 3
Ds3 = a
6
Ds = a3 6  …………..(kubus)

vm 
 s   f gDs2
maka
18

Untuk serbuk maka Ds dihitung dari D average ( Davg ) yang


dicari dari eksperimen
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

28 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


ayakan
D1

D2
D2  D3
( Davg ) 
2
D3

D4

Ukuran ayakan standar diberi kode Mesh

Misal ayakan 14 Mesh, Dlubang  1.168mm

Ds  Davg .
 = factor bentuk
Harga dari  dapat dibaca pada table 18 halaman 77 Brown
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 29
Contoh :

Carilah v m untuk serbuk batubara (dianggap berbentuk silinder

dengan h = 1,33 R) yang mempunyai  s  0,8g / cm 3 didalam


medium udara (1 atm, 20 0C)

Da vg serbuk = 0,8785 mm.

Penyelesaian :

 = 0.858
f  1,177.10 3 g / cm 3
  1,846.10 4 g / cm.dt
g  980cm. / dt 2
D 3  Davg .
= (0,8785).(0,858)
= 0,07538 cm

vm 
 s   f gDs2
18

vm 
0,8  1,177.10 9800,07538
3 2

18.1,848.10  4

 1338,7cm / dt  13,387m / dt

Flocculation
Beberapa serbuk bergabung memebentuk floc yang berukuran
A ad
RU

lebih besar. Zat yang membantu terjadinya flocculation disebut


DR Re
BI

Flocculant. Misal pada penjernihan air dengan tawas


MU of
SA Pro

 Al 2 SO4 .xH 2O  .

30 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Hindered Settling
Ada saling pengaruh antar butir. Dipikirkan partikel seolah-olah
berada dalam medium yang bersifat lain dengan medium
sebenarnya.

f  b

f  b

 s   b gD 2
Rumus : vm 
18 b

 b : Fluida f , padatan  s

g p adatan 
Kadar padatan = x    = Fraksi massa
 g camp uran 
 
padatan
1 massa camp uran
b  
x 1 x volume camp uran

s f
b : Untuk partikuel berbentuk bola :
b 101.8 2(1 x )

f X

 volume fluida 
dengan X = fraksi volume fluida 
 

 volume camp uran 
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 31
Cara lain :

 s  b gD 2
vm  .Fs
18 f

Fs = Faktor koreksi, dapat dipeoleh melalui dua cara, yaitu :

1. Grafik

Untuk bola Fs dapat dibaca pada grafik 71 halaman 78 dan

f
juga
b
 f b

Fs
Fs
 f b

2. Perhitungan
A ad

X2
RU

Fs 
DR Re
BI

101.82(1 x )
MU of
SA Pro

32 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


untuk X > 0,7 maka rumus disederhanakan menjadi :
X2
Fs  0,123
1  X 
Immobile Fluid

fluida
partikel

Fluida yang selalu terbawa oleh partikel (ikut bergerak bersama)

Fs 
0,123 1  a 2    X 
a 

3

1 X  1  a  

 volume immobile fluida 
a   
 volume partikel 
Pengaruh Dinding

Faktor koreksi Fs :

2..25
 D
a. laminar : 1  
 Dc 
1, 5
 D
b. turbulen : 1  
 Dc 
D = diameter partikel
Dc = diameter container
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 33
GERAK DUA DIMENSI (VERTIKAL + HORISONTAL)

1. Komponen horizontal

ka

Ff F fv

vh
F fh
vv v

dvh Av 2 f d vh
 ………… (1)
dt 2m

2. Komponen vertical

dvv
F m
dt
dvv
G  K a  F fv  m
A ad
RU

dt
DR Re
BI

 vv dvv
MU of

mg  mg  Ff m
SA Pro

s v dt

34 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


dvv  s    f D Avvv

 
 g ……….(2)
dt   s  2 m

v  vv2 vh2 ……….(3)

dari persamaan 1,2,3 dapat dicari :

vv  f1 t 
vh  f 2 t 
v  f 3 t 
dx
vh 
dt
 x v h dt ; y  v v dt

Untuk gerakan laminar.

c c
fD  
Re vD

c c
fD  
Re vD

c
 Avvh
vD
dvh 

dt 2m

dvh cvh A

dt 2 Dm
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 35
c
 Avvh
vD
dvv  s    

 g 
dt  s   2m

dvv  s    cvh A

 
 g
dt  s  2 Dm

GERAK SATU DIMENSI TANPA PENGARUH GAYA BERAT


(TERJADI PADA KECEPATAN BESAR)

dv
F m
dt

dv
 Ff  m
dt

Av 2 f D dv
 m
2 dt
dv f D Av 2

dt 2m
karena Re  vD maka v  Re 
 D
2
 d Re  f D A  Re  
.   
D dt 2m  D 
d Re  A
2
 dt
f D Re 2 Dm
Re00
 A d Re
A ad

t 
RU
DR Re

2 Dm f D Re 2
BI
MU of

Re
SA Pro

36 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


2 ,105
d Re
Untuk 
Re f D Re 2
telah dibuat grafik yaitu Fig 72 halaman 81

Untuk batas awal sekarang :

2 ,105 2 ,105
A d Re d Re
2 Dm
t 
Re
f D Re 2
 
Rco
f D Re 2
dibaca dari grafik

Untuk Gerak laminer : f D  c / Re maka


Rco Re
A d Re 1 o d Re
2 Dm
t  c
 .
c Re Re
Re Re 2
Re

1  Re o 
 ln  
c  Re 
2 Dm  Re 0 
t ln  
Ac  Re 
  .v0 D 
 
2 Dm   
t ln
Ac   .vD 
  
 
2 Dm  v0 
t ln   persamaan umum laminar
Ac  v 
A ad
RU
DR Re

Untuk aliran laminar partikel berbentuk bola :


BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 37
24  
fD  ; m D3 s ; A D2
Re 6 4
apabila disubstitusikan ke dalam persamaan umum laminar
akan didapat :

 s D 2  v0 
t ln   persamaan untuk bola
18  v 

Gerak sangat turbulen. (Re >>>)

f D diasumsikan berharga konstan


Rco
A 1 d Re
2 Dm
t
fD 
Re
Re 2
1  1 1 
   
f D  Re Re 0 

2 Dm    
t 
Af D Dm   f vD  f v0 D 

2m 1 1 
t    gerak sangat turbulen
Af D  v v0 
Gerak sangat turbulen dan benda berbentuk bola :

 
f D  0,4 ; m D3 s ; A D2
6 4

apabila dimasukan ke dalam persamaan umum akan didapat :

3 s D  1 1 
t   
 f  v v0 
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

38 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


GERAK SATU DIMENDI DALAM MEDAN GRAVITASI.
Gerakan merupakan gerak jatuh (vertical)

Ff

ka

dv  s    f D Av 2
 
 
 g   G
dt  s  2m

vD Re 
Re  maka v  sehingga persamaan berubah
 D
menjadi
2
 Re  
f D A 
 d Re   s     D 
.    g 
D dt   s  2m
 d Re   s    A 2
.    g  f D Re 2
D dt   s  2 Dm
A d Re
dt 
2 Dm  2 g  s   mD 2  2
   f D Re
A ad

 s A2

RU
DR Re
BI

A d Re
MU of

dt 
SA Pro

2 Dm   f D Re 2

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 39
2 g  s   mD 2
dengan  
s 2 A
Re
A d Re
t 
2 Dm Re   f D Re 2
0

Bentuk gerak laminar, f D  c / Re


Re
A d Re
t 
2 Dm Re   f D Re 2
0

1    c Re 0 
 ln  
c    c Re 
1    c v 0 D /   
 ln  
c    cvD /   

4 gD   s   
vm   
3 f D   
Untuk aliran laminar rumus di atas berubah menjadi :

 s   gD 2
vm 
18
24 
 s   gD 2
18
 vm 
c 24
   gD 2 3
 s  cv m
c 4
3
  cv m
4
 s    f D Av 2 dv
  g   0
 s  2m dt
A ad
RU
DR Re

     2 gm
BI

v m   s 
MU of

  s  Df D
SA Pro

40 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


  2 gm
  s 
  s  A c 
 v D /  
 m 
     2 gmD
v m   s 
  s  Ac
2 g  s   mD 2 
 .
s  2 A cD
2 g  s   mD 2 Dc
  vm
s A2

 Dc Dc 
vm  v0 
At 1   
 ln  
2 Dm c  Dc Dc 
v  v
  m  
At 1  v  v0 
 ln  m 
2 Dm c  v m  v 

2 Dm  v m  v0 
t ln   laminar, satu dimensi
Ac  v m  v 

 s D 2  v m  v0 
t ln  
18  vm  v 

Untuk gerak sangat turbulen, f D = tetap


A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 41
4 gD   s   
vm   
3 f D   
A d Re
dt 
2 Dm   f D Re 2
Re
A d Re
2 Dm
t   f
Re0 D Re
2

Re
A d Re
2 Dm
t 
Re0 (   FD Re).(   FD Re)
Re Re
1 d Re 1 d Re

2  Re0
   FD Re

2 

Re0   FD Re
1   FD Re  1    FD Re 
 ln   ln  
2 f D    FD Re 0  2 f D    FD Re 0 


1  
ln 
 
FD Re   FD Re0  
2 f D     
FD Re0   FD Re 


4 gD s   
fD 
3v m2

4 gD s    1 vD
f D Re 
3 vm 
2 g  s   mD 2

s 2 A
2 s   gD 2  2 mDf D

3f D 3 s 2 A
2  2 mD
 v m2 fD
3 s 2 A
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

42 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


 2 g  s   mD 2 2  s  2 A 
12
1 vD
f D Re   
 s 2 A 3 2 mD  vm 
2  s  2 A vD
 
3 2 mD v m
2  s AD v
 
3m v m

 2  s AD v  2  s AD v0 
        



A 1  3m vm 3m vm 
 ln   

2 Dm 2 f D
     2  s AD v0 
   
2  s AD v  
  3m v m  3m v m  

A 1  v  v  v m  v0  
t ln  m 
2 Dm 2 f D  v m  v  vm  v0 
D 3 D 3
mbola   s ; Abola 
6 4
kalau gerak ke atas => v negative, maka Re juga negative

A 1  v  v vm 
t arctg  0 2 
2 Dm 2 f D 
 v0 v  v m  

Untuk gerak ke atas lalu ke bawah, gerak dibagi menjadi dua,


mula-mula dipakai rumus gerak ke atas setelah berhenti dipakai
rumus gerak ke bawah dengan v0  0.
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 43
GERAK PARTIKEL YANG BERADA DALAM FLUIDA YANG
BERGERAK MELINGKAR SEDERHANA.

vr  0
u t  kecepatan tangensial fluida
vt  kecepatan tangensial partikel
v r  kecepatan radial
v  kecepatan relative partikel terhadap fluida
vp
ut
vr

vt K sf

Ff v

Fp u t  vt

v  vr2  ut  vt 
2

f D Av 2
Ff 
2
mvt2
K sf 
r
m u2  u t2
FD   t m
s r s r
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

44 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Gerak radial :

dv r dv
F m K sf  FD  F f . sin   m r
dt dt
v 2
 u t f D Av vr 2
dv
m t m  m r
2 s r 2 v dt
1  2  2  f D Avvr dv
 vt  u t   m r
r s  2m dt

dv r vt2  u 2  f D Avvr
 1  2t 

dt r  vt s  2m
Gerak tangensial :

vp

ut vr
 K sf
K sfp

r
K sf '
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 45
dvt
F m
dt
dvt
F f cos   K sf '  m
dt
f D Av 2  ut  vt  mvt vr dvt
  m
2  v  r dt

dvt vv f Av u t  vt 
 t r  D
dt r 2m

v  vr2  ut  vt 
2

Jika kecepatan tangensial partikel = kecapatan tangensial fluida


dan v r kecil :

dv r vt2  u 2  f D Avvr
 1  2t 

dt r  vt s  2m

u t2  u 2  f D Av t v r
0 1  2t 
r  u  2m
 t s 

2mut2   s   
vt2   
f D Av   s 
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

46 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


untuk bola :

24 24 24
fD   
Re vD  v r D 
 
   


2 D 3  s u t2
6  s   
v r2   
24  2   s 
 D r
 v r D  4
 
  

u t2 D 2  s   
vr  ……………untuk bola
18r

A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 47
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

48 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


BAB IV.
KLASIFIKASI DAN SEDIMENTASI

Klasifikasi adalah pemisahan partikel berdasarkan perbedaan


kecepatan geraknya dalam cairan.

Kecepatan maksimum :

4 gD   s   
vm   
3 f D   

Berbeda berat jenis => sorting (sortasi)

Berbeda diameter => sizing

Ada tiga kemungkinan :


1. Jika v  vm benda bergerak ke
bawah dengan kecepatan
(vm  v).
2. Jika v  vm benda bergerak ke
atas dengan kecepatan (v  vm ) .
A ad

3. Jika v  vm benda dalam


RU
DR Re
BI

keadaan setimbang.
MU of
SA Pro

49
proses seperti tergambar disebut
elutriasi

Hydraulic water

vm Zat B akan ke atas


Zat A akan ke bawah
A

D1 D2 D
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

50 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Campuran lain

vm A

B
v1
v2

DB1 DB 2
D1 D2

A Murni di bawah, kemudian diayak dengan DB1 sehingga


didapat B murni, kemudian dilanjutkan dengan v yang lebih
rendah dan didapat A murni. Lalu diayak lagi dan didapat B murni.

Kecepatan aliran = debit / penampung.

Contoh 1 :

Campuran silica dan galena dengan interval ukuran 0,0074 cm


sampai 0,0625 cm dipisahkan dengan aliran vertical ke atas.

1. Kecepatan air yang harus dipakai untuk mendapatkan hasil


galena murni ?
2. Berapa interval hasil galena tersebut ?
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 51
Jawab :

ke atas, lainnya ke bawah

vm galena

silika

0,0074 0,0652 D

a. Dicari v m untuk silica D = 0,0652 cm

 silika   A  2,44 g / cm 3
 air  1.g / cm 3
  0,01.g / cm.dt
D = 0,0652 cm

4 gD   s   
vm    ……….(1)
3 f D   

f D vs Re (grafik) ……… (2)

vm D
Re  ……….(3)

A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

52 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


a. Trial v m
vm D
b. Hitung Re 

c. Baca f D =…………… (dari grafik)

4 gD   s   
d. Hitung v m    harus sama dengan trial
3 f D   

vm Re fD
3 2 1

b. Dicari D dimana v m galena = v

 galena  B  7,53.g / cm 3
 air  1.g / cm 3
  0,01.g / cm.dt
v m =…………….dari pont a.

4 gD   s   
vm    ……….(1)
3 f D   

f D vs Re (grafik) ……… (2)


vm D
Re 

D Re fD
A ad
RU
DR Re

3 2
BI

1
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 53
1. Trial D = ……………..
2. Hitung Re = ……….
3. Baca f D =……………
4. Hitung D = ……………..
5. Trial diulang sampai Dterhitung  Dtrial
6. Diperoleh D = ……………..
interval =……………0,0652 cm

Contoh 2 :
Campuran bahan padat yang berupa butiran terdiri dari bahan
kwarsa dan galena. Campuran ini ingin dipisahkan dengan prinsip
Hydraulic Classification sehingga didapat bahan galena murni.
Ukuran butiran dari bahan tersebut berkisar antara

0,025 – 0,0215 cm. Butiran berbentuk bola.


Diketahui :
 galena  2,75.g / cm 3
 kwarsa  2,5.g / cm 3

dan asumsi bahwa gerak partikelnya Free Settling.

Hitunglah :

a. Kecepatan aliran air (ke atas) minimum yang harus dipakai.


b. Ukuran butiran galena murni yang didapat.

Penyelesaian :
Karena berat jenis galena lebih besar dari pada kwarsa, maka
galena akan didapat sebagai hasil bawah dan partikel akan terbawa
A ad
RU
DR Re

ke atas bersama aliran air, sehingga kecepatan air minimum yang


BI
MU of
SA Pro

54 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


dipakai sama dengan terminal velocity dari partikel kwarsa dengan
diameter partikel yang terbesar.

   2,5.g / cm 3 D p  0,215.cm

4  s  L  gD p
vmax   
3   L  fD

4  s  L  gD p
fD    2
3   L  vm

4    L  
Log. f D  Log   s  gD p   2.Log.vmax …..(1)
3  L  

vDp
Re 

vmax D p
Log. Re  Log  Log.vmax …………..(2)

dari persamaan (1) dan (2) didapat

4      
Log. f D  2.Log Re Log   s 2 L  PL gD 3p 
3    

Harga dari masing-masing


besaran ini sudah diketahui
4  2,5  1 
 980(0,215) 3 (1)  194792,15
3  0,012 
A ad
RU

Log. f D  2.Log. Re Log.194792,15


DR Re
BI
MU of

 merupakan garis lurus dengan Tga = -2


SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 55
Log. f D  2.Log. Re Log.194792,15

fD
skala
log

fD  1

Re (skala log)

Perpotongan antara garis  1 dan garis lurus


Log. f D  2.Log. Re Log.194792,15 terletak pada harga Re =
523,99

(1)(vmax )(0,215)
523,99 
0,01

vmax  24,34.cm / dt

Galena terkecil yang terdapat pada hasil bawah adalah galena


yang mempunyai harga vter min al yang sama dengan vair.ke.atas

v  24,34.cm / dt  galena  2,75.g / cm 3


A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

56 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


dengan cara yang sama didapat :
 4 g  s   L 
Log. f D  .Log Re Log  2 
3 PL v 3 

 .Log Re Log.1,5858.10 3

Log. f D  Log. Re Log.1,585.10 3

fD
skala
log

fD  1

Re (skala log)

Perpotongan antara garis   1 dan garis lurus


Log. f D  Log. Re Log.1,585.10 3 terletak pada harga Re =
316,2278

(1)(24,3395)( D p )
316,2278 
0,01
D p  0,1299
Jadi ukuran galena : 0,1299 < D p < 0,215 cm
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 57
SEDIMENTASI
Difinisi :

Sedimentasi adalah pemisahan suatu suspensi (campuran


padat-cair) menjadi cairan bening dan suspensi yang lebih padat
(sludge).

Sedimentasi bisa berlangsung secara Batch atau kontinyu


(airnya disebut thickener).

Sedimentasi secara Batch :

Suatu suspensi yang mempunyai ukuran butir mendekati


seragam (uniform) dimasukkan dalam tabung gelas yang berdiri
tegak.

Zona A = Bagian bening


Zona B = Bagian tak terpekatkan
Zona C = Bagian terpekatkan
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

58 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Pada peristiwa partikel jatuh bebas berlaku persamaan :

4 gD   s   
vm    Fs

3 fD 
  
Fs = fungsi konsentrasi

Pada percobaan batch sedimentation


vm  f (C )

karena variable yang lain tetap.

Kecepatan partikel bergerak ke bawah hanya tergantung


konsentrasi suspensi di tempat tersebut.

Dalam pembicaraan ini vm ditulis v. Pada zona A konsentrasi


A ad

suspensi masih rendah sehingga konsentrasi tidak berpengaruh.


RU
DR Re

Hal ini mengakibatkan v pada zona ini seragam dan besarnya


BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 59
4(  s   ) gD

3 f D

Pada zona D konsentrasi sudah cukup tinggi sehingga


vm  f (C ) makin ke bawah konsentrasi makin besar sehingga
v makin kecil. Hal ini mengakibatkan kenaikan konsentrasi di tiap
tempat pada zona D.

0
z
(tinggi)  1
2

3

1 2 3

Jika diamati, konsentrasi di suatu titik pada ketinggian tertentu


(compressing zona), maka konsentrasi di tempat tersebut makin
lama makin tinggi. Demikian juga bila diamati posisi (ketinggian)
tempat yang mempunyai konsentrasi tertentu, maka posisi
tersebut makin lama makin tinggi (naik).

Tempat yang mempunyai konsentrasi tertentu ( CL )


berpindah ke atas dengan kecepatan v L .

Teori-teori Kynch ( vL  ? )
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

60 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


C-dC v L = ke atas
Z+dZ Z = ke atas
v = ke bawah
v+dv  = Luas penampang
Z
C
v

v  f (C )
dZ
vL 
dzC  dC
 v  dv C  dC   vC

vL 
v  dv C  dC   vC
dc

Cdv  vdC
vL 
dC

dv
vL  C v
dC
df (C )
vL  C  f (C )
dC
 Cf ' (C )  f (C )
vm  F (C )
A ad
RU

posisi tempat yang konsentrasinya tertentu bergerak ke atas


DR Re
BI
MU of

dengan kecepatan tetap yang besarnya tergantung pada


SA Pro

konsentrasinya.

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 61
Dalam praktek

Z batas A-B

waktu

Dalam praktek, batas zona B-D tidak kelihatan, yang tampak


adalah batas zona A-B. Bila dibuat grafik tinggi batas A-B (Z)
versus waktu maka dapat terlihat keadaan sebagai berikut :

1. Mula-mula Z turun secara linier, ini berarti kecepatan


turun bidang batas A-B tetap. Hal ini terjadi karena bagian
atas dari bagian keruh adalah zona A. Kecepatan turun ini
besarnya sama dengan kecepatan maksimum butir dalam
keadaan Free Settling.
2. Mulai suatu saat bidang batas turun dengan linier. Ini
berarti kecepatan turun berubah. Hal ini disebabkan karena
zona B sudah habis, jadi bagian yang keruh semuanya zona
D. Kecepatan turun bidang batas (kecepatan sedimentasi)
besarnya sama dengan kecepatan maksimum butir dalam
keadaan Hinderes Settling pada konsentrasi sebesar
konsentrasi butir pada bejana teratas.
A ad

3. Pada suatu saat tinggi bidang batas hamper tetap, karena


RU
DR Re
BI

sedimentasi sudah sempurna.


MU of
SA Pro

62 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Pengaruh konsentrasi terhadap v dapat dipelajari dari dua data
percobaan sedimentasi secara batch.

Zn
CL
Z0
ZL
ZL

L

Ditinjau suatu titik pada bagian lengkung, kecepatan turun


bidang = kecepatan sedimentasi = v

dZ Z  ZL
v  tga  n
d L

Pada saat L , konsentrasi lapisan teratas C L berarti tempat


dengan konsentrasi C L dalam waktu  L telah berpindah ke atas
sejauh Z L (dari dasar sampai bidang batas).
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Perpindahan ini berjalan dengan kecepatan v L akibatnya :

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 63
ZL
vL 
L
Pada saat L , semua butir telah melewati lapisan dengan
konsentrasi C L (karena mula-mula tempat dengan konsentrasi
C L ada di paling bawah, sedang pada saat  L berada di paling
atas).

vL
A(v  vL )CL L  AZ 0C0
Z 0C0
CL 
 L (v  v L )
Z 0C0

 L v   L vL
Z 0 C0

 Zn  ZL 
L  
  ZL
 L 
Z 0C0

Zn  ZL  Z L
Z C
ZL  0 0
Zn
A ad
RU

Dengan mengambil beberapa titik pada kurva Z vs  dapat


DR Re
BI
MU of

dilihat data hubungan v vs C L .


SA Pro

64 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


v
v CL

CL

ALAT-ALAT SEDIMENTASI KONTINYU (THICKENER)

Skema alat :

A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 65
massa padatan
C ;
volume campuran
massa padatan
X 
massa campuran

Neraca massa :

F  L U
FC F  LCL  UCU
FC F  UCU

Menentukan Luas Tampang Thickener.

Luas tampang thickener akan menentukan kebeningan over


flow. Dalam alat thickener diusahakan C L  0 . Untuk itu perlu
diusahakan (dicari) luas Panjang penampang (tampang) yang
diperlukan.

Dasar hitungan :

1. Untuk mendapatkan C L  0 , maka kecepatan cairan ke


atas pada clarification zone harus lebih kecil daripada
kecepatan sedimentasi dari partikel pada konsentrasi
thickening zone teratas ( C F ) .
2. Mass flowrate padatan di setiap tempat pada thickening
zone harus lebih besar atau sama dengan mass flowrate
padatan dalam feed.

Dasar hitungan 1.

vcairan  v( kecepatan sedimentasi)


A ad

L Av
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

66 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


jadi luas tampang : A L v

v diperoleh dari kurva v versus C L


L dihitung dari neraca massa

Dasar hitungan 2.

A(v  U / A)C  FC F
Campuran bergerak ke bawah (relative terhadap bumi) dengan
kecepatan v/A.

Partikel padatan bergerak ke bawah (relative terhadap bumi)


dengan kecepatan (U/A+v)

AvC  UC  FC F
AvC  FC F  UC
FC F U
A 
vC v

C, C F ,U bisa dihitung langsung dari soal. Hubungan v dan C


diperoleh dari data. Dibuat kurva A vs C (C dari C F / Cc sampai
CU dengan pertolongan grafik v versus C.

Misal :
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 67
Untuk perancangan umumnya dipakai over design dari ukuran
alat  20  30%

Kedalaman Thickening (Thickening Zone)

Dasar hitungan :
Untuk mendapatkan konsentrasi under flow sbesar CU , maka
waktu tinggal rata-rata padatan dalam thickening zone sama
A ad
RU

dengan waktu sedimentasi batch denga konsentrasi awal C c (kritis)


DR Re
BI
MU of
SA Pro

68 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


untuk mendapatkan konsentrasi rata-rata bagian keruh sebesar
CU .

AZ 0CC  AZC
Z C
Z0 C  0 C atau
Z
Z 0 CC
Cc C Z C
CU

 v
v
Luas A

 = waktu tinggal rata-rata


  L / v  L / O / A  LA / O
waktu tinggal rata-rata = volum/debit.

F, CF

L, CL
V = volume padatan +
volume cairan
h =  debit
padatan+
vol cairan
A ad
RU

U, CU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 69
FC F FC F  debit cairan 
v  . .  
s  s  debit p adatan  av

FC F FC F  U  UC.1  s 
v  . .  
s  s  UC 1  s 
 av

FC F FC F   s  C 
v  . .  
s  s  C  av

 
FC F FC F  s  C 
v  .
s
.
s   C d
 0 

Z  C (  s  C) / C

C  (Z0CC ) / Z
A ad
RU
DR Re

V
BI
MU of

Kedalaman (h) = volume/luas tampang =


SA Pro

70 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


BAB V
PELENGKAP ANALISA DIMENSI

Panjang => satuan : m, inc, yard, dll

Luas => Panjang x Panjang : m2, inc2, dll

Volume => Panjang x panjang x panjang : m3, inc3, ft3, dll.

Dimensi melambangkan suatu kuantitas / besaran => jenis besaran

Masing-masing besaran mempunyai dimensi sendiri. Ada


hubungan antara dimensi suatu besaran dengan dimensi besaran
yang lain, sehingga dimensi suatu besaran dapat dinyatakan
dengan kombinasi dimensi besaran yang lain.

Contoh : Dimensi luas = (dimensi Panjang)2


Dimensi suatu besaran umumnya dinyatakan dalam kombinasi
dimensi besaran dasar. Untuk persoalan mekanika / gerak hanya
membutuhkan tiga besaran dasar.

Dalam menetapkan besaran dasar ada bermacam-macam


aliran, yaitu :

 massa, Panjang, waktu : MLT


 gaya, Panjang, waktu : FLT
 energi, Panjang, waktu : ELT
A ad
RU
DR Re

 gaya, massa, Panjang, waktu : FMLT


BI
MU of

 (ada besaran tambahan gC )


SA Pro

71
MLT : Gaya => F = m.a.
= MLT2

Tenaga => Gaya x jarak


= ML2T2

Tenaga = massa x (kecepatan)2 = ML-2T-2

Kelompok Tak Berdimensi.

Kombinasi beberapa kuantita (besaran) yang menghasilkan


suatu bentuk yang tak berdimensi, misalnya :

 tinggi 
   Kelompok Tak Berdimensi
 diameter 
(kecepatan) 2
 Kelompok Tak Berdimensi
panjang x percepatan

Dalam suatu peristiwa, rumus yang berlaku untuk peristiwa itu


umunya berbentuk hubungan antar kelompok tak berdimensi.
Rumus dalam bentuk tak berdimensi ternyata berlaku umum, tidak
dipengaruhi jenis bahan dan ukuran.

Contoh :

vm  4   s    gD
3 fD

vm2  4   s    gD
3 fD

 3  1   s  1  =>kelompok tak berdimensi


2
vm
   
 
A ad

  
RU

gD  4  f D   
DR Re
BI
MU of
SA Pro

72 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Rumus : Berbentuk hubungan antar kelompok tak
berdimensi

Dapat dipakai untuk meramalkan rumus

dicek dengan
percobaan

=> m  f (m0 , v, C )
m / m0  f (v / C )

Contoh analisa :

Ingin diketahui rumus kecepatan maksimum bola jatuh dalam


cairan. Besaran yang berbengaruh :

v  f (  s , D,  , g ,  ,  )
Cara Raleygh, dianggap hubungan berbentuk :

v  k. cs 1, Dc 2 ,  c3 , g c 4 ,  c5 ,  c 6

LT 1  (ML3 ) cs1 ( L) c 2 ( L) c3 ( LT 2 ) c 4 (ML3 ) c5 (ML1T 1 ) c 6

M : 0 = c1 - c5 + c6
L : 1 = -3c1 – c2 – c3 + c4 – 3c5 – c6
T : -1 = -2c4 – c6
c6 = 1 – 2c4
c5 = -c1 –c6 = -c1 – 2c4
c2 = 1 + 3c1 – c3 – c4 + 3c5 + c6
A ad
RU

c2 = 1 + 3c1 – c3 – c4 – 3c1 – 3 + 6c4 + 1 – 2c4


DR Re
BI

c2 = -1 – c3 + 3c4
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 73
v  k. sc1 , D 1c33c 4 ,  c3 , g c 4 ,  1c12c 4 ,  12c 4
c1 c3 c4
vD  s     gD 3  2 
 k
  
 D 
 2 

      

Diubah menjadi bentuk lain :

c1 c3 c4
vD  s      gD  2v 2 D 2 
 k
   D 
 v2 

      2 
c1 c3 c 4 2c 4
vD  s      v2   vD 

 k
    D  gD 
  
   
       
c1 c3 c 4 2 c 41
 s      v2   vD 
1  k
   D   
 
   
     gD   

Secara umum :
  s  v 2 vD 
  , D , gD ,  
f 0
 
Eksperimen :
Variasi cairan yang dipakai   , v,  berarti

Re
A ad
RU
DR Re
BI
MU of

s / 
SA Pro

74 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Dicari bentuk :
a1 a2 a3 a4
     v2   vD 
1  k  s       
   D  gD    
b1 b2 b3
vD      v2 
 k  s     
    D  gD 

b1
vD  
 k '  s 
   
b2
 vD   
Log    b1 Log  s   Log.k '
     
Eksperimen :
vD  g 2 D 
1 1 b1 b2 b3
  k   s     v2 
2

      
  v    D  gD 
 
b3  1
 g 12 D 12  b1 b2
  k   s     v2  2
     
    
    D  gD 
b1 b2 1
v2    b3  1    b3  1  v 2  2b2 1
 k  s  2   2  
gD    D  gD 
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 75
bentuk dimanipulasikan agar bisa dilaksanakan pengubahan
variable yang hanya mengakibatkan dua kelompok tak berdimensi
yang berubah.

b2
 vD   vD   s 
Log   Log 
     b1 Log 
    Log.k '
      

Log  b1

 
Log  s 
  

A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

76 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


BAB VI.
TRANSPORTASI FLUIDA PIPA DAN
SAMBUNGAN, HUBUNGAN
ANTAR TENAGA

Jenis ukuran pipa dapat dilihat pada tabel berikut

A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

77
Table 23
pipa ¾ in, schedule 80
diameter luar = 1,050 in
tebal = 0,154 in
diameter dalam = 0,742 in

Bentuk dan macam sambungan dapat dilihat pada tabel berikut.

A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

78 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 79
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

80 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Untuk valve / Kran lebih lengkap dapat dilihat pada text book
Brown Chapter 11.

Contoh : Gate valve

 Non Rising Spindle (tak bisa naik)


 Rising Spindle (bisa naik)

Non Rising Spindle, pengatur aliran tidak terlalu halus.

Globe Valve : (Non Spindle /Rising Spindle)


A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 81
Nedle Valve

Quick Opening Globe Valve

TRANSPORTASI FLUIDA HUBUNGAN ANTAR TENAGA

Dasar hitungan fluida :

1. Neraca massa => persamaan kontinuitas


2. Neraca tenaga
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

82 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Neraca Massa :

1 2

Rate of Input - Rate of Output = Rate of Accumulation

m1  m2  0( steady )
m1  m2
A1v1 1  A2 v2  2 Persamaan Kontinuitas

Incompressible Fluid ( 1   2 )

 A1v1  A2v2

Untuk incompressible fluid dan luas tampang pipa sama, maka


v1  v2

v
A ad

Harga v yang digunakan dalam persamaan kontinuitas adalah


RU
DR Re
BI

harga v rata rata


MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 83
v  f (r )  r = jarak dari sumbu pipa

Q = debit total

dQ  v2r.dr
r R
Q  2  vr.dr
r 0

dr

r R
Q  2 
r 0
f (r )r.dr

r R
Q vr
vratarata 
R 2
 Q  2 r 0 R 2 dr
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

84 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Secara umum :
(m) Input  (m) Output
( Av ) Input  ( Av ) Output

  tetap  ( Av ) Input  ( Av )Output


  tetap , A sama =>  vInput   vOutput

Contoh soal :

D1  2cm D2  1cm D3  2cm


v1  2m / dt v2  1,5m / dt v3  ?
1  1,19 g / cm  2  1g / cm
3 3

3  1,07 g / cm 3

Jawab :
A1v1 1  A2 v2  2  A3v3 3
 / 4 D12 v1 1   / 4D22 v2  2   / 4D32 v3 3
(2) 2 (200)(1,1)  (1) 2 (150)(1)  (2) 2 v3 (1,07)
A ad
RU

v3  240,65cm / dt
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 85
Neraca Energi
Dalam aliran fluida, energi dibawa oleh bahan yang mengalir
dan ditransfer dari system (fluida) ke sekeliling atau sebaliknya.

1. Energi yang dibawa fluida.

a. Internal energi (tenaga dalam)


Tenaga yang dimiliki oleh fluida karena keadaannya dan
tidak tergantung dari posisi dan geraknya. Contoh: tenaga
gerak yang dimiliki molekul-molekul, atom-atom, ion-ion
fluida.
b. Energi yang dimiliki oleh fluida karena keadaan aliran dan
posisinya.
2
 Tenaga gerak = 1 / 2mv  Ek
Dalam perhitungan neraca tenaga untuk aliran fluida :
(vratarata ) tenagagerak  (vratarata ) debit  penyederha naan
 Tenaga potensial (tenaga tempat)
E p  mgZ  Z = tinggi tempat dihitung dari bidang
referensi tertentu.
E p 2  E pl  mg(Z 2  y)  mg(Z1  y)
 mg(Z 2  Z1 )

 Tenaga tekanan => tenaga karena tekanan = PV


P = tekanan
V = volume
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

86 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Bukti perlunya ditambah besaran PV

Fluida
menempel
pada sistem

sistem

Fluida
bergabung
dengan sistem

Fluida masuk
ke dalam
sistem

Melakukan usaha
= F x jarak
= P x A x l = PV

Pada saat (bila ada) fluida masuk system menerima tenaga


yang dimiliki fluida masuk + tenaga yang diperlukan untuk
memasukkan fluida (PV).
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 87
2. Energi yang ditransfer dari system ke sekeliling atau
sebaliknya.

a. Panas yang diserap oleh fluida dan sekelilingnya selama


bergerak dari titik 1 ke titik 2 (q).

1
b. Kerja yang dilakukan fluida terhadap sekeliling selama
bergerak dari titik 1 ke titik 2 (w).

1 2

Neraca energi antara 1 dan 2 (steady state untuk massa dan


energi)

Energi masuk dibawa fluida pada 1 + Panas masuk antara 1 dan 2


– Kerja oleh system antara 1 dan 2 = Energi keluar dibawa fluida
pada 2.

1 1
U1  mv12  mgZ1  P1V1  q  w  U 2  mv22  mgZ2  P2V2
2 2
H = U + PV
H = entalpi
A ad

U = internal energi
RU
DR Re
BI

1 1
MU of

H 2  mv22  mgZ 2  H 2  mv12  mgZ1  q  w


SA Pro

2 2

88 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


U = perubahan tenaga dalam => adalah jumlah dari peru-
bahan karena pengaruh suhu, pengaruh tekanan, pengaruh tenaga
permukaan dan reaksi kimia.

2 2 2 2 2
U   Tds   P(dv)   dA    A dm A   b dmb  dll
1 1 1 1 1

A = potensi kimia
1 
U   mv 2   mgZ   PV  qw
2 
2 2
P2V2  P1V1   PdV   VdP
1 1
2 2
PV   PdV
1
  VdP
1
2 2 2 2 2
  Tds   P(dv)   dA    A dm A    b dmb  dll
1 1 1 1 1
2 2
1 
  mv 2   mgZ    PdV   VdP  q  w
2  1 1
2 2 2 2 2
  VdP   Tds   dA    A dm A    b dmb  dll
1 1 1 1 1

1 
  mv 2   mgZ   q  w
2 

atau
2 2
1 2 
1 VdP  1 Tds  dll   2 mv   mgZ   q  w
2

 Tds  Q  lw
1
A ad
RU

lw = lost work (tenaga yang hilang)


DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 89
2
1 
 VdP   2 mv   mgZ   dll   w  lw
2

1 
2 2 2

VdP   m.vdv   mg.dZ  dll  w  lw


1 1 1

Untuk incompressible fluida (  tetap)

1 
VP   mv 2   mgZ   dll   w  lw
2 
m 1

P 
2
 
m v 2  mgZ   dll   w  lw ….dibagi mg

P v 2 w lw
  Z  dll   
g 2g mg mg
P v 2
  Z  dll   w  F
g 2 g

masing-masing suku disebut Head (tenaga persatuan berat)

P1 v12 P v2
  Z1  F  w  2  2  Z 2  dll
g 2 g g 2 g

Potensial Head
Pressure Head

Velocity Head
Friction Head
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

90 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Bila F = 0 dan w = 0, maka :

P1 v12 P2 v22
  Z1    Z2 persamaan Bernoulli
g 2 g g 2 g

Evaluasi Friction Head :

a. Analitis
Universal resistance atau Drag law
Av 2
F f
2
F’ = gaya gesek
Untuk aliran pipa
DL
F  f v2
2
L L
D

tenaga hilang
F (Friction Head) =
berat fluida
DLv2
L 
 f 2

D 2 L g
4
2 fLv 2 4 fLv 2
 
gD 2 gD
f ' Lv 2
F
A ad
RU
DR Re

2 gD
BI
MU of

 / 4D 2 L 
SA Pro

massa fluida keluar system =

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 91
b. Analisa dimensi

lw  f (m,  ,  , D, L,, v)

lw  k  mc1  c 2  c 3 D c 4 Lc 5 c 6 v c 7

ML2T 2  k (M )c1 (ML3 )c 2 (ML1T 1 )c 3

( L)c 4 ( L)c 5 ( L)c 6 ( LT 1 )c 7

ML2T 2  K .M c1 c 2 c3 L3c 2 c3 c 4  c5 c6  c 7T c3c7


M : 1  c1  c2  c3
L : 2  3c2  c3  c4  c5  c6  c7
T : 2  c3  c7
c1  1  c2  c3
c7  2  c3
c4  2  3c2  c3  c5  c6  (2  c3)
 3c2  2c3  c5  c6

lw  k  m1c 2c 3  c 2  c 3 D 3c 22c 3c 5c 6 Lc 5 c 6 v 2c 3


c2 c3 c c6
lw  D 3   D 2   L  5 
 k  m 
  
 mv 
 D D
mv 2        
c3 c3 c3 c3 c c6
 D 3   m   D 2   L  5   
 k
 m 
   
 D 3   
    
A ad

  mv   D   D 
RU

  
DR Re
BI
MU of
SA Pro

92 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


c3 c3 c3 c c6
 D 3      L  5 
 k
 m 
 
 vD 
 D D
       
c2 c9 c c6
lw  m   vD   L  5   
2
 k
 D 3 
 
    D D
mv        

Diperkirakan lw sebanding dengan (=)m


c9 c c6
 vD   L  5   
2
lw  Kv m 1 c8
  c8
D   c8
    D D
     
1  c8  1 c8  0

c9 c c6
lw  vD   L  5   
 K   
  D D
mv2      
lw
Friction Head = F   lw  Fmg
mg
c9 c c6
Fmg  vD   L  5   
 K
    D D
mv 2      
c9 c c6
Fg  vD   L  5   
 K 
    D D
v2      

Fg  vD L  
Umum : 2
 f
  , D, D

v  
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 93
Kalau pipa cukup Panjang, maka F sebanding dengan L (cocok
dengan percobaan)
c9 c c6
Fg  vD   L  5   
 K 
    D D
v2      
 c5  1
c9 c6
Fg  L  vD    
 K 
 
  
 D     D 
2
v
c1 c6
 vD     Lv 2
F  K
    D
    gD

Secara Umum :

fLv 2  vD  
F dengan f  
  , D
2 gD  

Harga f diukur dengan percobaan untuk berbagai Re dan


/ D.
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

94 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 95
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

96 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Harga friction head bila pipa terdapat belokan, kran, dll.

Gesekan pada bagian-bagian tersebut dievaluasi dengan


membandingkan dengan gesekan pada pipa lurus.

fLe.v 2
F 
2 gD
Le = Panjang ekuivalen

= Panjang pipa yang memberikan gesekan sebesar gesekan

alat itu

Contoh :

Gate valve ½ tertutup pada pipa berdiameter 2 in.


 Le  30 ft (Fig 127)  / D bisa dihitung langsung atau baca
pada Fig 126.

1
2 m Le2
10 m Le1

3 m Le2
fLe.v 2
F Le  Le1  Le2  Le3
2 gD

Untuk keperluan tertentu, Fig.125 disajikan secara lain .


A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 97
Misal :

Diketahui : F ,  ,  , D, L,

Hitung : Q


Q D 2v v?
4

fLv 2
F ………………..(1)
2 gD
f   (Re) ……………….(2)
vD ……………….(3)
Re 

Trial & error

Trial f

Kalau cocok, maka f benar,  v  ....., Q  .....


A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

98 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Metode grafik

 2v 2 D 2
(3)  Re 2 
2
2 FgD
(1)  f 
Lv 2
x
2  D Fg 2 3
Re 2 f 
 2L
1 3 1 1
2 2
D 2
F 2
g 2
Re f  1
L 2

Re f bisa dihitung langsung karena semua besaran di ruas


kanan sudah diketahui.

2 gDF 1
(1)  v 
L f

dibuat grafik 1 versus Re f fig. 128


f

Re f Re f 1
f
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 99
1
f

Re f

Hitungan trial bisa dihindarkan, cara :

1 3 1 1
2 D F g
2 2 2 2
1. Hitung Re f  1
= ………..
L 2

2. Baca harga 1 dari fg 128


f

3. Hitunglah v  2 gDF 1 ………………..


L f

4. Q  1 / 4D 2v  ..............

Saluran Berpenampang Bukan Lingkaran.


A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

100 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Aliran lewat saluran “non circular” diekivalenkan dengan aliran
pada saluran berpenampung lingkaran berdiameter De (diameter
ekivalen). Rumus yang dipakai sama, hanya D diganti dengan De .

Mencari De

Luas tampang  A   / 4D 2 a)

Keliling  K  D b)

dari persamaan a) dan b) didapat

A 1
 D
K 4

A Luas tampang
D4 
K Keliling

Non circular

Luas tampang
De  4
Keliling

 / 4 D22   / 4 D12
De  4
D2  D1

D22  D12
  D2  D1
D2  D1
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 101
Luas
De  4
Keliling
L1 L2
4  2 L1 L2
2L1  L2 

Contoh Soal :

1.

Q  40 ft 3 / menit   100kg / m 3

Grade line = 15 m   10 3 kg / m..dt


A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

102 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Persamaan Bernoulli

PA v A2 P v2
  z A  B  B  z B  FAB
w 2 g w 2 g
2
Lv AB
z A  zB  f  15 ……………….(1)
2 gD

Q  40 ft 3 / menit  0,01887m3 / dt
4Q
Q   / 4D 2v  D 
v
vD (1000)(v)( D)
Re  
 0,001

Coba-coba
v D Re f F
0,5 0,2192 1,09 x 105 0,0178 2,839
1,0 0,155 1,55 x 105 0,0165 12,918
1,5 0,126 1,89 x 105 0,0158 39,588
Dibuat grafik v vs F

FAB  15  v  1,01m / dt
(4)(0,01887)
D  0,154m
 (1,01)
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 103
2. Suatu zat cair (   1g / cm ;   1cp ) dialirkan melalui pipa
3

dengan kecepatan 120 m3/jam sepanjam 150 m.


Bila diketahui penurunan tenaga hydraulic 15 m dan gaya
yang disebabkan gravitasi 9,5 m/dt2, berapa diameter nominal
yang dipakai..?

A Diameter sama
QA  QB
v A  vB
v  0

Z  Z A  Z B

B
Persamaan Bernoulli AB

PA v A2 PB v B2
  z A  FAB    zB
w 2 g w 2 g
Le.v 2
z A  zB  f  15 ………………………..(1)
2 gD

Q 4Q 4  120 / 3600  0,1333


v    ………..(2)
A D 2   D2  D
2

f  f (re)
vD
A ad

Re   vD ………………………………..(3)
RU
DR Re


BI
MU of
SA Pro

104 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Penyelesaian dengan coba-coba  FAB  15

v D Re f F
0,5 0,291 145654 0,0167 0,11
2,0 0,146 291346 0,0145 3,05
4,0 0,103 412025 0,01358 16,15
3,8 0,1046 405798 0,01362 15,00
D = 0,1046

3.
Q  30 ft 3 / dt
A D  0,3m
  10 3 kg / m..dt
  103 kg / m 3

g  9,8m / dt 2

Grade line = 15 m L AB = ..?

Persamaan Bernoulli

PA v A2 P v2
  z A  B  B  z B  FAB
w 2 g w 2 g
A ad
RU
DR Re
BI

2
Lv AB
MU of

z A  zB  f  15
SA Pro

2 gD

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 105
Q  30 ft 3 / dt  0,084951m 3 / dt

Q  vA  v / 4D 3
4Q (40)(0,01415)
v   12,0182m / dt
D 2  (0,3) 2
vD (1000)(12,0182)(0,3)
Re    3605432,4
 0,001

Dari grafik ( / D  0,001)

f = 0,0204

(15)(2 gD) (15)(2)(9,8)(0,3)


L 2
  29,935m
fv AB (0,024)(12,018) 2

4.

  1g / cm 3
  0,01 poise

4m g  10m / dt 2
  0,0002 ft
D  2cm Q  ... ?
A ad

2
RU
DR Re
BI
MU of

Le  50
SA Pro

106 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Hitungan dilaksanakan dengan Gauge Pressure.

P1 v2 P v2
 1  z1  F  w  2  2  z 2
g 2 g g 2 g
v 22
z1  F 
2g

fLv 2 v22
z1   ……….(1)
2 gD 2 g
f   (Re) ……….(2)
vD
Re  ……….(3)

Kalau pipa cukup Panjang seringkali v2/2g (velocity head)


diabaikan terhadap F (Friction Head).

Penyelesaian :

1. Trial f = …….
2. Hitung v dari (1)
3. Hitung Re dari (3)
4. Cari f dari (2)  cocok dengan trial.

Cara lain :
 fLv 2 v 2 
1. Buat grafik    versus vI
 2 gD g 
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 107
 fLv 2 v 2 
v Re f     H
 2 gD g 

Z1

v v
Kecepatan jarak

cairan 0,4 – 4 m/dt


uap jenuh 4 – 40 m/dt
uap lewat jenuh 40 – 50 m/dt
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

5.

108 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Gade Pressure

AD1 :
2
P1 v2 PD v D
 1  z A  FAD1  w  1  1  z D1
g 2 g g 2 g
2
PD1 v D1
 z D1  z A  FAD1 
g 2g
2
f Le v 2 v D
A ad

 zA  1 1 1  1
RU
DR Re

2 gD1 2g
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 109
PD1 f1 (100)v12 v12
 z D1  20  
g (2)(10)(0,02) (2)(10)
H1  20  250  f1v12  0,05v12 ……….(1)

D2 B :
2
P2 v22 P v
  z D2  FD2 B  w  B  B  z B
g 2 g g 2 g
2
PD2 v D2
 z D2  z B  FD2 B 
g 2g
2 2
f Le v v
 zB  2  2 2 2

2 gD2 2g
f 2 (50)v22 v22
 10  
(2)(10)(0,02) (2)(10)
H1  10  250  f 2 v22  0,05v22 ....(2)

D2 C :
2
PD3 vD3
 z D3  zC  FD3B 
g 2g
2
f Le v 2 v
 zC  3 3 3  3
2 gD3 2g
H 3  3  187,5 f 3 v32  0,05v32 …………..(3)
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

110 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


f1   (Re1 ) ……………………(4)

f 2   (Re 2 ) ……………………(5)

f 3   (Re3 ) ……………………(6)

1v1 D1
Re1   Re1  2v1 ……………………(7)
1
 2 v2 D2
Re 2   Re 2  2v2 ……………………(8)
2
 3v3 D3
Re 3   Re 3  2v3 ……………………(9)
3

Neraca massa pada titik D :

m1  m2  m3

1Q1   2Q2   3Q3


Q1  Q2  Q3 .………(10)
2
Q1  ( / 4) D1 v1  v1  3183Q1 ..………(11)
2
Q2  ( / 4) D2 v2  v2  3183Q2 .………(12)
2
Q3  ( / 4) D3 v3  v3  3183Q3 ………(13)

D1 , D2 , D3 sangat dekat sehingga Z D1  Z D 2  Z D3


PD1  PD 2  PD3
A ad
RU
DR Re
BI

PD1 PD2 PD3


MU of

 z D1   z D2   z D3 …………(14)
SA Pro

g g g

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 111
Q1 v1 Re f1 H1

H1vsQ1

Q2 v2 Re 2 f2 H2

H 2 vsQ2
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

112 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Q3 v3 Re 3 f3 H3

H 3vsQ3

H1  H 2  H 3 ; Q1  Q2  Q3

Dipilih suatu H yang sama dimana Q1  Q2  Q3 , ini bisa dicari


dengan membuat grafik Hvs(Q2  Q3 ) kemudian dipotongkan
dengan grafik H1vsQ1 .

6. 1
A1

Z

A2
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 113
Tangki 2 mula-mula kosong
fLev 2
z 
2 gD
Waktu pengosongan tangki 1 ?

7.
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

114 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Diketahui :

 ,  , Le, De ,  , Z1 , Z 2 , Q
Head Pompa = ?

P1 v12 P2 v 22
  z1  F  w    z2
g 2 g g 2 g
fLev 2
w  z2  z1
2 gD
Head pompa = -w = …………..

A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 115
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

116 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


BAB VII.
ALAT UKUR ALIRAN FLUIDA

Jenis (macam) :

- Displacement Flow Meter


- Current Flow Meter
- Manometer
- Pilot Tube
- Venture Meter
- Flow Nozzle
- Orifice
- Area Meter
- Head Meter
- Mass Flow Meter

Catatan : Setiap alat ukur harus ditera.

tes ukur
A ad
RU
DR Re
BI
MU of

gelas ukur
SA Pro

117
harga
sebenarnya

pembacaan

DISPLACEMENT FLOW METERS

Prinsip kerja :

Fluida yang lewat ditakar dalam bagaian-bagian yang


volumenya tertentu.
Dengan mengamati jumlah takaran persatuan waktu dapat
dicari debitnya.

contoh : Wet Test Meter (lihat fig. 132)

As rotor dihubungkan
dengan jarum yang
bisa berputar. Jumlah
putaran jarum jam
Bisa diamati.
A ad
RU
DR Re
BI
MU of

Volume segmen-segmen sudah tertentu, hingga debit bisa


SA Pro

dihitung.

118 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


CURRENT FLOW METERS

Dalam aliran diletakkan suatu baling-baling yang karena


kecepatan aliran akan berputar. Kecepatan putaran tergantung
aliran. Dengan pertolongan grafik standar debit bisa diukur.

debit

kecepatan putaran

Contoh : Propeller Meter (fig. 135)


A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 119
MANOMETER

Alat ukur tekanan / beda tekanan.

Prinsip :

- Hukum utama hidrostatika


- Tekanan hidrostatika
P  gh

PA   A g ( x  h)  PB   B g ( x  y)  PHg gh
PA  PB   B gx   B gy  PHg gh   A gx   A gh
 (  Hz   A ) gh  (  B   A ) gx   B gy
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

120 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


PA  g ( x  h)  PB  g ( x  y)  PHg h
PA  PB  gx  gy  gx  gh  PHg gh
 (  Hg   ) gh  gy

PITOT TUBE (TABUNG PITOT)

Alat untuk mengukur kecepatan aliran di suatu titik.


A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 121
Beda tekanan (Pressure Head) disebabkan oleh velocity head.

PA  PB

PM   Hg gh  PN  gh

PN  PM  (  Hg   ) gh

P  (  Hg   ) gh

P v 2
Karena  maka
g 2 g

(  Hg   ) gh v2

g 2g

2 gh(  Hg   )
vC

VENTURI METER
A ad

Pada bagian yang sempit kecepatan menjadi lebih besar,


RU
DR Re
BI

sehingga velocity head (v2/2g) membesar. Energi ini diambil dari


MU of
SA Pro

“pressure head” ( P / g ) sehingga dalam peristiwa ini seolah-olah

122 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


ada perubahan pressure head menjadi velocity head dan friction
head.

P1 v2 P v2
 1  z1  F  w  2  2  z 2
g 2 g g 2 g

f 0
v12  v 22 P  P1
 2
2g g

Karena 1 Av1   2 A2 v2

A1
v2  v1
A2
A 
v12   1 v12 
 A2   P
maka
2g g
2(P)
v1 
 A 
2

  1   1
 A2  

F  0 , ada factor koreksi C

2(P)
v1  C

 A1 
2


    1
 A 
 2  
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 123
Kecepatan rata-rata untuk Re  10.000  C  0,98

PM  PN

P1  g ( x  h)  P2  gx   Hg gh

P1  gx  gh 

P2  P1  (    Hg ) gh  P

 P  (  Hg   ) gh

2(  Hg   ) gh
v1  C

 A1 
2


  
  1
 A 
 2  

FLOW NOZZLE

Prinsip sama dengan venture meter. Alat ini lebih mudah


A ad
RU
DR Re

dibuat. Rumus sama dengan venture meter hanya C bervariasi


BI
MU of

antara 0,7 – 0,98.


SA Pro

124 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


ORIFICE

Tempat di mana luas tampang aliran terkecil disebut vena


contracta. Alat ini paling sederhana konstruksinya dan paling
banyak dipakai.

2(P)
v1  C

 A1 
2


    1
 A 
 2  

A2  A0 , hingga ada factor koreksi lagi ( A0  A lubang orifice)

2( P )
v1  C0

 A1 
2


    1
 A 
 2  

2 g (  Hg   ) h
v1  C0

 A1 
2


  
  1
  A2  
 
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 125
C 0 sangat bervariasi.
Grafik C0 vs Re 0  ( v0 D0 ) /  terlihat pada Fig. 145
A
1v1 A1   0 v0 A0  v0  1 v1
A0

A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

126 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


AREA METERS

Misal : Rotameter

Makin tinggi posisi float, luas celah makin besar. Makin besar
debit maka luas celah untuk aliran makin besar sehingga float naik,
dengan demikian ada hubungan antara tinggi float dengan debit.

tinggi float

Grafik standar

debit
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 127
Float setimbang  F  0
FP1  K a  FP 2  G  0
A f P1  v f  A f P2   f v f g  0

A f = luas tampang maksimum dari float


(    f )v f g
P1  P2  P
Af
(    f )v f g
(P) 
Af

Mass flow : m  1 Av1

2(  f   ) gv f
m  1 A1C R
A ad
RU


 A1 
2


DR Re
BI

A f    1
MU of

 A 
 0 
SA Pro

128 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


2  (  s   ) gv f
m  C R A0
  A0  
 2

A f 1    
A
  1 
 
A0  A1  A0 / A1  0  1  ( A0 / A1 ) 2  1

2  (  s   ) gv f A1
m  C R A0 v0  v
Af A0

Grafik C R vs Re 0  v0 D0 /  terlihat pada figure 145

Contoh soal :

P1 v12 P2 v 22
  z1  F  w    z2
g 2 g g 2 g
P1 P
 z1  F  2  z 2
g g
A ad
RU

P1 flev 2 P
DR Re

 z1   2  z2
BI
MU of

g 2 gD g
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 129
1 atm = 76 cm Hg = (76 x 13,6 g)dyne / cm2

P1 3atm dyne / cm 2 1gcm / dt 2 1 m 2


 76  13,6  1000
g 1g / cm 310m / dt 2 atm dyne 100 2 cm 2

3  76 13,6  1000
 m
10  100 2
 31m

P1
 10,33m
g

f 400v 2
31  10   10,33  3
(2)(10)(0,02)

fv 2  0,0277
…………….(1)

f  f (Re)
…………….(2)

vD
Re 

g kg
  2Cp  0,02  0,002
cm / dt m.dt

g kg
 1 3
 1000 3
cm m

(1000)(v)(0,02)
Re  ………… (3)
0,002
A ad
RU
DR Re

 10.000v
BI
MU of
SA Pro

3 persamaan dengan 3 bilangan tak diketahui (f, v, Re), dapat


diselesaikan.

130 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


BAB VIII.
PEMOMPAAN

Pesawat / alat yang memberikan tenaga pada fluida biasanya


disebut pompa, blower kompresor, dan lain-lain.

Dalam praktek dibagi menjadi 2 golongan :

1. Pompa
Disebut pompa bila yang diberi tefaga cairan.
2. Kompresor, Blower, Fan
Bila yang diberi tenaga adalah gas
Kompreseor : tekanan tinggi
Blower : tekanan rendah
Fan : tekanan sangat rendah

Berdasarkan prinsip kerja pompa, kompresor, blower dan fan


dapat dibagi menjadi :

1. Reciprocating
Tekanan tinggi tapi jumlah sedikit.
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

131
2. Centrifugal
3. Axial
Tekanan rendah, jumlah banyak.

4. Rotary
Fluida menyusuri tepi pompa.
5. Dan lain sebagainya.

PERKEMBANGAN

Yang berkembang lebih dulu adalah jenis reciprocating.


Kejelekannya tidak kontinyu, aliran berfluktuasi dan jumlah
langkahnya tidak begitu tinggi sehingga untuk mendapatkan debit
yang besar agak sulit. Untuk tekanan tinggi system ini (jenis ini)
lebih baik, karena walaupun cairan kental tidak begitu
mengganggu.

Kemudian jenis sentrifugal. Aliran tidak berfluktuasi, Cuma


tekanan tak bisa terlalu tinggi (ini bisa diatasi dengan mengusun
beberapa alat secara seri = multistage). Jika cairan sangat kental
atau berupa slurry, pompa ini kurang baik digunakan. Debit pompa
ini mudah berubah.

Untuk keperluan debit yang tetap akan menghasilkan debit


yang tetap.

KARAKTERISTIK POMPA / KOMPRESOR

1. Kapasitas :
A ad

Jumlah fluida yang bisa dikeluarkan per satuan waktu.


RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

132 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


2. Head :
Tenaga yang diberikan kepada fluida per satuan berat
fluida (biasanya dinyatakan dalam Panjang kolom fluida).

Incompressible fluid

P1 v2 P v2
 1  z1  F  w  2  2  z 2
g 2 g g 2 g

P2  P1
w w = Head
g

Secara umum :

P2  P1 v22  v12
w  z 2  z1 
g 2g

3. Power :
Tenaga yang diberikan pada alat (pompa, kompresor, dll)
per satuan waktu.
4. Efisiensi :
tenaga yang diterima fluida
A ad
RU


DR Re

tenaga yang diterima alat


BI
MU of
SA Pro

Tenaga yang diterima fluida per satuan waktu.

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 133
tenaga berat fluida
 
berat fluida waktu
 H Q   g

atau
 H  Q  w
H Q   g
Efisiensi ( r ) 
power
H Q   g
Power 

 w HQ

  efisiensi gabungan terdiri dari :

 v = efisiensi volumetrik
 H = efisiensi hidrolis
 m = efisiensi mekanis
dimana :   vHm

PEMASANGAN POMPA

Dua Pompa Paralel


A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

134 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Dua pompa seri

Contoh Soal :
1.

karakteristik pompa :
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 135
2. Pada suatu jaringan terdapat pompa. Tentukan H dan Q -
nya.

Jawab : (gage pressure)

P1 v12 P2 v22
  z1  F  w    z2
g 2 g g 2 g
flev 2 v2
Z1  _H   z2
2 gD 2g
flev 2 v2
H  Z 2  z1  ‫(………ز‬1)
2 gD 2g

Q D 2v ………...(2)
4
H  f1 (Q) ………...(3)
f  f 2 (Re) ………...(4)
vD
Re  ……….. (5)

Lima persamaan dengan lima bilangan tak diketahui


( f , v, Re, Q, H ) dapat diselesaikan.
Penyelesaiannya :

a. Trial and Error.


A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

136 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


b. Grafik.
1. Neraca tenaga : H vs Q

2. Karakteristik Pompa : H vs Q

Titik-titik pada kurva I memenuhi persamaan 1,


2, 3, 4 dan 5.
Titik-titik pada kurva II memenuhi persamaan 3.
Titik potong antara kurva memenuhi persamaan
1, 2, 3, 4 dan 5َ(merupakan jawaban yang kuat).
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 137
3. Hitung Q bila dipakai 2 pompa yang dipasang :
a. Seri
b. Paralel

POMPA SENTRIFUGAL

Yang berpengaruh : H , D,  , g , n,  , Q
Power tidak dimasukan karena sudah bisa dinyatakan dalam
 , Q, H
Kelompok tidak berdimensi yang ada :

n 2 D nD 2 nD 3 Hg
, , ,
g  Q n2 D2

Jika cairan cukup encer, nD dapat diabaikan (dicek dengan


2


eksperimen).

Agar terjadi similaritas dinamis :

n I2 DI n2 D
 II II …………..(1)
gI g II
n I DI3 n II DII3
 …………..(2)
QI QII
nI g I n g
2 2
 2II II2 …………..(3)
n I DI n II DII
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

138 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Dari 1, 2 dan 3 diperoleh :

n I QI0,5 n II QII0,5
1
 3
HI 4 H II 4

v ,h ,m dianggap tetap


 v = efisiensi volumetric berhubungan dengan
َََََََََkebocoran-kebocoran
 h = efisiensi hidrolis berhubungan dengan Head
 m = efisiensi mekanis berhubungan dengan tenaga

n I Qe0I,5 n II Qe0II,5
1
 3
H mI4 H mII4

H m  H manometer

Ada yang menamakan kelompok tersebut specific speed

Pompa Standar (pengertian specific speed)

H m  1m
N es  1hp( power )
 ws  1000kg / m3
Qes  N es /(  ws H ms )  0,075m3 / dt
N s bervariasi
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 139
Jika pompa yang dibutuhkan harus similar dinamis dengan
pompa standar

ns Qe0I,5 n Qe0,5
1
 3
H ms 4
H m4
1
H ms4 n Qe0,5
ns  0 , 5 . 3
Qes H m4
3,65n Qe
ns  3
H m4

n [=] rpm
Qe [=] m3/detik
Hm [=] m
ns disebut specific speed

Jenis pompa sentrifugal

ns D2 / D1
Radial Flow Low Speed < 80 3,5 – 2,2
Radial Flow Normal Speed 80 – 150 2,2 – 1,8
Radial Flow High Speed 150 - 300
Mixed Flow 300 - 600 1,3 – 1,1
A ad
RU

Axial Flow 600 – 1200 1


DR Re
BI
MU of
SA Pro

140 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Yang baik : normal speed 80 < n s < 150

Contoh soal :

Dibutuhkan pompa sentrifugal dengan :

Qe = 0,0016 m3/dt
Hm = 30 m
n = 2900

(3,65)(2900)( 0,0016)
ns  3
30 4

 30  tidak baik

Hubungan Head H m dan Debit Qe Pompa Sentrifugal


Persamaan teoritis dibuat oelh Euler
Asumsi : Setiap cairan didorong oleh sudu (sudu jumlah ~. )

Translasi :
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 141
Rotasi :

A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

142 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Pada awal kipas (1) : v1 cos 1  0
H g  u2v2 cos  2  virtual head (Euler)

u  v cos   cos 
v cos   u   cos 

u 2 (u 2   2 cos  2 )
Hg 
g
A ad
RU
DR Re
BI

Q  2rb.v sin 
MU of
SA Pro

 2rb. sin 

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 143
Q

2rb sin 
 Q cos  2 
u 2  u 2  
2rb sin  2
HE   
g
u 22 Qu2
HE  
g 2br2tg 2

H E fungsi dari Q

Pada Kenyataannya :
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

144 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Contoh Soal :

Pompa sentrifugal bekerja pada 1450 rpm, dengan karakteristik


kerja sebagai berikut :

Q (cfs) 0,4 0,5 0,8 1,0 1,2

H (ft) 85 82 79 75 7,0

Dipakai untuk memompa air melalui pipa sepanjang 1500 ft,


diameter 6”. Hydroulic Head pemompaan 40 ft. BIla dianggap f =
0,025 (dan tetap), berapakah air yang mampu dipompakan dan
tenaga pemompaannya ?

Jawab :

P Lv 2
 Ws   Z  f
w 2 gD

1500
 40  0,025 v2
2( g )(6) / 12)

Dari data di atas didapat :

Q(cfs ) v  Q / A( ft / dt )  Ws ( ft )
A ad
RU

0,4 2,04 44,8


DR Re
BI
MU of

0,6 3,06 50,9


SA Pro

0,8 4,07 59,2

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 145
1,0 5,10 70,3
1,2 6,11 83,5

Dibuat grafik H vs Q

Dari grafik didapat :

Q  1,05 ft 3 / dt
 QH
BHP  w ............... = 70 %

(62,5lbf / ft 3 )(1,05 ft 3 / dt )(74 ft )



(0,7)(550lbf . ft / dt / HP)
 12,614 Hp
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

146 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Pompa Sentrifugal dan Masalahnya

1. Sistem pemasangan pompa.

a. Pemasangan pompa berdasarkan “suction” ada dua


system yaitu :
- Suction Lift
- Suction Head
b. Pemasangan pompa berdasarkan discharge system
dibagi menjadi :
- Submerged Discharge
- Free Discharge
- Vorying Discharge

1) Suction Lift and Submerged Discharge

2) Suction Lift and Free Discharge System


A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 147
3) Suction Lift and Vorying Discharge System

4) Suction Head and Submerge Discharge

5) Suction Head and Discharge Head System Due to


Elevation and Pressure in Tank
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

148 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


6) Static Head and Vorying Discharge Head Level

Untuk Suction Lift (1,2,3) :


Total Static Head = Static suction lift + Static Discharge
head

Untuk Suction Lift (1,2,3) :


Total Static Head = Static suction head - Static Suction
head

Untuk Head total system, maka kehilangan gesekan di


dalam pipa atau fitting pipa harus diperhitungkan.

P v2 ( Lp  Le)v 2
H Total  z f
w 2g 2 gD

 w QH
Break Horse Power ( BHP) 
50

dengan  : 60 – 80 % untuk pompa sentrifugal


A ad
RU
DR Re
BI

55 – 90 % untuk pompa reciprocating


MU of
SA Pro

50 – 90 % untuk pompa rotary

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 149
2. Pemilihan jenis pompa (urutan-urutan analisis).

1. Gambar sketsa dari system pemompaan yang dipakai pada


pemompaan tersebut (piping lay out). Ini meliputi semua
keterangan dari semua system pipa antara lain :
- Spesifikasi pipa, Panjang pipa (linear dan ekivalen)
- Fittings yang dipakai
- Vertical Lift / elevasi tiap alat, belokan dan lain-lain.

2. Tentukan kapasitas yang diperlukan / akan dilampaui oleh


pompa yang akan dipilih.
- Kapasitas dinyatakan dengan satuan colum / waktu,
misal m3/dt ; gpm ; ft3 / menit.

3. Hitung Head Total pemompaan.


- Perlu siketahui berat jenis dari cairan yang dipompa.

4. Sifat fisis / kima dari zat cair yang dipompa.


- Nama, rumus kima
- Suhu pemompaan maksimum dan minimum selama
proses dan tekanan uap-nya.
- Kekentalan cairan
- Sifat-sifat lainnya, misal : pH, Flash Point, Solif content
dan lain-lain.
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

150 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Memilih jenis dan tipe pompa yang memenuhi

Klas
Tipe 
Volute 
 
Diffuser 
  - single stage
Centrifuga lRegenerati ve  
Vertical  - multi stage
 
M ixed Flow 
Axial Flow 
 
Gear
Vane

Cam and piston
Rotary
Screw
Lobe

Shuttle block

Directacin g  Simplex
Power  Duplex
  
Reciprocating  
 Diaphram  Triplex
Rotary Piston Quadruplex
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 151
Contoh dari karakteristik kerja dari beberapa jenis pompa dapat
dibawa dari table berikut :

Centrifugal Rotary Reciprocating


Volume
axial and Srrew Direct Double Triple
flow and gear Acting Acting Acting
diffuser
Discharge
flow
ususal Steady Steady Pulsating
maximum
suction lift
Clean,
clear, dirty, Viscous
Liquid
abrasive, and Clean and clear
handled
high solid abrasive
content

Discharge
Low to
pressure Medium Low to highest produced
high
range

Usual Small to Small to


capacity largest larges Relatively small
range available

How
Decrease
increased
Depennds
head effects Non Decrease None None
on
- capacity Increase Increase Increase Increase
specific
- power
A ad

speed
RU

input
DR Re
BI
MU of
SA Pro

152 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Menentukan operasi pemompaan dalam zat cair dengan
menggunakan pompa sentrifugal.

Selama beroperasi, pompa sentrifugal harus memenuhi


beberapa tugas secara bersamaan waktunya.

 Harus beroperasi menuruti kurva unjuk kerja yang


diberikan oleh pabrik pembuatnya.
 Harus beroperasi menuruti karakteristik system dimana
pompa tersebut dipasang.

Sehingga kondisi operasinya pada perpotongan antara kedua


kurv tersebut.

Adapun bentuk dari “System curve” bermacam-macam


tergantung dari system pemipaannya. Dasar dari kurva ini adalah
dari persamaan untuk proses pemompaan.
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 153
v 2  fLv
2
P
 Wspompa   Z  
w 2g 2 gD

Q
Karena v 
 / 4D 2

 Wsp 
P
 Z 
v 2
f
 LeQ 2
w 2g ( / 4) 2 2 gD 5

Bila P  0 , ada beberapa alternative :

1.
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

154 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


2.

3.

4.
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 155
5.

6.

A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

156 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


KAVITASI

Pada bagian tengah kipas pompa sentrifugal, tekanan rendah.


Jika tekanan lebih kecil dari tekanan uap cairan yang dipompa,
maka akan timbuh gelembung-gelembung uap. Gelembung-
gelembung tersebut ikut bergerak bersama cairan sampai ke tepi
kipas. Tekanan pada bagian tepi lebih tinggi dari tekanan uap
cairan, sehingga uap berubah menjadi cairan lagi. Hal ini
menimbulkan getaran-getaran yang merusak pompa dan
menyerap tenaga sehingga efisiensi tenaga rendah. Hal ini dapat
dicegah dengan menjaga tekanan pada inlet selalu lebih besar
daripada tekanan uap cairan.

NPSH = Kelebihan tekanan inlet terhadap tekanan uap


(dinyatakan dalam tinggi kolom fluida)  P / g

Pelaksanaan :

PIN  A ad
RU

PIN 
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 157
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

158 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


BAB IX.
ALAT TRANSPORT PADATAN

A. Conveyor :
Dari satu tempat ke tempat lain, ketinggian sama (tidak naik)

 Belt conveyor
 Screw conveyor
 Flight conveyor
 Apron conveyor

B. Elevator :

 Continous discharge elevator


 Positive discharge elevator
 Centrifugal discharge elevator

C. Penyimpanan :

 Banker
 Silo
 Gas holder
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

159
D. Pengumpanan (feeder) :

 Screw conveyor
 Apron conveyor
 Plunger feeder
 Roll feeder
 Ross feeder

E. Pneumatic conveyor

F. Cyclone

PENYIMPANAN BAHAN

Bahan padat :

- Jumlah banyak
- jumlah sedikit (dalam container)

Bahan cair :

- Jumlah banyak
- jumlah sedikit (dalam container)

Bahan Gas

Penyimpanan bahan di dalam proses 175angka175175 biasa


dijumpai di tiga tempat, yaitu :

 pada permulaan / awal proses, untuk menyimpan bahan


baku
 di tengah-tengah proses, untuk menyimpan bahan
setengah jadi
di akhir proses, untuk menyimpan bahan jadi.
A ad


RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

160 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Jumlah bahan yang disimpan dan ukuran alat penyimpan.

Jumlah bahan yang disimpan tergantung dari :

 alat-alat dari pabrik secara keseluruhan


 metode operasi
 frekunsi, lamanya waktu yang diperlukan untuk proses dari
masing-masing unit secara individu yang ada di pabrik
 mudah sukarnya bahan tersebut didapat dan juga distribusi
bahan produknya beserta transprotasi dari bahan tersebut.

Penyimpanan Zat Padat

Penyimpanan zat padat dalam jumlah banyak dilakukan sebagai


berikut :

 ditimbun dengan system outdoor


 ditimbun dengan system indoor
 disimpam dalam bin/bunker dan silo.

1. Penyimpan dengan system outdoor.

Bahan yang disimpan dengan cara ini adalah bahan yang tidak
dipengaruhi oleh udara, hujan, panas, dan lain-lain, 176angka : coal,
batu, kayu dan belerang.

Pilihan dari metode penyimpanan bahan tergantung dari :

 bahan yang disimpan (sifat)


 jumlah bahan yang disimpan
 cara handling bahan.
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 161
Metode penyimpanan bahan :

a. Penyimpanan di bawah “Travelling Brigde”

b. Penimbunan di kiri-kanan jalan

c. Overhead system.
Sistem ini dipakai untuk 177angka jauh, dan dilakukan
dengan :
 monorail car (with bucket)
 cable way car (with bucket)
 dan lain-lain.
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

162 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


d. Drag Scrapper system

2. Penyimpan dengan system indoor.

Penyimpanan bahan dengan system ini dibagi menjadi


178angka178178, yaitu :

 penyimpanan indoor dalam bentuk timbunan


 penyimpanan indoor dalam bin ataupun silo.

a. Penyimpanan indoor dalam bentuk timbunan.


 untuk menyimpan bahan yang harus dipertahankan
tetap kering
 bahan yang memerlukan perlindungan atmosfer pada
musim tertentu.
angka :
- bahan keramik
- mineral
- hasil pertanian dan sebagainya.
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 163
Alat yang digunakan untuk system ini yaitu :
 monorail crane, baik untuk storing maupun delivering
 conveyor system, misalnya belt conveyor, 179angka179
dengan bucket elevator
 conveyor system (belt) yang dilengkapi dengan tripper.

b. Ppenyimpanan indoor dalam bin ataupun silo.


Bin :
 Alat ini banyak dipakai dan sangat menguntungkan bila
feeding terhadap alat ini secara gravity.
 conical bottom atupun parabolic bottom yang dijumpai
A ad

pada bin mempermudah pengaliran bahan.


RU
DR Re
BI

 bahan yang disimpan bersifat free flowing.


MU of
SA Pro

164 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Pengumpan bahan

Pengumpan melalui bagian atas bin yang terbuka,


menggunakan monorial crane yang dilengkapi dengan tripper.

Pengeluaran bahan

Untuk bahan yang free flowing, pengeluarannya secara gravity,


sedangkan untuk bahan yang cenderung menyumbat dipakai
mechanical agitator.

Silo :

 Alat ini prinsipnya sama dengan bin, hanya ukurannya lebih


besar (40 m)
 Untuk menyimpan bahan sejenis lime, semen dan lain-lain.

Pengumpulan silo

Karena tinggi maka alat yang dipakai sebagai pengumpan


A ad
RU
DR Re

adalah elevator, bucket, system pneumatics.


BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 165
Alat pengeluaran

- system conveyor

- system feeder => screw feeder dan star feeder

Pengympanan Zat Cair

Perlu diperhatikan sifat bahan

 daya tahan bahan terhadap pengaruh udara luar


 volatilitas bahan
A ad
RU

 korosifitas bahan
DR Re
BI
MU of

 jumlah bahan
SA Pro

166 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Suhu dan tekanan pengeluaran ataupun pengisian bahan ke
182angka biasanya dikerjakan dengan pemompaan. Tetapi ada
kalanya karena letak dari 182angka tersebut maka pengeluaran
atau pengisian dijalankan dengan gravitasi.

Saluran yang ada pada 182angka

1. Saluran pemasukan bahan


2. Saluran pengeluaran bahan
3. Saluran pembersih
4. Vent, untuk mengatasi adanya perubahan
tekanan system, karena perubahan suhu.

Perhitungan tebal 182angka

a. Tekanan 182angka
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 167
dFP  dF cos 
dFP  PdA cos 
FP   P cos 

dA  RdR sin d

 2   / 2
FP  P


0
 cos  .Rd .R sin d
0

 2   / 2

  sin . cos .d.d


2
 PR
A ad
RU
DR Re
BI

 0 0
MU of
SA Pro

168 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


 2   / 2
PR 2

2   sin 2 .d .d
 0 0

 2
PR 2  1 


  cos  d
2
 2
2  0  2
 0

 2
PR 2

2 

0
(1)d

2PR 2
FP 
2
Gaa yang menahan = 2Rmtf
dengan f = konstanta yang diijinkan

2PR 2
2Rmtf 
2
Rm  R
2PR 2
2Rtf 
2
PR 2
t
2f
PD PD
t  tmin 
4f 4f
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 169
Over design (bermacam-macam cara)

PD
tm 
4 f
PD
tm  c
4 f

dengan :

 = efisiensi sambungan
c = tebal lebih karena korosi

Perhitungan pada silinder

1. Peninjauan zarah : aksial dan radial

a. Aksial
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

170 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


2Rmtf  PR 2
Rm  R
2Rtf  PR 2
PD PD
t  tm 
2f 4f
b. Radial

dFP  dF sin
 PdA sin
 PR.dL sin
 
FP  PRL
 0
 sin .d
 PRL cos   
 0

FP  2PRL
Kekuatan yang menahan = 2 Ltf
2 Ltf  2 P.RL
PR PD
t  t min 
f 2f
A ad
RU
DR Re

PD
BI
MU of

Over design (bermacam-macam) tm  c


SA Pro

2 f

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 171
2. Tekanan Hidrostatis

Penjabaran sama dengan 187angka silinder bertekanan tinggi


(radial), hanya P diganti dengan Phidrostatis

PD
tmin 
2f
ghD

2f
ghD
tmin  c
2 f

Penyimpanan Gas

- Jumlah Banyak :

Gas Holder
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

172 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


BAB X.
ALAT TRANSPORT ZAT PADAT

Dalam proses handling material, tentu akan berhubungan


dengan proses pengangkutan pada jarak tertentu, misanya :

 dari gudang ke pabrik dengan kereta api, motor dan lain-


lain
 dari unit produksi yang satu ke unit yang lain dengan
conveyor, piping system, evalatoe dan lain-lain.

Dalam industri, transport bahan dibedakan dalam :

 transport secara batch


 transport secara kontinyu

Transport secara kontinyu dibedakan berdasarkan :

 Prinsip pengangkutan :
- Pinsip pengangkutan horizontal => conveyor
- Pinsip pengangkutan vertikal => elevator
 system pengangkutan :
- mekanis
- pneumatic
A ad

- hidrolis
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

173
Alat transport mekanis, dibedakan berdasarkan mekanisme
pengangkutan, yaitu :

 Carrier, prinsip dengan mengangkut / membawa, memuat


 Scraper, prinsip dengan mendorong bahan, menggaruk.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan jenis alat


transport yang dipakai adalah :

1. kapasitas pengangkutan
2. jarak pengangkutan
3. lift / elevasi pengangkutan
4. karakteristik material / bahan
5. proses yang diinginkan
6. umur alat
7. harga alat.

Karakteristik bahan dibedakan dalam :

1. ukuran bahan :
- sangat halus : - 100 mesh
- halus : 100 mesh – 1/8 in
- granular : 1/8 – ½ in
- lumpy (gumpalan) : ½ - 2,5 in
2. fkowabilitas bahan :
- sangat free flowing
- free flowing
- sluggish (lamban untuk mengalir)
3. abrasive
4. special characteristic : korosif, hidroskopis
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

174 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Proses yang diinginkan

Biasanya berhubungan dengan proses pengangkutan dengan


screw conveyor yang tujuan sampingnya untuk pencampuran,
dewatering, kristalisasi, juga untuk pendingin dan sebagainya.

Scaper system

Screw Conveyor
Alat ini terdiri dari pisau-pisau yang berbentuk spiral / helicoids
yang dipasangkan pada as yang berputar dalam suatu saluran. Alat
ini baik untuk mengangkut bahan yang berbentuk granular dan
pasta, dan kurang baik untuk mengangkut bahan yang bersifat
abrasive.

Karena prinsip kerja alat ini mendorong bahan, maka selama


transportasi juga terjadi pengecilan ukuran (size reduction).
A ad
RU

Untuk tujuan lain pengangkutan, yaitu dengan mengganti


DR Re
BI

helicoids atau spiral screw-nya dengan modifikasi yang lain.


MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 175
Sebagai alat pencampur

Helicoid / spiral screw diganti dengan screw yang tidak penuh


(sebagian terbuka) atau diganti dengan dayung atau plate.

Pada umunya screw conveyor dipakai untuk mentransport,


A ad
RU
DR Re

bahan secara horizontal. Tetapi bila diinginkan dengan elevasi


BI
MU of
SA Pro

176 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


tertentu juga bisa dipakai, dengan mengalami penurunan kapasitas
15 – 40 % dari kapasitas horisontalnya, yaitu :

10o - 15 %
15o - 20 %
20o - 40 %

Diameter screw (spiral/helic) mempunyai ukuran standar yaitu


2 – 24 in. Diameter ini sangan dipengaruhi oleh ukuran gumpalan
(lump) yang dihandle, contoh :

D helic (in) 4 6 10 14 18

D lump (in) ¼ ½ ¾ 5/4 2

Kapasitas screw conveyor dipengaruhi oleh :


- kecepatan perputaran
- material yang dihandle
- diameter helic

Dari Brown halaman 53 data hubungan tentang kapasitas screw


conveyor diberikan dalam bentuk :

Material a Material b
Diameter
RPM Cuft/men RPM Cuft/men
------ ------ ------ ------ ------
------- ------ ------ ------ ------
------ ------ ------- ------ -------
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 177
Power yang diperlukan untuk screw conveyor tergantung pada
tekanan friksi antara bahan, Panjang conveyor dan handling rate-
nya.

CLWF
HP 
33000

dengan :

C = kapasitas, cuft/men
L = Panjang conveyor, ft
W = Bulk Density bahan, lb/cuft
F = factor bahan, tergantung dari klas materialnya.

Material factor screw conveyor

Material group Material type Material factor


Lighat weight 0,5
1 barlay, beans, flour oats,
pulverized coal
Fines and granular
coal-slack or fines sawdust, 0,9
2
soda ash, 0,7
fly ash 0,4
3 Small lumps and fines
A ad
RU
DR Re

Ashes, 4,0
BI
MU of
SA Pro

178 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


dry alum salt 1,4
Semi abrasive,
small lumps phosphate, 1,4
4
cement clay, 2,0
limestone sugar, white lead 1,0
Abrasive lumps
5
wet ashes 5,0
sewage sludge 6,0
flue dust 4,0

Screw conveyor size factor

Conveyor diameter in (mm) Size

in Mm Factor

6 152,4 54

9 228,6 96

10 254,0 114

12 304,8 171

16 406,4 336

18 457,2 414
A ad

20 508,0 510
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 179
24 609,6 690

Contoh :

1. Alat angkut jenis ulir (screw conveyor) peanjangnya 10 ft dipakai


untuk mengangkut bahan padatan jenis “dry coal ashes” (jenis
3). Bulk density maksimal 40 lbm/cuft. Jika kapasitas angkut
dari alat ini 30 ton/j, tentukan spesifikasi conveyor yang
dipakai.

Penyelesaian :

a. Ukuran diameter dan kecepatan perputaran conveyor.


Ini dapat ditentukan berdasarkan “Manufacturer’s
Engineering Data” dari alat angkut jenis ini yang biasanya
berupa table. Data ini menunjukan hubungan antara
diameter, kecepatan dan tipe bahan yang diangkut.

Data teknisnya sebagai berikut :


Screw Conveyor Capacities and Speed
Maximum RPM for
Material Max density
A ad

diameter of
RU
DR Re

group Lb/cuft
BI
MU of

6 in 20 in
SA Pro

180 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


1 50 170 110
2 50 120 75
3 75 90 60
4 100 70 50
5 125 30 25

Berdasarkan table di atas, jika dipilih ukuran “screw” / ulir


dengan diameter 6” maka untuk mengangkut bahan jenis
group 3 dengan bulk density 75 lb/cult maka kecepatan alir
maksimum yang diperkenankan adalah 90 rpm. Sedangkan
untuk ulir 20” adalah 60 rpm.
Misalnya dipilih diameter 6”.

b. Power input untuk conveyor


Power yang diperlukan oleh screw conveyor dicari dengan
persamaan :

hp =10-6(A L N + C W F)
dengan :
A = “Size factor” yang harganya tergantung dari ukuran
conveyor = 54
F = “Material factor” tergantung dari tipe/jenis bahan yang
ditransport = 4,0
L = Panjang conveyor, ft = 100 ft
N = Rpm = 90
C = jumlah bahan yang ditranport
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 181
30 ton/j x 2000 lb/ton

40lb / ft 3
 1500 ft / j
W = Bulf density = 40 lb/ft3
Hp = 10-6[(54 x 4 x 90)+(1500 x 40 x 100 x 4)]
= 24,3 hp

Ini adalah tenaga yang masuk ke poros ulirnya.

Poros digerakkan oleh motor penggerak. Misalnya efisiensi


motor adalah 90 % maka Hp motor yang diperlukan (motor
rating) adalah :
= 24,3/0,9 hp
= 27 hp = 20,1 kw
Untuk lebih amannya dalam bekerja dipilih motor dengan
power rating 30 hp.

2. Kapasitas dari screw conveyor biasanya dinyatakan dalam ft3/j


bahan pada maximum recommended rpm. Jika ukuran
gumpalan/butiran dari bahan yang ditransport bertambah
besar, maka rpm proses yang diperkenankan akan mengecil.

Hubungan kapasitas dan rpm dinyatakan dengan persamaan :

(C 2 )(rpm)
C1 
(rpm2 )

Panjang maksimum conveyor = 200 ft dapat dipakai untuk


o
mentransport bahan dengan inklinasi  35 (penurunan kapasitas
A ad
RU

= 78 % terhadap transport horizontal).


DR Re
BI
MU of
SA Pro

182 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Flight conveyor

Pada alat terdiri dari flight (terbuat dari papan kayu, baja) yang
terpasang pada rantai. Rantai tersebut berputar melingkar
memutari dua roda gigi pada ujung dan pangkalnya. flight ini akan
mendorong bahan yang ada di depannya bila rantai berputer.

Kejelekan dari flight conveyor adalah selama pengangkutan


A ad

terjadi pengecilan ukuran.


RU
DR Re
BI
MU of

Untuk menambah kapasitas, maka di kanan-kiri through


SA Pro

dipasang plate tegak.

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 183
Modifikasi dari flight conveyor
1. Drag conveyor

Alat ini terdiri dari flight yan berupa batangan kayu yang
dipasangkan pada rantainya. Batang kayu ini dipakai untuk
mendorong bahan-bahan yang diangkut, yaitu sejenis abu,
Lumpur, batuan yang ukurannya relative besar.
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

184 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


2. Redler conveyor

Carrier system conveyor


Belt conveyor
Alat ini yang paling banyak dipakai, disamping bersifat kontinyu
juga pengguna power yang lebih rendah dan konstruksinya ada
yang sederhana dan ada yang modern.

Prinsip kerja :

Untuk membantu pulley, maka pada pulley yang tidak


digerakkan dipasang suatu beban atau alat penegang belt.
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 185
Supaya kapasitas pengangkutan besar, maka pada belt dipasang
idler pulley yang dimiringkan.

Bahan belt : kanvas, reinforced rubber, kasa kawat baja.


Sistem discharge untuk alat ini ada 3 macam, yaitu :

1. dengan scrapper system


2. dengan tripper
3. belt yang dimiringkan

Ketiga system ini digunakan untuk discharge pada intermediate


point.
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

186 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Dengan scrapper kejelekannya belt akan lekas rusak karena
adanya gesekan antara scrapper dengan belt.

Kondisi operasi dari belt conveyor dipengaruhi oleh :

 suhu, humiditas
 korosifitas
 kontinyuitas operasi

Kapasitas belt conveyor ditentukan oleh :

 bulk density bahan


 sudut gelicir bahan
 elevasi pengangkutan bahan
 kecepatan belt conveyor, sangat tergantung pada :
- ukuran bahan
- sifat material yang dibawa
- lebar belt yang dipakai, serta kapasitas pengangkutan
 lebar belt
 ukuran bahan
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 187
Power yang diperlukan oleh belt conveyor terdiri dari :

a. power untuk mengangkut belt kosong


b. power untuk membawa bahan dan membawa beban gesek
dari bagian yang berputar
c. power untuk mengatasi elevasi bahan
d. power untuk mengoperasikan tripper

Oleh brown dirumuskan sebagai berikut :

F ( L  L0 )(0,03WS )
a. Hp 
990
F ( L  L0 )T
b. Hp 
990
TZ
c. Hp 
990
d. Hp  YS  ZT
F ( L  L0 )(0,03WS  T )  TZ
Total Hp   YS  ZT
990

dengan :

F = Faktor gesek
L = Panjang conveyor
L0 = Konstanta instalasi conveyor
W = Berat belt / satuan ft
S = f.p.m (kecepatan belt)
T = Kapasitas, ton/jam
Y = Konstanta bahan
A ad

Z =
RU

elevasi bahan
DR Re
BI
MU of
SA Pro

188 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Apron conveyor

Alat ini dipakai untuk mengangkut bahan-bahan yang kasar,


abrasive dan suhu yang relative tinggi. Prinsip kerja alat ini hamper
sama dengan belt conveyor, hanya di sini belt diganti dengan
bahan yang kaku, yaitu sepasang rantai yang padanya dipasang
overlapping plate.

Kecepatan pengangkutan tidak terlalu besar, yaitu 15 – 30


ft/minute. Untuk pengangkutan material yang bersifat “lump
material” atau material yang lebih kecil dimana tidak bisa dipakai
belt conveyor maka dipakai Pan Conveyor.
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 189
Alat Transport Bahan Secara Vertikal (Elevator)

Alat ini terdiri dari :

 Satu belt yang berputar pada dua roda atas dan bawah,
ataupun sepasang rantai yang berputar pada roda gigi atas
dan bawah.
 Ember-ember (bucket) yang terpasang pada belt atau rantai

Berdasarkan system discharge :

 Centrifugal discharge elevator


 Positive discharge elevator
 Continues discharge elevator

Centrifugal discharge elevator

A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

190 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Alat ini cocok untuk mengangkut bahan yang bersifat free
flowing, fine or small lump material, misal coal, sand atau bahan
kimia yang kering.

Positive discharge elevator

Alat ini dipakai untuk mengangkut bahan yang cenderung


mudah menggumpal atau bahan yang berukuran agak kasar.

Kecepatan ratai relative lebih kecil, jadi untuk mencapai


kapasitas yang sama, ukuran ember lebih besar atau jarak ember
diperkecil.

Continues discharge elevator

Alat ini dipakai untuk mengangkut material yang kasar dan


kering. Kecepatan maksimum 200 fpm. Pada alat ini system
pengumpanan langsung ke ember-ember tersebut.
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 191
Conveyor Jenis Lain
Vibrating Conveyor

Suatu pan/plate yang salah satu ujungnya disangga dengan


pegas.
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

192 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Roller Conveyor

Alat ini dipakai untuk mengangkut bahan-bahan yang berat


seperti pototngan kayu.

Chute (talang)

Alat ini dipakai untuk mentranport bahan-bahan yang kering


secara gravitasi.

A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 193
Pneumatic Conveyor

Prinsip pengangkutan berdasarkan adanya gerakan dari udara


(aliran udara). Berdasarkan cara/tipe pengangkutannya dapat
dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Suction Sistem (penghisapan)


2. Pressure Sistem (penekanan)

Suction Sistem (penghisapan)

A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

194 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Pressure Sistem (penekanan)

Conveyor Characteristic
Belt Apron Flight Screw
Conveyor Conveyor Conveyor Conveyor
Carrying Horizontal Horizontal Horizontal Horizontal
o o o
Path To 18 To 25 To 45 To 15o

Capacity
2160 100 360 150
A ad
RU

Range (ton/j)
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Speed Range 600 100 150 100

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 195
(ft/men)
Handling Not Not
Recommend
Abrasive Recommended Recommen Recommend
ed
Material ded ed

Contoh Soal :

Di dalam pabrik terdapat transport bahan padat curah (Bulk


Material) dengan memakai buck elevator. Jumlah bahan yang
diangkut 150 ton/j dengan jarak angkut vertical (lift) 75 ft.
Kecepatan elevator = 100 ft/men. Discharge bahan dari elevator
ini kemudian diterima / diangkut oleh konveyor horizontal yang
akan mengangkut bahan ini sejauh 1400 ft. Tentukan spesifikasi
dari konveyor yang dipakai.

Penyelesaian :
a. Elevator yang dipakai
Berdasarkan “Manufacturers Engineering Data” pada table
di bawah ini maka dipilih jenis elevator yang continous
discharge bucket elevator.
Centrifugal
Continous Bucket
Discgarge
Carrying Path Vertical Vertical to inclination 15o
Capacity Range (ton/j) 78 345
Speed Range (ft/men) 306 100
Handling Abrasive Not Preferred Recommended

Power input untuk Bucket Elevator dicari dengan


persamaan :
A ad
RU

2CH
DR Re
BI

Hp 
MU of
SA Pro

1000

196 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


dengan :
C = Kapasitas bahan yang ditransport, ton/j
H = Tinggi elevator, ft
(vertical lift = jarak center to center dari pulley
/ roda gigi atas dan bawah + 5 ft).

sehingga :

(2)(150)(75  5)
Hp 
1000
Hp  24,9hp

b. Conveyor yang dipakai


Karena discharge bahan dari elevator berlangsung
kontinyu maka conveyor yang dipilih harus bekerja secara
kontinyu. Dari table “Conveyor Characteristic” dipilih
konveyor jenis Belt Conveyor.

Power input dari conveyor terdiri dari 2 jenis, yaitu :


 Power yang diperlukan untuk menggerakan belt dalam
keadaan kosong
 Power yang diperlukan untuk membawa bahan secara
horizontal

Persamaan yang digunakan :

- Belt conveyor kosong


F ( L  L0 )(0,03WS )
hp 
990
- Material yang dibawa
F ( L  L0 )T
hp 
990
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 197
dengan :

F = Faktor gesek
0,05 untuk plain
0,03 untuk anti friction
L = Konstanta
100 untuk plain
150 untuk anti friction
W = Berat dari bagian yang bergerak / ft jarak
Belt conveyor = 1,0 lb/in lebar belt
S = Kecepatan belt (ft/men)
T = Kapasitas material (ton/jam)

Untuk menghitung tenaga yang dibutuhkan perlu lebih dulu


dicari lebar belt yang memenuhi. Dari table 16 Brown didapat lebar
belt 42 in.

W = (42 in)(1,0 lb/in) = 42 lb.

Tenaga untuk menggerakan belt :

F ( L  L0 )(0,03WS )
hp 
990

(0,05)(1400  100)(0,03)(42)(100)

990
 9,65hp
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

198 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Tenaga yang mengangkut material :

F ( L  L0 )T
hp 
990
(0,05)(1400  100)(150)

990
 11,36hp

Alat pengumpan

Alat ini dipergunakan karena kebanyakan proses produksi


sifatnya kontinyu, sehingga sebagai alat pengumpan yang dipakai
juga bersifat kontinyu.

Sifat alat pengumpan :

 Bekerja secara kontinyu


 Pengumpanan dalam jumlah yang tertentu dan terkontrol
 Sesuai dengan alat sebelumnya atau alat sesudahnya

Alat pengumpan ini terdiri dari :

 Bagian yang mengatur jumlah bahan yang diumpankan


 Alat transport jarak dekat

Screw Conveyor Feeder :


A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 199
Alat ini banyak dipakai terutama untuk bahan yang berbentuk
granular.

Roll Feeder :

Alat ini sangat banyak dipakai dalam industri tambang, untuk


mengeluarkan bahan dari bin/silo, untuk diumpankan ke alat lain,
untuk mengumpankan material kasar maupun halus.

Apron Conveyor Feeder

Untuk mengumpankan bahan yang kasar dan tidak dapat


diumpankan oleh alat lain.
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

200 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Ross Feeder

Untuk pengumpanan bahan batu-batuan, bijih tambang,


gumpalan-gumpalan besar.

Undercut Gate Feeder

Alat ini cocok untuk mengumpani bucket conveyor / elevator,


untuk bahan free flowing, granular dan lain-lain.
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 201
Vibrating Feeder

Shaker Feeder

A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

202 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Hidroulic Conveyor

Dalam industri banyak digunakan, misalnya untuk waste


disposal. Sebagai bahan pembawa adalah air. Bahan yang akan
ditransfer diletakkan di atas through yang miring letaknya,
kemudian disemprot dengan iir bertekanan tinggi.

DISTRIBUSI KECEPATAN UNTUK ALIRAN TURBULEN


A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 203
Aliran laminar

vZ  r  
2

 1    
v Z MAX   R  
1

2

Aliran trubulen
1
vZ  r Z
 1  
v Z MAX  R
4

5

Distribusi kecepatan dalam aliran turbulen


A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

204 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Viscous sublayer

- Hukum Newton berlaku dalam aliran

Buffer zone

- Efek laminer dan turbulen sama pentingnya

Fully developed trubulent flow

- Viscous effect dapat diabaikan

A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 205
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

206 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


BAB XI.
ALIRAN FLUIDA MELALUI
MEDIA BERPORI 1 SATU
FASE FLUIDA

Contoh : suatu fluida yang mengalir di dalam bed yang berisi


butiran pasir.

 Reaktor fixed bed


 Menara packed bed
 Adsorber

Dimensi dari flow pattern tergantung dari beberapa variable,


antara lain :

 porositas bed
 tortuosity
 diameter partikel
 faktor bentuk partikel
 packing arrangement
 kekasaran partikel
A ad
RU
DR Re

Kecepatan linier dari fluida yang mengalir dalam bed yang


BI
MU of
SA Pro

berisi butiran-butiran padat biasanya diekspresikan dalam

207
kecepatan superficial. Persamaan perhitungan untuk flow through
porous media hamper sama dengan aliran di dalam pipa, hanya
ada beberapa variable yang harus dikoreksi.

1. Bilangan Reynolds
vD
Re  FRe

FRe adalah suatu factor koreksi yang tergantung dari


porositas dan factor bentuk.

2. Friction factor

v 2 Lf
lw f  Ff
2 g c Dp
2 g c Dpl wf
f 
Lv 2 F f

F f merupakan factor koreksi dari “friction factor” yang


tergantung dari factor bentuk.

Variabel yang berpengaruh.

1. Porositas, X
volume dari ruang kosong

total volume bed
A ad
RU
DR Re

Merupakan variable yang paling sensitive


BI


MU of
SA Pro

 Harus dihitung (diukur) dengan ketelitian yang tinggi.

208 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Contoh pengukuran partikel dan porositasnay lihat figure
224.

Fixed bed reactor (Haughey & Beveridge, 1989).

 (dt / dp  2) 2 
  0,38  0,0731 
 (dt / dp) 2 

2. Faktor bentuk
Luas muka dari bola yang mempunyai volume sama
dengan partikel dibagi dengan luas muka dari partikel.

A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 209
Ds = Diameter bola yang mempunyai volume sama dengan
partikel

Porositas juga merupakan fungsi dari susunan partikel.

Misalnya untuk bola.


A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

210 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


1. Cubic  X  0,476

2. Orthorombic  X  0,3954

3. Tetragonal sphenoidal  X  0,3019


4. Rhombohedral  X  0,2595

Perhitungan :

P g v 2 v 2 LfF f
 Z   W 
 gc 2g c 2 g c Dp
Bila W = 0

v 2 LfF f  ' v 2  '


P   ' Z   
2 gDp 2g
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 211
Untuk aliran laminer

64 DpFRe v
f   Re 
Re 

Bila Z  0 dan v  0

v 2 L64F f  '
 P 
2 gDpDpFRe v 
32 LvF f  '

g c Dp 2 FRe

A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

212 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


BAB XII.
ALIRAN FLUIDA MELALUI
MEDIA BERPORI 2 DUA FASE FLUIDA

Didalam beberapa operasi, dua jenis fluida kemungkinan


mengalir secara simultan melalui bed berpori.

 Dua fluida ini mungkin mengalir secara berlawanan seperti


dalam packed tower.

 Mungkin mengalir dengan arah yang sama.


A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

213
Bila dua fluida mengalir melalui media berpori, salah satu fluida
biasanya membasahi padatan dan mengalir di sekitar padatan dan
mencegah fluida yang lainnya untuk berkontak dengan padatan.

Kemungkinan lain, kedua fluida sama-sama wetting fluid


ataupun non wetting fluid.

Beberapa istilah penting dalam two phase flow in porous media.

 Permeabilitas relatif
Permeabilitas tergantung sekali pada ada tidaknya cairan
atau gas di dalam rongga yang sama. Contoh : adanya air
dan minyak.
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

214 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


 Saturasi (S)
Volume rongga yang diisi oleh wetting fluid dibagi dengan
total volume rongga.
 Saturasi residual ( S r )
Maksimum volume wetting fluid yang dikeluarkan dibagi
dengan total volume rongga.
 Fixed saturation eliminated from flow ( S f )
Volume wetting fluid yang ditahan oleh gaya kapiler dibagi
dengan total volume rongga.
 Saturasi efektif ( S e )
Rongga yang berisi wetting fluid dibagi dengan rongga
yang berisi dua fluida dalam aliran.

Saturasi residual
0 , 264
1  K (P) 
Sr   
86,3  g c L cos  
0 , 264
A ad

1  Dp 2 FRe (P) 
RU
DR Re


BI

86,3  32 LF f cos  


MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 215
dengan :

 = Tegangan muka
 = Sudut kontak yang diukur pada fase yang lebih berat

K (P)
disebut Capillary Number
g c L cos 

Sr

K ( P )
g c L cos 

Aliran dari wetting fluid

volume dari fluida per detik


v
total cross sectional area
g c DP2 S 2 (P)

32 L

Umumnya aliran dalam media berpori berbanding terhadap S e


bukan S

D P FRe v
Re" 
S ey
A ad
RU

2 g c D P S e2 y lw f
DR Re
BI

f "
MU of

Lv 2 F f
SA Pro

216 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Aliran laminer

64
f "
Re
v  g c DP2 FRe   lw f   lw f
   K
S ey  32 F f  L  L
 

diameter partikel

ALIRAN DARI NONWETTING FLUID

Nonwetting fluida diekspresikan dalam wetted porosity

Xw  X (1  S )

Equivalent porosity of wetted bed

1 S
X ' X
1  Sr
DP vFRe '
Re" ' 

A ad

2 g c DP lw f
RU

f "' 
DR Re
BI

v 2 LF f '
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 217
FRe ' dan F f dicari dari grafik 219 dan 220 dengan menggu-

nakan X’ sebagai porositas dan  ' sebagai factor bentuk.

Aliran untuk wetting fluid

 P v 2 Lf ' F f  g   (v 2 )
  Z   
 2 g c DP S e2 y  gc  2gc

Aliran untuk nonwetting fluid

 P v 2 Lf ' F f '  g   (v 2 )
  Z   
 2 g c DP  gc  2g c
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

218 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


BAB XIII.
PENYARINGAN (FITRATION)

Filtrasi adalah pengoperasian dimana campuran heterogen


terdiri dari fluida dan partikel padatan dipisahkan menggunakan
media filter yang dapat menahan partikel padat dan meloloskan
fluida. Hal itu melibatkan aliran cairan melalui media berpori.

Pada berbagai macam filtrasi aliran bahan baik campuran


maupun slurry dikarenakan adanya tenaga penggerak seperti
gravitasi atau tekanan (vakum) atau gaya sentrifugal. Dalam setiap
kasus, media filter berfungsi menahan partikel sebagai pori cake.
Cake tertahan oleh filter, dimana penyaringan dikatakn berhasil
jika filtrate dapat melewati cake dan media filternya. Umumnya
filtrasi dibedakan berdasarkan gaya dorong yang digunakan, cara
deposit lumpur (slurry) dan cara pembuangan lumpurnya.

Filter Gravitasi (Gravity Filter)

Filter Gravitasi merupakan metode yang tertua dan paling


sederhana, filter gravitasi pasir terdiri dari tangki dasar berlubang
diisi dengan pasir berpori yang dilalui oleh fase fluida dalam aliran
laminar seperti yang terlihat pada gambar 13.1. Filtrasi jenis ini
digunakan secara luas dengan ciri jumlah fluida banyak dan
A ad
RU
DR Re

kandungan partikel padat sedikit, seperti pada pemurnian air


BI
MU of

(Brown, 2005).
SA Pro

219
Tanki filter gravitasi dapat terbuat dari kayu, baja atau logam
lain yang sesuai, akan tetapi untuk pengolahan air digunakan
bahan beton. Pasir yang digunakan harus berukuran seragam agar
dapat memaksimalkan porositas dan laju penyaringan. Pada
saluran biasanya disediakan keran atau pintu untuk melakukan
pencucian balik pada bak pasir untuk menghilangkan padatan yang
terakumulasi.

Gambar 13.1. Diagram bagian dari filter gravitasi

Kapasitas filter jenis ini dapat dihitung menggunakan


persamaan Darcy untuk aliran tunak, ketika bak terisi fluida dan
belum ada padatan terkumpul pada bagian atas bak. Dengan kata
lain persamaan ini digunakan untuk menghitung kapasitas filter
dalam kondisi bersih dituliskan sebagai berikut.

( )( )
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

220 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Pengoperasian filter secara terus menerus menyebabkan
peningkatan hambatan terhadap laju alir dikarenakan oleh deposit
padatan pada bak. Membersihkan bak atau membuang padatan
dari filter melalui proses pencucian balik akan membutuhkan
interval waktu agar kapasitasnya seperti diawal bak filter baru.
Jumlah kapasitas efektif rata-rata bisa jadi di bawah 50% dari
kapasitas pada kondisi bersih. Untuk pabrik yang berjalan secara
kontinyu, bak filter digunakan beberapa buah sehingga dapat
digunakan bergantian sementara sebagian yang lain dilakukan
pencucian balik.

Contoh Kasus. Hitunglah kapasitas pasir bersih untuk filter


yang digunakan dengan kedalaman bak 1 ft dan ukuran parikel
pasir 35 mesh (diameter = 0.001376 ft) yang digunakan menyaring
air perkotaan pada suhu 68 oF memanfaatkan gaya gravitasi.
Porositas bed sebesar 0.45 nilai sphericity diestimasi sebesar 0.75
dan FRe = 48 serta Ff = 1260. Persamaan solusi menggunakan
persamaan Darcy untuk kecepatan superfisial air.

Atau sama dengan 2.98 gal/ft2/menit untuk pemurnian air


pada beberapa penggunaan di industri. Kapasitas untuk pencucian
umumnya dilakukan pada laju 15 gal/ft2/menit. Nilai laju
pencucian tidak boleh melebihi angka tersebut karena akan
menyebabkan kemungkinan hilangnya pasir terbawa air pencuci.
Untuk pengoperasian dengan kapasitas besar kolom filter dapat
diletakkan pada tangki tertutup dan dioperasikan di bawah
tekanan.
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 221
Filter pelat & bingkai (Plate & Frame Filter)

Pelat dan bingkai dirakit secara bergantian dengan kain saring


di setiap sisi setiap pelat. Perakitan dilakukan bersama sebagai
satu kesatuan dengan gaya mekanis yang diterapkan oleh sekrup
atau hidrolik seperti terlihat pada gambar 14.2. Banyak jenis dari
filter ini, satu yang paling sederhana memiliki saluran tunggal
untuk memasukkan lumpur dan hasil pencucian serta terdapat
satu lubang di setiap pelat untuk keluaran cairannya.

Gambar 14.2. Bagian rakitan dari filter tekan

Semua tipe pelat dapat dirancang untuk bekerja pada sistem


pengiriman umpan tertutup, dengan cara menyediakan saluran
ketiga yang terbentuk oleh lubang di bagian sudut bawah kanan
dari pelat dan bingkai. Tempat masuk umpan lumpur pada setiap
bingkai melalui bagian saluran kanan atas, filtrat keluar dari
masing-masing pelat melalui saluran yang berada pada pojok kiri
A ad

bawah sampai bingkai terisi dengan cake, ilustrasi tersebut


RU
DR Re
BI

terlihat pada gambar 13.3. Selama proses pencucian katup keluar


MU of
SA Pro

222 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


masuk filtrat ditutup dan sebaliknya selama proses penyaringan
katup keluar masuk pencucian ditutup.

Gambar 13.3. Pelat dan bingkai untuk filter tekan

Penggunaan filter pelat dan bingkai sangat luas, khususnya


ketika cake memiliki nilai tinggi dan jumlahnya relatif sedikit pada
umpan. Namun, filter kontinyu menggantikan filter pelat dan
bingkai pada berbagai pengoperasian berskala besar.

Filter daun batch (Batch Leaf Filter)

Filter daun serupa dengan filter pelat dan bingkai dimana cake
mengendap pada setiap sisi daun, seperti terlihat pada gambar
13.4. Lalu filtrat mengalir ke saluran keluar di saluran yang
disediakan oleh jalur drainase kasar pada filter daun di antara cake.
Filter daun seluruhnya terbenam didalam lumpur. Jenis-jenis filter
daun yang sudah umum digunakan diantaranya filter daun statis
(tipe Sweetland), filter daun berputar (tipe Vallez) dan filter daun
tipe Kelly.
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 223
(a) (b)
Gambar 13.4. (a) tampilan filer daun vertikal (b) bagian dari filter
daun yang memperlihatkan konstruksi dan lokasi cake (Amafilter,
2022).

Ukuran filter daun bisa jadi sangat besar, lembaran daun


digantung menggunakan crane untuk dipindahkan ke dalam kolam
yang berisi lumpur agar diperoleh magnesium hidroksida pada
proses pembuatan magnesium dari air laut. Setelah cake terbentuk
dengan ketebalan yang diinginkan, lembaran filter daun diangkat
menggunakan crane dan cake keluar dari kolam yang mengandung
lumpur lalu dicelupkan kembali di kolam ke dua yang berisi larutan
pencuci.

Proses vakum dilakukan pada filtrat atau bagian pencucian


selama proses filtrasi, perpindahan dan pencucian berlangsung.
A ad

Setelah cake dicuci secukupnya, selanjutnya dipindahkan dengan


RU
DR Re
BI

cara yang sama ke kolam ke tiga untuk pembuangan sebelum


MU of
SA Pro

224 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


lembaran daun yang bersih dikembalikan ke bak lumpur untuk
melakukan kembali proses filtrasi.

Filter vakum rotary kontinyu (Continuous Rotary Vacuum Filter)

Filter jenis ini sangat dipilih ketika menggunakan peng-


operasian kontinyu, khususnya jika menggunakan pengoperasian
skala besar. Filter drum tenggelam di dalam lumpur, tekanan
vakum digunakan pada media filter menyebabkan cake terkumpul
dibagian luar drum saat melewati lumpur.

Seperti yang terlihat pada gambar 13.5 drum dibagi menjadi


beberapa segmen, masing-masing terhubung dengan katup
berputar melewati proses vakum, serta dimana filtrat, sisa pen-
cucian dan udara dipisahkan. Ukuran bagian tersebut umumnya
memiliki lebar sekitar 1 ft, dan panjangnya memanjang di seluruh
lebar drum filter

A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 225
Gambar 13.5. Diagram potong melintang filter vakum rotary

Posisi dari 12 bagian dapat dilihat pada gambar X.5 yang mana
segmen 1, 2, 3, 4 dan 5 terhubung dengan jalur keluar utama filtrat
melalui katup berputar serta jalur V1. B1 menunjukkan letak
jembatan atau penghalang yang memisahkan filtrat dari cairan
pencuci. Segmen 6, 7, 8, 9, 10 dan 11 terhubung melalui katup
A ad

berputar ke air pencuci dan ventilasi udara V2.


RU
DR Re
BI
MU of

B2 menunjukkan letak jembatan pemisahan pencucian dari


SA Pro

hembusan udara, B3 menunjukkan letak jembatan pemisahan

226 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


hembusan udara dari penyaringan. Udara diperbolehkan melewati
jalur V3 untuk membantu dalam proses pembuangan cake.

Cairan pencuci liquor dibuang pada posisi 10 dan 11, terutama


oleh dua fase aliran udara dan cairan liquor. Pada segmen 12 telah
melewati jembatan B2 pada bagian ini diberikan tekanan udara
positif sekitar 5 psi. tekanan balik ini akan melepaskan cake dari
media filter, dan cake dipisahkan menggunakan pengikis atau juga
dikenal dengan sebutan “pisau dokter”.

Filter putar digunakan pada berbagai macam industri. Cake


yang terdiri dari kristal berukuran besar dapat membentuk
ketebalan sekitar 4 in, cake seperti ini biasanya memuat udara
dalam jumlah banyak dan membutuhkan media penyaring yang
relatif lebih kasar.

Filter putar sering digunakan untuk menghilangkan padatan


dari lumpur yang meninggalkan pengental. Dalam menjaga proses
pada kapasitas besar sangat dipilih untuk membuang seluruh cake
dari drum ketika berada diposisi pebuangan. Hal ini
mengakibatkan filtrat keruh pada banyak contoh kasus, akan tetapi
hal ini tidak menjadi masalah serius jika filtrat dikembalikan ke
dalam umpan pengental untuk proses klarifikasi.

Pengoperasian Filter

Metode pengoperasian paling mudah yaitu filter tekan atau


filter daun yang dilakukan dengan tekanan penuh dari awal proses
penyaringan dan dapat menjaga tekanan tetap konstan sepanjang
proses. Penurunan tekanan yang rendah di awal dapat berarti
filtrate yang dihasilkan tidak jernih dan cake yang terbentuk masih
dengan struktur yang lebih terbuka atau renggang.
A ad
RU
DR Re

Metode umum dari pengoperasian filter tekan yaitu untuk


BI
MU of

mengalirkan bahan filtrat dengan laju konstan selama separuh


SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 227
awal siklus penyaringan. Segera setelah filter sudah tertutup rata
oleh cake dan filtrat mulai jernih maka pada kondisi ini tekanan
ditingkatkan ke maksumum dan filtrasi dilanjutkan hingga selesai
dengan tekanan konstan.

Jika bahan yang akan difltrasi disimpan dalam tangki, maka


harus disediakan pengaduk agar umpan dalam bentuk suspensi
yang seragam dapat dimasukkan ke alat filter tekan. Pompa
resiprok umumnya tidak sesuai dengan peruntukan penanganan
bahan lumpur dan sistem penyedotan resiprok yang tidak
diinginkan dapat menyebabkan cake menjadi terlalu padat.
Sehingga dapat dipilih pompa sentrifugal atau pompa diafragma
untuk pengoperasian ini.

Pada pengoperasian filter vakum putar filtrat dan hasil


pencucian bergerak ke tempat terpisah yang terhubung dengan
pintu yang sesuai pada keran putar. Filtrat dan air hasil pencucian
biasanya dipisahkan melalui kaki barometrik dan pompa
sentrifugal, terkadang pompa yang digunakan didisain khusus agar
mampu memompa keluar dari ruang vakum.

Pompa vakum kering memiliki jarak ruang yang sempit dan hal
ini dapat menyebabkan kerusakan jika cairan masuk ke dalamnya.
Untuk memproteksi pompa vakum maka digunakan tangkai
dengan katup pelepas yang dioperasikan mengambang, dimana
akan membuka dan melepaskan tekanan vakum jika cairan
melebihi batas yang ditentukan dari alat. Hal ini merusak vakum
pada tangkai dan membiarkan pompa sentrifugal untuk
meningkatkan daya hisapnya.

Pemilihan Filter
A ad

Dari berbagai jenis filter, plat & bingkai rupanya merupakan


RU
DR Re
BI

filter dengan biaya termurah per unit permukaan penyaringan dan


MU of
SA Pro

memiliki kebutuhan luas lantai paling kecil. Biaya tenaga kerja

228 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


untuk memasang dan melepas bingkai sangat tinggi, terutama
pada pengoperasian skala besar. Karena alasan tersebut filter ini
tidak dipilih ketika bahan padat tidak berharga dalam jumlah
banyak ingin dibuang dari filtrate. Sebaliknya jika padatan yang
akan dipisahkan bernilai tinggi terutama jika prosesnya tidak
kontinyu, maka biaya tenaga kerja per unit produk relative lebih
rendah dan filter jenis ini terbukti memuaskan. Selain itu, filter
plat & bingkai menghasilkan perolehan kembali padatan yang
tinggi. Padatan yang didapat dalam bentuk cake dapat segera
ditangani dalam baki atau rak pengering yang biasanya digunakan
sebagai produk bernilai.

Filter daun memberikan kelebihan yaitu kemudahan dalam


penanganan, minim biaya tenaga kerja dengan pencucian yang
lebih efisien, serta pembuangan cake tanpa harus melakukan lepas
dan pasang daun dari filternya. Filter vakum rotary kontinyu
menawarkan kelebihan tambahan yaitu pengumpanan, penyaring-
an, pencucian dan pembuangan cake dilakukan secara otomatis
dan berkelanjutan.

Filter vakum rotary kontinyu secara luas digunakan saat jumlah


lapisan endapan sangat banyak dan ketika biaya tenaga kerja harus
ditekan sekecil mungkin. Filter ini kurang baik metodenya dalam
memisahkan cake, getah atau material koloid.

Metode Perhitungan Filter

Persamaan Dracy yang digunakan untuk mengestimasi kapsitas


awal maksimum dari filter gravitasi telah dijelaskan pada sub bab
sebelumnya. Pada semua filter di kondisi aktual hambatan laju alir
dari filtrat sangat bervariasi dengan waktu sebagai pembentuk
endapan pada filter pasir atau terbentuknya cake pada media filter
A ad
RU
DR Re

lainnya. Media filter menahan padatan dan filtrat dapat


BI
MU of

melewatinya, serta seiring waktu cake semakin bertambah


SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 229
ketebalannya yang menambah hambatan terhadap laju alir filtrat.
Kegiatan tersebut belangsung selama proses penyaringan, pada
akhir proses penyaringan didapatkan hasil diantaranya filtrat, cake
berpori dan fluida yang berada pada pori cake.

Deposisi Cake

Aliran laminar sangat terlihat berpengaruh selama pem-


bentukan cake dan kecepatan linear fluida dituliskan dalam
persamaan berikut.

Dimana, V = volume filtrat


A = Luas media filter
L = ketebalan cake
t = waktu
K = permeabilitas
- ΔPc = penurunan tekanan melalui cake

Untuk mendapatkan persamaan hubungan antara kapasitas


penyaringan dengan waktu penyaringan, perlu diketahui
hubungan antara variabel V dan L. hal tersebut dapat dilakukan
dengan cara membuat neraca massa antara padatan yang berada
di dalam lumpur dan padatan yang ada di cake.

Dengan, VLA = volume fluida di dalam cake


x = fraksi massa padatan di dalam lumpur umpan
A ad

= densitas filtrat
RU

ρ
DR Re
BI

ρs = densitas padatan di cake


MU of
SA Pro

230 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Persamaan laju alir filtrasi seketika terkait dengan karakteristik
dari lumpur, cake, jumlah filtrat dan penurunan tekanan melewati
cake. Secara sederhana diekspresikan sebagai berikut.

Dimana Cv didefinisikan sebagai berikut.

Noncopressible Cake

Ketika porositas cake pada dasarnya tetap konstan selama


filtrasi, nilai Cv dianggap konstan. Selanjutnya persamaan laju alir
filtrasi seketika diintegrasi dengan mudah pada penurunan
tekanan dengan nilai konstan menghasilkan persamaan.

Mendefinisikan konstanta filtrasi lain yaitu CL

Dan dilakukan integrasi pada kondisi penurunan tekanan


konstan dan porositas konstan.

Idealnya, konstanta filtrasi CV & CL dapat ditentukan


berdasarkan karakteristik lumpur dan cake, akan tetapi
A ad
RU
DR Re

permeabilitas, porositas dan ukuran partikel dari filter sering kali


BI
MU of

tidak diketahui nilainya. Ketika data proses dari lumpur yang


SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 231
ditentukan sudah didapatkan dan ketika asumsi kondisi seragam
dari cake, filtrat dan lumpur dapat ditentukan, maka nilai dari CV &
CL dapat dihitung dari data proses yang tersedia dan digunakan
untuk memperkirakan kondisi operasi yang akan dipakai.

Compressible Cake

Pada filtrasi aktual kombinasi hambatan yang disimbolan


dengan CV jarang terlepas dari penurunan tekanan (–ΔP), bahkan
ketika CV sebagai konstanta yang tidak dipengaruhi ketetebalan
cake atau volume filtrat. Dengan kata lain secara praktis seluruh
cake dapat ditekan (compressible) setidaknya sampai tingkat
tertentu. Penurunan tekanan yang besar cenderung memaksa
padatan lebih jauh ke dalam celah pada media filter, dengan
demikian meningkatkan resistensi dan nilai dari CV dan Ve (volume
ekuivalen filtrat).

Persamaan yang digunakan untuk cake yang dapat ditekan


dituliskan sebagai berikut.

Contoh Soal 1. Suatu lumpur homogen membentuk cake non


kompresibel yang seragam disaring menggnakan filter daun
dengan proses batch pada perbedaan tekanan konstan sekitar 40
psi membentuk cake ¾ inci dalam saru jam dengan jumlah filtrat
sebanyak 1500 gallon. Dibutuhkan waktu 3 menit untuk menguras
liquor dari filter, dibutuhkan 2 menit untuk mengisi filter dengan
air. Proses pencucian filter membutuhkan sebnayak 300 galon air.
A ad

Proses pembukaan, pembuangan dan penutupan filter


RU
DR Re
BI

membutuhkan waktu 6 menit. Asumsikan filtrat memiliki


MU of
SA Pro

karakteristik yang sama dengan air pencuci dan mengabaikan

232 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


hambatan dari filter dan garis aliran. Tentukan (a) berapa banyak
gallon filtrat dihasilkan rata-rata dalam waktu 24 jam (b) berapa
berapa banyak gallon filtrat dihasilkan jika cake yang terbentuk
memiliki ketebalan ½ inci, gunakan rasio filtrat terhadap air yang
sama.

Jawaban (a)

Laju filtrasi dapat dihitung menggunakan persamaan di bawah


ini, dengan laju akhir yang diinginkan sebesar V = 1500

Laju akhir dengan nilai 12.5 gpm sama dengan laju pencucian
dikarenakan filtrat memiliki karakteristik yang sama dengan air
pencuci dan tekanannya konstan.
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 233
Total waktu siklus filtrasi

Penyaringan 60 menit
Pengurasan 3
Pengisian 2
Pencucian 24
Pengurasan 3
Pembuangan 6
Pengisian 2
Total 100 menit

Gallon rata-rata dari filtrat yang dihasilkan dalam waktu


penyaringan selama 24 jam adalah.

Jawaban (b)

Produksi Cake ½ inci disertai dengan filtrat 1000 gallon,


diketahui (A2/CV) = 938 menggunakan persamaan yang sama
menghasilkan perhitungan waktu filtrasi.

Laju filtrasi menhasilkan perhitungan sebagai berikut.

Jumlah air pencuci = 300(1000/1500) = 200 gallon. Waktu


A ad
RU
DR Re

pencucian = 200/18.76 = 10.65 menit. Siklus waktu = 26.6 + 3 + 2 +


BI
MU of

10.65 + 3 + 6 + 2 = 53.25 menit.


SA Pro

234 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Gallon rata-rata dari filtrat yang dihasilkan dalam waktu
penyaringan selama 24 jam adalah.

A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 235
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

236 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


BAB XIV.
STUDI KASUS OPERASI TEKNIK PADA
PENGOLAHAN ALOE VERA

Pengolahan Gel Aloevera merupakan proses pengolahan dari


Tanaman Lidah Buaya sehingga menghasilkan jus lidah buaya.
Proses ini dilakukan mulai dari pencucian, pengupasan,
pengambilan daging serta pencucian menggunakan air panas dan
penghancuran daging lidah buaya.

Peralatan yang digunakan untuk proses ini terdiri dari :

 Pompa sirkulasi air untuk proses pencucian


 Meja kupas dan pengambilan daging
 Tangki pencucian daging lidah buaya
 Tangki Blender untuk penghancuran daging lidah buaya.

Diagram alir proses pengolahan Gel Aloevera ini disampaikan


pada gambar 1. Pada rangkaian peralatan tersebut beberapa
peralatan termasuk didalam bagian dari Operasi Penangan Bahan
(Operasi Teknik Kimia) diantaranya :
A ad
RU
DR Re

 Pompa Sirkulasi
BI
MU of

 Tangki Blender
SA Pro

237
Untuk dapat lebih memahami kesesuai dasar teori dalam
Operasi Penangan Bahan (Operasi Teknik Kimia) berikut akan
disampaikan desain peralatan yang digunakan pada pengolahan
Gel Aloevera.

Desain Pompa

Pada desain pompa yang ingin ditentukan adalah Power pompa


yang diperlukan dan diameter dari inlet dan outlet pompa dengan
kondisi operasional sebagai berikut :

 Jumlah air yang disirkulasi adalah 5 m3/jam


 Tekanan operasional pada Saringan air adalah 1,2 atm :
121.590 Pa
 Friksi didalam jaringan pemipaan setara 1 atm : 101.325 Pa
 Asumsi kecepatan fluida 1,5 m/s di inlet dan 2 m/s di
outlet
 Perbedaan elevasi setara 2 m
 Densitas air 1.000 kg/m3
 Efisiensi pompa 85%

Menentukan Diameter Inlet & Outlet Pipa

Laju Lair = 5 m3/jam setara dengan 1,3 x 10-3 m3/detik setara


1,388 kg/detik

Cross-sectional pipa inlet = = 9,26,E-04 m2

Cross-sectional pipa outlet = = 6,94,E-04 m2

Diameter Inlet = π/4 D2 = 1,27 Inch


A ad
RU
DR Re

Diameter Outlet = π/4 D2 = 0,7 Inch


BI
MU of
SA Pro

238 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Menentukan Power Pompa

9,8 (-2) + (-121.590/1000) – (101.325/1000) -W = 0


-19,6 + (-121,59) – 101,325 = W
242,515 J/Kg = W

Power = (242,44) J/Kg x 1,388 Kg/s)/0,85


Power = 395,89 watt : 0,395 kW

Gambar 14.1 Proses Pengolahan Gel Aloevera

Desain Blender

Blender atau Alat Penghancur daging Aloevera atau dapat


disebut juga dengan Juicer. Alat ini terdiri dari 2 alat utama yaitu
tangki yang digunakan untuk menampung daging aloevera dan
campuran lainnya serta pengaduk berkecepatan tinggi yang
berfungsi untuk mengiris daging Aloevera. Selain itu perancangan
A ad

blender didasarkan pada efek putaran/aliran yang diharapkan


RU
DR Re
BI

agar proses pencampuran daging aloevera dan bahan lainnya


MU of
SA Pro

dapat terjadi dengan sempurna.

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 239
Data Perancangan

 Jumlah Daging Aloevera 100 kg/Batch


 Densitas Bulk dagimg Aloevera 500 kg/m3
 Kekentalan Gel Aloevera : 0,798 x 10-3 Ns/m2
 Putaran pengaduk 200 rpm = 3,33 rps
 H/D = 1,25

Desain Tangki

Volume tangki = 100/500

= 0,2 m3 setara 200 liter

Factor ekspansi 15%

Volume tangka total = 0,2 m3 x 1,15

= 0,23 m3 setara 230 liter

Volume Tangki = π/4 D2 H, Dengan H/D = 1,25, maka


diameter tangki adalah

Diameter tangki =√

Diameter tangki = 0,616 m

Tinggi tangki = 1,25 x 0,616 = 0,77 m

Desain Pengaduk (Wallas, 2005)

Pada bagian akan disampaikan cara untuk mendesain pengaduk


dan kebutuhan tenaga yang digunakan untuk menggerakkan
pengaduk berdasarkan kekentalan fluida dan untuk menggerakkan
pengaduk untuk pertama kali. Desain pengaduk mengacu pada
A ad
RU

buku : Chemical Process Equipment, Selection and Design, Second


DR Re
BI

Edition, Penulis James R. Couper, W. Roy Penney, James R. Fair


MU of
SA Pro

dan Stanley M. Walas.

240 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Tinggi pengaduk = Tinggi tangki

Lebar pengaduk = 0,3 ≤ d/Dt ≤ 0,6

Diambil Lebar pengaduk = 0,5 Dt = 0,5 x 0,616 = 0,308 m

Tebal pengaduk = d/8 = 0,308/8 = 0,0385 m = 3,85 cm

Dimensi lainnya seperti terlihat pada gambar 2.

Gambar 14.2 Desain Pengaduk Tangki


A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 241
Perhitungan Power Pengaduk, (Coulson & Richardson, 2005)
Perhitungan power pengaduk untuk mengatasi kekentalan cairan
dilakukan menggunakan rumus :

Np = didapat dari gambar 3 fungsi Re =

Re = =

395.861,05
Dengan Re tersebut dari gambar 3 diperoleh Np pada Curve no 1
adalah 1, sehingga
Power = D5N3ρ = (0,308)5 x (3,33)3 x 1.000
Power = 102,34 watt.
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Gambar 14. 3 Number of Power Fungsi Renold Number

242 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Perhitungan power pengaduk untuk menggerakkan pengadukan
pertama kali dilakukan menggunakan rumus :
Daya yang dibutuhkan untuk memutas poros adalah Torque
(momentum).
Torque = m  g  L
Dimana :
m = massa beban, kg
g = kecepatan grafitasi 10 m/s2
L = Panjang pengaduk, m
Massa beban : dengan perkiraan berat pengaduk 20 kg,
Berat Blade + berat Tangkai Blade
Berat Blade = volume Blade  densitas besi
Volume Pengaduk = Volume Blade + Volume Tangkai silinder

Torque = m  g  L = 20 x 10 x 0,77
= 154 Nm

Power = Design service factor  Torque  rpm


Design service factor = 1,5
Torque = momentum, Nm
Rpm =Putaran per detik
A ad

Power = Design service factor  Torque  rpm = 1,5 x 154 x 3,3


RU
DR Re
BI
MU of

Power = 762, 3 watt


SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 243
Power total = power mengatasi cairan + power menggerakkan
pengaduk
Power total = 102,34 watt + 762, 3 watt
Power total = 864,64 watt.

A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

244 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


DAFTAR PUSTAKA

Amafilter. (2022). Pressure Leaf Filter System. filtration group.


Retrieved from https://www.amafiltration.com/wp-
content/uploads/2020/10/amafilter-Pressure-Leaf-Filter-
Systems.pdf
Brown, G. G. (2005). Unit Operaton (14\e). New Delhi: CBS.
Ebooks Chemical Engineering
(https://www.facebook.com/pages/Ebooks-Chemical-
Engineering/238197077030)
Chan, S. tpm. (2022). Grizzly Screen Technical Details. Retrieved
June 8, 2022, from https://sarltpmchan.com/screens-
equipment/
R. K. Sinnott. (2003). Chemical Engineering, Volume 6 (3rd ed.).
Oxford: Butterworth-Heinemann.
T.Y. Hendrawati, A. Siswahyu, Ismiyati dan R.R. Ilhamy, (2021).
Prototipe Laik Industri dan Feasibility Study Industri Berbasis
Aloe Vera Terpadu Bersama PT. Agriland Agro Industri, UM
A ad
RU
DR Re
BI

Jakarta Press
MU of
SA Pro

T.Y. Hendrawati. (2021). Rekayasa Proses Agroindustri dalam

245
penelitian teknik kimia untuk peningkatan nilai tambah
sumberdaya alam indonesia Era Society 5.0, UM Jakarta Press
James R. Couper, W. Roy Penney, James R. Fair, Stanley M. Walas,
2005. Chemical Process Equipment - Selection and Design-
Gulf Professional Publishing (2005)
Coulson & Richardson’s, 2005. Chemical Engineering Design,
Volume 6, Fourth edition

A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

246 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


PROFIL PENULIS

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG.
dilahirkan di Klaten, Jawa Tengah pada tanggal 11 Juni 1969,
sebagai anak ketiga lima bersaudara dari pasangan Slamet
Widodo (alm) dan Supartinah (alm). Menikah dengan Ir.
Nurtejo Suryo Hadiyanto,MM, karyawan di PT. Balfour
Beatty Sakti, Indonesia, penulis dikaruniai tiga orang anak yakni Irfan
Wibawa, Hanif Akbar Rizqi dan Bening Rizqi Ramadhani.

Penulis menempuh pendidikan dasar hingga menengah di


Klaten. Setelah lulus dari SMAN I Klaten pada tahun 1987, penulis
melanjutkan pendidikan di Teknik Kimia UGM. Pada tahun 1998
penulis melanjutkan sekolah S2 pada program Teknologi Industri
Pertanian IPB dan lulus pada tahun 2001, setelah lulus penulis
langsung sekolah lagi pada Program Doktor Teknologi Industri
Pertanian (TIP), Sekolah pascasarjana, Institut Pertanian Bogor
dengan beasiswa BPPS. Saat ini penulis menjadi Dosen dan peneliti
di Prodi S2 dan S1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
Muhammadiyah Jakarta. Tahun 2016 – 2019 diamanahkan menjadi
Wakil Dekan I Fakultas Teknik UMJ dan 2019 sampai 2022
diamanahkan menjadi Ketua LPPM UMJ.

Pada tahun 2002 penulis mulai bekerja sebagai tenaga ahli pada
beberapa konsultan management dan engineering. Banyak proyek
A ad
RU
DR Re

kajian dan event organizer yang sudah ditangani oleh penulis dan
BI
MU of

ini merupakan bekal dan tempaan yang tiada henti dan merupakan
SA Pro

pembelajaran hidup dari masyarakat sekitar. Mulai tahun 2007 penulis

247
aktif terlibat dalam menjadi narasumber untuk kajian terkait proses
dan produksi Agro dan diversifikasinya, kajian kelayakan industri,
kajian teknologi industri dan energi baru dan terbarukan di swasta
dan Kementerian terkait. Tahun 2011 sampai 2022 saat ini penulis
setiap tahun memenangkan hibah penelitian dari DIKTI, Kemenristek
BRIN, Kemdikbudristek dan BRIN. Penulis juga mendapatkan
sertifikasi Dosen Profesional tahun 2012. Tahun 2015 penulis juga
mendapatkan sertifikasi Insinyur Profesional Madya dan sampai
saat ini menjadi Majelis Penilai di Badan Kejuruan Kimia Persatuan
Insinyur Indonesia (BKKPII). Karya yang telah dihasilkan yaitu HKI
hak cipta sebanyak 20 karya, 2 paten terdaftar di Kemenkumham,
telah meluluskan 256 mahasiswa S1 dan S2, Buku ajar/referensi
ISBN sebanyak 7, publikasi internasional bereputasi sebanyak 16
dengan H indeks Scopus 3, H google scholar 10, publikasi nasional
jurnal dan prosiding sebanyak 88 bersama kolaborator riset dosen
dan mahasiswa, Penghargaan “Best Paper Award” pada 21st Regional
Symposium on Chemical Engineering (RSCE 2014) on 29-30 Oktober
2014, IchemE Advancing Chemical Engineering Worldwide, Taylor’S
University, Malaysia, penghargaan Best Paper International Seminar
ICEAT 2018, dosen Teladan UMJ I tahun 2019 pada Milad UMJ, Majelis
Uji Kompetensi Insinyur Profesional BKK PII (2016 sd sekarang) dan
Asesor SIAGA untuk pendirian prodi baru di Kemdikbudristek, Asesor
BKD tersertifikasi, Reviewer Penelitian Tersertifikasi.

Gema Fitriyano, ST., MT. lahir di Jakarta pada 23 Mei


1987, sebagai anak pertama dari dua bersaudara.
Penulis menempuh pendidikan tinggi di Program Studi
S1 Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah Jakarta
A ad

dan lulus pada tahun 2010.


RU
DR Re
BI
MU of

Penulis pernah bekerja di perusahaan yang bergerak dibidang


SA Pro

pengolahan limbah B3 Industri sebagai Marketing Executive dan


pindah ke perusahaan Paint & Coating sebagai Quality Control.

248 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Penulis melanjutkan kuliah di Program Studi S2 Teknik Kimia
Universitas Indonesia dan lulus pada tahun 2014.

Penulis mulai bekerja kembali di Industri confectionery


sebagai R&D Regulatory pada tahun 2014. Penulis menjadi Dosen
di Program Studi S1 Teknik Kimia Universitas Muhammadiyah
Jakarta pada tahun 2016 hingga saat ini. Pada tahun 2019 diberikan
amanah menjadi Wakil Dekan III di Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Jakarta. Pada tahun 2021 penulis diberikan amanah
menjadi Sekretaris Persatuan Insinyur Indonesia Pengurus Cabang
Kota Administrasi Jakarta Pusat.

Pada tahun 2018 penulis mulai bekerja sebagai tenaga ahli


pada beberapa konsultan teknik dan konstruksi. Beberapa proyek
dan kajian industri yang sudah dikerjakan oleh penulis merupakan
bagian dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Penulis juga
sudah menghasilkan beberapa buah pencatatan Hak Kekayaan
Intelektual untuk produk buku dan poster hasil penelitian.

Agung Siswahyu, ST, MT dilahirkan di Jogjakarta, 15


Mei 1978, sebagai anak pertama dari dua bersaudara
pasangan H. Sutejo Nurcaho dan Hj. Suryati S. Menikah
dengan Hj. Dini Taryanti, SKom, penulis dikaruniai tiga
orang anak yang bernama Dzikra Riqqoh Assyahidah,
Afif Muhammad Haidar Al Banna dan Alvaro Muhammad Darrel Al
Banna. Penulis menyelesaikan Pendidikan dasar dan menengah
dikota Tangerang Banten. Setelah lulus dari SMA 2 Tangerang,
penulis menempuh Pendidikan tinggi di jurusan Teknik Kimia
Institut Sains dan Teknologi AlKamal Jakarta dan lulus ditahun 2000
A ad

dan bekerja di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT )


RU
DR Re

dari tahun 2000 sampai dengan 2005. Ditahun 2005 sampai dengan
BI
MU of
SA Pro

saat ini penulis menjadi dosen di almamaternya Prodi Teknik Kimia,


Institut Sains dan Teknologi AlKamal Jakarta, sekaligus mendirikan

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 249
dua perusahaan Engineering Procurrement dan Construction (EPC)
bidang Energi dan Pengolahan Limbah Cair. Pada tahun 2009
penulis melanjutkan sekolah S2 di Departemen Teknik Kimia
Universitas Indonesia dengan biaya dari BPPS. Setelah menyelesaikan
Pendidikan Master dibidang Teknik kima ini penulis banyak terlibat
dan berkecimpung dibidang konsultan dan pembangunan fasilitas
vital negara. Diantaranya terlibat dalam proyek pembangunan
industry Biodiesel, Bioethanol dan Biogas. Desain kasawan industry
Sei Mangkei di Simalungun, Sumetara Utara. Selain itu penulis juga
memenuhi berbagai persyaratan sertifikasi yang dituntut oleh
profesinya baik sebagai Dosen maupun partisi dibidang Engineering
dan Construction. Sertifikasi dosen ditahun 2016 diselesikannya
dengan baik, diikuti dengan sertifikasi Chemical Risk Manajemen
for Chemical Engineer. Sebagai seorang praktisi penulis juga
memiliki sertifikat pengujian NDT dibidang Magnetic dan Liquid
Penetrant, selain itu penulis juga memiliki sertifikat Ahli Muda
Keselamatan bidang Konstruksi serta sertifikat Ahli Madya Bidang
Sanitas dan Limbah. Saat ini penulis banyak terlibat dalam membantu
beberapa kementrian dalam perencanaan dan konsultasi sebagai
tenaga ahli diantaranya, kementrian Transmigrasi dan Tenaga Kerja,
Kemetrian Perindustrian dan Kementrian ESDM Direktorat Jenderal
Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi serta Badan
Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT/BRIN). Selain itu dalam
rangka memenuhi tuntutannya sebagai seorang dosen penulis juga
dari tahun 2013 sampai dengan saat ini memperoleh Hibab penelitian
dari Kementrian Ristek Dikti dan menulis buku & jurnal hasil
penelitian yang diterbitkan nasional maupun internasional.
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

250 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .


Dr. Ismiyati, ST., MT dilahirkan di Bumiayu, Brebes,
Jawa Tengah pada tanggal 15 Januari 1960, sebagai anak
ke empat dari sembilan bersaudara dari pasangan H.
Damanhuti (alm) dan Hj. Chodi’ah (alm). Menikah
dengan Dr. M. Kadarisman, Dosen Lldikti 3 yang
ditugaskan di UMJ, penulis dikaruniai tiga orang anak yakni Inggita
Utami Dewi, Anjar Dimara Sakti, dan Wimbajaya Hamukti.

Penulis menempuh pendidikan dasar hingga menengah di


Bumiayu Brebes dan SMA Muhammadiyah 1 Yogyakarta. penulis
melanjutkan pendidikan di Teknik Kimia UGM, (lulus tahun 1986) dan
bekerja pada PT. Sarana Gatra Utama Citeureup Jawa barat hingga
ahun 1993. Tahun 1993 penulis menjadi dosen di Jurusan Teknik
Kimia UMJ hingga sekarang. Penulis berkesempatan melanjutkan
sekolah S2 pada Prodi Teknik Gas di Universitas Indonesia dan
lulus pada tahun 2000, Pada tahun 2003 penulis berkesempatan
melanjutkan pendidikan Program Doktor pada Prodi Teknologi
Industri Pertanian (TIP), Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian
Bogor dengan beasiswa TPSDP- Asian Development Bank (ADB)
Loan lulus Tahun 2009. Tahun 2008 hingga 2016 (2 periode) penulis
diberikan amanah menjadi Ka. Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Penulis aktif melakukan penelitian baik penelitian mandiri


maupun dari hibah penelitian DIKTI, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.dan banyak menulis di jurnal baik jurnal nasional
maupun internasional serta menulis buku sebagai hasil dari luaran
penelitian.
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

Prof. Dr. Ir. Tri Yuni Hendrawati, M.Si, IPM, ASEAN. ENG. dkk. 251
Ummul Habibah Hasyim dilahirkan di Pringsewu,
Lampung pada tanggal 27 September 1984, sebagai
pertama dari dua bersaudara dari pasangan Bapak Drs.
Hasyim Asy’ari dan Ibu Dra. Hasniati Luthan. Penulis
menempuh pendidikan dasar hingga menengah di
Pringsewu Lampung, serta melanjutkan pendidikan SMA di SMA
Muhammadiyah 2 Jogjakarta. Pendidikan tinggi di tempuh di Teknik
Kimia Universitas Ahmad Dahlan Jogjakarta (lulus tahun 2007),
dilanjutkan pendidikan Master di Teknik Kimia Universitas Gadjah
Mada Jogjakarta (lulus tahun 2014).

Penulis pernah bekerja sebagai supervisor produksi pada PT.


Pelangi Nusa Persada Yogyakarta pada tahun 2012. Pada tahun
2015 penulis menjadi dosen tetap pada Program Studi Teknik Kimia
Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta sampai dengan
sekarang. Penulis mengajar mata kuliah Azas Teknik Kimia, Operasi
Teknik Kimia dan Teknologi Pengolahan Air dan Limbah Industri.
Saat ini penulis mengembang tugas sebagai Sekretaris Prodi S1
Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Penulis aktif melakukan penelitian baik penelitian mandiri


maupun dari hibah penelitian DIKTI, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan.dan banyak menulis di jurnal baik jurnal nasional
maupun internasional serta menulis buku sebagai hasil dari luaran
penelitian.
A ad
RU
DR Re
BI
MU of
SA Pro

252 Operasi Teknik Kimia: Operasi Penanganan Bahan pada . . .

Anda mungkin juga menyukai