Anda di halaman 1dari 22

SINKRONISASI KEBIJAKAN HONORARIUM STANDAR BIAYA DALAM

KERANGKA SINGLE REMUNERASI PENGANGGARAN BERBASIS KINERJA

Achmad Fauzan Sirat


Email: af.sirat05@gmail.com

1. PENDAHULUAN berjalan efektif dalam menunjang


pencapaian kinerja.
1.1 Latar Belakang
Berkenaan dengan sistem
Penganggaran berbasis kinerja lahir penggajian, diskusi hangat terjadi
dari suatu keinginan bahwa mengenai demarkasi antara honorarium
menghubungkan antara alokasi dengan sebagai produk dari standar biaya dan
kinerja pemerintah yang didanai. remunerasi sebagai bentuk penggajian
Penganggaran berbasis kinerja, dilain kepada pegawai pemerintah. Saat
pihak, memiliki sisi-sisi lain sebagai kebijakan remunerasi digulirkan sejak
konsekuensi dari suatu pilihan sistem. tahun 2007 terdapat semangat
Salah satu konsekuensi ini adalah pilihan menghapuskan praktik pemberian honor
dalam penggajian/kompensasi yang tersebar dalam beberapa kegiatan
berdasarkan kinerja. dan dimasukkan dalam suatu tatanan
Standar biaya sebagai salah satu penghasilan terintegrasi, dikenal sebagai
instrumen penganggaran berbasis kinerja single remuneration system. Hal ini,
memiliki peran penting dalam praktik disadari ataupun tidak, sejalan dengan
penganggaran di Indonesia. Sebagai prinsip Unified Budget yang
sebuah instrumen, standar biaya menjadi mengitegrasikan pekerjaan proyek dalam
kunci efisiensi baik dalam rangka alokasi satu managemen dengan pekerjaan rutin.
dan pelaksanaan anggaran. Namun Namun demikian, dalam praktiknya
demikian, aspek efisiensi dari sebuah masih timbul beberapa honorarium
standar biaya tersebut perlu untuk selalu disamping pemberian remunerasi. Bahkan
ditandingkan dengan efektifitas demarkasi antara biaya honor dan
pelaksanaan kegiatan yang dialokasikan. remunerasi menjadi tidak terang dan
Dengan kata lain, sebagai sebuah pilar dirasa cenderung overlap. Kondisi ini
standar biaya memiliki dua sisi ditimbulkan dari kurangnya keberadaan
pertimbangan dalam penyusunannya kriteria bagaimana suatu kegiatan
yakni efisiensi sebagai pertimbangan membutuhkan tambahan honorarium atau
utama dan efektifitas sebagai tidak.
pertimbangan penyeimbang mengingat
1.2 Rumusan Masalah
alokasi efisien bukan berarti suatu
pelaksanaan pekerjaan tidak dapat Berdasarkan uraian diatas, sinkronisasi
dari kebijakan honorarium perlu dilakukan

49
dengan remunerasi dan agar menjadi diterapkan dalam birokrasi akhir-akhir ini.
komprehensif harus dimulai dari Dalam beberapa kajian disebutkan bahwa
pembuatan kriteria. Dalam membuat pada dasarnya terdapat beberapa
kriteria perlu pemetaan mengenai pertimbangan dalam melakukan
kegiatan dan kajian mendalam mengenai performance-based compensation
aspek-aspek apa yang mempengaruhi tersebut terutama dalam menarik talenta
sehingga dapat dikelompokkan dengan terbaik untuk bekerja di tempat tertentu,
baik. terutama pada bidang pemerintahan (Beth
J. Asch 2015). Terlebih lagi dalam kajian
1.3 Tujuan
lain disebutkan bahwa adanya hubungan
a. Apa perbedaan antara Honorarium yang sangat kuat antara kompensasi yang
dan Remunerasi? didasarkan oleh kinerja dengan
b. Aspek-aspek yang productivitas kerjanya (Paarsch adn
mempengaruhi/perlu Shearer 1999, 2000: Lazaer 2000; Haley
dipertimbangkan pemberian honor? 2003; Badiera Barankay, and Rasul 2005,
c. Bagaimana seharusnya pemberian 2007). Namun demikian disisi lain
honor dipetakan dan dikelompokkan? pendekatan ini memiliki dampak lain yang
d. Apakah seharusnya kriteria-kriteria merupakan konsekuensi dari pilihan
dapat ditetapkan sebagai patokan kebijakan dimaksud yang berujung pada
kebijakan honorarium? hasil yang sebaliknya. Konsekuensi
tersebut terjadi karena sulitnya
2. METODOLOGI PENELITIAN
pengukuran kinerja individu pegawai,
Kajian ini berupa kajian eksplorasi kehadiran tujuan perusahaan yang
berkenaan dengan kerangka kebijakan berbagai macam, tarikan atas pengambilan
honorarium. Kajian eksplorasi ini bagian keputusan dengan berbagai dimensi, serta
dari kajian kualitatif yang mencoba adanya kebutuhan yang bervariasi atas
merangkai suatu kerangka kerja menilai kinerja organisasi.
kelayakan suatu honor atau setidaknya
Gambar 1. Kompensasi trade off antara
pengelompokannya. Kajian dilakukan
kinerja dan pengalaman (deffered
dengan melakukan kajian pustaka dari compensation)
referensi ilmiah yang bereputasi dan
kerangka peraturan yang sudah
diaplikasikan saat ini.

3. LANDASAN TEORI

3.1 Performance-Based Compensation vs


Seniority-Based Compensation

Performance-based compensation
menjadi topik yang sangat hangat sejalan
dengan meningkatkan pemberlakuan Pada dasarnya terdapat dua arus
prinsip-prinsip berbasis kinerja yang utama sistem kompensasi yang dipakai dan
50
sering diulas dalam beberapa literature, kompensasinya. Shingo Takahashi et.al
yakni performance-based compensation (2014) menyatakan bahwa para peneliti
dan seniority based compansation. Secara ilmu sosial telah mengenal bahwa kontrak
konsepsi, performance-based yang hanya berdasarkan satu indikator
compensation sangat berbeda dengan kinerja yang bisa diidentifikasi cenderung
seniority based compansation. Penjelasan menghasilkan respon yang tidak
sederhana dapat merujuk pada gambar semestinya. Sebagai contoh jika salesman
diatas. Pendekatan Performance-based dihargai berdasarkan jumlah
Compensation akan membawa penjualannya, maka dia akan lebih
pembayaran upah pada level yang sama berfokus pada pekerjaan tersebut tanpa
dengan kinerja yang dicapai. Sedangkan memperhatikan bahwa salesman tersebut
pada seniority-based compensation upah memiliki tugas lain yakni menchoaching
yang diberikan akan lebih rendah juniornya. Oleh karena itu, dalam
dibandingkan kinerja yang dicapai namun beberapa hal besaran kompensasi yang
pada seiring dengan berjalannya waktu dikaitkan dengan kinerja harus dibuat
(senioritas) tingkat upah akan mendekati dalam proporsi yang tepat. Dengan
tingkat kinerja dimana pada titik tertentu demikian konsepsi pay-for-performance
akan akan melewati tingkat kinerja memiliki prasyarat: yakni rumusan kinerja
tersebut. yang tepat (dengan multi indikator, jika
Kedua konsep tersebut memiliki memungkinkan) dan besaran kompensasi
keunggulan dan kelemahan masing- yang berkaitan dengan kinerja harus
masing, dimana performance-based dibuat tidak terlalu jauh (dalam berbagai
compensation mengedepankan referensi 20% atas besaran kompensasi).
current/immediate output sedangkan Khusus hal yang terakhir, Lazaer
seniority-based compensation (2000) menyatakan bahwa praktik dalam
mengedepankan steadiness atau sektor privat mengindikasikan pemberian
keberlangsungan. Gambar diatas kompensasi lebih sering tidak secara
menjelaskan juga mengenai fenomena explisit terkait dengan indikator kinerja
yang dikenal dengan sebutan “deffered tertentu, misalnya tingkat penjualan.
compensation” dimana surplus kinerja Namun lebih pada indikator yang lebih
akan dikompensasikan dengan defisit jelas seperti jumlah jam kerja. Dari sisi
kinerja dikemudian hari. Berkenaan besaran atau jumlah yang dikaitkan
dengan hal tersebut, perbedaan mendasar dengan kinerja, menurut Parent (1999)
berkenaan dengan dua konsepsi tersebut hanya berkisar 9.4 persen dari semua
adalah bagaimana kedua konsep tersebut pembayaran dibayarkan berdasarkan
menangani isu loyalitas dan kestabilan kinerja individu seperti tingkat penjualan,
pendapatan bagi sebuah individu. dan 14.2 persen dibayar berupa bonus.
Hal yang sangat menarik berkenaan Bahkan dalam beberapa kajian
dengan pay-for-performance adalah diindikasikan bahwa disparitas
bagaimana konsep ini dapat menggiring pendapatan atas top performance dan the
prilaku pekerja kepada hal yang menjadi lowest tidak begitu signifikan (Medoff and
indikator utama dalam penentuan besaran
51
Abraham, 1980; Baker, jensen, and dengan hal tersebut Tohardi (2002)
Murphy, 1988). menyatakan bahwa pada dasarnya
Hal yang menjadi simpulan dari kompensasi itu dapat dibagi menjadi dua
poin ini setidaknya ada ketiga hal. Pertama bagian: direct compensation dan indirect
adalah tambahan penghasilan yang compensation.
dikaitkan dengan suatu kinerja merupakan Selanjutnya menurut Hariandja
praktik yang lumrah berkenaan dengan (2002) Kompensasi pelengkap merupakan
pemberian kompensasi kepada pegawai. salah satu bentuk pemberian kompensasi
Hal kedua adalah bahwa tambahan berupa penyediaan paket benefit dan
tersebut dapat menjadi pemicu kenaikan program- program pelayanan karyawan,
kinerja dan sekaligus penurunan atas dengan maksud pokok untuk
kinerja, mengingat ada tidaknya indikator mempertahankan keberadaan karyawan
yang cukup tepat berkenaan dengan sebagai anggota organisasi dalam jangka
pemberian kompensasi tersebut. Terakhir panjang. Dengan perkataan lain
adalah bagaimana besaran tambahan kompensasi pelengkap adalah upaya
tersebut tidak terlampau jauh penciptaan kondisi dan lingkungan kerja
dibandingkan dengan kompensasi yang menyenangkan dan tidak secara
dasarnya dan diantara rekan sejawat. langsung berkaitan dengan prestasi kerja.
Jenis-Jenis Gaji/Direct
3.2 Definisi Berkenaan dengan
Compensation:
kompensasi bagi pegawai
1. Gaji/Upah: terminologi gaji atau upah
Sebelum membahas lebih jauh, biasanya merujuk pada penerimaan
berikut disampaikan berbagai perspektif secara periodik yang menjadi dasar
mengenai sistem pemberian kompensasi dari pengupahan, sedangkan gaji
dari suatu pekerjaan. biasanya ditujukan untuk pembayaran
a) Gaji (Payroll) vs tunjangan (fringe pada bagian “white-collar” dan upah
benefit)15 dalam Praktik di Dunia untuk “blue-collar”.
Privat 2. Bonus & Komisi: terminologi ini
Kompensasi bagi pegawai terdiri merupakan pembayaran tambahan
dapat berupa gaji (payroll) maupun yang berkaitan dengan suatu kinerja
tunjangan (fringe benefit). Pada dasarnya tertentu, misalnya target penjualan.
gaji dan tunjangan merupakan manfaat 3. overtime pay/lembur: terminologi ini
yang didapat oleh karyawan atas jasa yang merujuk pada pembayaran atas
diberikan pada perusahaan yang memakai kelebihan waktu yang dilakukan
jasanya. Namun terdapat perbedaan pekerja dalam menyelesaikan
antara keduanya, yakni Gaji adalah pekerjaannya. Pembayaran overtime
penghasilan utama sedangkan tunjangan tersebut pada dasarnya tidak
(fringe benefit) merupakan tambahan menyeluruh dengan dua hal yang
penghasilan kepada pegawai. Sejalan

15
Referensi utama: Payroll Accounting http://www.accountingcoach.com/payroll-
,Acccounting Coach diakses pada tanggal accounting/explanation/2
6/11/2015
52
menjadi dasar pertimbangan, yakni: diperhitungkan sebagai biaya pokok
tanggungjawabnya dan tingkat pembentukan barang modal tersebut.
pembayarannya. Selain itu, kompensasi bagi karyawan juga
Jenis-Jenis Tunjangan Fringe dikecualikan dari suatu kegiatan dimana
Benefit/Indirect Compensation tidak ada hubungan pemberi kerja dan
1. payroll taxes and costs pekerja, seperti Kontraktor, dan self-
o Social Security employed outworkers (pekerja
o Medicare lepas/bukan pegawai tetap).
o federal income tax Demarkasi atas kompensasi pada
o state income tax pegawai dan klasifikasi dengan tidak
o state unemployment tax adanya hubungan pekerjaan dapat
o federal unemployment tax dijelaskan pada bagian dalam GFS Manual
o worker compensation insurance sebagai berikut:
2. employer paid benefits - Kompensasi diberikan kepada pekerja
o holidays yang bukan merupakan pegawai dari
o vacations pemerintah/instansi tertentu harus
o sick days dimasukkan sebagai bagian dari belanja
o insurance (health, dental, vision, barang
life, disability) - Hubungan kerja terjadi saat terjadi suatu
o retirement plans perjanjian, baik tertulis maupun tidak,
o profit-sharing plans formal maupun tidak, antara institusi
dan individu, atas kesepakatan kedua
b) GFS Manual Definition16
belah pihak, dimana individu pekerja
Kompensasi pada pegawai adalah
dimaksud bekerja dengan imbalan
jumlah total remunerasi, baik dalam
remunerasi baik dalam bentuk uang
bentuk kas maupun natura, yang terutang
ataupun natura.
pada seseorang dalam hubungan pemberi
- Jika seseorang dikontrak untuk
kerja dan pekerja sebagai kompensasi dari
mengerjakan sebuah tugas yang
pekerjaan yang dilakukan pekerja dalam spesifik, disarankan hal tersebut
suatu period. Sejumlah yang dibayarkan dilakukan secara tanpa adanya
tersebut merupakan pertukaran atas jasa hubungan pekerja dan pemberi kerja,
karyawan baik tenaga kasar maupun namun dibentuk dalam hubungan
intelektual yang dilibatkan dalam proses kontraktual antara institusi dan individu
produksi yang terjadi dalam suatu unit tersebut.
organisasi. Namun demikian, dalam Sebuah indikasi apakah telah
kategori ini tidak termasuk dalam terjadi hubungan pekerja dengan pemberi
kompensasi kepada karyawan yang kerja dapat dilakukan dengan
diberikan pada pembentukan barang menggunakan kaidah sebagai berikut:
modal mengingat hal tersebut akan

16
Government Finance Statistics manual 2014 –
Washington, DC: International Monetary Fund,
2014
53
1. Ada tidaknya pengendalian baik untuk pekerja menggunakannya: seperti
mengendalikan secara personal atau barak, kabin, dormitori, huts dll.
untuk mengarahkan bagaimana 4. Makanan khusus yang diberikan dan
pekerjaan dilakukan; dibtuhkan secara khusus dalam suatu
2. apakah seorang pekerja membayar kondisi kerja tertentu, pada saat
sendiri sosial contribution yang ada perjalanan dinas dan pada saat
atau tidak. melakukan pekerjaan.
3. Apakah seseorang mendapatkan 5. Perubahan fasilitas, kamar mandi dlsb
benefit lain yang diberikan oleh yang dibutuhkan pada tempat kerja
pemberi kerja kepada pekerjanya 6. Fasilitas pertolongan pertama,
(misalnya: tunjangan, fasilitas, pemeriksaan kesehatan atau lainnya
pembayaran/tunjangan pajak dan lain yang dibutuhkan pada pekerjaan.
sebagainya.) Walaupun pegawai membelinya dan
Beberapa penggunaan barang atau dilakukan penggantian atas
jasa yang digunakan oleh pemerintah yang pembeliaannya nanti, hal tersebut tetap
tidak masuk secara langsung dalam proses masuk sebagai bagian dari penggunaan
produksi namun dikonsumsi oleh pegawai barang dan jasa, bukan sebagai gaji atau
dalam melaksanakan proses tersebut. tunjangan dari pegawai.
Secara umum, ketika barang atau jasa Menurut GFS, kompensasi kepada
digunakan oleh pegawai atas kemauan pegawai baik dalam bentuk kas atau
atau dalam penguasan waktu mereka natura, diluar social contribution payable
untuk kepentingan/kebutuhan pribadi for employers, dapat berupa:
pegawai, barang atau jasa tersebut a. Gaji Dasar/Hutang Gaji yang dibayar
merupakan remunerasi in kind (dalam secara periodik, termasuk pada yang
bentuk natura). Namun demikian, ketika dibayar atas dasar piece rate atau
penggunaan barang dan jas tersebut tunjangan khusus dari lembur atau
adalah suatu keharusan agar pegawai pemberian tunjangan saat bekerja jauh
dapat melaksanakan tugasnya, maka hal dari domisili atau pada daerah
tersebut akan diperhitugkan sebagai berkecamuk atau berbahaya,
penggunaan barang dan jasa atau bukan tunjangan expatriaton saat bekerja
bagian dari remunerasi. Contohnya: jauh di luar negeri, dan lain sebagainya.
1. Alat yang digunakan dalam pekerjaan b. Tunjangan Tambahan (Supplementary
2. Pakaian atau alat lain yang konsumen allowances) yang dibayar secara
scara umum tidak akan reguler, contoh tunjangan perumahan,
menggunakan/membeinya atau kecuali social benefit;
dipakai dan yang digunakan secara c. Gaji/Tunjangan lain pada pegawai yang
khusu pada saat melakukan kerja for pergi dalam waktu singkat, misalnya:
example, protective clothing, overalls, liburan atau cuti;
or uniforms; d. Tunjangan tambahan tahunan, seperti
3. Jasa Akomodasi pada tempat kerja bonus and “13th month” pay;
atau tempat sejenisya yang tidak dapat e. Bonus Ad hoc atau pembayaran khusus
dimiliki oleh rumahtangga dimana yang terhubung langsung dengan
54
skema umum pemberian insentif Termasuk dalam jenis (natura):
dalam perusahaan; 1. Makanan dan minuman yang
f. Komisi, gratifikasi , dan tips yang disediakan secara teratur, termasuk
diterima oleh pegawai: ini harus unsur subsidi dari kantin kantor (untuk
dimasukkan dalam pembayaran untuk alasan praktis, tidak perlu untuk
layanan yang diberikan oleh unit membuat estimasi untuk makanan dan
mempekerjakan pekerja, bahkan minuman yang dikonsumsi sebagai
ketika mereka dibayarkan langsung bagian dari aparat hiburan resmi atau
kepada karyawan oleh pihak ketiga. selama perjalanan bisnis)
Mereka dengan demikian dianggap 2. Pakaian atau alas kaki yang karyawan
sebagai dibayar oleh pekerja kepada dapat memilih untuk memakai sering di
karyawan . luar tempat kerja dan di tempat kerja
Hal ini tidak termasuk : 3. layanan Perumahan atau akomodasi
1. Penggantian perjalanan , relokasi , atau dari jenis yang dapat digunakan oleh
biaya terkait dibuat oleh karyawan semua anggota rumah tangga yang
ketika mereka mengambil pekerjaan karyawan milik
baru atau diwajibkan oleh majikan 4. Layanan kendaraan atau barang tahan
mereka untuk memindahkan rumah lama lainnya disediakan untuk
mereka ke bagian berbeda negara atau penggunaan pribadi karyawan
ke negara lain 5. Barang dan jasa yang dihasilkan oleh
2. Penggantian biaya yang dikeluarkan majikan, seperti perjalanan gratis di
oleh karyawan pada peralatan, pesawat terbang atau kereta api
perlengkapan, pakaian khusus, atau pemerintah
barang-barang lainnya yang diperlukan 6. Olahraga, rekreasi, atau fasilitas
secara eksklusif, atau terutama, untuk liburan bagi karyawan dan keluarga
memungkinkan mereka untuk mereka
melaksanakan pekerjaan mereka 7. Transportasi ke dan dari tempat kerja,
mengecualikan manfaat sosial gratis atau parkir bersubsidi, ketika
dibayarkan oleh pemerintah kepada dinyatakan harus
karyawan mereka dalam bentuk : 8. harus dibayar untuk
3. Anak, pasangan, keluarga, pendidikan , 9. penitipan anak untuk anak-anak
atau tunjangan lainnya sehubungan karyawan
tanggungan 10. Nilai dari bunga oleh majikan ketika
4. Pembayaran dilakukan pada full , atau mereka memberikan pinjaman kepada
dikurangi , tingkat upah atau gaji untuk karyawan di dikurangi atau bahkan nol
pekerja absen dari pekerjaan karena tingkat bunga untuk keperluan
sakit , luka karena kecelakaan , cuti membeli rumah, kendaraan, furniture,
hamil , etc.10 atau barang atau jasa lainnya (jumlah
5. pembayaran pesangon kepada pekerja ini juga dicatat sebagai piutang bunga
atau korban mereka yang kehilangan seperti yang dijelaskan dalam ayat
pekerjaan mereka karena redundansi , 11. Dalam kasus perusahaan publik, upah
ketidakmampuan , kematian, dll dan gaji dalam bentuk juga dapat
55
mencakup saham bonus atau saham yang mempengaruhi pemberian
dibagikan kepada karyawan. kompensasi.
Kontribusi sosial dibayar oleh pengusaha Menurut Tohardi (2002) faktor-faktor yang
untuk dana sosial keamanan, dana pensiun mempengaruhi besar kecilnya kompensasi
yang terkait dengan ketenagakerjaan, atau antara lain adalah produktivitas,
skema asuransi sosial tenaga kerja terkait kemampuan untuk membayar, kesediaan
lainnya untuk mendapatkan hak untuk untuk membayar, penawaran dan
benefit sosial bagi karyawan mereka. permintaan tenaga kerja, organisasi
c) Honorarium karyawan, dan peraturan perundang-
Dalam pengertian yang didapat undangan. Senada dengan pendapat
dari web wikipedia.org, honorarium adalah tersebut, Hasibuan (2003) menyebutkan
pembayaran ex-gratia (yaitu pembayaran faktor-faktor yang mempengaruhi
yang dilakukan tanpa adanya keharusan besarnya kompensasi, antara lain sebagai
atau kewajiban hukum dari yang berikut: Penawaran dan permintaan
memberikan) dibuat untuk seseorang atas tenaga kerja, Kemampuan dan kesediaan
jasanya sesuai kapasitasnya selaku relawan perusahaan, Serikat buruh/Organisasi
atau untuk jasa yang secara tradisi tidak karyawan, Pemerintah dengan undang-
diberikan pembayaran. Pembayaran undang Keppres, Biaya hidup/Cost of
seperti Ini digunakan oleh kelompok- living, Posisi jabatan karyawan, Pendidikan
kelompok seperti sekolah atau klub dan pengalaman kerja, Kondisi
olahraga untuk membayar pelatih untuk perekonomian nasional, dan Jenis dan sifat
biaya mereka. Contoh lain termasuk pekerjaan.
pembayaran untuk pembicara tamu di Berdasarkan pendapat diatas dapat
sebuah konferensi untuk menutupi disimpulkan bahwa posisi jabatan
perjalanan , akomodasi, atau waktu karyawan, jenis pekerjaan yang dilakukan
persiapan mereka. dan kemampuan perusahaan tersebut
Dengan kata lain dari pengertian untuk membayar merupakan faktor-faktor
tersebut, kata honorarium mengacu pada yang mempengaruhi besar kecilnya
pemberian sebagai bentuk penghargaan pemberian balas jasa dan kompensasi
kepada seseorang mengingat biasanya hal terhadap karyawan. Dalam konteks
yang dilakukan bukan sesuatu yang kebutuhan penyusunan standar biaya,
dibayar. Hal inilah yang melandasi selayaknya posisi dan jenis pekerjaan yang
bagaimana standar atas pemberian akan diberikan kompensasi menjadi
penghargaan tersebut tidak terdapat di perhatian dalam perumusan besaran.
pasar. Namun demikian ada hal lain yang tidak
kalah penting yakni bagaimana pemberi
3.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi kerja (pemerintah) mampu membayar atas
Besarnya Kompensasi jasa yang diberikan tersebut. untuk itu,
selain dari posisi penerima, pertimbangan
Organisasi atau perusahaan dalam
dari sisi pemberi berupa ketersediaan dana
setiap pemberian kompensasi kepada
(fiscal space) harus menjadi perhatian.
karyawan mempunyai beberapa faktor

56
Secara umum dari beberapa hal sesuatu yang diperjanjikan pada saat
yang menjadi rujukan dalam kajian ini perikatan kerja antara pekerja dan
dapat ditarik beberapa kesimpulan yang pemberi kerja. Dalam praktik, gaji tidak
dapat digunakan sebagai kerangka pikir dibedakan baik dibayar harian,
dalam penetapan honor beserta mingguan, bulanan. Hal yang menjadi
besarannya. adapun beberapa kriteria pokok untuk mengidentifikasi gaji ada
yang perlu dilakukan sebagai berikut: kesepakatan awal sebelumnya dan
1. Pembuatan Klasifikasi Kompensasi kompensasi apa yang menjadi
Kepada Pegawai imbalannya.
2. Pengelompokan Kompensasi b. Tunjangan
3. Formulasi Penghitungan Besaran Tunjangan merupakan tambahan
4. Penentuan Besaran penghasilan pegawai yang diberikan
Berkenaan dengan hal tersebut, baik yang dibayarkan bersamaan
proposal disampaikan sehubungan dengan dengan gaji ataupun tidak, misalnya
penetapan klasifikasi yang akan menjadi tunjangan istri, tunjangan anak,
kerangka pikir dalam kajian ini. tunjangan pajak, tunjangan jabatan
termasuk juga bonus dan komisi.
Gambar 2. Kerangka Pikir Single Tunjangan lebih bersifat optional. Pada
Remunerasi umumnya tunjangan biasanya sejalan
dan dibayarkan atas dasar gaji
pegawai. Hal yang membedakan
adalah proporsi antara keduanya yang
secara umum menempatkan gaji pada
tempat yang lebih besar.
c. Honorarium
Honorarium merupakan pembayaran
yang diberikan kepada seseorang yang
melaksanakan penugasan diluar
Terdapat empat kuadran kesepakatan kerja awal atau sebagai
pemberian pemberi kerja kepada pegawai pembayaran atas pekerjaan yang
yang dapat dijadikan kerangka pikir dalam dilakukan tanpa hubungan pekerja dan
pengambilan kebijakan kompensasi. pemberi kerja. seperti keanggotaan
Adapun empat kuadran tersebut adalah dalam tim.
sebagai berikut: d. Fasilitas
a. Gaji Fasilitas merupakan pemberian sarana
Gaji merupakan pembayaran secara yang diberikan untuk kelancaran dalam
berkala kepada pegawai sebagai pelaksanaan tugas. Pengertian sarana
bentuk imbalan atas jasa yang diterima dalam hal ini adalah alat yang
dari pegawai. Termasuk didalamnya digunakan dalam pelaksanaan
adalah pembayaran overtime (lembur). tugasnya. Dalam perkembangan, alat
Dasar filosofi dari gaji adalah segala tersebut dapat diberikan dalam uang
untuk kepentingan pelaksanaan tugas.
57
Contoh dari fasilitas adalah kendaraan 4. PEMBAHASAN
operasional, baju seragam, peralatan
4.1 Kebijakan Honorarium Standar Biaya
kerja dsb.
dari Tahun ke Tahun
Konsekuensi dari pengelompokkan
tersebut akan berakibat pada pendekatan 4.1.1 Alokasi Belanja terkait dengan
yang perlu dilakukan berkenaan dengan Penghasilan Pegawai
perumusan kebijakan terkait dengan
segala kompensasi kepada pegawai. Alokasi belanja pegawai dari tahun
Secara konsepsi penerapan standar biaya ke tahun meningkat, seiring dengan
harus mempertimbangkan 3 aspek secara meningkatnya satuan gaji pokok sebanyak
bersamaan, yakni: 6% selama tahun 2009-2014 dan
a. Aspek fiskal pemberian tunjangan kinerja pada
Setiap penetapan standar biaya akan kementerian/lembaga sejak tahun 2008.
mempengaruhi besaran biaya Peningkatan total gaji dan tunjangan yang
dialokasikan dari kemampuan melekat pada gaji sejak 10 tahun terakhir
keuangan daerah yang tersedia beranjak dengan laju peningkatan sebesar
(kapasitas fiskal daerah). Oleh karena 13% selama lima tahun terakhir. Sejalan
itu, penetapan standar biaya seefisien dengan hal tersebut peningkatan
mungkin mengingat perubahan tunjangan kinerja juga stabil dengan laju
(kenaikan) standar biaya dapat peningkatan lebih tinggi dengan rata-rata
mengurangi alokasi pada sektor yang sebesar 36%.selama lima tahun. Hal yang
lain. menarik adalah penurunan alokasi untuk
b. Efektifitas honor tetap (seperti honor penilik sekolah,
Setiap standar biaya yang ditetapkan vakasi dll) serta lembur yang secara
harus diupayakan agar dapat tradisional dikenal dengan tingkat
membiayai kegiatan secara efektif. penurunan rata-rata 26% selama kurun
Adanya aspek fiskal tidak berarti waktu yang sama. Hal ini menunjukaan
kegiatan akan menjadi tidak terbiayai bahwa dalam satu sisi kebijakan
secara tuntas. Oleh karena itu, remunerasi telah berhasil mengubah
memastikan standar biaya ditetapkan paradigma alokasi kedalam sistem
pada angka rasional menjadi penting penggajian tunggal. Namun disisi lain
sebagai salah satu pertimbangan. kerangka sistem penggajian tunggal mulai
c. Efek Sistem meninggalkan sistem overtime, jika
Penetapan standar biaya juga harus diperlukan waktu lebih dalam
mempertimbangkan keberadaan melaksanakan pekerjaan. Selain itu sistem
satuan biaya lainnya, khususnya satuan lama berkenaan dengan insentif tambahan
biaya yang dasar perhitungannya atau juga mulai ditinggalkan. Hal ini tergambar
jenisnya sama. Hal ini berarti juga pada secara ringkas dalam grafik 1.
saat terdapat perubahan disatu
standar akan berefek secara relatif
pada standar biaya lainnya.

58
Grafik 1. Komposisi Belanja Pegawai 2005-2015 (dalam juta)

Grafik 2 menggambarkan output kegiatan, yakni honor-honor tim


bagaimana perilaku biaya birokrasi terkait pelaksana kegiatan, berkembang secara
dengan honor atau yang ada kaitannya rata-rata 16% selama 5 tahun terakhir
dengan penghasilan pegawai selama kurun dengan nilai total tertinggi sampai dengan
waktu 2008-2015. Dalam grafik tersebut, Rp. 13 trilyun. Hal ini masih cukup tinggi
alokasi yang dimasukkan sebagai mengingat semangat penggajian secara
pertimbangan adalah berkenaan dengan tunggal serasa belum cukup efekif jika
honor tim Adhoc pengelola keuangan, dilihat dari perkembangan atas
honor tim terkait dengan output, dan pembayaran honor dimaksud.
honor narasumber. Alokasi honor Terakhir, berkenaan dengan
pengelola keuangan meningkat sejalan pembayaran honor narasumber, data
dengan perkembangan jumlah satker dan menunjukkan hal yang lebih menarik
ini merupakan mandat tetap atas mengingat pertumbuhan alokasi
pengelolaan keuangan yang ada. Perilaku mengalami kenaikan sebesar 33% selama
biaya ini tidak mengkhawatirkan kurun waktu sama tol dan, secara proporsi,
mengingat kontrol atas satuan biaya ini alokasi pada tahun 2015 sudah mencapai
sudah sangat jelas baik dari sisi penerima separuh dari alokasi honorarium tim
maupun jumlah yang dapat diberikan. pelaksana kegiatan.
Dilain pihak, perkembangan honor terkait

59
Grafik 2. Honor Adhoc dan Belanja Honor lainnya (dalam juta)

Dari deskripsi data tersebut diatas, Biaya Masukan lainnya. Kebijakan ini
dapat ditarik kesimpulan bahwa kebijakan terangkum dalam Peraturan Menteri
remunerasi yang ada selama ini belum Keuangan Nomor 71/MK.02/2013.
cukup efektif menekan laju pertumbuhan Sedangkan terkait dengan gaji dan
honor-honor adhoc yang selama ini tunjangan (remunerasi) tertuang dalam
berjalan. Hal ini dibuktikan dengan produk kebijakan yang berbentuk
peningkatan atas gaji serta tunjangan Keputusan Presiden. Saat ini, pemrosesan
dengan honor-honor adhoc lainnya. PMK Standar Biaya dan SBM lainnya
Kedua, penurunan honor tetap dan lembur dilakukan pada Direktorat Sistem
yang selama ini menjadi penghasilan Penganggaran sedangkan Keppres
bersifat variable bagi pegawai diganti mengenai gaji dan tunjangan diproses
dengan alokasi honor adhoc. Ketiga, pada Direktorat Harmonisasi Peraturan
kebijakan honor adhoc dan honor lainnya Penganggaran.
sedikit banyak berpengaruh pada perilaku Perkembangan rumusan kebijakan
K/L dalam mengalokasikan dananya, honorarium yang tercantum dalam
terutama untuk hal yang bersifat variabel. Peraturan Menteri Keuangan tentang
Standar Biaya Masukan terlihat sangat
4.1.2 Bentuk Rumusan Kebijakan
dinamis sebagai mana dapat dilihat pada
Honorarium
tabel 1. Baik dari sisi pengelompokannya,
Kebijakan Honorarium dalam besaran honorariumnya atau bahkan
standar biaya tertuang dalam tiga bentuk masuk tidaknya dalam sebuah pengaturan.
produk, yakni Peraturan Menteri Dinamika pengelompokan honor terlihat
Keuangan tentang Standar Biaya Masukan dari perubahan atas penempatan jenis
yang dikeluarkan tahunan, Peraturan honorariumnya dari tahun ke tahun.
Menteri Keuangan yang dikeluarkan Dinamika juga berlaku pada uraian
tersendiri berkenaan dengan honorarium penjelasan atas honorarium dimaksud.
tertentu, dan Surat Persetujuan Standar Walaupun tidak sedinamis yang lain,

60
besaran honorarium berubah pada
beberapa bagian secara parsial sehingga
perubahan terlihat beragam.

Tabel 1. Daftar Honor SBM dari Tahun ke Tahun


No 2016 2015 2014 2013 2012
1. Honor Penanggung Honor Penanggung Honor Penanggung Honor Penanggung Honor
Jawab Pengelola Jawab Pengelola Jawab Pengelola Jawab Pengelola Penanggung
Keuangan Keuangan Keuangan Keuangan Jawab Pengelola
Keuangan
2. Honor Penanggung Honor Penanggung Honor Penanggung Honor Penanggung Honor
Jawab Pengelola Jawab Pengelola Jawab Pengelola Jawab Pengelola Penanggung
Keuangan pada Keuangan pada Keuangan pada Keuangan pada Jawab Pengelola
satker yang khusus satker yang khusus satker yang khusus satker yang khusus Keuangan pada
mengelola belanja mengelola belanja mengelola belanja mengelola belanja satker yang
pegawai pegawai pegawai pegawai khusus
mengelola
belanja pegawai
3. Honor Pengadaan Honor Pengadaan Honor Pengadaan Honor Pengadaan Honor
Barang/Jasa Barang/Jasa Barang/Jasa Barang/Jasa/ULP Pengadaan
Barang/Jasa/ULP
4. Honor Perangkat Honor Perangkat
ULP ULP
5. Honor Penerima Honor Penerima Honor Penerima Honor Penerima Honor Penerima
Hasil Pekerjaan Hasil Pekerjaan Hasil Pekerjaan Hasil Pekerjaan Hasil Pekerjaan
6. Honor Pengelola Honor Pengelola Honor Pengelola Honor Pengelola Honor Pengelola
PNBP PNBP PNBP PNBP PNBP
7. Honor Pengelola Honor Pengelola Honor Pengelola Honor Pengelola Honor Pengelola
SAI SAI SAI SAI SAI
8. Honor Honor Honor Honor Honor
Pengurus/Penyimp Pengurus/Penyimp Pengurus/Penyimp Pengurus/Penyimp Pengurus/Penyim
an BMN an BMN an BMN an BMN pan BMN
9. Honor Kelebihan Honor Kelebihan Honor Kelebihan Honor Kelebihan
Jam Perekayasaan Jam Perekayasaan Jam Perekayasaan Jam Perekayasaan
Honorarium
Peneliti
Honor Kelebihan
Jam Penelitian
10. Honor Penunjang Honor Penunjang Honor Penunjang Honor Penunjang
Penelitian/Perekay Penelitian/Perekay Penelitian/Perekay Penelitian/Perekay
asaan asaan asaan asaan
11. Honor Narasumber Honor Honor Kegiatan Honor Kegiatan Honor Kegiatan
(Narasumber, Seminar Seminar Seminar
Moderator, (Narasumber dan (Narasumber dan (Narasumber dan
Pembawa Acara, Moderator) Moderator) Moderator)
Panitia,
Narasumber LN)
Honor Panitia Honor Panitia Honor Panitia
Seminar Seminar Seminar
12. Honor Penyuluh Honor Penyuluh Honor Penyuluh Honor Penyuluh Honor Penyuluh
Pegawai P3 Pegawai P3 Non Pegawai Non Pegawai Non Pegawai
Negeri Negeri Negeri
13. Satuan Biaya Satuan Biaya
Operasional Operasional
Penyuluh Penyuluh

61
No 2016 2015 2014 2013 2012
14. Honor Rohaniwan Honor Rohaniwan Honor Rohaniwan Honor Rohaniwan
15. Honor Tim Honor Tim Honor Tim Honor Tim Honor Tim
Pelaksanan Pelaksanan Pelaksanan Pelaksanan Pelaksanan
Kegiatan dan Kegiatan dan Kegiatan dan Kegiatan dan Kegiatan dan
Sekretariat Tim Sekretariat Tim Sekretariat Tim Honor Sekretariat Honor Sekretariat
pelaksanan pelaksanan pelaksanan Tim pelaksanan Tim pelaksanan
Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan Kegiatan
16. Honor Tim Honor Tim Honor Tim Honor Tim Honor Tim
Penyusun Penyusun Penyusun Penyusun Penyusun
Jurnal/Buletin/Maj Jurnal/Buletin/Maj Jurnal/Buletin/Maj Jurnal/Buletin/Maj Jurnal/Buletin/M
alah/Pengelola alah/Pengelola alah/Pengelola alah/Pengelola ajalah/Pengelola
Website Website Website Website Website
17. Honor Honor Honor Honor Honor
Penyelenggaran Penyelenggaran Penyelenggaraan Penyelenggaraan Penyelenggaraan
Sidang Sidang Sidang Sidang Sidang
Internasional Internasional Internasional Internasional Internasional
Honor Honor Honor
Penyelenggaraan Penyelenggaraan Penyelenggaraan
Workshop Workshop Workshop
Internasional Internasional Internasional
Biaya Narasumber Biaya Narasumber Biaya
LN LN Narasumber LN
18. Honor Vakasi dan Honor Vakasi dan Honor Vakasi dan Honor Vakasi
Penyelenggaraan Penyelenggaraan Penyelenggaraan Penyelenggaraan Penyelenggaraan
Ujian dan Vakasi Ujian Ujian Ujian Ujian
19. Honor Honor Pengajar
Penyelenggaraan DIKLAT
Kegiatan DIKLAT
20. Satuan Biaya Uang Satuan Biaya Uang Satuan Biaya Uang Satuan Biaya Uang Satuan Biaya
Makan ASN Makan ASN Makan PNS Makan PNS Uang Makan PNS
21. Satuan Biaya Uang Satuan Biaya Uang Satuan Biaya Uang Satuan Biaya Uang Satuan Biaya
Lembur dan Uang Lembur dan Uang Lembur dan Uang Lembur dan Uang Uang Lembur dan
Makan Lembur Makan Lembur Makan Lembur Makan Lembur Uang Makan
Lembur
22. Satuan Biaya Uang Satuan Biaya Uang Satuan Biaya Uang Satuan Biaya Uang Satuan Biaya
Rapat dalam Rapat dalam Rapat dalam Rapat dalam Uang Rapat
Kantor Kantor Kantor Kantor dalam Kantor
23. Satuan Biaya Uang Satuan Biaya Uang
Saku Pemeriksaan Saku Pemeriksaan
dalam lokasi dalam lokasi
perkantoran yang perkantoran yang
sama sama
24. Honor Satpam, Honor Satpam, Honor Satpam, Honor Satpam, Honor Satpam,
pengemudi, pengemudi, pengemudi, pengemudi, pengemudi,
Petugas Kebersihan Petugas Petugas Petugas Petugas
dan Pramubakti Kebersihan dan Kebersihan dan Kebersihan dan Kebersihan dan
(per Prop) Pramubakti Pramubakti Pramubakti Pramubakti
(per Prop) (per Prop)

Daftar tersebut diatas merupakan dikelompokkan honor-honor tersebut


honorarium yang tercantum dalam PMK terdiri dari:
SBM dari tahun ke tahun. Jika

62
1. Honor terkait pejabat terkait pengelola pokok untuk golongan tertentu, tarif
keuangan/pejabat lembur dan lainnya.
pengadaan/kebendaharaan; Dari sekian banyak honor yang
2. Honor terkait penelitian (kelebihan tercantum, honor pejabat terkait
penelitian/perekayasaan dan pengelolaan
penunjang penelitian/perekayasaan) keuangan/pengadaan/kebendaharaan
3. Honor terkait dengan penyuluhan
diformulasikan secara bersamaan
(honor dan biaya operasional)
menggunakan metode point factor.
4. Honor tim ad hoc (pelaksana
Sedangkan honor lainnya diformulasikan
kegiatan/jurnal/majalah/sidang
secara terpisah. Dengan demikian, patut
internasional dll)
5. Honor Penyelenggaraan ujian dan
diduga bahwa konsistensi perhitungan
vakasi yang bisa dijaga secara kesisteman tidak
6. Honor terkait Lembur/Uang Makan menyeluruh.
Lembur Selain kebijakan Honorarium yang
7. Honor terkait dengan pelaksanaan dimasukkan dalam PMK Standar Biaya
Rapat Masukan diatas, terdapat beberapa
8. Honor terkait dengan Biaya honorarium yang dikeluarkan dalam
Pemeriksaan yang menjadi TUSI bentuk Standar Biaya Masukan Lainnya.
9. Honor terkait dengan perikatan tenaga Adapun kebijakan yang menjadi contoh
kontrak dari bentuk ini antara lain: honorarium
(satpam/pengemudi/pramubakti/kebe dokter internship, pemberian uang
rsihan)
pengamanan bagi petugas Bea dan Cukai.
Pada umumnya honorarium
Kebijakan ini pada umumnya dikeluarkan
diformulasikan berdasarkan metode point
dalam bentuk surat persetujuan Menteri
factor. Metode ini meliputi identifikasi
Keuangan atas dasar usulan dari
variabel yang mempengaruhi bobot
Kementerian/Lembaga namun demikian
masing-masing posisi dalam jabatan
tidak menutup kemungkinan kebijakan ini
tertentu dan penentuan dasar perhitungan
diangkat dalam bentuk satu Peraturan
besaran. Variable yang diidentifikasi terdiri
Menteri tersendiri. Bahkan dalam
dari tanggung jawab, risiko pekerjaan,
beberapa hal, kebijakan honorarium yang
kompleksitas pekerjaan, pendidikan formal
dikeluarkan dalam bentuk surat
yang dibutuhkan dan pangkat/golong
persetujuan diintegrasikan dengan
minimal yang dibutuhkan untuk
kebijakan umum standar biaya masukan
menduduki jabatan tersebut. Kelima
dalam Peraturan Menteri. Perumusan
variabel tersebut nantinya akan menjadi
SBML tersebut terkadang didasarkan atas
indeks yang membedakan antara tingkat
perhitungan mandiri pengusul dengan
jabatan dalam kelompok jabatan tertentu.
konfirmasi lebih lanjut atas perhitungan
Sedangkan terkait dengan dasar
yang ada.
perhitungan, besaran yang diacu adalah
Hal tersebut diatas menghasilkan
sama untuk satu kelompok jabatan
setidaknya dua kondisi yang menjadi risiko
tertentu. Besaran ini dapat berupa gaji
dalam perumusannya, yakni: konsistensi
atas klasifikasi dan konsistensi atas dasar
63
perhitungan. Pada akhirnya, risiko terberat Sedangkan berkenaan dengan
adalah kebijakan honorarium akan indikator yang terakhir, efek dari
mengalami penurunan kredibiltas dalam penetapan merupakan akibat yang muncul
perumusannya. Untuk mengurangi risiko setelah kebijakan ini digulirkan. Pada
tersebut, suatu kriteria yang dapat beberapa kebijakan, pertimbangan
menjaga konsistensi atas dua kondisi matang harus benar-benar dilakukan
dibutuhkan. Klasifikasi dapat dikaitkan mengingat dapat saja efek berikutnya dari
dengan konsepsi pemberian kompensasi kebijakan tersebut adalah berkaitan
atas pekerjaan secara komprehensif. dengan penyediaan alokasi dana pada
Sedangkan dasar perhitungan besaran dokumen anggaran. Sebagai contoh
akan mengikuti metode yang menjadi kenaikan 10% pada tarif uang makan PNS
dasar penghitungan pada setiap klasifikasi akan berefek bagi negara setidaknya
yang ada. tambahan dana 10% dari 4 juta pegawai.
Kompleksitas tersebut semakin
4.1.3 Kompleksitas Rumusan Kebijakan
menjadi kendala sekaligus tantangan
Honorarium
mengingat belum ada kriteria yang
Sebagai konsekuensi atas bentuk disepakati dalam perumusan kebijakan
kebijakan yang berbeda beda, lebih lanjut. Dilain pihak, kriteria standar
kompleksitas atas Rumusan Kebijakan untuk kebijakan honorarium perlu ada
Honorarium pun tidak sama. Hal ini dapat guna adanya kepastian penanganan. Untuk
dilihat dari setidaknya dalam tiga indikator, itu kesepakatan atas kriteria standar dalam
yakni: baru tidaknya rumusan honorarium, perumusan kebijakan honorarium adalah
waktu penyelesaian, dan efek penetapan. sebuah kebutuhan mendasar dalam
Rumusan kebijakan baru akan berbeda kerangka single remunerasi pada
dengan kebijakan honorarium yang sudah penerapan pengangaran berbasis kinerja.
ada. Hal ini dikarenakan rumusan
4.2 Usulan Formulasi Kebijakan Umum
kebijakan baru harus mempertimbangkan
Honorarium Standar Biaya
dasar perhitungan dari awal, sedangkan
kebijakan yang sudah ada biasanya sudah 4.2.1 Evaluasi Rumusan Kebijakan
lebih stabil dari cara perhitungan dan hal- Honorarium
hal lain yang menjadi pertimbangan.
Sebagaimana dibahas pada bab
Indikator berikutnya adalah
sebelumnya, gambaran perumusan
berkenaan dengan waktu penyelesaian.
kebijakan honorarium memiliki celah
Panjang pendeknya waktu penyelesaian
kebijakan yang perlu segera diisi. Adapun
rumusan kebijakan dapat mengindikasikan
celah tersebut berkenaan dengan kriteria
kompleksnya kebijakan yang akan diambil.
perumusan honorarium dalam kerangka
Hal ini dapat terjadi karena luasnya ruang
single remunerasi. Kriteria tersebut akan
koordinasi, tidak adanya benchmark, dan
memperjelas demarkasi antara
kurangnya pengaturan yang akan menjadi
kompensasi langsung (direct) dan tidak
dasar dari kebijakan.
langsung (indirect) dalam satu kerangka
kompensasi terhadap pegawai.
64
Secara umum honor-honor kesepakatan kerja awal, bersigat adhoc
tersebut jika diklasifikasikan dalam dan tidak terus menerus. Sedangkan
kerangka 4 kuadran menjadi sebagai fasilitas merupakan pemberian sarana
berikut: yang diberikan untuk kelancaran dalam
pelaksanaan tugas.
Gaji Tunjangan
1. Honor terkait pejabat Termasuk dalam kelompok gaji
terkait pengelola adalah honor pejabat pengelola
keuangan/pejabat keuangan/pejabat
pengadaan/kebendahar
aan; pengadaan/kebendaharaan. lembur dan
2. Honor terkait uang makan lembur, honor
Lembur/Uang Makan
Lembur
penyelenggaraan ujian dan vakasi, honor
3. Honor Penyelenggaraan terkait dengan perikatan tenaga kontrak,
ujian dan vakasi honor terkait dengan penelitian, dan honor
4. Honor terkait dengan
perikatan tenaga terkait dengan penyuluhan. Lembur/uang
kontrak makan lembur dan penyelenggara ujian
(satpam/pengemudi/pr
dan vakasi masuk dalam kategori pertama
amubakti /kebersihan)
5. Honor terkait penelitian mengingat keduanya pada dasarnya
(kelebihan semacam overtime atas pelaksanaan
penelitian/perekayasaa
n dan penunjang
tugas. Lembur bagi pekerja kantor dan
penelitian/perekayasaa penyelenggaraan ujian/vakasi bagi
n) pendidik merupakan pelaksanaan
6. Honor terkait dengan
penyuluhan (honor) pekerjaan diluar jam operasional utama.
Honor Fasilitas Pekerja kantor akan bekerja diluar jam
1. Honor Tim adhoc 1. Honor kerja, sedangkan untuk pendidik overtime
(pelaksana terkait
kegiatan/jurnal/majalah dengan terjadi pada saat diluar jam mengajar.
/sidang internasional penyuluhan Sedangkan honor yang diberikan pada
dll) (biaya
2. Honor terkait penelitian operasional)
pekerja dengan perikatan kontrak dan
(penunjang 2. Biaya Penyuluh masuk pada kategori pertama
penelitian/perekayasaa Pemeriksaa karena hal inilah yang menjadi sejatinya
n) n yang
menjadi penghasilan utama pekerja atas jasa yang
TUSI diberikan.
Dalam kelompok tunjangan
Adapun dasar dalam terdapat tidak terdapat dalam peraturan
pengelompokan tersebut adalah standar biaya masukan eksisting.
sebagaimana diulas dalam definisi. Gaji Kelompok honor ini merupakan biasanya
merupakan pembayaran secara berkala terkait dengan penggunaan tunjangan
kepada pegawai yang termasuk secara umum yang biasa dituangkan dalam
didalamnya pembayaran overtime. peraturan lainnya.
Tunjangan merupakan tambahan Sebagaimana ketentuan pada
penghasilan yang pada prinsipnya bersifat dasarnya yang masuk dalam kategori ini
optional. Honorarium adalah pembayaran adalah bagian penugasan diluar
atas penugasan yang berada diluar dari kesepakatan kerja awal (tugas tambahan).
65
Honorarium yang bersifat ad-hoc ini 1) Kerangka Single Remunerasi.
dimasukkan dalam kategori honorarium Kerangka Single Remunerasi adalah
karena pada dasarnya yang diberikan kerangka penghasilan dengan
merupakan bagian yang tidak memperhitungkan semua penghasilan
terdefinisikan pada saat perikatan yang diterima oleh seorang pekerja,
pekerjaan. atau dengan kata lain dengan sudut
Sedangkan untuk klasifikasi pandang adalah pekerja sebagai
terakhir, honororium terdiri dari Honor sebuah individu yang dipekerjakan.
terkait dengan penyuluhan (biaya Dalam sebuah artikel koran online,
operasional), dan Biaya Pemeriksaan yang remunerasi merupakan prasyarat
menjadi TUSI. Beberapa pengaturan honor menuju single salary system yang
tersebut pada dasar merupakan fasilitas diartikan bahwa seorang pegawai
yang diberikan oleh negara dalam hanya mendapatkan gaji dan tunjangan
pelaksanaan tugasnya. Secara substansi tanpa perlu mengharapkan lagi honor-
pengaturan dimaksud tidak termasuk honor yang berkaitan dengan
17
pelaksanaan tugasnya . Untuk itu
sebagai honor namun pemberian fasilitas
dalam bentuk pertanggung-jawaban pertimbangan dalam formulasi
lumpsum. Hal ini sama halnya jika seorang kebijakan standar biaya harus
pegawai diberikan uang transport pada memperhitungkan faktor tersebut.
saat tidak disediakan kendaraan dinas Terdapat setidaknya empat hal yang
untuk menuju lokasi penugasan. Biaya perlu dilpertimbangkan dalam
operasional penyuluh dan biaya kerangka single remunerasi tersebut,
pemeriksaan yang menjadi TUSI pada yakni:
dasarnya ada fasilitas yang diberikan a. apakah suatu pekerjaan merupakan
negara. pekerjaan utama atau pekerjaan
tambahan
4.2.2 Usulan Formulasi Kebijakan Standar b. seberapa banyak waktu yang
Biaya dibutuhkan dalam melaksanakan satu
Sehubungan dengan hasil evaluasi tugas
diatas usulan formulasi kebijakan standar c. seberapa besar porsi penghasilan
biaya akan berkisar dari pembedaan honor tambahan dibandingkan penghasilan
dan remunerasi dalam kerangka single utama (gaji dan tunjangan) yang
remunerasi, aspek-aspek yang diterima
mempengaruhi, pengelompokkan atau d. adakah duplikasi pemberian
kategorisasi pemberian honor dalam kompensasi atas pekerjaan antara
kerangka single remunerasi dan pekerjaan utama dan pekerjaan
standardisasi kriteria pada tiap kelompok. tambahan
Bahasan berikut adalah berkenaan dengan Keempat pertanyaan ini perlu
ke-empat faktor tersebut diatas. menjadi standar dalam menilai apakah

17
063221589/kpk-single-salary-system-bisa-
http://nasional.tempo.co/read/news/2010/01/26/ diterapkan-pasca-remunerasi diakses 11/02/2016
66
suatu usulan kebijakan masih dalam satu memperhitungkan pekerjaan tambahan
kerangka atau tidak. Pertanyaan pertama dimaksud. Sejatinya jika pekerjaan
berkenaan dengan esensi perikaatan tersebut masih terkait dengan pekerjaan
antara pemberi kerja dan pekerja yang utama dapat ditenggarai bahwa pekerjaan
secara alaminya tidak ada pemberi kerja tersebut masih dalam jangkauan pekerjaan
yang memberi pekerjaan kepada pekerja utama. Sebagai contoh, seorang petugas
untuk melakukan pekerjaan tambahan. lalu lintas mengatur lalu lintas pada kondisi
Perlu diingat perspektif yang dipakai normal atau pada saat kondisi ada
adalah pekerja tersebut. sehingga kecelakaan. Kondisi yang lebih
seandainya seseorang diangkat sebagai membutuhkan penanganan tidak
pramubakti dalam sebuah satker, bagi membuat pekerjaan tersebut menjadi
pekerja tersebut, itu adalah pekerjaan pekerjaan tambahan, namun demikian
utama. Sehingga atas pekerjaan tersebut mengingat dibutuhkan jam kerja lebih
diperoleh imbalan atas jasanya berupa gaji. untuk penanganan maka ha tersebut
Pertanyaan kedua berkenaan diperlakukan sebagai lembur atau
dengan pengujian bagaimana suatu overtime dari normal time.
pekerjaan merupakan pekerjaan 2) Aspek-aspek yang mempengaruhi
tambahan atau tidak. Jika proporsi waktu besaran dan pemberian honorarium.
pengerjaan pekerjaan tambahan lebih Terdapat banyak aspek yang
besar dibandingkan tugas utama, perlu mempengaruhi besaran dan
dievaluasi yang mana yang pekerjaan pemberian honorarium. Secara prinsip,
tambahan. besaran honorarium tidak boleh lebih
Pertanyaan ketiga berkenaan besar dari gaji dan tunjangan yang
dengan aspek psikologis dan keadilan menjadi alasan seseorang
antara tambahan pekerjaan dan tugas dipekerjakan. Hal ini berdasarkan
utama. Sebagaimana merujuk kondisi konsepsi multasking bahwa pekerja
multitasking, secara psikologis pekerja akan cenderung mengerjakan
akan cenderung mengerjakan apa yang pekerjaan yang memberikan reward
lebih menguntungkan dari sisi personal. tinggi dan mengesampingkan kinerja
Dalam konteks ini, jika penghasilan untuk yang unrewarded. Perilaku ini akan
tugas tambahan atau tambahan berakibat tidak baik secara
penghasilan lebih besar maka pekerja akan keseluruhan organisasi. Hal yang kedua
cenderung memilih tugas tambahan adalah perlu adanya level sesuai
tersebut mengingat rewardnya. Hal ini dengan tanggung jawab pekerjaan.
akan terlabih lagi jika reward yang Seorang superviser atau koordinator
diberikan bersifat variable terhadap tidak bisa disamakan dengan
pekerjaan. Secara konsepsi, lebih besar subordinatnya, mengingat
penghasilan tambahan dari pada kompleksitas dan tanggung jawabnya
penghasilan utama akan merusak konsep berbeda secara hierarki. Untuk itu,
keadilan dalam penggajian. besaran perlu memperhatikan hierarki
Terakhir, pertanyaan berkenaan tersebut. selain itu, faktor kompetensi
apakah atas penggajian utama sudah juga harus dipertimbangkan dalam
67
formulasi besaran sehingga top Merupakan alat, bahan, akomodasi
performer dengan middle performer atau biaya tambahan yang
berefek. Secara umum kompetensi bisa diberikan guna mendukung
dilihat dari berbagai indikator, seperti pelaksanaan pekerajaan
pengalaman kerja, pendidikan, atau 4) Standardisasi kriteria pada tiap
hasil evaluasi dari kinerja terdahulu. kelompok.
Berkenaan bagaimana honorarium Berkenaan dengan keempat kelompok
dapat diberikan, kebijakan selayaknya kebijakan standar biaya dalam
berfokus pada seberapa mungkin suatu kerangka single remunerasi, perlu
pekerjaan dikategorikan sebagai dibuat kriteria yang standar sebagai
tambahan yang tidak diperhitungkan penjelas dari definisi. Adapun kriteria
dalam kegiatan pekerjaan utama. yang menjadi usulan adalah sebagai
Dengan pengembangan dari empat berikut:
pertanyaan sebagaimana disampaikan a. Gaji
dalam subbab sebelumnya, perlu Sebagai basis kompensasi yang
dibuat suatu kategori untuk diberikan dalam rekrutmen pekerja
kemudahan dan konsistensi kebijakan maka kriteria yang perlu ada pada
standar biaya, khususnya berkenaan kategori ini adalah:
dengan honorarium. - Merupakan penghasilan utama
3) Kelompok honor dalam kerangka single atas suatu perikatan pekerja
remunerasi. dan pemberi kerja
Sebagaimana beberapa kali diulas, - Menjadi nilai acuan dalam
pengelompokkan kebijakan standar pemberian insentif lainnya
- Besaran diformulasikan
biaya adalah sesuatu yang penting
multitable
untuk formulasi kebijakan berikutnya.
b. Tunjangan
Sebagai usulan kerangka kebijakan
Sebagai sebuah opsi atas
single remunerasi utk formulasi
penghasilan dikaitkan dengan
kebijakan standar biaya, kelompok
suatu kondisi tertentu kriteria yang
tersebut adalah sebagai berikut:
perlu dimasukkan dalam kategori
a. Gaji
ini adalah:
Merupakan basis kompensasi yang
- Opsi penghasilan dikaitkan
diberikan dalam rekrutmen pekerja
tunjangan yang berlaku umum
b. Tunjangan
- Berlaku hanya pada beberapa
Merupakan opsi atas penghasilan
pegawai dan tidak seluruhnya
dikaitkan dengan suatu kondisi c. Honorarium
tertentu Sebagai tambahan penghasilan
c. Honorarium sebagaimana tambahan pekerjaan
Merupakan tambahan penghasilan diluar tugas utama kriteria untuk
sebagaimana tambahan pekerjaan kategori ini adalah:
diluar tugas utama - Merupakan kompensasi dari
d. Fasilitas tugas tambahan

68
- Besaran tidak melebihi dimaksud guna mencapai tujuan
penghasilan utama konsistensi.
- Merupakan kompensasi dari Honorarium dan remunerasi secara
tugas sekali, besaran mungkin konsepsi berbeda berkenaan apakah
tidak terkait dengan kompensasi tersebut diperoleh atas tugas
penghasilan utama utama atau tugas tambahan. Dalam
d. Fasilitas
praktik, terjadi ambiguitas dalam
Sebagai alat, bahan, akomodasi
penggunaannya istilah tersebut sebagai
atau biaya tambahan yang
contoh penyebutan honor satpam
diberikan guna mendukung
pramubakti yang secara konsepsi
pelaksanaan pekerjaan maka
seharusnya masuk sebagai gaji/remunerasi
kriteria pada kategori ini adalah:
satpam pramubakti mengingat pekerjaan
- Bukan tambahan penghasilan,
tersebut ada pekerjaan utama pada saat
namun penghindar pengurang
perikatan kontrak. Dengan demikian telah
gaji dan tunjangan
disampaikan cara-cara pemilhan antara
- Diberikan terkait dengan
pelaksanaan tugas honorarium dan remunerasi dengan
empat pertanyaan, yakni:
5. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI a. apakah suatu pekerjaan merupakan
pekerjaan utama atau pekerjaan
5.1 Kesimpulan
tambahan
Salah satu kunci keberhasilan b. seberapa banyak waktu yang
sistem penggajian tunggal adalah dengan dibutuhkan dalam melaksanakan satu
konsistensi kebijakan lain terkait dengan tugas
penghasilan pegawai. Secara alamiah, c. seberapa besar porsi penghasilan
penghasilan bersifat variable menjadi salah tambahan dibandingkan penghasilan
satu konsekuensi atas pilihan sistem utama (gaji dan tunjangan) yang
berbasis kinerja dalam penganggaran. diterima
Untuk itu, peran penting standar biaya d. adakah duplikasi pemberian
perlu dijaga dengan konsistensi dalam kompensasi atas pekerjaan antara
perumusan kebijakan sebagai sebuah pekerjaan utama dan pekerjaan
instrumen dari penganggaran berbasis tambahan
kinerja, khususnya berkenaan dengan
selain empat pertanyaan tersebut
perumusan kebijakan honorarium dalam
sebagai alat untuk membedakan antara
kerangka single remunerasi. Konsistensi
honorarium dan remunerasi, perlu juga
dalam perumusan kebijakan tersebut
pengelompokkan atas bentuk lain yang
akan meningkatkan kredibilitas rumusan
seolah-olah ada diantara keduanya.
yang menjadi arti pentingnya standar biaya
Dengan demikian pengelompokkan
dalam penjaga efisiensi pada level mikro.
menjadi empat bagian yakni: Gaji,
Kajian eksploratif ini mengusulkan
Tunjangan, Honorarium, dan Fasilitas.
pendekatan dalam perumusan kebijakan
Keempat kelompok ini diupayakan guna

69
menjaga konsistensi kebijakan yang guna memperlakukan biaya yang tidak
diambil. termasuk dalam kelompok dimaksud.
Sejalan dengan pengklasifikasian
DAFTAR PUSTAKA
tersebut, besaran atas masing-masing
klasifikasi perlu dijaga keseimbangannya. Asch, Beth J. (2005), The Economic
Bagaimana penghasilan tambahan dijaga Complexities of Incentive Reforms,
agar tidak lebih besar dari penghasilan High-Performance Government:
utama demi kepentingan organisasi secara Structure, Leadership, Inscentives,
keseluruhan. pp.309-379
Becker, Gary (1976). The Economic
5.2 Rekomendasi Approach to Human Behavior.
Chicago: University of Chicago Press.
Sebagai rekomendasi, terdapat tiga Lazear, Edward (1995). Personnel
hal untuk dipertimbangkan: Economics. Cambridge: MIT Press.
a. kebijakan pengelompokan empat Lazear, Edward (1997). Personnel
Economics for Managers: New York:
bagian terkait dengan penghasilan
Wiley.
pegawai dapat digunakan sebagai
Prendergast, Canice (1999). The Provision
landasan pengelompokan awal untuk of Incentives in Firms, Journal of
kebijakan standar biaya. Economic Literature, Vol.37, No.1
b. Atas pengelompokan tersebut perlu (Mar., 1999), pp.7-63
penguatan kriteria sebagai rambu- Sandel, Michael J. (2013), Market
rambu untuk melakukan formulasi Reasoning as Moral Reasoning:
besaran satuannya. Why Economists Should Re-engage
c. Pengelompokan diatas berkenaan with Political Philosophy. Journal of
dengan pekerja yang bekerja secara Economic Persctives—volume 27,
tetap pada satu pemberi kerja, atas Number 4—Fall 2013- Pages 121-
satuan biaya penggunaan jasa tenaga 140
kontrak perlu dilakukan kajian lanjut Bahan Bimtek Kebijakan Standar Biaya
PMK SBM tahun 2012-2016

70

Anda mungkin juga menyukai