Disusun oleh :
NAMA : Muhammad Azriel Alfarrel
KELAS : XII AP3
JURUSAN : AIRFRAME & POWERPLANT
MATA PELJARAN : PKN
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena hanya
dengan segala rahmat-Nyalah akhirnya kami bisa menyusun makalah dengan judul
“Pancasila Tentang Sila Kedua”
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Guru yang telah memberikan tugas
ini kepada kami sehingga kami mendapatkan banyak tambahan pengetahuan khususnya
dalam Butir Pancasila kedua tentang mengembangkan sikap tidak semena mena terhadap
orang lain. Kami selaku penyusun berharap semoga makalah yang telah kami susun ini bisa
memberikan banyak manfaat serta menambah pengetahuan.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan yang
membutuhkan perbaikan, sehingga kami sangat mengharapkan masukan serta kritikan dari
para pembaca.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………....i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….....ii
PENDAHULUAN………………………………………………………………………….1
PEMBAHASAN………………………………………………………………………...… 4
PENUTUP…………………………………………………………………………………18
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sila ke-2 “Kemanusiaan yang adil dan beradab” sendiri mengandung nilai suatu
kesadaran sikap moral dan tingkah laku manusia yang didasarkan pada potensi hati
nurani manusia dalam hubungan dengan norma-norma dan kebudayaan. Sila ini
berlaku untuk diri sendiri, juga sesama manusia dan lingkungannya.
Sila ini memiliki makna bahwa Bangsa Indonesia menjunjung tinggi martabat dan
norma yang berlaku, serta menjalani kehidupan bermasyarakat yang sejahtera dan saling
membantu.
Semua sila dalam Pancasila saling melengkapi, seperti juga sila ke2 adalah
pelengkap dari sila ke-1 yaitu “Ketuhanan yang Maha Esa”. Setelah mengakui adanya
Tuhan yang satu, maka manusia sebagai makhluk Tuhan pun harus diberikan hak dan
kewajibannya. Seterusnya dalam sila ke-3, “Persatuan Indonesia” menjadi pedoman bahwa
manusia warga negara ini harus bersatu. Lalu sila ke-4 “Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan”, adalah pedoman bahwa rakyat
dipimpin dalam kebijaksanaan.Dan sila ke-5 “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia” menunjukkan bahwa adil dalam kehidupan sosial adalah impian yang harus
terus diusahakan oleh seluruh warga dan pemimpin bangsa Manusia sebagai makhluk yang
berbudaya,bermoral,dan beragama,wujud pengamalan silake-2 pancasila ini dirinci lagi
menjadi 10 butir.
PEMBAHASAN
Sila ke-2 yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab. Didalam isi sila ke-2 terdapat
banyak butir-butir Pancasila yang termasuk mengembangkan sikap tidak semena-mena
terhadap orang lain ,sikap tidak semena-mena terhadap terhadap orang lain memang harus
dikembangkan,Karena pada saat ini orang-orang banyak yang mempunyai sikap semena-
mena dan ingin merasa benar.
Dan ini saya menceritakan di Sila ke-2 yaitu Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab.
Didalam isi sila ke-2 terdapat banyak butir-butir Pancasila yang termasuk Mengembangkan
SikapTidak Semena-Mena Terhadap Orang Lain. Sikap tidak semena-mena terhadap orang
lain memang harus dikembangkan. Karena pada zaman sekarang orang-orang terlalu banyak
yang semena-mena dan ingin merasa paling benar.
Saat ini sikap menghargai orang lain sangatlah rendah. Terlebih orang-orang saat ini
ingin sekali dihargai tetapi dia tidak mau menghargai orang lain. Karena kurangnya sikap
menghargai orang lain, jadi orang lebih sering semena-mena terhadap orang lain.
Efek dari bullying ini sangat berpengaruh bagi korban, contohnya anak yang tidak
ingin kembali bersekolah karena sering mendapat bullying, ia merasa tidak memiliki
kepercayaan diri Kembali, mereka akan mengingat dirimu sebagai orang yang selalu
meremehkan nya, mereka tidak merasa aman dan nyaman, mereka juga data merasa bahwa
dirinya tidak berguna. Dari sini kita harus benar-benar memberi pengetahuan kepada seluruh
masyarakat agar tidak semena-mena terhadap orang lain terlebih kepada anak sekolah.
Karena sikap tersebut sangat memberi pengaruh yang buruk. Juga agar anak-anak dan para
masyarakat dapat menghargai orang lain dan dapat saling menyayangi satu sama lain.
Selain bullying sikap semena-mena terhadap orang lain itu masih banyak ditemukan
dikalangan masyarakat. Misalnya seperti tidak menghargai pendapat orang lain, Contohnya
ketika kita melakukan musyawarah, lalu ada seseorang yang memberi pendapat namun tidak
kita hiraukan karena menurut kita pendapat tersebut tidak terlalu penting, namun seharusnya
kita tidak boleh bertindak seperti itu, karena setiap manusia mempunyai hak untuk
mengeluarkan pendapatnya.Contoh selanjutnya yang dapat diambil ialah Ketika menjadi
seorang atasan, kita selalu berikap semena mena terhadap bawahan, seperti memberi
4
pekerjaan yang bukan termasuk tugas nya, menghina nya karena pekerjaan yang ia lakukan
tidak sesuai. Walaupun kita memiliki jabatan yang lebih tinggi, kita tidak seharusnya
melakukan hal tersebut apalagi sampai menginjak injak bawahan kita dengan hinaan, atau
tindakan yang kurang berperi kemanusiaan, karena setiap manusia mempunyai hak untuk
melindungi dan dilindungi.
Setelah melihat beberapa kasus mengenai sikap semena mena terhadap orang lain,
maka kita sebagai masyarakat dan juga pelajar harus bisa menghilangkan dan
mengembangkan sikap tidak semena mena terhadap orang lain, agar kita dan juga orang lain
dapat merasa aman dan nyaman.
Dengan ini Adapun cara untuk mengambangkan perilaku tidak semena-mena terhadap
orang lain, diantaranya :
5
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi Dapat Disimpulkan, Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain
merupakan bentuk dari pengamalan nilai-nilai Pancasila terutama sila Ke-Dua. Dengan
menembangkan sikap tidak semena mena terhadap orang lain tersebut kita dapat
menciptakan hakikat hidup yang lebih baik.
Saran
Penulis menyadari masih banyak sikap semena-mena yang terjadi di
kalangan masyarakat terlebih di sekolah. Karena hal ini penulis
menyarankan untuk mengembangkan sikap tidak semena mena dan saling
menghargai terhadap orang lain.