Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PPKMB TAHUN 2022

RESUME SISTEM PEMILIHAN UMUM

Oleh :

NAMA : INDAH HARYANI

NPM : 202233121035

GUGUS :9

KELOMPOK : BAHASA

UNIVERSITAS WARMADEWA
• SISTEM PEMILIHAN UMUM

Salah satu wujud dari penyelenggaraan demokrasi adalah dengan pemilihan


umum. Pemilihan umum telah dianggap menjadi ukuran demokrasi karena rakyat dapat
berpartisipasi menentukan sikapnya terhadap pemerintahan dan negaranya. Pemilihan
umum adalah suatu hal yang penting dalam kehidupan kenegaraan. Pemilu adalah
sistem demokrasi, melalui pemilihan umum rakyat memilih wakilnya untuk duduk
dalam parlemen, dan dalam struktur pemerintahan akan tetapi adapula negara yang
juga menyelenggarakan pemilihan umum untuk memilih para pejabat tinggi negara.
Pemilihan Umum (disingkat Pemilu ) adalah proses memilih seseorang untuk mengisi
jabatan di suatu instansi tersebutat aupun mengisi sebuah jabatan di Indonesia. Jabatan
tersebut beraneka ragam, mulai dari jabatan di berbagai presiden/eksekutif, wakil
rakyat atau lembaga legislatif di berbagai tingkat pemerintahan sampai kepala
desa. Pemilu dapat juga mengisi jabatan-jabatan seperti ketua OSIS atau ketua kelas.

Pemilu merupakan salah satu usaha untuk memengaruhi rakyat secara persuasif
( tidak memaksa ) dengan melakukan kegiatan retorika, hubungan publik, komunikasi
massa, maupun lobi. Istilah retorika adalah sebuah teknik pembujuk-rayuan
menggunakan persuasi untuk menghasilkan bujukan baik terhadap karakter pembicara,
emosional, atau argumen. Fungsi retorika yaitu untuk mencapai kebenaran, atau
kemenangan bagi suatu pihak untuk meraih kekuasaan sebagai alat persuasi yang
digunakan untuk mempengaruhi orang lain.Dalam Pemilu, para pemilih dalam Pemilu
juga disebut konstituen, dan kepada merekalah para peserta Pemilu menawarkan janji-
janji dan program-programnya pada masa kampanye. Pada prinsipnya, kampanye
merupakan suatu proses kegiatan komunikasi individu atau kelompok yang dilakukan
secara terlembaga dan bertujuan menciptakan suatu efek atau dampak tertentu.

Tujuan dari kampanye pemilu adalah kegiatan atau pihak lain yang ditunjuk
oleh peserta pemilu untuk meyakinkan pemilih dengan menawarkan visi, misi,
program, dan/atau citra diri Peserta pemilu. Kampanye secara garis besar berfungsi
sebagai penyalur informasi bagi masyarakat agar lebih tanggap terhadap pesan yang
disampaikan.
Dalam ilmu politik dikenal bermacam-macam system Pemilihan Umum yaitu sebagai
berikut :

• Single-member Constituency (satu daerah pemilihan memilih satu wakil,


biasanya disebut system Distrik)
Sistem ini merupakan sistem pemilihan umum yang paling tua dan didasarkan
atas kesatuan geografis. Setiap kesatuan geografis (yang biasanya disebut
distrik karena kecilnya daerah yang diliputi) mempunyai satu wakil dalam
dewan perwakilan rakyat. Untuk keperluan itu, negara dibagi dalam sejumlah
besar distrik dan jumlah wakil rakyat dalam dewan perwakilan rakyat
ditentukan oleh jumlah distrik. Calon yang di dalam satu distrik memperoleh
suara terbanyak dikatakan pemenang, sedangkan suarasuara yang ditujukan
kepada calon-calon lain dianggap hilang dan tidak diperhitungkan lagi,
bagaimanapun kecilnya selisih kekalahannya.

• Multy-member Constituency (satu daerah memilih beberapa wakil, biasanya


dinamakan system perwakilan berimbang atau system proporsional).
Sistem Perwakilan Berimbang atau Sistem proporsional Sistem ini dianut oleh
Indonesia. Pemilu tidaklah langsung memilih calon yang didukungnya, karena
para calon ditentukan berdasarkan nomor urut calon-calon dari masing-masing
parpol atau organisasi social politik (orsospol). Para pemilih adalah memilih
tanda gambar atau lambang suatu orsospol. Perhitungan suara untuk
menentukan jumlah kursi raihan masing-masing orsospol, ditentukan melalui
pejumlahan suara secara nasional atau penjumlahan pada suatu daerah
(provinsi). Masing-masing daerah diberi jatah kursi berdasarkan jumlah
penduduk dan kepadatan penduduk di daerah yang bersagkutan. Banyak atau
sedikitnya kursi yang diraih ditentukan oleh jumlah suara yang diraih masing-
masing parpol atau orsospol peserta pemilihan umum. Calon terpilih untuk
menjadi wakil rakyat duitenukan berdasarkan nomor urut calon yang disusun
guna mewakili orsospol pada masing-masing daerah. Inilah yang disebut
perhitungan suara secara proporsional.

➢ Pemilihan Umum di Indonesia

Asas-asas Pemilihan Umum Undang-Undang Politik tentang Pemilihan Umum


(UU Pemilu) beberapa kali mengalami perubahan, perubahan itu ternyata tidak bersifat
mendasar.Secara umum, asas-asas dari Pemilu Indonesia :

a) Langsung, yaitu rakyat sebagai pemilih mempunyai hak untuk memberikan


suaranya secara langsung, sesuai dengan kehendak hati nuraninya, tanpa perantara.

b) Umum, yaitu pada dasarnya semua warga negara yang memenuhi persyaratan
sesuai dengan undang-undang berhak mengikuti Pemilu. Pemilihan yang bersifat
umum menjamin kesempatan yang berlaku menyeluruh bagi semua warga negara,
tanpa diskriminasi berdasarkan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, kedaerahan,
pekerjaan dan status sosial.

c) Bebas, yaitu setiap warga negara yang berhak memilih bebas menentukan pilihannya
tanpa tekanan dan paksaan dari pihak manapun. Di dalam melaksanakan haknya, setiap
warga negara dijamin keamanannya, sehingga dapat memilih sesuai kehendak hati
nuarani dan kepentingannya. d) Rahasia, yaitu dalam memberikan suaranya, pemilih
dijamin bahwa pilihannya tidak akan diketahui oleh pihak manapun
TUGAS PPKMB TAHUN 2022

RESUME BEBAS NARKOBA DI PERGURUAN TINGGI

Oleh :

NAMA : INDAH HARYANI

NPM : 202233121035

GUGUS :9

KELOMPOK : BAHASA

UNIVERSITAS WARMADEWA
NARKOBA DI PERGURUAN TINGGI

Narkoba merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan obat-obatan


terlarang, Narkotika berasal dari bahasa Inggris “narcotics” yang artinya obat bius.
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik
sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan
kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.Cara kerja
narkotika mempengaruhi susunan saraf yang dapat membuat kita tidak merasakan apa-
apa, bahkan bila bagian tubuh kita disakiti sekalipun. Diera generasi Z dan lingkungan
sekitar bahwa banyak anak anak muda yang terpengaruh oleh narkoba itu disebabkan
oleh pergaulan bebas.
Penyalahgunaan narkotika oleh remaja sebagai salah satu upaya individual
untuk menemukan kepuasan yang belum pernah dirasakan dalam kehidupan keluarga
yang hakikatnya menjadi kebutuhan primer dan fundamental bagi setiap individu,
terutama bagi kaum remaja yang masih dalam proses tumbuh dan berkembang. Usia
remaja merupakan usia dimana individu sudah mulai bisa merencanakan kehidupannya
di masa depan, dan juga merupakan usia yang sangat kritis dalam mencari jati dirinya
sendiri. Mahasiswa termasuk dalam usia peralihan dari remaja menuju dewasa. Pada
saat usia tersebut, pergaulan semakin meluas sehingga informasi sangat mudah
diperoleh. Hal tersebut bisa menyebabkan mahasiswa menjadi target para bandar
narkoba dalam upaya memasarkan narkoba.
Pengetahuan mahasiswa terhadap bahaya narkoba dapat menjadi gambaran
bagaimana informasi maupun pengetahuan mahasiswa. Faktor yang menyebabkan
remaja mudah terjerumus dalam bahaya narkoba antara lain adalah pergaulan dan rasa
keingintahuan yang tinggi untuk mencoba-coba, mengikuti trend serta gaya hidup.
Data Badan Narkotika Nasional pada tahun 2018 menunjukkan bahwa pada kelompok
pelajar dan mahasiswa di Indonesia, angka prevalensi pengguna narkoba sebesar 3,2%
atau setara dengan 2.297.492 orang dari total pengguna 15.440.000 orang. Sedangkan
di Yogyakarta sendiri, angka prevalensi pada tingkat perguruan tinggi sebesar 0,7%.
Salah satu upaya agar mahasiswa terbebas dari ancaman penyalahgunaan dan
peredaran gelap narkoba adalah dengan menciptakan lingkungan kampus bebas
narkoba.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam mewujudkan kampus bebas
narkoba antara lain: Menetapkan kebijakan (peraturan, tata tertib) dan memberikan
dukungan kegiatan dalam upaya menghindarkan lingkungan kampus dari bahaya
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba oleh rektorat. Menjalin kerja sama
dengan lembaga kesehatan, keagamaan, penegak hukum, dan Badan Narkotika
Nasional setempat. Mensinergikan pendidikan tentang pencegahan, pemberantasan,
penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN) ke dalam mata kuliah
Mahasiswa dihimbau untuk mempelajari bahaya penyalahgunaan narkoba dan
mengembangkan potensi dirinya dalam upaya menghindarkan diri dari pengaruh
penyalahgunaan narkoba. Berpartisipasi aktif dalam melaksanakan kegiatan P4GN
yang dilaksanakan di lingkungan kampus. Melaporkan segala bentuk kepemilikan,
peredaran, atau penyalahgunaan narkoba di lingkungan kampus. Aktif mengikuti
kegiatan pelatihan, seminar, workshop tentang pencegahan penyalahgunaan narkoba
baik yang dilaksanakan oleh pihak kampus maupun di luar kampus
Melalui kegiatan tersebut, para mahasiswa diharapkan dapat menjadi pelopor
dalam upaya P4GN dan menyebarluaskan kembali materi yang didapatkan kepada
komunitas disekitarnya.Perguruan tinggi memiliki peranan penting dalam mengawasi
dan mencegah terjadinya penyalahgunaan narkoba. Lembaga Layanan Pendidikan
Tinggi (LLDikti) ingin mendorong seluruh perguruan tinggi di berbagai wilayah untuk
meningkatkan peran dalam upaya pencegahan peredaran narkoba di lingkungan
kampus.Pihak kampus juga melakukan pemantauan secara berkala terhadap hasil
pemberian materi perkuliahan terkait pencegahan penyalahgunaan narkoba tersebut.
Untuk itu, seluruh keluarga besar perguruan tinggi harus terus menggencarkan upaya
pencegahan penyalahgunaan narkoba, pencegahan perundungan, penyebaran
intoleransi serta pencegahan korupsi. Upaya terkait pencegahan penyalahgunaan
narkoba misalnya bisa dimasukkan menjadi syarat penerimaan mahasiswa baru. Selain
itu, memasukkan materi pencegahan penyalahgunaan narkoba di lingkungan kampus
ini sangat penting. Apalagi, saat ini peredaran barang-barang terlarang dengan berbagai
modus dan sasaran semakin marak."Sementara di lingkungan internal, pihak perguruan
tinggi dapat melakukan antisipasi dan deteksi dini penyalahgunaan narkoba dengan
melakukan tes urine secara rutin.Di kampus dan perguruan tinggi juga dapat
membentuk Satgas serta menjalin kerja sama dengan berbagai pihak terkait dalam
memaksimalkan upaya deteksi dini dan pencegahan penyalahgunaan narkoba di
lingkungan kampus.Dibentuknya Satgas akan mempersempit oknum yang tidak
bertanggung jawab dalam menyalahgunakan dan mengedarkan narkoba di lingkungan
kampus. Jika sampai terjadi, nama baik pendidikan dan institusi perguruan tinggi akan
rusak.Bahkan, jika telah terjadi tindakan penyalahgunaan dan peredaran narkoba,
Satgas juga harus melakukan penanganan secara transparan, adil.

Anda mungkin juga menyukai