TINJAUAN TEORI
Pada bab ini akan dibahas lebih lanjut mengenai konsep penyakit TB Paru dan
Pada sub bab ini akan diuraikan mengenai konsep penyakit TB Paru yang meliputi
1. Pengertian
Dibawah ini akan diuraikan beberapa definisi TB Paru dari beberapa ahli diantaranya
menurut (Indah, 2018) Tuberkulosis adalah suatu penyakit menular yang disebabkan
Tuberkulosis (TB) Paru adalalı penyakit menular langsung yang disebabkan oleh
tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lain. Kuman TB berbentuk batang
mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pewarnaan yang discbut pula
8
9
tempat yang sejuk dan gelap, terutama di tempat yang lembab. Kuman TB dapat
menimbulkan infeksi pada paru-paru schingga disebut TB paru (Tim Program TB St.
Carolus, 2017).
dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru dengan gejala yang sangat
bervariasi
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa TB Paru adalah Penyakit
2. Patofisiologi
ini berbentuk batang, mempunyai sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada
pewarnaan, Oleh karena itu disebut pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA), kuman
TB cepat mati dengan sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa
jam ditempat yang gelap dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat
Sumber penularan adalah penderita TB BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin,
Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama
beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran
kuman TB tersebut dapat menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya, melalui sistem
peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran napas, atau penyebaran langsung
oleh banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif
akan masuk sampai di antara terminal alveoli paru. Organisme kemudian akan
tumbuh dan berkembang biak dalam waktu 2-12 minggu sampai jumlahnya
imun seluler yang mampu dideteksi melalui reaksi terhadap tes tuberkulin. Namun,
tubuh tidak tinggal diam, dan akan mengirimkan pertahanan berupa sel-sel makrofag
yang memakan kuman-kuman TB ini. Selanjutnya, kemampuan basil tahan asam ini
Gejala utama pasien TBC paru yaitu batuk berdahak selama 2 minggu atau lebih.
Batuk dapat diikuti dengan gejala tambahan yaitu dahak bercampur darah, batuk
darah, sesak nafas, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun,
malaise, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, demam meriang lebih dari satu
bulan. Pada pasien dengan HIV positif, batuk sering kali bukan merupakan gejala
TBC yang khas, sehingga gejala batuk tidak harus selalu selama 2 minggu atau lebih.
(Indah, 2018)
Jika tidak ditangani tuberkulosis akan berubah menjadi infeksi sekunder. Peradangan
peradangan yang terjadi pada jaringan paru yang disebabkan oleh penularan ulang.
Komplikasi lainnya seperti Hemoptusis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah),
kolaps dari lobus akibat retraksi bronchial, fibrosis (pembentukan jaringan ikat pada
infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal dan sebagainya. Kondisi
ini akan memperberat keadaan pasien yang mengalami TB Paru (Wahid & Suprapto,
2013).
3. Penatalaksanaan
populasi tertentu, misalnya karyawan rumah sakit atau puskesmas atau balai
3) Vaksinasi BCG, reaksi positif terjadi jika setelah mendapat vaksinasi BCG
langsung terdapat reaksi lokal yang besar dalam waktu kurang dari 7 hari setelah
penyuntikan.
masih sedikit.
Tujuan pengobatan pada penderita TB Paru, selain untuk mengobati, juga untuk
c. Penemuan penderita
Pada sub bab ini akan dibahas lebih lanjut mengenai konsep keluarga dan konsep
1. Konsep keluarga
13
Dalam konsep keluarga akan dibahas mengenai pengertian keluarga dan keperawatan
kesehatan keluarga, tipe atau jenis keluarga, struktur keluarga, peran keluarga, fungsi
Undang Republik Indonesia Nomor 52 tahun 2009, Keluarga adalah unit terkecil
dalam masyarakat yang terdiri dari suami, istri atau suami, istri dan anaknya atau
ayah dan anaknya atau ibu dan anaknya, Anak yang dimaksudkan dalam pengertian
ini adalah anak yang belum menikah. Apabila ada anak yang sudah menikah dan
tinggal bersama suami/istri atau anak-anaknya, maka anak tersebut dapat menjadi
keluarga tersendiri (keluarga lain atau keluarga baru) dalam (Nies & McEwen,
2019).
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang bergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan, hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain, serta masing-masing berperan dalam menciptakan dan
Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga
dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap
dalam keadaan saling ketergantungan (Depkes RI, 1998) dalam (Bakri, 2017)
Keluarga merupakan orang yang mempunyai hubungan resmi, seperti ikatan darah,
adopsi, perkawinan atau perwalian, hubungan sosial (hidup bersama) dan adanya
14
hubungan psikologi (ikatan emosional) (Hanson 2001, dalam Doane & Varcoe,
orang yang diikat dalam hubungan keluarga resmi (ikatan perkawinan dan hubungan
darah) yang tinggal dalam satu rumah terdiri dari suami, istri, anak dan keluarga
kehidupan. Sesuai dengan perkembangan sosial, maka tipe keluarga juga akan
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam
satu rumah.
c) Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri yang sudah tua dengan anak
memisahkan diri.
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan anak
Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah
Keluarga yang terdiri dari satu orangtua (ayah atau ibu) dengan anak, hal ini
g) Commuter family
Kedua orangtua bekerja dikota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut
sebagai tempat tinggal dan orangtua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada
anggota keluarga pada saat “weekends” atau pada waktu waktu tertentu.
h) Multigenerational family
16
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama
i) Kin-network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan
j) Blanded family
Duda atau janda (karena perceraian) yang menikah kembali dan membesarkan
Keluarga yang teridiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilhannya
2) Non Tradisional
Keluarga yang terdiri dari orangtua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan
tanpa nikah.
c) Commune family
Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara
yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama,
partners.
f) Cohabitating family
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan Karena beberapa
alasan tertentu.
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang
saling merasa saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu termasuk
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama
lain dan saling menggunakan barang barang rumah tangga bersama, pelayanan,
i) Foster family
waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan
j) Homeless family
Karena krisis personal yang dihubungkan dnegan keadaan ekonomi dan atau
problem kese-
hatan mental.
k) Gang
18
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang orang muda yang mencari
c. Struktur keluarga
Struktur dan fungsi keluarga merupakan hubungan yang dekat dan adanya interaksi
yang terus menerus antar satu dengan yang lainnya. Struktur didalam keluarga yang
sangat kaku dan fleksibel akan dapat meneruskan fungsi didalam keluarga
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal ini dapat
disebabkan oleh beberapa faktor yang ada dalam komponen komunikasi seperti
nonverbal, serta komunikasi sirkular, menurut Wright & Leahey (2000), dikutip
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial
yang diberikan sehingga pada struktur peran dapat bersifat formal atau informal.
Posisi atau status dalam keluarga adalah posisi individu dalam keluarga yang
dapat dipandang oleh masyarakat sebagai istri, suami, atau anak. Peran formal
norma agama. dapat juga terjadi peran ganda sehingga anggota keluarga dapat
laku dari semua anggota didalam keluarga (Wright, 1984) yang dikutip oleh
(Susanto, 2012)
Nilai merupakan persepsi seseorang tentang sesuatu hal apakah baik atau
bermanfaat bagi dirinya. Norma adalah peran - peran yang dilakukan manusia,
berasal dari nilai budaya terkait. Norma mengarah sesuai dengan nilai yang dianut
dikutip oleh (Susanto, 2012). Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan
dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman perilaku dan
Friedman, Bowden, & Jones (2003), dikutip oleh (Susanto, 2012), kekuatan
power (seseorang yang ditiru), resource or expert power (pendapat, ahli, dan lain-
lain), reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan yang akan
seksual).
d. Fungsi keluarga
20
dikenal (Kaakinen, Hanson, & Denham, 2010) dikutip oleh (Nies & McEwen, 2019).
Terdapat lima fungsi keluarga yaitu fungsi ekonomi, fungsi reproduksi, fungsi
sosialisasi, fungsi afektif, dan fungsi perawatan kesehatan (Stanhope & Lancaster,
2012) dikutip oleh (Nies & McEwen, 2019). Keluarga di Indonesia masih memegang
1) Fungsi Ekonomi
yang sangat penting dan harus tersedia di dalam keluarga. Fungsi ekonomi
pencari uang untuk kebutuhan dan ibu bertugas menguruu anak (BKKDN, 2016)
2) Fungsi Reproduksi
masyarakat.
3) Fungsi Sosialisasi
masuk dalam lingkungan sosial yang ada di sekitarnya. Fungsi sosialisasi dimulai
saat lahir dan berakhir pada saat kematian. Fungsi sosialisasi adalah proses
mereka sebagai respons terhadap keadaan yang terpola secara sosial yang mereka
alami.
4) Fungsi afektif
rasa memiliki antar sesama anggota keluarga dan menciptakan identitas sebagai
memelihara lingkungan keluarga yang saling asuh atau saling menyayangi. Fungsi
kesehatan dan kesedihan atau kesusahan dari satu atau lebih dari anggota
keluarga.
Friedman, Bowden, dan Jones (2003) dalam (Nies & McEwen, 2019) menyatakan
keluarga bukan hanya sebagai fungsi essensial dan dasar keluarga. tetapi fungsi
yang mengemban fokus sentral dalam keluarga agar keluarga berfungsi dengan
baik dan sehat. Namun pemenuhan fungsi perawatan kesehatan antuk semua
anggota keluarga dapat menjadi sulit karena tantangan internal dan eksternal.
bahwa keluarga berkembang melalui pengalaman dan transisi peran yang dialami
keluarga yang menikah atau prokreasi dan perpindahan dari keluarga asal atau
Tahap ini dimulai dengan kelahiran anak pertama sampai bayi berusia 30 tahun.
dan kakek-nenek.
Tahap perkembangan ini siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama
berusia 2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. (Duvall dan Miller,
dalam keluarga (hubungan perkawinan dan hubungan orangtua dan anak) dan
Tahap ini dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai masuk
sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari masa remaja. tugas-tugas
ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap pertama dari siklus kehidupan
keluarga dimulai. tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun, meskipun tahap
ini dapat lebih singkat jika anak meningglkan keluarga lebih awal atau lebih lama
Permulaan dari fase kehidupan keluarga ini di tandai oleh anak pertama sampai
“sarang yang kosong”. meskipun tahap ini biasanya berlangsung dalam 6 atau 7
perkawinan, membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan baik dari pihak
7) Keluarga lansia
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau kedua
pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan
a. Pengkajian
(Maglaya, 2009) dalam (Riasmini, Sahar, & Wiarsih, 2017). Pengkajian keperawatan
dalam keluarga memiliki dua tahapan. Pengkajian tahap satu berfokus pada masalah
Hal-hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah sebagai berikut (Harmoko, 2012) :
1) Data umum yang terdiri dari : nama kepala keluarga, umur, alamat, dan telepon
jika ada, pekerjaan dan pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga, yang
terdiri atas nama atau inisial, jenis kelamin, tanggal lahir atau umur, hubungan
dan genogram; tipe keluarga menjelaskan tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut; suku bangsa atau latar
belakang budaya (etnik) mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut, serta
mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
pendapatan, baik dari kepela keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selai itu,
status sosial ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan - kebutuhan yang
dimiliki oleh keluarga: aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi
26
mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi, selain itu perlu dikaji pula
keluarga saat ini; tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi; riwayat
keluarga inti, mejelaskan riwayat kesehatan pada keluarga inti, meliputi riwayat
yang hilang; riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal kedua orang tua.
gambaran kondisi rumah meliputi jumlah kamar dan tipe kamar, penggunaan
lingkungan dan komunikasi tempat tinggal yaitu tipe lingkungan tempat tinggal
komuunitas kota atau desa; mobilitas geografis keluarga yang ditentukan, apakah
keluarga tinggal didaerah ini, atau apakah sering mempunyai kebiasaan berpindah
anggota keluarga yang sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang
kesehatan yang meliputi fasilitas fisik, psikologis; sumber dukungan dari anggota
keluarga.
27
keluarga keluarga meliputi keputusan dalam keluarga, siapa yang membuat, yang
pekerjaan atau tempat tinggal, serta siapa yang memutuskan kegiatan dan
anggota keluarga baik secara formal dan informal; sturktur nilai atau norma
5) Stres dan koping keluarga meliputi; stersor jangka pendek, yaitu stresor yang
jangka panjang, yaitu stresor yang memerlukan penyelesaian lebih dari 6 bulan;
kemampuan dalam keluarga dalam berespon terhadap situasi atau stresor; strategi
b. Diagnosa keperawatan
masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisis data
keluarga, baik yang bersifat aktual, resiko, maupun sejahtera di mana perawat
diagnosis seperti:
1) Diagnosa sehat atau wellness, digunakan bila keluarga mempunyai potensi untuk
keluarga potensial, hanya terdiri dari komponen problem (P) saja atau P (problem)
risiko, terdiri dari Problem (P), etiologi (E), dan symptom atau sign (S).
3) Diagnosis nyata atau gangguan, digunakan bila sudah timbul gangguan atau
problem (P), etiologi (E), dan symptom atau sign (S). Perumusan problem (P)
c. Penapisan masalah
Potensial 1
Tidak dapat 0
3, Potensial masalah yang dapat dicegah
Skala : Tinggi 3
Cukup 2 1
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah
Skala : Segera 2
Tidak perlu 1 1
Tidak dirasakan 0
Tentukan skor untuk setiap kriteria kemudian skor dibagi dengan angka tertinggi dan
Skor x Bobot
kalikanlah dengan bobot.
Angka tertinggi
30
Penentuan prioritas masalah didasarkan dari empat kriteria yaitu sifat masalah,
menonjolnya masalah.
1) Sifat masalah, sifat masalah kesehatan dapat dikelompokkan ke dalam tidak atau
kurang sehat diberikan bobot yang lebih tinggi karena masalah tersebut
disadari oleh keluarga. Sehat atau keadaan sejahtera diberikan bobot yang paling
mengurangi atau mencegah masalah jika ada tindakan (intervensi). Faktor – faktor
dilakukan untuk menangani masalah, sumber – sumber yang ada pada keluarga,
baik dalam bentuk fisik, keuangan, atau tenaga, sumber – sumber dari
3) Potensi masalah dapat dicegah, menyangkut sifat dan beratnya masalah yang akan
timbul dapat dikurangi dan dicegah. Faktor – faktor yang perlu diperhatikan
dalam menentukan skor kriteria potensi masalah bisa dicegah adalah sebagai
berikut.
31
atau mencegah sehingga makin kecil potensi masalah yang akan timbul.
b) Lamanya masalah, hal ini berkaitan dengan jangka waktu terjadinya masalah
c) Adanya kelompok resiko tinggi atau kelompok yang peka/ rawan. Adanya
dicegah.
4) Menonjolnya masalah, merupakan cara keluarga melihat dan menilai masalah dan
mengenai beratnya masalah serta mendesaknya masalah untuk diatasi. Hal yang
perlu diperhatikan dalam memberikan skor pada kriteria ini, perawat perlu menilai
persepsi atau bagaimana keluarga tersebut melihat masalah. Dalam hal ini jika
keluarga menyadari masalah dan perlu untuk menangani segera, maka harus
d. Perencanaan keperawatan
merupakan salah satu tahapan dari proses dimulainya tindakan untuk menuju tujuan
2) Rencana yang Baik Harus Realistis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat
4) Rencana Keperawatan Dibuat Bersama dengan Keluarga, hal ini sesuai dengan
prinsip bahwa perawat bekerja bersama keluarga bukan bekerja untuk keluarga.
ini selain berguna untuk perawat juga akan berguna bagi anggota tim kesehatan
Selain itu, dengan membuat rencana asuhan keperawatan secara tertulis akan
1) Menentukan sasaran atau goal, yang paling penting adalah bahwa sasaran harus
ditentukan bersama keluarga jika keluarga mengerti dan menerima sasaran yang
2) Menetukan tujuan dan objektif, objektif merupakan pernyataan yang lebih spesifik
atau lebih terperinci, berisi tentang hasil yang diharapkan dari tindakan
33
keperawatan yang akan dilakukan. Ciri tujuan atau objektif yang baik adalah
spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, realistis, dan ada batasan waktu. Misalnya
keperawatan yang dipilih sangat bergantung pada sifat masalah dan sumber-
4) Menentukan kriteria dan standar kriteria, kriteria merupakan tanda atau indikator
tujuan yang tepat akan menentukan kejelasan kriteria dan standar evaluasi
1) Kognitif, intervensi diarahkan pada aspek kognitif pada fungsi keluarga yang
mengemukakan pengalaman.
2) Afektif, intervensi diarahkan pada aspek afektif fungsi keluarga, dirancang untuk
Kriteria dan standar dapat dirumuskan sebagaimana pernah ditulis oleh Dion dan
No Kriteria Standar
penyakit.
e. Pelaksanaan keperawatan
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga dimana
Pelaksanaan pada asuhan keperawatan keluarga dapat dilakukan pada individu dalam
keluarga dan pada anggota keluarga lainnya (Riasmini, Sahar, & Wiarsih, 2017).
c. Tindakan observasi
kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, mendorong sikap emosi yang sehat
terhadap masalah.
b. Membantu keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat untuk individu
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan
f. Evaluasi
metode dan ketrampilan untuk menentukan apakah program sudah sesuai dengan
Evaluasi bisa dimulai dari pengumpulan data, apakah masih perlu direvisi untuk
apakah perilaku yang diobservasi sudah sesuai. Diagnosis juga perlu dievaluasi
(Bakri, 2017). Tujuan dan intervensi evaluasi adalah untuk menentukan apakah
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, penilaian dan evaluasi
diperlukan untuk melihat keberhasilan. Bila tidak atau belum berhasil, perlu disusun
rencana baru yang sesuai. Semua tindakan keperawatan mungkin tidak dapat
dilaksanakan dalam satu kali kunjungan keluarga, untuk itu dapat dilaksakan secara
bertahap sesuai dengan waktu dan kesediaan klien. Tahapan evaluasi dapat dilakukan
selama proses asuhan keperawatan atau pada akhir pemberian asuhan (Riasmini,
Evaluasi terdiri dari evaluasi formatif, menghasilkan informasi untuk umpan balik
2010).
Untuk melakukan evaluasi, ada baiknya disusun dengan menggunakan SOAP secara
tindakan keperawatan.
tindakan keperawatan.
A adalah analisis dari hasil yang telah dicapai dengan mengacu pada tujuan yang