Anda di halaman 1dari 10

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENGKONSTRUK

PEMAHAMAN SISWA SMA PADA MATERI MOMENTUM

Anisa Tri Rahayu *, Dwi Ayu Lestari, Nurul Naasyithotul Jannah, Dadi Rusdiana
1
Program Studi Fisika, Universitas Pendidikan Indonesia, Jl. Dr. Setiabudhi 229 Bandung 40154,
Indonesia
E-mail: trirahayuanisa@gmail.com

ABSTRAK

Bagi kebanyakan siswa, fisika merupakan salah satu mata pelajaran yang membosankan dan dianggap sulit,
karena siswa menganggap fisika hanya berupa rumus-rumus, materi bersifat abstrak, dan penyajian
pembelajaran fisika yang monoton. Salah satu materi yang dianggap siswa sulit yaitu momentum. Penggunaan
media pembelajaran bertujuan untuk mempermudah dalam peyampaian materi ajar dari guru kepada
siswa, sehingga siswa dapat dengan mudah dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu,
penggunaan media pembelajaran dapat memvisualisasikan sesuatu yang sukar dilihat oleh siswa dalam
pembelajaran fisika sehingga dapat menjelaskan suatu gejala atau fonomena. Oleh karena itu, peneliti
menganggap perlu adanya media ajar pendukung pelajaran fisika sebagai salah satu alternatif media
pembelajaran fisika pada materi momentum, serta menguji kelayakan media untuk mendukung pembelajaran.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan membagikan alat pengukur berupa angket untuk mengukur
ketercapaian pembelajaran dan respon siswa. Hasil penelitian menyatakan, dengan adanya media siswa dapat
mengkonstruk pemahaman tentang materi momentum sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Kata Kunci : Fisika, Momentum, Media Pembelajaran

ABSTRACT

For most students, physics is one of the boring subjects and is considered difficult, because students think that
physics is only in the form of formulas, the material is abstract, and the presentation of physics learning is
monotonous. One of the materials that students find difficult is momentum. The use of learning media aims to
facilitate the delivery of teaching materials from teachers to students, so that students can easily and efficiently
achieve learning objectives. In addition, the use of learning media can visualize something that is difficult for
students to see in learning physics so that it can explain a symptom or phenomenon. Therefore, the researcher
considers the need for teaching media to support physics lessons as an alternative medium for learning physics on
momentum material, as well as testing the feasibility of media to support learning. The data collection method
was carried out by distributing measuring tools in the form of a questionnaire to measure learning achievement
and student responses. The results of the study stated that with the media students can construct an
understanding of the momentum material so that learning objectives can be achieved.

Keywords : Physics, Momentum, Learning Media


1. PENDAHULUAN kurang mampu guru sampaikan melalui lisan.
Keabstrakan yang seringkali muncul dapat
Suatu pendidikan dikatakan memiliki mutu saat menjadi konkret dengan hadirnya media
pendidikan tersebut dapat mengembangkan pembelajaran yang telah dirancang.
potensi serta pengetahuan yang dimiliki oleh
siswa. Proses pembelajaran yang berlangsung di Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
dalam kelas apalagi saat diberlakukannya tatap semakin mendorong upaya untuk
muka terbatas selama ini selalu menempatkan meningkatkan mutu pendidikan dengan
siswa sebagai penerima beragam informasi sesuai memanfaatkan hasil teknologi dalam
dengan sejumlah capaian pembelajaran yang pembelajaran. Peningkatan mutu pendidikan
tidak dapat dikatakan sedikit. Hal ini tentu dalam proses pembelajaran tidak terlepas
menyebabkan berlangsungnya komunikasi hanya dari peran tenaga pendidik atau guru.
satu arah yaitu antara guru ke siswa. (Palelupu 2014). Guru dituntut untuk memiliki
kemampuan berinovasi dalam pembelajaran,
Interaksi berupa komunikasi satu arah dalam salah satu inovasi pembelajaran adalah
keberlangsungan proses pembelajaran antara pengembangan media pembelajaran (Palelupu
guru-siswa semacam ini sebenarnya tidak serta 2014).
merta muncul saat ini saja, namun ketika kita
menilik ke massa lampau, ambil contoh saat kita Media adalah perantara atau pengantar pesan
para pendidik menjadi siswa, pembelajaran dari pengirim ke penerima pesan (Septarini,
seperti ini seakan telah menjadi tradisi yang 2021). Media pembelajaran dapat diartikan
sudah berlangsung lama dan akhirnya berdampak sebagai alat batu yang digunakan dalam
verbalisme semakin menjamur. Verbalisme yang proses pembelajaran. Dengan adanya media
dimaksud adalah mendidik anak untuk banyak yang dimaksudkan dapat mempermudah dalam
menghafal sehingga pemahaman siswa terhadap peyampaian materi ajar dari guru kepada
pembelajaran hanya sebatas kata-kata tanpa siswa, sehingga siswa dapat dengan mudah
memahami makna yang terkandung (Rasyid dkk dan efisien dalam mencapai tujuan
2017). Paparan tadi menyebabkan menurunnya pembelajaran.
kemampuan kreativitas dan daya tarik siswa
terhadap suatu materi yang dijelaskan oleh guru Media juga berfungsi untuk pembelajaran
saat pembelajaran berlangsung, sehingga individual dimana kedudukan media sepenuhnya
mendorong pendidik untuk dapat memberikan melayani kebutuhan belajar siswa. Pemakaian
suatu media pembelajaran yang lebih menarik media pengajaran dalam proses belajar mengajar
dan lebih baik lagi yang dapat membantu siswa dapat membangkitkan keinginan dan minat yang
agar termotivasi belajar. baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan
kegiatan belajar, dan bahkan membawa
Proses pendidikan yang bermutu tentu perlu pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa
dibarengi dengan media pembelajaran yang (Arsyad 2015).
disajikan oleh guru selaku pendidik kepada siswa.
Media pembelajaran yang bermutu yaitu media Penggunaan media pembelajaran pada tahap
yang mampu meningkatkan motivasi orientasi pembelajaran akan sangat membantu
pembelajaran, praktis dan mudah dipergunakan, keefektifan proses pembalajaran dan
merangsang dan menarik perhatian siswa, serta penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat
memiliki kemampuan dalam memberikan itu. Di samping membangkitkan motivasi dan
tanggapan, umpan balik termasuk mendorong minat siswa, media pembelajaran juga dapat
siswa melakukan praktek pembelajaran dengan membantu siswa menigkatkan pemahaman,
benar (Rasyid dkk 2017). Media pembelajaran menyajikan data dengan menarik dan terpercaya,
harus bisa menjadi penyempurna dari apa yang
memudahkan penafsiran data dan memadatkan dengan mata telanjang. Hal ini disebabkan
informasi (Rezeki, 2017). momentum terjadi dalam waktu yang sangat
singkat dan cepat, padahal fenomenanya sering
Selain itu peranan media pembelajaran dalam dijumpai dalam kehidupan sehari-hari (Sutrisno
proses pembelajaran antara lain: (1). dkk., 2015) . Hal ini senada dengan pendapat
Memperjelas penyajian materi agar tidak hanya Sekercioglu dan Kocakula, (2008) yang
bersifat verbal (dalam bentuk kata-kata tertulis menyatakan bahwa konsep momentum dan
atau tulisan). (2). Mengatasi keterbatasan ruang, impuls dianggap sederhana padahal sebenarnya
waktu dan daya indera. (3). Penggunaan media merupakan konsep yang kompleks.
secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sifat
pasif anak didik. (4). Menghindari Momentum dapat dipandang sebagai ukuran
kesalahpahaman terhadap suatu objek dan kesulitan untuk mendiamkan sebuah partikel.
konsep. (5). Menghubungkan yang nyata dengan Dalam pengertian yang lain, momentum bisa
yang tidak nyata (Tafonao, 2018). diartikan sebagai kecenderungan benda yang
bergerak untuk melanjutkan gerakannya pada
Fisika merupakan pengetahuan yang berisi fakta, kecepatan yang konstan (Anggela, 2013). Sebagai
konsep, dan prinsip. Fisika juga ilmu pengetahuan contoh, sebuah truk yang memiliki massa lebih
yang dapat membantu siswa untuk memahami berat berat mempunyai momentum yang lebih
alam sekitar secara ilmiah. Karena itu fisika besar dibandingkan dengan mobil yang lebih
penting dipelajari siswa di sekolah ringan ringan yang bergerak dengan kelajuan
(Maulidiansyah, 2018). Namun bagi kebanyakan yang sama. Dan mobil yang memiliki massa yang
siswa fisika merupakan salah satu mata pelajaran sama, ketika melaju dengan kecepatan yang tinggi
yang membosankan dan dianggap sulit, karena akan memiliki momentum yang lebih besar
siswa menganggap fisika hanya berupa rumus- daripada mobil yang melaju dengan kecepatan
rumus, dan penyajian pembelajaran fisika yang lambat. Gaya yang lebih besar dibutuhkan untuk
monoton membuat siswa bosan dan tidak menghentikan truk dibandingkan mobil dalam
tertarik, selain itu buku-buku pelajaran yang waktu tertentu. (Giancoli 2010).
digunakan di kelas menggunakan kalimat yang
kaku dan tidak komunikatif, sehingga membuat Momentum merupakan besaran yang dimiliki
siswa jenuh ataupun tertekan. oleh benda yang bergerak (Anggela, 2013).
Besarnya momentum akan bergantung kepada
Seorang guru fisika disamping menjelaskan massa dan kecepatan dari benda tersebut,
konsep, teori, dan prinsip juga harus mengajarkan semakin besar massa suatu benda maka semakin
fisika dengan menciptakan kondisi yang baik agar besar momentumnya, begitupun semakin besar
keterlibatan siswa dapat berlangsung secara aktif kecepatan benda akan semakin besar
(Miarso, 2007: 559). Fisika tidak hanya berisi momentumnya. Momentum termasuk besaran
tentang pengetahuan untuk dihafalkan, akan vector, karena besarnya bergantung pada
tetapi dalam fisika lebih ditekankan pada kecepatan, dan kecepatan merupakan besaran
proses terbentuknya pengetahuan dan vektor. Arah momentum searah dengan arah
penguasaan konsep dibenak siswa dalam kecepatannya.
proses belajar mengajar (Erlinda, 2016).
Momentum dilambangkan dengan p. Secara
Salah satu materi yang masih disajikan matematis momentum merupakan hasil kali
secara teoritis sehingga siswa kurang mampu antara massa dengan vektor kecepatan, sehingga
menganalisisnya adalah materi momentum momentum dapat dituliskan sebagai (1):
(Fadholi, 2018). Konsep momentum termasuk
dalam konsep fiska yang fenomenanya cenderung p=mv (1)
abstrak karena konsep ini tidak bisa diamati
dengan p adalah momentum (kg m/s), m adalah Kegiatan penelitian dilakukan di Madrasah Aliyah
massa benda (kg), dan v adalah kecepatan benda PERSIS Katapang, Bandung dengan materi
(m/s). Momentum pada kelas X yang berjumlah
sebanyak 15 siswa, dimana siswa tersebut belum
Namun berdasarkan studi kasus yang dilakukan mendapatkan dan mempelajari materi
peneliti, sebagian siswa menganggap materi Momentum, namun siswa sudah memiliki
momentum sulit dipahami dan bersifat abstrak. kemampuan dasar yaitu materi hukum Newton.
Berdasarkan fakta tersebut, alat peraga Jumlah siswa yang mengikuti pembelajaran hanya
mempunyai fungsi memvisualisasikan sesuatu 15 orang, dikarenakan adanya kegiatan
atau kejadian yang sukar dilihat oleh siswa dalam Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTM
pembelajaran fisika sehingga dapat menjelaskan Terbatas). Sedangkan untuk waktu pelaksanaan
suatu gejala atau fonomena saat pembelajaran pembelajaran dilaksanakan pada tanggal 20
berlangsung. Oleh karena itu, peneliti November 2021.
menganggap perlu adanya media ajar
pendukung pelajaran fisika sebagai salah satu 2.2 Desain Alat Percobaan
alternatif media pembelajaran fisika pada
materi momentum, serta menguji kelayakan Setelah menentukan topic permasalahan pada
media untuk mendukung pembelajaran pembelajaran fisika, peneliti secara bersama-
(Setyawan, 2018) sama mendesain alat percobaan momentum yang
akan dibuat. Desain alat percobaan momentum
2. METODE PENELITIAN yang akan kami uji coba dapat dilihat pada
gambar 1, seperti berikut:
2.1 Pelaksanaan Kegiatan

Gambar 1. Desain alat lintasan momentum

Berdasarkan gambar 1, desain dibuat


melengkung agar memudahkan pergerakan 2.3 Alat dan Bahan
benda tanpa pengaruh gaya dari luar, alat Alat dan bahan yang diperlukan uji coba alat
tersebut menjadi lintasan dari pergerakan benda. percobaan momentum adalah sebagai berikut:
Alat: Setelah menentukan permasalahan, peneliti
a) Set alat percobaan momentum (sebagai secara bersama-sama mendesain alat peraga yang
media pembelajaran yang di uji) akan dibuat, kemudian mengkonsultasikan dan
b) Stopwatch (untuk mengukur waktu memvalidasikan desain tersebut kepada dosen
tumbukan) pengampu mata kuliah, memperbaiki desain, dan
c) Neraca (untuk mengukur massa benda membuat alat tersebut, pembuatan alat tersebut
yang di uji coba) dilakukan lebih dari satu minggu, yang kemudian
d) Penggaris (mengukur perpindahan benda peneliti menguji coba alat tresebut di Madrasah
setelah tumbukan) Aliyah PERSIS Katapang, kelas X yang belum
e) Alat tulis (untuk menandai perpindahan mempelajari dan mendapat materi momentum.
bola serta untuk membantu dalam
mengisi LKPD) Produk yang dihasilkan dari penelitian
Bahan: pengembangan ini berupa alat peraga atau media
a) Bola bekel pembelajaran. Produk media pembelajaran ini
b) Bola kasti dibuat dan dirancang sendiri oleh peneliti,
c) Bola golf dengan tujuan dapat digunakan sebagai alat
d) Bola ping-pong bantu guru dalam menyampaikan materi
momentum.
2.4 Metode Penelitian dan Pengumpulan
Data Metode pengumpulan data dilakukan dengan
Metode penelitian dan pengembangan (Research membagikan instrument berupa angket untuk
and Develpomen) adalah metode penelitian mengukur ketercapaian pembelajaran dan respon
yang digunakan untuk menghasilkan produk siswa, serta membagikan LKPD sebagai perangkat
tertentu, dan menguji keefektifan produk pembelajaran. LKPD yang dibuat berisi delapan
tersebut (Sugiono 2015). Prosedur penelitian butir soal. LKPD dibuat sebagai pedoman bagi
R&D memiliki sepuluh langkah (Sugiyono, 2011), siswa untuk melakukan kegiatan agar siswa
yaitu: potensi dan masalah, pengumpulan data,
memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang
desain produk, validasi desain, revisi desain, uji
perlu dikuasai dalam materi yang dipelajari
coba produk, revisi produk, uji coba pemakaian,
revisi produk, dan produksi masal. (Saputro dkk., 2014).

Pada penelitian ini tidak semua langkah dapat Angket yang diperoleh dari masing-masing siswa
dilakukan oleh peneliti karena keterbatasan akan dianalisis dan hasilnya akan dikategorikan
tenaga dan waktu. Langkah-langkah yang sesuai dengan Skala Likert untuk melihat
dilakukan peneliti, meliputi menetapkan potensi tanggapan yang diperoleh dari masing-masing
dan masalah, serta mengumpulkan informasi siswa terhadap ketercapaian pembelajaran dan
yang dilakukan diawal penelitian dengan media yang dikembangkan. Skala likert adalah
mengamati siswa yang masing-masing peneliti skala pengukuran yang dikembangkan oleh Likert
pernah ajar, kemudian peneliti menyimpulkan pada Tahun 1932. Skala likert memiliki empat
pada materi memontum siswa mengalami atau lebih butir-butir pertanyaan yang
kesulitan dalam proses pembelajaran, kesulitan dikombinasikan sehingga membentuk sebuah
tersebut dikarenakan sulitnya siswa skor atau nilai yang mempersentasikan sifat
memvisualisasikan materi yang bersifat abstrak individu, misalkan pengetahuan, sikap dan
serta tidak adanya media pembelajaran di perilaku.
masing-masing sekolah tersebut.
3 HASIL DAN PEMBAHASAN Setelah melakukan uji coba terhadap alat yang
telah peneliti rancang kepada lima belas orang
Pada kegiatan awal, guru dalam hal ini peneliti siswa kelas X (sepuluh) MIPA pada salah satu
bertanya kepada siswa mengenai momentum, Madrasah Aliyah di Kabupaten Bandung.
dan semua siswa tidak tahu momentum itu apa Berdasarkan hasil pengamatan dari kegiatan
dan bagaimana. Kemudian siswa diberikan pembelajaran yang dilaksanakan menggunakan
stimulus berupa video mengenai masalah- media pembelajaran momentum, siswa
masalah yang berkaitan dengan kehidupan (responden) telah mampu:
sehari-hari, seperti fenomena tabrakan antar dua a. Mengidentifikasi hubungan antara massa
mobil. Setelah siswa mendalami permasalahan terhadap momentum, serta
tersebut, siswa diarahkan untuk membuat menghubungkannya dalam bentuk grafik
hipotesis mengenai hubungan variabel yang b. Mengidentifikasi hubungan antara
mereka analisis berdasarkan video yang diamati. kecepatan terhadap momentum, serta
Kemudian, untuk membuktikan hipotesis siswa, menghubungkannya dalam bentuk grafik
masing-masing perwakilan kelompok maju ke c. Menganalisis percobaan serta hubungan
depan untuk melakukan demonstrasi alat peraga. memontum, massa benda, dan kecepatan
benda.
Pembelajaran secara berkelompok dilakukan
guna meningkatkan keterampilan komunikasi Data tersebut diambil dari instrumen berupa
dan kolaborasi siswa. Pengujian dilakukan pengisian Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan
dengan memvariasikan massa dan kecepatan sebaran angket terkait penilaian siswa terhadap
bola. Hasil pengamatan berupa data kualitatif, alat peraga yang dibuat oleh peneliti. Hasil dari
dimana siswa melihat pengaruh yang dihasilkan kedua instrument pembelajaran tersebut
ketika dua benda bertumbukan dengan menunjukan tercapainya tujuan pembelajaran.
memvariasikan salah satu massa dan kecepatan Untuk pengisian LKPD, berikut contoh butir soal
dari benda tersebut. dan hasil jawaban LKPD yang diisi siswa
ditunjukan oleh gambar 2.
Gambar 2. Butir soal LKPD dan jawaban siswa

Gambar 2, menunjukan bahwa siswa sudah Sementara pada pengisian angket, kami
memahami konsep dasar mengenai momentum, mendapatkan lima belas data pengisian angket.
siswa yang awalnya masih menerawang apa itu Angket tersebut terdiri atas sepuluh soal, dimana
momentum karena belum mempelajari dan untuk pengisian soal siswa harus memilih skala 1-
menerima materi tersebut, setelah mendapatkan 5. Semakin besar nilai yang dipilih maka semakin
pembelajaran berbasis alat peraga yang dibuat baik alat tersebut menurut penilaian siswa.
oleh peneliti, siswa dapat mengisi lembar LKPD
tanpa diberi tahu oleh guru dalam hal ini peneliti. Selain itu konsep momentum dan impuls
Dalam pembelajaran guru hanya berperan merupakan konsep yang bersifat abstrak. Tidak
sebagai fasilitator. hanya dari sisi konsepnya saja, akan tetapi siswa
juga harus memiliki kemampuan matematika
Berdasarkan jawaban siswa tersebut terlihat yang baik untuk memecahkan masalah terkait
bahwa siswa dapat menyimpulkan hubungan soal-soal penguasaan konsep momentum
momentum, massa, dan kecepatan ke dalam (Kaniawati,2017)
bentuk grafik, siswa dapat menentukan mana
yang menjadi variabel terikat dan variabel bebas, Pengolahan data angket, diolah dengan
serta menyatakan hubungan ketiga variabel menggunakan aplikasi Microsoft Excell dengan
tersebut adalah berbanding lurus. Selain itu, cara memasukan seluruh data respon siswa
siswa dapat menuangkan konsep momentum kemudian menghitung nilai rerata setiap butir
yang telah mereka pelajari dalam persamaan soal tersebut. Hasil perhitungan ditunjukan oleh
matematis, dimana sebelumnya siswa tidak tahu table 1.
pengertian momentum dan bagaimana
persamaan matematisnya.
Tabel 1: Distribusi Skor Angket
N Inisia No N No No No No No No No No
o l 1 o 3 4 5 6 7 8 9 10
Nam 2
a
1 HH 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4
2 HFA 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
M
3 ACM 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4
4 HA 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4
5 IPS 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4
6 MYH 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4
7 DNR 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3
8 AA 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4
9 DAF 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4
1 MFA 4 4 4 4 3 3 2 2 2 4
0
1 DRF 4 3 4 3 3 4 3 4 4 3
1
1 NNA 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4
2
1 BF 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3
3
1 FM 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3
4
Rerata 3.7 3. 3.5 3.9 3.4 3.6 3.2 3.4 3.4 3.7
9 5 7 3 3 4 1 3 3 1

Berdasarkan tabel 1, perolehan nilai tertinggi Respon siswa juga menunjukan bahwa
diperoleh oleh soal nomer urut empat, mean pembelajaran menggunakan media sangat
yang hampir baik yaitu 3.93. Dengan kriteria menarik dan menyenangkan, dimana pertanyaan
pertanyaan mengenai hubungan media dengan tersebut merupakan pertanyaan nomer urut
peningkatan motivasi belajar siswa. Dari lima yang memperoleh mean 3.43 dengan
pertanyaan tersebut penggunaan media dalam kategori lebih dari cukup. Hasil tersebut
proses pembelajaran momentum sudah baik menunjukan, penggunaan media tidak lagi
dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. membuat siswa bosan dan tidak tertarik, akan
Selain itu, terlihat dari antusias siswa saat proses tetapi siswa menyatakan pembelajaran yang
pembelajaran berlangsung, semua siswa dilakukan menarik dan menyenangkan, sehingga
berperan aktif selama pembelajaran serta semua membuat pembelajaran lebih bermakna. Namun
siswa antusias ingin mencoba menggunakan alat beberapa siswa menyatakan bahwa penggunaan
tersebut. media bukanlah hal baru bagi mereka, dengan
kata lain kebanyakan siswa pernah
menggunakan media pembelajaran pada Media pembelajaran yang di rancang sudah
pembelajaran-pembelajaran sebelumnya. cukup untuk memenuhi tujuan pembelajaran
yaitu dapat membantu siswa dalam
Berdasarkan angket terebut peneliti juga ingin mendefinisikan sampai merumuskan persamaan
mengetahui pemahaman konsep siswa mengenai momentum. Hal ini kami cetuskan atas dasar
materi momentum setelah pembelajaran hasil pengisian LKPD dan angket yang diberikan
dilaksanakan, serta pemahaman siswa mengenai kepada siswa. Hasil tersebut menunjukan
keterkaitan massa, kecepatan dan nilai tercapainya tujuan pembelajaran yang dirancang
momentum. Hasil tersebut ditunjukan oleh peneliti.
pertanyaan nomer urut delapan, sembilan, dan
sepuluh. Dimana pertanyaan nomer delapan Semua kelompok siswa dinilai dapat mengisi
terkait hubungan variasi massa dengan LKPD dengan baik ditilik dari jawaban yang
momentum, pertanyaan nomer sembilan terkait diberikan. Hasil angket menunjukkan juga semua
hubungan kecepatan benda dengan momentum, aspek yang ada pada media pembelajaran sudah
dan pertanyaan nomer sepuluh terkait konsep cukup dan memberikan pengalaman baru
momentum serta rumusan matematis. Hasil kepada siswa serta mudah digunakan. Dengan
menunjukan siswa lebih dari cukup dalam adanya media pembelajaran, pembelajaran fisika
memahami konsep momentum serta memahami menjadi lebih menyenangkan, menarik, serta
pengaruh massa, kecepatan, dan momentum. dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Dimana hasil tersebut cukup baik bagi siswa
yang belum mempelajari materi momentum Akan tetapi, kami akan memberikan beberapa
dengan waktu pembelajaran yang dilakuakan perbaikan seperti melandaikan serta
cukup singkat. memperpanjang lintasan yang kami buat agar
pengaruh kecepatan dapat lebih divariasikan,
Namun hasil peningkatan penguasaan konsep serta memeperpanjang lintasan agar saat
momentum pada penelitian ini berada dalam penggunaan media, terjadinya tumbukan beda
kategori lebih dari cukup dan baik, tidak ada tidak keluar lintasan.
hasil yang menunjukan lebih dari baik atau
sangat baik yaitu nilai lebih dari 4 atau bahkan 5.
Hal tresebut dikarenakan materi momentum DAFTAR PUSTAKA
merupakan konsep yang baru diajarkan di
jenjang SMA sehingga konsep prasyaratnya Anggela, M., Masril., Darvina, Y. (2013).
juga harus sudah dikuasai dengan baik oleh Pengembangan Buku Ajar Bermuatan
siswa. Nilai-Nilai Karakter Pada Materi Usaha Dan
Momentum Untuk Pembelajaran Fisika
Kategori-kategori pertanyaan dalam angket Siswa Kelas Xi SMA. Jurnal PILLAR OF
tesebut menunjukan bahwa penggunaan media PHYSICS EDUCATION, Volume 1, halaman :
pembelajaran dalam materi momentum, sangat 63-70
membantu dalam keberlangsungan Miarso, Yusufhadi. 2007. Menyemai Benih
pembelajaran dan membuat pembelajaran Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana
momentum lebih bermakna bagi siswa. Selain itu Prenada Media Group.
dengan adanya media pembelajaran siswa Palelupu, Davik Neo dan Mochammad Cholik.
menjadi lebih antusias dalam proses 2014. Pengembangn Media Pembelajan
pembelajaran, sehingga pembelajaran fisika Berbasis Adobe Flash Cs5 Mata Diklat
tidak lagi monoton dan membosankan. Gambar Teknik Dikelas X TPM SMK Krian 1
Sidoarjo. Surabaya: Universitas Negeri
4 SIMPULAN Surabaya
Fitri, U.R, dkk. 2015. Pengembangan Alat Peraga Mobile learninguntuk Meningkatkan
Momentum dengan Sistem Sensor. Volume Kemampuan Berpikir Kritis Siswa. Volume
1 Nomor 2. doi.org/10.21009/1.01212 7 No 1. 10.20527/bopf.v.7il.5440
Fadholi, L., Harijanto, A., Lesmono, A.D. (2018). Erlinda, N. (2016). Penerapan Metode
Analisis Video Kejadian Fisika Dengan Pembelajaran Inkuiri Disertai Handout:
Software Trackersebagai Rancangan Dampak Terhadap Hasil Belajar Fisika
Bahan Ajar Momentum Dan Impuls Untuk Siswa SMAN 1 Batang Anai
Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kritis PadangPariaman. Jurnal Ilmiah Pendidika
Siswa Sma Kelas X. Jurnal Pembelajaran Fisika Al-BIRuNi, Volume 5 No. 2 hal: 223-
Fisika, Volume 7 No. 3. 231
Kaniawati, I. 2017. Pengaruh Simulasi Komputer Tafonao, T.2018. Peranan Media Pembelajaran
Terhadap Peningkatan Penguasaan Konsep Dalam Meningkatkan Minat Belajar
Impuls-Momentum Siswa SMA. Jurnal Mahasiswa. Jurnal Komunikasi Pendidikan,
Pembelajaran Sains Volume 1 Nomor 1. Volume 2 No.2. E-ISSN 2549-4163
Doi : http://journal2.um.ac.id/index.php Saputro, N.D., R. Santoso, dan D. Riandadari.
Giancoli, Douglas, C. 2010. Fisika Dasar Jilid 1. (2014).Penerapan media LKS untuk
Jakarta:Erlangga. meningkatkan hasil belajar roda dan ban
Maulidiansyah, D., Silitonga, H.T., Hamdani. pada siswa kelas X TKR 2 di SMK YPM 4
(2018). Pengembangan Tes Diagnostik Sidoarjo. Prosiding Konvensi Nasional
Menggunakan Aplikasi Google Form Materi Asosiasi Pendidikan Teknologi dan
Momentum Dan Impuls Untuk Siswa SMA. Kejuruan (APTEKINDO) ke 7 halaman:
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran 831-837.
Volume 7, No 7. Setyawan,RA., dkk. 2018. Pengukuran Usability
Misbah, M., Pratama, W. A., Hartini, S., & Website E-Commerce Sambal Nyoss
Dewantara, D. (2018). Menggunakan Metode Skala Likert.
Pengembangan e-learning berbasis Compiler Volume 7, Nomor 1.
schoology pada materi impuls dan Sugiono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan.
momentum untuk melatihkan literasi Bandung: Alfa Beta
digital. PSEJ (Pancasakti Science Rasyid, M., Azis, A. A., & Saleh, A. R. (2017).
Education Journal), Volume 3 No.2 Hal: Pengembangan media pembelajaran
109–114. berbasis multimedia dalam konsep sistem
Ngurahrai, AH.,dkk. (2019). Media Pembelajaran indera pada siswa kelas XI SMA. Jurnal
Materi Momentum dan Impuls Berbasis Pendidikan Biologi, 7(2), 69-80.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Septarini, R.A., dan Kholiq, A. (2021).
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif Dan R & Pengembangan Media Prest Untuk
D. Bandung: Alfa beta. Meningkatkan Keterampilan Berpikir
Sutrisno, A. S., A. Samsudin, W. Liliawati, I. Kritis Peserta Didik Sma Pada Materi
Kaniawati, dan E. Suhendi. (2015). Model Momentum Dan Impuls. Jurnal Inovasi
pembelajaran To Stay Two Stray (TSTS) Pendidikan Fisika Volume 10. No. 1
dan pemahaman siswa tentang konsep Sekercioglu, A. G., & Kocakula, M. S. (2008).
momentum dan impuls. Jurnal Pengajaran Grade 10 Students' Misconception abaut
MIPA. Volume 20 Nomer 01, halaman : 38- Impulse and Momentum. Journal of
42 Turkish Science Education, Volume 5 No. 2,
hlm. 47-59.

Anda mungkin juga menyukai