Pasien dirawat di bangsal saraf RSUD Palembang Bari karena mengalami
kelemahan pada lengan kiri dan tungkai kiri yang terjadi secara tiba-tiba. Hal ini dapat menandakan terjadinya stroke. Definisi stroke menurut WHO (World Health Organisation) adalah suatu tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan otak fokal atau global dengan gejala-gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan kematian tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskuler. Stroke dengan defisit neurologik yang terjadi tiba-tiba dapat disebabkan oleh iskemia atau perdarahan otak. Akibatnya sebagian otak tidak mendapatkan pasokan darah yang membawa oksigen yang diperlukan sehingga mengalami kematian sel atau jaringan. Sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit, saat sedang aktivitas tiba-tiba pasien megalami kelemahan pada lengan kiri dan tungkai kiri tanpa disertai kehilangan kesadaran. Sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit, pasien juga mengeluh sering kram dan kesemutan di bagian tangan terutama di jari-jari tangan. Saat serangan penderita merasa gangguan rasa pada sisi yang lemah, seperti kesemutan, nyeri dll. Pasien tidak merasa sakit kepala, tidak ada keluhan mual muntah dan tidak ada kejang. Kelemahan pada lengan kiri dan tungkai kiri sirasakan sama berat. Kemampuan penderita masih dapat mengungkapkan isi pikirannya secara lisan, tulisan dan isyarat dapat dinilai. Kemampuan penderita masih dapat mengerti isi pikiran orang lain yang diungkapkan secara lisan, tulisan dan isyarat dapat dinilai. Saat berbicara mulut penderita terlihat sedikit mengot tetapi berbicara tidak pelo. Pada pemeriksaan nervus facialis didapatkan kelemahan saat menutup mata sebelah kiri dan lipat nasolabialis sebalah kiri datar. Pasien mengalami kelemahan yang terjadi secara tiba-tiba saat sedang aktivitas tetapi tidak disertai penurunan kesadaran, hal ini mengarahkan kemungkinan terjadi stroke yang diakibatkan karena sumbatan atau thrombosis cerebri. Saat serangan pasien tidak merasa sakit kepala dan tidak merasa mual dan muntah, hal ini menyingkirkan kemungkinan stroke yang disebabkan oleh perdarahan intraserebral dan perdarahan subarachnoid. Pada stroke akibat perdarahan terutama perdarah subarachnoid terdapat manifestasi nyeri kepala mendadak, dengan intensitas maksimal dalam waktu segera atau menit dan berlangsung selama beberapa jam sampai hari. stroke yang disebabkan oleh perdarahan akan terjadi peningkatan tekanan intrakranial hingga dapat menyebabkan mual muntah proyektil. Tanpa disertai kejang, mengarahkan pada letak lesi tidak terdapat di korteks serebri, karena pada lesi yang terletak di korteks serebri bisa terdapat kejang. Kelemahan pada lengan kiri dan tungkai kiri dirasakan sama berat. kemungkinan letak lesi pada kasus ini terletak di subkorteks serebri ataupun di kapsula interna, karena di tingkat kapsula interna kawasan serabut kortikospinal yang menyalurkan impuls untuk gerakan tungkai dan lengan diperdarahi oleh satu arteri yang sama yaitu arteri lentikulostriata, sehingga derajat kelumpuhan pada tungkai dan lengan sama berat. Kemampuan penderita dapat mengungkapkan isi pikirannya secara lisan, tulisan dan isyarat dapat dinilai. Kemampuan penderita masih dapat mengerti isi pikiran orang lain yang diungkapkan secara lisan, tulisan, dan isyarat dapat dinilai. Hal ini menunjukkan bahwa tidak adanya gangguan fungsi luhur yaitu afasia. Saat berbicara mulut penderita sedikit mengot namun bicara tidak pelo. Pada pemeriksaan nervus facialis didapatkan kelemahan saat menutup mata sebelah kiri dan lipat nasolabialis sebalah kiri datar. Hal ini menunjukkan bahwa adanya lesi pada nervus facialis. Saat serangan penderita tidak mengalami jantung yang berdebar-debar disertai sesak napas. Penderita tidak pernah mengalami nyeri pada tulang panjang. Penderita tidak memiliki riwayat hipertensi, trauma tidak ada, diabetes mellitus tidak ada. Riwayat sakit jantung tidak ada. Hal ini menyingkirkan adanya penyakit jantung yang merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke. Hal ini juga dapat menyingkirkan kemungkinan stroke yang terjadi pada kasus disebabkan oleh emboli serebri, karena pada emboli serebri terjadi akibat adanya emboli dari jantung atau arteri ekstrakranial terbawa ke dalam aliran darah serebral dan kemudian terperangkap di dalam arteri serebri media atau percabangannya. Emboli sering terjadi pada saat serangan fibrilasi atrium. Setelah dilakukan penilaian menggunakan siriraj stroke score pasien didapatkan hasil -3. Dari penilaian siriraj stroke skor didapatkan hasil nilai <-1 dimana hasil tersebut menunjukkan bahwa pasien mengalami stroke non hemoragik (stroke iskemik). Siriraj stroke skor adalah skor untuk membantu penegakan diagnosis stroke baik hemoragik ataupun non hemoragik. Siriraj stroke skor terdiri dari bagaimana tingkat kesadaran pasien, ada tidaknya muntah, ada tidaknya nyeri kepala, nilai tekanan darah diastolik serta ada tidaknya atheroma markers. Hasil perhitungan skor kemudian di intepretasikan sebagai stroke non hemoragik jika skor ≤-1 dan stroke hemoragik jika skor ≥ -1. Pada penilaian menggunakan Algoritma Stroke Gadjah Mada ditemukan nyeri kepala (-), refleks Babinski (-), dan penurunan kesadaran (-) sehingga interpretasinya stroke non hemoragik. Algoritma Stroke Gadjah Mada terdiri dari 3 penilaian, yaitu ada tidaknya penurunan kesadaran, ada tidaknya nyeri kepala dan ada tidaknya refleks Babinski. Penilaian ini di dukung dengan hasil Head CT-Scan pada pasien, dimana didapatkan hasil infark cerebri ischemic pada daerah corona radiata kanan. Akurasi pemeriksaan SSS sebesar 85% sedangkan akurasi ASGM sebesar 80,72%. Hal ini disebabkan pada skor Siriraj memiliki variable penilaian lebih banyak, sehingga dalam mendeteksi jenis stroke lebih akurat dibandingkan ASGM. Penyakit seperti ini diderita untuk pertama kalinya. Prognosis pada kasus ini lebih baik jika dibandingkan stroke yang berulang yang merupakan penyebab penting kesakitan dan kematian yang tinggi sebanyak 1,2% sampai 9%. Stroke berulang sering mengakibatkan status fungsional yang lebih buruk daripada stroke pertama. Pada Tn. F didapatkan tatalaksana awal berupa IVFD RL gtt 20 x/menit, drip Herbesser 2 amp 10cc/jam, Inj. Citicolin 2x500mg, Inj. Ranitidin 2x1 50 mg IV, Aspilet 2x160 mg tab, Neurodex 1x1 tab, Atorvastatin 1x20mg, dan KSR 2x1 tab. Ringer Laktat bekerja sebagai sumber air dan elektrolit tubuh untuk meningkatkan diuresis. Pada pasien mengalami hipertensi dengan tekanan darah pasien 140/90 mmHg sehingga diberikan obat antihipertensi berupa herbesser. Herbesser adalah obat yang berfungsi menangani hipertensi dan mencegah angina pektoris (nyeri dada karena penyakit jantung). Obat ini mengandung diltiazem, zat yang masuk dalam golongan penghambat kanal kalsium atau antagonis kalsium. Cara kerja diltiazem adalah dengan melebarkan dinding pembuluh darah sehingga aliran darah dan oksigen ke jantung dapat meningkat.Proses ini akan menurunkan tekanan darah dan detak jantung, sekaligus mengurangi beban kerja jantung. Diltiazem hanya akan membantu Anda untuk mengontrol, bukan untuk menyembuhkan hipertensi. Citicoline merupakan obat neuroprotektan yang bertujuan untuk memperbaiki aliran darah otak serta metabolisme regional di daerah iskemik otak. Lalu diberikan aspilet yang termasuk golongan obat antiplatelet sebagai pengencer darah dan mencegah penggumpalan di pembuluh darah. Ranitidine HCI adalah suatu histamin antagonis reseptor H2 yang menghambat kerja histamin secara kompetitif pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam lambung. Pada pemberian IM/IV kadar dalam serum yang diperlukan untuk menghambat 50% perangsangan sekresi asam lambung adalah 36-94 mg/mL. Kadar tersebut bertahan selama 6-8 jam. Pada pemberian oral Ranitidine HCI diabsorpsi 50% setelah pemberian oral. Konsentrasi puncak plasma dicapai 2-3 jam setelah pemberian dosis 150 mg. Absorpsi tidak dipengaruhi secara signifikan oleh makanan dan antasida. Waktu paruh 214-3 jam pada pemberian oral. Ranitidine HCI diekskresi melalui urin. Pasien juga diberikan aspilet. Aspilets adalah antiplatelet, obat ini mengandung acetylsalicylic acid (aspirin atau asetosal). Antiplatelet adalah obat yang dapat menghambat agregasi trombosit sehingga menyebabkan terhambatnya pembentukan trombus yang terutama sering ditemukan pada sistem arteri. Aspilets bekerja dengan cara mengurangi platelet melekat satu sama lain untuk membentuk sumbatan berupa gumpalan pada pembuluh darah. Pada pasien diberikan neurodex karena didalamnya terkandung vitamin B12 yang sangat penting untuk metabolisme intrasel, dibutuhkan untuk sintesis DNA yang normal, sehingga defisiensi vitamin ini menimbulkan gangguan produksi dan maturasi eritrosit yang memberikan gambaran anemia. Defisiensi vitamin B12 juga menyebakan kelainan neurologik. Atorvastatin menurunkan kolesterol dalam plasma dan menurunkan kadar lipoprotein dengan cara menghambat HMG-CoA reductase dan menghambat sintesis kolesterol di hati, serta meningkatkan reseptor LDL pada permukaan sel hati, sehingga terjadi peningkatan ambilan dan katabolisme kolesterol LDL. Obat ini bekerja dengan menurunkan jumlah kolesterol yang dibuat oleh hati. Menurunkan kadar kolesterol dan lemak jahat dalam darah dapat mencegah dan mengurangi kemungkinan untuk terserang penyakit jantung dan stroke. KSR Tablet merupakan produk obat yang memiliki kandungan berupa kalium klorida. Obat ini memiliki fungsi untuk mengobati serta mencegah terjadinya kadar kalium rendah dalam darah atau biasa dikenal sebagai hipokalemia. Edukasi yang dapat diberikan pada pasien adalah untuk selalu mengkonsumsi obat stroke dan hipertensi. Kedua obat tersebut harus dikonsumsi seumur hidup untuk mencegah terjadinya stroke berulang, kemudian sering dimiringkan posisi pasien agar tidak terjadi ulkus decubitus, melatih gerakan penderita di rumah agar tidak terjadi atrofi otot, menjaga pola makan pasien untuk mengkonsumsi makanan rendah kolesterol seperti ayam/bebek tanpa kulit, ikan segar, susu non fat, sayuran, tempe, tahu, oncom dan kacangkacangan serta menghindari daging berlemak, otak, limpa, ginjal, hati, ham, sosis, babat, usus, cumi, sarden kaleng agar tidak memicu terjadinya aterosklerosis yang menyebabkan terjadinya stroke. Mengkonsumsi makanan tinggi kalium seperti pisang. Diet rendah purin seperti yang dianjurkan oleh Kemenkes RI 2011 yaitu sayuran (wortel, terong, tomat, kacang panjang, labu siam, pare), mengkonsumsi buah-buahan, mengkonsumsi karbohidrat (nasi, bubur, bihun, roti, gandum, makaroni, pasta, jagung, kentang, ubi, talas, singkong, havermout). Hubungan HT dan stroke tekanan darah tinggi adalah faktor risiko paling umum dari stroke, karena menyebabkan tegangan yang tidak diperlukan di pembuluh darah menjadi tebal dan memburuk yang akhirnya dapat menyebabkan terjadinya stroke. Ketika pembuluh darah menebal disertai tekanan darah yang meningkat, kolesterol dan substansi lemak yang lainnya dapat menyebabkan rusaknya dinding arteri dan penyumbatan di arteri otak, peningkatan tegangan yang terjadi pada pembuluh darah otak juga dapat menyebabkan dinding pembuluh darah melemah yang akhirnya dapat menyebabkan pembuluh darah tersebut pecah dan akhirnya terjadi stroke. (Alving,2007) Yoggie (2014) mengatakan hipertensi merupakan faktor pencetus utama terjadinya kejadian stroke, baik stroke hemoragik ataupun iskemik. Hipertensi menyebabkan peningkatan tekanan darah perifer sehingga menyebabkan sistem hemodinamik yang buruk dan terjadilah penebalan pembuluh darah serta hipertrofi dari otot jantung. Hal ini dapat diperburuk dengan kebiasaan merokok dan mengonsumsi makanan tinggi lemak serta garam oleh pasien yang mana dapat menimbulkan plak aterosklerosis, hipertensi yang menimbulkan plak aterosklerosis secara terus menerus akan memicu timbulnya stroke. Hipertensi dapat menimbulkan perubahan patologik yang berbeda pada pembuluh darah sedang dan pembuluh darah kecil otak. Berdasarkan ini stroke yang timbul akibat hipertensi dapat dibedakan atas dua golongan yang gambaran patologi dan kliniknya berbeda. Pada pembuluh darah sedang, seperti a. karotis, a. vertebrobasilaris atau arteri di basal otak, perubahan patologiknya berupa aterosklerosis, dan manifestasi klinik nya adalah stroke iskemik. Di sini peranan hipertensi sebagai salah satu faktor risiko utama disamping faktor-faktor lain seperti diabetes mellitus, hiperlipidemia, merokok dan lainlain Pembuluh darah kecil otak, ialah cabang-cabang penetrans arteri yang menembus ke dalam jaringan otak, berukuran diameter 50–200 mikron (S. Sundari,2015) Sumber : Puspitasari, P. N. (2020). Hubungan Hipertensi Terhadap Kejadian Stroke. Jurnal Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, 9(2), 922-926.
Hubungan Kolesterol dan Stroke
Stroke iskemik terjadi apabila terdapat oklusi atau penyempitan aliran darah ke otak. Stroke iskemik memiliki banyak faktor risiko seperti usia, jenis kelamin, hipertensi, diabetes, penyakit jantung, tingginya kadar kolesterol dalam tubuh, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol yang terus-menerus, dan penggunaan obat- obatan seperti kokain. Kondisi yang biasanya dapat menyebabkan stroke iskemik salah satunya adalah tingginya kadar kolesterol di dalam tubuh atau dapat disebut dengan hiperkolesterolemia, yaitu peningkatan kadar kolesterol total dalam darah yang disertai dengan penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL), sehingga rasio antara kadar kolesterol total terhadap HDL akan meningkat. hiperkolesterolemia dapat menyebabkan penyakit stroke dikarenakan aliran darah ke otak mengalami penyumbatan dan juga dapat menyebabkan aterosklerosis. Aterosklerosis terbentuk karena adanya kerusakan pada endotolium yang disebabkan oleh tekanan darah yang tinggi, kebiasaan merokok, atau tinggi nya jumlah kolesterol dalam tubuh sehingga dapat mengganggu fungsi endotel dan menyebabkan meningkatkannya produksi radikal bebas yang menonaktifkan oksida nitrat, yaitu faktor endothelial-relaxing utama. Tidak hanya kadar kolesterol total yang meninggi, perbandingan rasio kolesterol total dengan HDL yang tinggi juga dapat menjadi suatu faktor resiko.Semakin tinggi nilai rasio kolesterol total berbanding HDL kolesterol, semakin meningkat resiko terjadinya arterosklerosis yang dapat memicu penyakit stroke iskemik. Sumber : Maulida, M., Mayasari, D., & Rahmayani, F. (2018). Pengaruh Rasio Kolesterol Total terhadap High Density Lipoprotein (HDL) pada Kejadian Stroke Iskemik. Majority, 7(2), 214-218. Menurut Rahayu (2016) hiperkolesterolemia (kadar kolesterol berlebih) juga menjadi faktor risiko terjadinya stroke pada seseorang. Hiperkolesterolemia merupakan suatu keadaan yang menunjukkan kadar low destiny lipoprotein(LDL) dalam darah yang melebihi normal, sehingga dapat mengakibatkan terbentuknya plak pada pembuluh darah yang semakin lama semakin banyak dan menumpuk sehingga aliran darah menuju otak dapat terganggu. Bila aliran darah terganggu maka akan terjadinya stroke. Sumber : Negara, C. K. (2020). Hubungan Kadar Kolesterol Darah Dan Hipertensi Dengan Kejadian Stroke Di Rsud Ulin Banjarmasin Tahun 2020. Jurnal Medika: Karya Ilmiah Kesehatan, 5(2).