Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TUTORIAL KE-1

PEMBELAJARAN IPA DI SD

Tutor : Eliza Andayani, S.Pd. M.P.Fis.


Pokjar : Ciputat

Nama Mahasiswa : Samlani


NIM : 857149741

1. Jawablah pertanyaan dengan jelas dan tepat!


a. Jelaskan kelemahan dan kelebihan teori belajar menurut Ausubel dalam pembelajaran
IPA di SD!
b. Berikan dan jelaskan contoh penerapan teori belajar menurut Ausubel dalam
pembelajaran IPA di SD!
2. Jawablah pertanyaan dengan jelas dan tepat!
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pendekatan keterampilan proses dalam
pembelajaran IPA di SD!
b. Berikan dan jelaskan contoh penerapan pendekatan keterampilan proses dalam
pembelajaran IPA di SD!
3. Jawablah pertanyaan dengan jelas dan tepat!
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan metode simulasi dalam pembelajaran IPA di SD!
b. Berikan dan jelaskan contoh penerapan metode simulasi dalam pembelajaran IPA di
SD!

Jawaban:

1. a.
Kelemahan teori belajar Ausubel:
• Informasi yang dipelajari secara hafalan tidak lama diingat.
• Jika peserta didik berkeinginan untuk mempelajari sesuatu tanpa mengaitkan
hal yang satu dengan hal yang lain yang sudah diketahuinya maka baik proses
maupun hasil pembelajarannya dapat dinyatakan sebagai hafalan.
Kelebihan teori belajar Ausubel:
• Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama diingat.
• Informasi yang dipelajari secara bermakna memudahkan proses belajar berikutnya
untuk materi pelajaran yang sama.
• Informasi yang dipelajari secara bermakna mempermudah belajar hal-hal yang mirip
walaupun terjadi lupa.

b.
• Pengaturan Awal (advance organizer)
Pengaturan awal atau dapat disebut juga sebagai bahan pengait maka dapat mengaitkan
aatara konsep lama yang telah dimiliki siswa dengan konsep baru yang maknanya jauh
lebih tinggi. Pengaturan awal ini dapat kita lihat pada RPP pada kegaiatan awal bagian
apersepsi, dimana guru menghubungkan materi yang telah dimiliki siswa dengan
materi pelajaran yang baru. Misalnya dalam pembelajaran IPA di SD, guru
mengajarkan tentang bagian-bagian tumbuhan yang terdiri dari akar, daun, batang,
bunga, buah, dan biji. Maka guru dapat bertanya kepada siswa dengan beberapa
pertanyaan, misalnya: apakah kalian tahu daun? Apa warna daun itu? Daun pada
tumbuhan berguna untuk apa?. Jadi pada pengaturan awal ini dapat mengaitkan antara
konsep lama siswa yang sudah tahu warna daun kemudian dihubungkan dengan konsep
baru yaitu kegunaan dari daun.

• Diferensiasi Progresif
Diferensiasi progresif adalah suatu proses menguraikan masalah pokok menjadi
bagian-bagian yang lebih rinci dan khusus. Proses penyusunan pelajaran yang
mengenalkan pada siswa dari konsep yang umum atau inklusif kemudian menuju ke
konsep yang khusus. Sehingga pelajaran dimulai dari yang umum menuju ke yang
khusus. Misalnya dalam pembelajaran IPA di SD, guru memberikan materi mengenai
jenis hewan berkaki empat, kemudian guru dapat mengajukan pertanyaan yaitu hewan
apa saja yang berkaki empat?, diantara hewan berkaki empat, hewan apa sajakah yang
pemakan rumput dan pemakan daging?. Dari pertanyaan guru tersebut maka siswa
dapat mengetahui bahwa hewan berkaki empat itu ada yang pemakan rumput dan ada
juga yang pemakan daging. Sehingga pelajaran dari umum-khusus.

• Consolidasi (belajar subordinatif)


Dalam konsilidasi (consolidation) guru memberikan pemantapan atas materi pelajaran
yang telah diberikan untuk memudahkan siswa memahami dan mempelajari
selanjutnya. Dalam hal ini guru dapat memberikan pertanyaan kepada siswa, misalnya
dalam materi tumbuhan. Guru dapat menanyakan pada siswa tentang bagian-bagian
dari tumbuhan serta fungsi dari bagian tumbuhan tersebut. Belajar superordinat adalah
proses struktur kognitif yang mengalami pertumbuhan ke arah diferensiasi, terjadi sejak
perolehan informasi dan diasosiasikan dengan konsep dalam struktur kognitif tersebut.
Proses belajar tersebut akan terus berlangsung hingga pada suatu saat ditemukan hal-
hal baru. Belajar superordinat akan terjadi pada konsep-konsep yang lebih luas dan
inklusif.

• Rekonsiliasi Integratif
Menurut konsep rekonsiliasi integratif dalam mengajar, konsep-konsep perlu
diintegrasikan dan disesuaikan dengan konsep-konsep yang telah dipelajari
sebelumnya. Dengan kata lain guru hendaknya menunjukkan pada siswa bagaimana
konsep dan prinsip tersebut saling berkaitan. Guru menjelaskan dan menunjukkan
secara jelas perbedaan dan persamaan materi yang baru dengan materi yang telah
dijelaskan terlebih dahulu yang telah dikuasai siswa. Dengan demikian siswa akan
mengetahui alasan dan manfaat materi yang akan dijelaskan tersebut. Contoh dalam
pembelajaran, misal mempelajari materi tentang bagian tumbuhan yaitu daun. Siswa
pada kelas sebelumnya telah mempelajari tentang daun, tetapi hanya sebatas
mengetahui tentang apa itu fungsi daun. Dan pada kelas berikutnya siswa kembali
mempelajari tentang daun, akan tetapi dalam materi ini siswa akan lebih mendalami
tidak hanya sebatas pada fungsi daun saja melainkan macam-macam tulang daun.

2. a. Pendekatan Keterampilan proses adalah pendekatan pembelajaran yang


menekankan pada pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan
kemudian mengkomunikasikan perolehannya. Keterampilan memperoleh
pengetahuan dapat dengan menggunakan kemampuan olah pikir (psikis) atau
kemampuan olah perbuatan (fisik). Pengertian lain tentang pendekatan
keterampilan proses adalah proses pembelajaran yang dirancang agar peserta
didik dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep dan teori-teori
dengan keterampilan intelektual dan sikap ilmiah peserta didik sendiri.
b. Pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan yang menggunakan keseluruhan
keterampilan berfikir pada siswa yang diperoleh dari latihan kemampuan kemampuan
mental, fisik, dan sosial untuk menenukan fakta fakta membangun konsep dan
mengembangkan kemampuan yang dimiliki siswa sehingga minat belajar meningkat.
Komponen pendekatan keterampilan proses yaitu mengamati, mengklasifikasi,
mengukur/eksperimen, mengomunikasikan, memprediksi, dan menyimpulkan.

Kegiatan pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses


contohnya melakukan eksperimen atau percobaan dan pengamatan atau penelitian.
Contoh kegiatan eksperimen atau percobaan adalah pembuatan magnet pada siswa SD
sedangkan dalam pengamatan siswa SD dapat melakukan pegamatan terhadap alam
sekitar.

Melalui pendekatan keterampilan proses peserta didik dapat aktif dalam proses
pembelajaran, sehingga dalam mengikuti kegiatan pembelajaran peserta didik akan
memiliki rasa ketertarikan dan semangat tinggi. Selain itu, melalui pendekatan
keterampilan proses peserta didik dapat meningkatkan daya pikir dan daya ingat.

3. a. Metode simulasi adalah bentuk metode praktek yang sifatnya untuk mengembangkan
keterampilan peserta belajar (keterampilan mental maupun fisik/teknis). Metode ini
memindahkan suatu situasi yang nyata ke dalam kegiatanatau ruang belajar karena
adanya kesulitan untuk melakukan praktek di dalam situasi yang sesungguhnya.

b. Metode simulasi yang dapat diterapkan pada materi IPA SD, contohnya pada saat
menjelaskan konsep gerhana. Simulasi gerhana bulan micalnya dengan menyorot bola
sebagai bumi dan bulan dimana lampu senter sebagai matahari. Contoh lainnya
terjadinyaTsunami dengan cara bak plastik diisi pasir dan air, dari bawah digerakkan
untuk mensimulasikan seolah-olah terjadi gempa ada gempa dan menimbulkan
Tsunami pada pantai.

Anda mungkin juga menyukai