Anda di halaman 1dari 3

1. a.

Kelebihan teori belajar Ausubel antara lain :

1. Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama diingat. Hal ini disebabkan karena
pembelajaran yang bermakna tersebut. Jika kita mempelajari sesuatu dan dapat mengambil
maknanya, sama artinya dengan kita telah mengetahui konsep dasar dari pelajaran yang
diajarkan tersebut. Jadi jika kita dapat mengingatnya lebih lama.

2. Informasi baru yang telah dikaitkan dengan konsep-konsep relevan sebelumnya dapat
meningkatkan konsep yang telah dikuasai sebelumnya sehingga memudahkan proses belajar
mengajar berikutnya untuk memberi pelajaran yang mirip.

3. Informasi yang telah dilupakan setelah pernah dikuasai sebelumnya masih meninggalkan
bekas, sehingga memudahkan proses belajar mengajar untuk materi pelajaran yang mirip
walaupun telah lupa.

Selain memiliki kelebihan teori ini juga memiliki kekurangan. Ausubel berpendapat bahwa guru
harus dapat mengembangkan potensi kognitif siswa melalui proses belajar yang bermakna. Sama
seperti Bruner dan Gagne, Ausubel beranggapan bahwa aktivitas belajar siswa, terutama mereka
yang berada di tingkat pendidikan dasar- akan bermanfaat kalau mereka banyak dilibatkan
dalam kegiatan langsung. Namun untuk siswa pada tingkat pendidikan lebih tinggi, maka
kegiatan langsung akan menyita banyak waktu. Untuk mereka, menurut Ausubel, lebih efektif
kalau guru menggunakan penjelasan, peta konsep, demonstrasi, diagram, dan ilustrasi.

b. Ausubel dalam bukunya Educational Psyhologyd: A Cognitive View menyatakan bahwa faktor
yang paling penting yang mempengaruhi belajar ialah apa yang telah diketahui siswa.
Pernyataan Ausubel inilah yang menjadi inti teori belajarnya, yaitu belajar bermakna.

Belajar secara verbal diajarkan melalui pengajaran langsung seperti ceramah dan sudah
berlangsung selama bertahun-tahun. Penelitian tentang cara mengajar yang efektif yang baru
saja dilakukan mengindikasikan bahwa jika informasi yang diinginkan dapat masuk ke dalam
memori atau ingatan, maka model pengajaran secara langsung adalah cara yang terbaik. Belajar
secara verbal atau langsung adalah lebih efektif untuk diberikan di kelas-kelas bawah yaitu kelas
I sampai dengan kelas III, sedangkan untuk kelas atas yaitu mulai kelas IV sampai dengan kelas
VI, maka pengajaran secara verbal keefektifannya akan semakin berkurang.

Ausubel menyebutkan bahwa pengajaran secara verbal adalah lebih efisien dari segi waktu yang
diperlukan untuk menyajikan pelajaran dan menjanjikan bahwa pebelajar dapat mempelajari
materi pelajaran dalam jumlah yang lebih banyak.

Pengajaran secara verbal biasanya digunakan pada pengajaran secara tradisional. Misalnya guru
kelas II SD menyuruh siswa untuk melengkapi lembar kerja yang berisikan kata-kata baru dengan
dibantu oleh kamus untuk mencari definisi dari kata-kata baru tersebut dan kemudian
menuliskan ke dalam lembar kerja. Contoh yang lainnya, guru kelas III, menugaskan siswa-
siswanya untuk membaca satu bab dari sebuah buku IPA dan kemudian menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang ada dalam buku yang dibacanya. Beberapa contoh yang disebutkan di atas
dapat dianggap sebagai belajar secara verbal.

Sebagai contoh dalam suatu kelas misalnya kelas III, siswa dikelompokkan menjadi 2 kelompok.
Kelompok I diberi daftar nama-nama benda, binatang, tumbuhan dan sebagainya, demikian juga
dengan kelompok II. Kemudian beri waktu tiap-tiap kelompok selama 1 menit untuk mengingat
kata-kata yang terdapat dalam daftar kelompoknya.

2. a. Pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan yang menggunakan keseluruhan


keterampilan berfikir pada siswa yang diperoleh dari latihan kemampuan kemampuan mental,
fisik, dan sosial untuk menenukan fakta fakta membangun konsep dan mengembangkan
kemampuan yang dimiliki siswa sehingga minat belajar meningkat. Komponen pendekatan
keterampilan proses yaitu mengamati, mengklasifikasi, mengukur/eksperimen,
mengomunikasikan, memprediksi, dan menyimpulkan.

b. Kegiatan pembelajaran IPA dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses contohnya


melakukan eksperimen atau percobaan dan pengamatan atau penelitian. Contoh kegiatan
eksperimen atau percobaan adalah pembuatan magnet pada siswa SD sedangkan dalam
pengamatan siswa SD dapat melakukan pegamatan terhadap alam sekitar.

Melalui pendekatan keterampilan proses peserta didik dapat aktif dalam proses pembelajaran,
sehingga dalam mengikuti kegiatan pembelajaran peserta didik akan memiliki rasa ketertarikan
dan semangat tinggi. Selain itu, melalui pendekatan keterampilan proses peserta didik dapat
meningkatkan daya pikir dan daya ingat.

3. a. Menurut Pusat Bahasa Depdiknas (2005) simulasi adalah satu metode pelatihan yang
memperagakan sesuatu dalam bentuk tiruan (imakan) yang mirip dengan keadaan yang
sesungguhnya; simulasi: penggambaran suatu sistem atau proses dengan peragaan memakai
model statistic atau pemeran.

Udin Syaefudin Sa’ud (2005: 129) simulasi adalah sebuah replikasi atau visualisasi dari perilaku
sebuah sistem, misalnya sebuah perencanaan pendidikan, yang berjalan pada kurun waktu yang
tertentu. Jadi dapat dikatakan bahwa simulasi itu adalah sebuah model yang berisi seperangkat
variabel yang menampilkan ciri utama dari sistem kehidupan yang sebenarnya. Atau dapat
dikatakan simulasi adalah cara mereka ulang suatu materi yang masih bersifat abstrak bagi
siswa.

b. Contoh metode simulasi adalah dengan setiap siswa diberikan satu kartu yang berbeda satu
sama lainnya. Siswa diberi tugas untuk memerankan objek seperti yang tertera pada kartu yang
di pegangnya secara bergilir. Mungkin untuk lebih mengasuikan kita panggil siswa sesuai dengan
kartu yang dipegangnya. Misalnya bebek coba ke depan? Siswa yang memegang kartu bebek ke
depan sambil menirukan tingkah laku bebek. Bebek apakah kamu dapat hidup sendiri tanpa
bantuan makhluk lain? Siswa akan meresponnya atau tidak.

Anda mungkin juga menyukai