Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RESUME KEPERAWATAN DASAR

“KONSEP DAN ASKEP PEMENUHAN KEBUTUHAN ELIMINASI”

OLEH :

NAMA : KADEK JUNI CINTHYA DEWI

NIM : P07120122006

KELAS : 1.1 D-III KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

PRODI D-III KEPERAWATAN

2023
A. Review Anfis dan Mekanisme Eliminasi Fekal dan Urine

1. Anatomi Fisiologi Eliminasi Urine (Sistem Perkemihan)

Sistem perkemihan perempuan terpisah dengan sistem reproduksi sedang sistem


perkemihan laki-laki berhubungan dengan sistem reproduksi, dimana pengeluaran urine dan
sperma bertemu di uretra. Adapun bagian-bagian sistem perkemihan:

a) Ginjal

b) Ureter

c) Vesika Urinaria (Kandung Kemih)

d) Uretra

2. Anatomi Fisiologi Eliminasi Fekal (Sistem Pencernaan)

Sistem pencernaan (gastrointestinal) berperan dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi tubuh,


Adapun bagian-bagian dari sistem pencernaan, yaitu:

a) Mulut

b) Daring

c) Kerongkongan (esofagus)

d) Lambung

e) Usus halus

f) Usus besar (kolon)

g) Rektum

h) Anus

B. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Eliminasi Fekal dan Eliminasi Urine

a) Pertumbuhan dan perkembangan


b) Sosiokultural

c) Psikologis

d) Kebiasaan seseorang

e) Tonus otot

f) Intake cairan dan makanan

g) Kondisi penyakit

h) Pembedahan

i) Pengobatan

j) Pemeriksaan diagnostik

k) Trauma persarafan

C. Gangguan pada Eliminasi dan Urine

Gangguan eliminasi fekal adalah keadaan dimana seorang individu mengalami atau
berisiko tinggi mengalami statis pada usus besar, mengakibatkan jarang buang air besar, keras,
feses kering. Untuk mengatasi gangguan eliminasi fekal biasanya dilakukan huknah, baik huknah
tinggi maupun huknah rendah. Memasukkan cairan hangat melalui anus sampai ke kolon
desenden dengan menggunakan kanul rekti.Masalah yang sering ditemukan pada eliminasi fekal
antara lain:

a) Konstipasi

b) Impaction

c) Diare

d) Inkontinensia fecal

e) Flatulens

f) Hemoroid
D. Diagnosa Keperawatan

Diagnosis keperawatan adalah keputusan klinik mengenai respons individu (klien dan
masyarakat) tentang masalah kesehatan aktual atau potensial sebagai dasar seleksi intervensi
keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan sesuai dengan kewenangan perawat.

Dalam gangguan eliminasi terdapat 13 diagnosa keperawatan diantaranya:

1. Gangguan Eliminasi Urine (D. 0040).

2. Inkontinensia Fekal (D. 0041).

3. Intikontinensia Urine Berlanjut (D. 0042).

4. Intikontinensia Urine Berlebih (D. 0043).

5. Intikontinensia Urin Fungsional (D. 0044).

6. Intikontinensia Urin Refleks (D. 0045).

7. Intikontinensia Urin Stres (D. 0046).

8. Intikontinensia Urin Urgensi (D. 0047).

9. Kesiapan Peningkatan Eliminasi Urin Konstipasi (D. 0048).

10. Konstipasi (D. 0049).

11. Restitensi Urin (D. 0050).

12. Risiko Intikontinensia Urin Urgensi (D. 0051).

13. Risiko Konstipasi (D. 0052).

E. Rencana Tindakan Keperawatan

a) Membantu BAB diatas tempat tidur


Membantu klien untuk BAB di tempat tidur dengan menggunakan bedpan (untuk wanita
dan laki-laki) dimana klien mengalami kondisi-kondisi yang tidak memungkinkan untuk pergi ke
kamar mandi (toilet).

b) Membantu klien BAK di tempat tidur

Membantu klien BAK di tempat tidur dengan menggunakan bedpan (untuk wanita) atau
urinal (untuk laki-laki) dimana klien mengalami kondisi-kondisi yang tidak memungkinkan
untuk pergi ke kamar mandi (toilet). Urinal dan bedpan adalah suatu alat untuk menmpung urin
yang umumnya terbuat dari plastic atau besi tipis. Pada wanita, bedpan tidak hanya digunakan
untuk menampung urin, tetapi juga untuk menampung feses pada saat klien wanita ingin BAB di
tempat tidur, walaupun terdapat juga urinal yang didesain untuk wanita. 2 macam tipe bedpan,
yaitu fracture bedepen (the slipper) dan regular bedpan (the high-back). Fracture bedpen
dedesain untuk klien yang mengalami patah kaki atau bagian tubuh lain dengan kedalaman kira-
kira hanya 1,3 cm sehingga mudah disisipkan dibawah bokong klien. Sedangkan pada regular
bedpan kedalamannya mencapai 5 cm, memiliki bentuk kurva yang berisi tumpul dan halus serta
dibagian ujungnya berposisi lebih rendah.

c) Memasang Diapers

Pemasangan diapers atau popok dilakukan pada pasien-pasien yang mengalami


penurunan kesadaran atau yangtidak bisa Buang Air Besar dan Buang Air Kecil di toilet.

d) Merawat Kulit-Kulit dan Area Genital Pengguna Diapers

Mengidentifikasi dan merawat kulit untuk menjaga keutuhan, kelembaban, dan mencegah
perkembangan mikroorganisme.

e) Memasang Kateter pada Laki-Laki dan Perempuan

Pemasangan kateter pada wanita maupun pria sebenarnya tidak berbeda jauh. Yang
menjadi perbedaan ialah pada saat pemberian jelly, kedalaman saat memasukkan kateter dan
pada saat memasukkan kateter pada pria penis ditarik agar permukaannya lurus sedangkan pada
wanita tidak.

F. Evaluasi
Pada tahap evaluasi, perawat dapat menemukan reaksi klien terhadap intervensi
keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan apakah sasaran dari rencana keperawatan
telah dapat diterima. Seperti melakukan evaluasi secara subjektif dan objektif terhadap klien
setelah melakukan tindakan membantu BAB diatas tempat tidur, membantu klien BAK di tempat
tidur, memasang diapers, memasang kateter pada laki-laki dan perempuan.

PERTANYAAN :

1. Apakah pemasangan kateter bisa menyebabkan infeksi saluran kemih?

2. Jelaskan masalah umum yang terjadi dalam pemenuhan kebutuhan eliminasi fekal ?
DAFTAR PUSTAKA

Istichomah. (2020). Modul Praktikum Keperawatan Dasar 1. Jawa Barat: Media Sains Indonesia.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Ed. 1. Cetakan
III. Jakarta Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Ed. 1. Jakarta
Selatan: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Uliyah, Musrifatul. (2021). Keperawatan Dasar 1 Untuk Pendidikan Vokasi. Surabaya: Health
Books Publishing.

Anda mungkin juga menyukai