Anda di halaman 1dari 4

Penegakan Diagnosa Stroke Hemoragik

dengan Afasia Global pada Pasien 58 tahun


Dibuat oleh: Aninditya DM,Modifikasi terakhir pada 3 hour(s) 52 minute(s) ago

Abstrak

Stroke adalah suatu sindroma klinis dengan gejala berupa gangguan fungsi otak secara lokal
atau global, yang dapat menimbulkan kematian atau kelainan yang menetap lebih dari 24 jam,
tanpa penyebab lainnya kecuali gangguan vaskuler. Untuk mencari jenis stroke bisa
menggunakan algoritma stroke Gadjah Mada (ASGM) atau menggunakan penilaian siriraj
stroke score. Sedangkan afasia dapat didefinisikan sebagai gangguan berbahasa yang didapat
dengan penyebab cedera di otak, ditandai dengan penyebab cedera di otak, ditandai dengan
gangguan pemahaman dan gangguan pengutaraan bahasa lisan maupun bahasa tulisan. Afasia
menyebabkan kesulitan berbicara, membaca, menulis, menamai suatu obyek, atau tidak
mengerti apa yang dikatakan orang lain. Pada pasien didiagnosis stroke hemoragik dengan
afasia global.

Kata kunci : stroke perdarahan, afasia, ASGM, siriraj stroke score.

Kasus

Wanita, 58 tahun, datang ke RS dengan keluhan RPS : kurang lebih 6 jam sebelum masuk RS, os
jatuh di kamar mandi tiba-tiba tidak sadar dan diantar oleh keluarganya pada pukul 07.00 WIB
ke IGD RSUD Kota Yogyakarta. Pasien mengeluh lelah, lemas, anggota gerak kiri menjadi
lemah dan sulit untuk berjalan serta nyeri kepala, cekot-cekot sebelumnya, wajah menjadi perot
ke kanan dan bicara pelo. Tidak ada riwayat demam atau konsumsi obat-obatan tertentu. Saat
kejadian os tidak muntah, tidak kejang, dan tidak mengalami trauma kepala.

Pasien belum pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya, riwayat hipertensi sejak 3 tahun
yang lalu namun pasien tidak berobat dengan rutin. Pasien hanya sesekali berobat bila merasa
badannya kurang enak. Riwayat trauma, penyakit jantung, Diabetes Mellitus, kolesterol, tumor
otak tidak disangkal. Tidak ada riwayat seperti ini pada keluarga pasien.

Pada pemeriksaan pasien dalam keadaan compos mentis dengan GCS E4 V5 M6, os sulit diajak
berkomunikasi dan tidak mengerti apa yang orang perintahkan. Tanda vital tekanan darah
150/100 mmHg, suhu 36,9oC, nadi 86 x/menit, pernafasan 28x/menit. Reflek cahaya kedua mata
positif, pupil diameter 3 mm isokor, reflek kornea positif. Leher tidak didapatkan kaku kuduk.
Tidak terdapat tanda meningeal (kaku kuduk, burdzinki 1 dan 2, kernig). Tidak ada Trismus,
wajah asimetris, didapatkan parese nervus VII sinistra sentral dan parese nervus XII sinistra
sentral. Pada anggota gerak atas dan bawah sebelah kiri didapatkan hemiparesis, reflek fisiologi
kanan-kiri normal tidak didapatkan perluasan reflek, reflek patologi (babinski) positif pada sisi
kiri. Hasil pemeriksaan penunjang pencitraan otak dengan CT scan Intracerebral Hemorrahagi di
daerah lobus frontoparietalis sinistra.
Diagnosis

Stroke hemoragik dengan hemiparese sinistra spastik dan parese nervus VII dan nervus XII
sinistra sentral dan afasia global.

Terapi

Pada pasien ini di berikan pengobatan yaitu IVFD Rl 20 tetes/menit, O2 2 liter/ menit, Inj
Furosemide 1 ampul tiap 12 jam, KSR 1x1 , Injeksi Pyracetam 3 gr / 6 jam, Inj. Citilcholine 500
mg tiap 12 jam,Diltiazem 30 mg 3x1, Bioneuron 2 x 1, dan Inj. Ceftriaxone 1 gr tiap 12 jam dan
dikonsulkan kepada fisioterapist.

Diskusi

Berdasarkan anamnesa, hasil pemeriksaan fisik, dan hasil pemeriksaan penunjang pasien
didiagnosis dengan stroke hemoragik dengan hemiparese sinistra spastik dengan parese nervus
VII dan nervus XII sinistra sentral. Stroke terbagi dua, yaitu stroke hemoragik dan stroke non
hemoragik. Untuk membedakan jenis stroke pada pasien ini bisa menggunakan algoritma stroke
Gadjah Mada (ASGM). Dimana pada algoritma tersebut terdapat 3 gejala dan tanda yang harus
diperhatikan, diantaranya adalah penurunan kesadaran, nyeri kepala, dan uji babinski. Menurut
ASGM, jika terdapat 2 atau 3 dari ketiga criteria tersebut, maka dapat ditegakkan diagnosis
stroke perdarahan. Jika ditemukan 1 kriteria yaitu penurunan kesadaran atau nyeri kepala saja,
maka dapat ditegakkan diagnosis stroke perdarahan. Jika hanya didapatkan uji babinski positif
atau dari ketiga kriteria tidak ada yang terpenuhi, maka dapat ditegakkan diagnosis stroke
iskemik. Jadi pada pasien stroke jika terjadi penurunan kesadaran atau nyeri kepala, maka dapat
ditegakkan stroke perdarahan. Jika tidak didapatkan kedua gejala tesebut dan hanya terdapat
reflek babinski yang positif ataupun negative, maka diagnosisnya adalah stroke iskemik.
Berdasarkan ASGM, maka pasien diatas dapat ditegakkan diagnosis stroke perdarahan.

Selain itu, untuk menetapkan diagnosis stroke serta penyebabnya dapat digunakan penilaian :

Siriraj Stroke Score

SS = (2,5 x C) + (2 x V) + (2 x H) + (0,1 x BPD) – (3 x A) – 12

Keterangan :

· C = Kesadaran

· V = Vomitus/ muntah

· H = Nyeri kepala

· BPD = Tekanan diastolic

· A = Atherom (DM, penyakit jantung)


· 12 = Konstanta

Bila SS > 0, 5 : Stroke Hemoragik

SS < -1 : Stroke Non Hemoragik.

Penilaian Derajat kesadaran :

· Sadar penuh : 0

· Somnolen :1

· Koma : 2

Nyeri Kepala :

· Ada : 1, Tidak ada : 0

Vomitus :

· Ada : 1, Tidak ada : 0

Arteroma :

· Terdapat penyakit jantung dan DM : 1

· Tidak terdapat penyakit jantung dan DM : 0

Berdasarkan Siriraj score dan Algoritma Stroke Gajah Mada, pada pasien ini awal datang ke
Rumah sakit ditemukan nyeri kepala dan terjadi penurunan kesadaran. Reflek Babinski (+),
sehingga ditarik kesimpulan bahwa pasien ini terkena stroke hemoragik.

Selain itu pada pasien juga didapatkan afasia global, karena didapatkan dari pemeriksaan, bahwa
pasien kesulitan berkata, tidak mengerti pembicaraan dan tidak mengerti apa yang orang yang
bicarakan atau perintahkan sehingga sesuai dengan ketentuan bahwa pasien menderita afasia
global dimana pada afasia ini kelancaran bicara (-), meniru (-) dan pemahamanya (-).

Kesimpulan

Pada kasus stroke, hal yang pertama diperhatikan adalah menentukan penyebabnya apakah
perdarahan atau iskemik. Untuk membedakan dapat menggunakan algoritma stroke Gadjah
Mada ataupun dengan siriraj score. Penentuan ini sangat penting dilakukan karena jenis stroke
turut serta dalam menentukan jenis terapi yang tepat.
Referensi

Anonim. 2007. Gejala, Penyebab, dan Akibat Stroke. Artikel, Medicastore. Diakses dari
http://www.medicastore.com/brown_seaweed/gejala_sebab_stroke.htm

Anonim. 2009. Hemorrhagic Stroke. Artikel, Medicastore. Diakses dari


http://medicastore.com/penyakit/3101/Hemorrhagic_Stroke.html

Baret, J. 201. Aphasia in Gale encyplodeia of Medicine.

Harsono. 2005. Gangguan Peredaran Darah Otak, dalam Kapita Selekta Neurologi,
Ed.2.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press .

Lamsudin, R., 1997, Algoritma Stroke Gadjah Mada Penerapan Klinis Untuk Membedakan
Stroke Perdarahan Intraserebral dengan Stroke Iskemik Akut atau Stroke Infark, Berkala
Ilmu Kedokteran, vol.29, no.1: 11 – 16.

Mansjoer, Arief et al. 2000. Strok dalam Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculapius FKUI,
Jakarta. Hal 17-20.

Nassisi, D. 2009. Stroke, Hemorrhagic. Artikel, Emedicine. Diakses dari


http://emedicine.medscape.com/article/793821-print

Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. 2004. Guidelines Stroke 2004. Jakarta:
PERDOSSI.

Sidharta, 2004, Stroke dalam Neurologi Klinis dalam Praktek umum, ED 5, Dian Rakyat,
Jakarta, hal : 260-275.

Penulis
Aninditya Dwi Messaurina, Bagian Ilmu Penyakit Saraf, RSUD Kota Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai