Anda di halaman 1dari 6

Upaya Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII E SMP N I Baregbeg

Dalam Materi Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia Pada Masa Praaksara, Hindu-
Budha, dan Islam Pada Mata Pelajaran IPS Menggunakan
Model Pembelajaran Dual Coding

Oleh
Dede Gusdiatin
Guru SMP N I Baregbeg

ABSTRAK
Penelitian Tindakan Kelas ini bertujuan untuk: mengetahui bagaimanakah implementasi
model pembelajaran dual coding pada pembahasan kehidupan sosial masyarakat Indonesia
pada masa praaksara, Hindu-Budha, dan Islam dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan
motivasi belajar dan prestasi belajar siswa kelas VII SMP N I Baregbeg. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dari hasil penelitian tindakan kelas
(PTK) berupa perlakuan (treatment) dengan menggunakan model pembelajaran dual coding
dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VII E SMP N I Baregbeg Ciamis. Data penelitian
diperoleh dari pengamatan kegiatan pembelajaran, informan (siswa, guru, dan kepala
sekolah), dokumen, dan foto kegiatan. Melalui tahapan palnning, action, observing,dan
reflecting yang dilaksanakan dalam dua siklus.Untuk Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
mata pelajaran IPS kelas VII E SMP N I Baregbeg Ciamis adalah 76 dengan persentase
ketuntasan klasikal minimal yang ditentukan 76%. Sedangkan persentase Ketuntasan Klasikal
Minimal untuk skala sikap motivasi belajar adalah 76%. Setelah pemberian perlakuan
(treatment) selama dua siklus hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan yang dicapai
siswa adalah pada siklus I untuk sikap motivasi belajar memperoleh rata-rata 54,96, siklus II
meningkat menjadi 65,03, dan siklus III menperoleh rata-rata 76,07. Selanjutnya peningkatan
prestasi atau hasil belajar siswa dapat dilihat dari rata-rata hasil post test siswa yakni pada
pra siklus hanya mencapai rata-rata 49,21, siklus I: 61,25, kemudian siklus II meningkat
menjadi 76,96, dan siklus III menjadi 81,10.

Kata Kunci: Model Pembelajaran Dual Coding, Pembelajaran IPS, Motivasi Belajar, Prestasi
Belajar

PENDAHULUAN unsur terpenting dalam pendidikan, karena


Belajar adalah berusaha memperoleh tanpa adanya kegiatan belajar pendidikan
kepandaian atau ilmu tertentu dengan tidak akan berjalan. Pendidikan merupakan
tergantung pada kekuatan harapan bahwa suatu hal yang wajib dilaksanakan oleh
tindakan tersebut akan diikuti oleh suatu manusia, khususnya masyarakat Indonesia,
hasil tertentu dan pada daya tarik hasil itu karena melalui pendidikan manusia akan
bagi orang bersangkutan. Definisi ini lebih baik dalam segala hal.
memiliki pengertian bahwa belajar adalah Salah satu pendidikan yang paling
suatu kegiatan untuk mencapai kepandaian penting untuk diajarkan kepada siswa oleh
atau ilmu yang belum dipunyai sebelumnya. guru adalah mata pelajaran IPS. Tujuan
Dengan belajar, manusia menjadi tahu, pendidikan IPS secara umum adalah
memahami, mengerti, dapat melaksanakan menjadikan siswa sebagai warga negara
dan memiliki tentang sesuatu (Alwi, 2003: yang baik, dengan berbagai karakter yang
729). Selain itu, kegiatan belajar merupakan berdimensi spiritual, personal, sosial, dan

Upaya Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII E SMP N I Baregbeg Dalam Materi 35
Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia Pada Masa Praaksara, Hindu-Budha, dan Islam Pada Mata
Pelajaran IPS Menggunakan Model Pembelajaran Dual Coding
intelektual. Menurut materinya, ruang penurunan. Hal ini sesuai dengan penelitian
lingkup materi IPS adalah: 1) Merupakan Santi Kurniawati (2014) pada pra observasi.
perpaduan atau integrasi dari berbagai Kenyataan di lapangan khususnya pada
cabang ilmu-ilmu dan humaniora, 2) Terkait pembelajaran IPS kelas VII di SMP 3 Mande
dengan masalah-masalah sosial kemas- Cianjur, guru dalam memberikan penjelasan
yarakatan dan kebangsaan, seiring dengan mengenai suatu konsep pelajaran IPS lebih
perkembangan ilmu pengetahuan, dan banyak berceramah, bercerita tanpa
teknologi, serta tuntutan dunia global. 3) didukung visualisasi yang konkrit ber-
Jenis materi IPS dapat berupa fakta, konsep hubungan dengan materi. Pembelajaran
dan generalisasi, terkait juga dengan aspek seperti ini berakibat pada pembelajaran yang
kognitif, afektif, psikomotorik, dan nilai- lebih menekankan pada verbalisme
nilai spiritual. (Kurniawati, 2014: 5-8).
Realitasnya, siswa dalam mempelajari Melihat kondisi tersebut, maka perlu
mata pelajaran IPS masih mengalami diterapkan suatu sistem pembelajaran yang
kesulitan, diantaranya: 1) Kurangnya minat lebih banyak menuntut siswa untuk lebih
siswa pada pelajaran IPS yang beranggapan aktif dalam kegiatan pembelajaran, karena
bahwa IPS merupakan pelajaran menghafal, aspek terpenting bagi guru dalam
2) pelajaran yang abstrak, sehingga sulit menghadapi perubahan berbagai bidang
dipahami oleh siswa, 3) kurangnya pe- yang cukup pesat itu, adalah merubah pola
mahaman siswa tentang konsep-konsep pengajaran sejarah yang mampu beradaptasi
dasar dalam materi, 4) pembelajaran yang dengan situasi baru dan menunjang
terlalu sering menggunakan media cetak, 5) pendidikan yang bersifat kemanusiaan.
pembelajaran yang hanya berpusat pada Artinya guru perlu mengembangkan
guru (Kurniawati, 2014: 2-5). Hal ini penggunaan model, media, strategi, dan
berdampak pada kurangnya pemahaman materi ajar, dengan begitu tujuan pengajaran
siswa terhadap materi yang disampakan yang diharapkan dapat tercapai. Berdasarkan
sehingga hasil belajarnya kurang maksimal. paparan diatas, seharusnya dalam
Menurut Somantri (2001: 54), proses pembelajaran sejarah seorang guru mampu
pembelajaran IPS ditingkat persekolahan menjelaskan materi secara baik, tidak hanya
mengandung beberapa kelemahan berorientasi pada pengetahuan faktual saja,
diantaranya: tetapi mampu memberikan contoh yang
Kurang memperhatikan perubahan- dimengerti oleh siswa. Dalam hal ini guru
perubahan dalam tujuan, fungsi, dan dapat menggunakan model pembelajaran
peran pendidikan IPS di sekolah, tujuan dual coding dari Paivio. Paivio (2006: 3),
pembelajaran kurang jelas dan tegas berpendapat bahwa manusiamemiliki sistem
(not purposeful). Posisi, peran, dan memori kerja yang terpisah untuk informasi
hubungan fungsional dengan bidang verbal dan informasi visual. Ada dua buah
studi lainnya terabaikan. Informasi saluran pemrosesan informasi yang
factual lebih bertumpu pada buku paket independent, yaitu pemrosesan informasi
yang out of date dan kurang mendaya visual (atau memori kerja visual) dan
gunakan sumber-sumber lainnya serta pemrosesan informasi verbal (atau memori
proses pembelajaran masih berpusat kerja verbal) (Solso, dkk., 2008: 300).
pada guru. Kedua memori kerja tersebut memiliki
kapasitas yang terbatas untukmemproses
Sehingga dari kondisi di atas motivasi informasi yang masuk. Menurut Paivio
belajar dan prestasi siswa pun mengalami dalam Stenbergh (2008: 220) informasi bisa
36 Upaya Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII E SMP N I Baregbeg Dalam Materi
Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia Pada Masa Praaksara, Hindu-Budha, dan Islam Pada Mata
Pelajaran IPS Menggunakan Model Pembelajaran Dual Coding
diberi kode, disimpan, dandiperoleh kembali yaitu kegiatan pra siklus, 25 orang siswa
dari dua sistem yang berbeda, satu atau 89,28% belum memenuhi Kriteria
menyesuaikan denganinformasi verbal, yang Ketuntasan Minimal yaitu 76, sedangkan
lain menyesuaikan dengan informasi visual. sebanyak 3 siswa atau 10,71% sudah
Dalam kaitannya dengan proses belajar, memenuhi KKM. Motivasi siswa untuk
berdasarkan teori dual coding ini, suatu mengikuti mata pelajaran IPS masih
informasi (materi) akan lebih mudah diingat dianggap kurang. Hal ini sesuai dengan
dan dipahami kalau disajikan secara verbal data hasil penyebaran angket pada siklus
dan visual (Pajriah, 2012: ) I hanya mencapai 14,28% atau hanya 4
Melalui model pembelajaran dual orang siswa yang telah mencapai nilai
codingsiswa dapat memadukan kemampuan yang ditargetkan.
verbal dan visual, sehingga motivasi dan 2. Hasil Penelitian dan Pembahasan
prestasi belajar mereka akan meningkat. Siklus I
Berdasarkan pemikiran diatas, maka Pelaksanaan siklus I pada hari Senin
akan dilakukan suatu penelitian yang tanggal 4 Agustus 2014. Pada siklus I ada
berjudul: “Upaya Peningkatan Motivasi dan beberapa instrument yang diperlukan
Prestasi Belajar Siswa Kelas VII E SMP N I diantaranya, lembar observasi siswa,
Baregbeg Dalam Materi Kehidupan Sosial lembar kerja siswa, lembar jawaban siswa
Masyarakat Indonesia Pada Masa yang diperoleh dari lembar kerja yang
Praaksara, Hindu-Budha, dan Islam Pada telah dikerjakan.
Mata Pelajaran IPS Menggunakan Model Berdasarkan data dan fakta yang
Pembelajaran Dual Coding”. ditemukan di atas, menunjukan adanya
peningkatan prestasi belajar siswa
METODE PENELITIAN dibandingkan dengan pra siklus. Siswa
Penelitian ini dilaksanakan di SMP N yang telah mencapai KKM yaitu 13 orang
I Baregbeg Ciamis, pada mata pelajaran IPS atau 46,42%, sedangkan sisanya yaitu 15
pada siswa kelas VII E tahun ajaran orang atau 53,57% masih belum
2014/2015. Waktu penelitian dimulai memenuhi KKM. Hal ini berarti prestasi
tanggal 4 Agustus sampai dengan 25 siswa mengalami peningkatan melalui
Agustus 2014 model pembelajaran dual coding kelas VII
Penelitian ini menggunakan metode E SMP N I Baregbeg. Namun hasil yang
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan diperoleh belum sesuai dengan yang di
tujuan menawarkan solusi yang bermanfaat targetkan, sehingga peneliti melanjutkan
dalam memperbaiki dan meningkatkan ke siklus II. Sedangkan untuk motivasi
kualitas pembelajaran. belajar pada siklus I hanya mencapa rata-
rata 54,96 atau porsentase 14,28%.
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
1. Hasil Penelitian Pra Siklus Siklus II
Setelah siswa diberikan soal pre test Siklus ke dua dilaksanakan pada
tentang kehidupan sosial masyarakat tanggal 11 Agustus 2014. Kegiatan pada
Indonesia pada masa praaksara, maka siklus ke dua masih sama dengan siklus ke
diperoleh hasil 49,21 dan nilai angket satu, yaitu mengukur motivasi belajar dan
tentang motivasi belajar adalah 54,96. prestasi siswa, tapi dengan materi yang
Dari data yang diperoleh mengenai berbeda. Pada siklus 2 materi yang dibahas
prestasi belajar siswa menunjukan hasil, adalah tentang kehidupan sosial
Upaya Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII E SMP N I Baregbeg Dalam Materi 37
Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia Pada Masa Praaksara, Hindu-Budha, dan Islam Pada Mata
Pelajaran IPS Menggunakan Model Pembelajaran Dual Coding
masyarakat Indonesia pada masa Hindu- Pada siklus I diperoleh 46,42% atau
Budha. Seperti biasa guru masuk pada jam mencapai rata-rata 61,25. Kemudian, pada
pertama setelah upacara selsai. Sebelum siklus II diperoleh prosentase 82,14% atau
dilakukan kegiatan pembelajaran guru rata-rata 76,96. Selanjutnya, pada siklus II
memberikan pre test selama 10 menit ini motivasi belajar siswa pun mengalami
sebanyak 8 soal uraian. Selanjutnya, guru peningkatan dibandingkan siklus I yang
melakukan apersepsi selama 5 menit, yaitu hanya mencapai rata-rata 54,96,
mengisi absensi siswa, menyampaikan sedangkan siklus II sudah mencapai rata-
tujuan pembelajaran, dan pemasangan rata 65,03.
infocus. Kemudian, dilakukan pem- 4. Hasil Penelitian dan Pembahasan
bahasan materi selama 60 menit dengan Siklus III
menggunakan power point, yang di Siklus ke tiga dilaksanakan pada
dalamnya berisi tentang gambar-gambar tanggal 25 Agustus 2014. Kegiatan pada
kehidupan masyarakat Indonesia pada siklus ke tiga masih sama dengan siklus ke
masa Hindu-Budha, serta dilengkapi dua, yaitu mengukur motivasi belajar dan
dengan materi. Dalam melakukan prestasi siswa, tapi dengan materi yang
pembahasan ini dilakukan sesuai dengan berbeda. Pada siklus 2 materi yang dibahas
langkah-langkah model pembelajaran dual adalah tentang kehidupan sosial
coding yang terdiri dari lima langkah. Pada masyarakat Indonesia pada masa Islam.
kegiatan ini siswa memahami gambar Seperti biasa guru masuk pada jam
(visual) dan mendengarkan penjelasan pertama setelah upacara selsai. Pe-
guru (verbal), sehingga mereka berusaha laksanaan siklus II masih terdapat
mengolah kedua informasi tersebut. kekurangan, terutama dalam pembuatan
Kegiatan akhir pembelajaran adalah power point yang belum sesuai dengan
guru bersama-sama dengan siswa kriteria yang diharapkan, sehingga
mengambil kesimpulan dari materi yang pelaksanaan siklus III diadakan perbaikan.
telah dijelaskan dan guru melakukan Sebelum dilakukan kegiatan pembelajaran
penilaian hasil pembelajaran dengan guru memberikan pre test selama 10 menit
memberikan post test sebanyak 20 butir sebanyak 8 butir soal uraian. Selanjutnya,
soal pilihan ganda yang dikerjakan selama guru melakukan apersepsi selama 5 menit,
15 menit. Soal yang diberikan sama yaitu mengisi absensi siswa, menyam-
dengan soal pre test pada kegiatan awal paikan tujuan pembelajaran, dan pema-
pembelajaran. Selain post test siswa juga sangan infocus. Kemudian, dilakukan
diberikan angket sebanyak 20 butir soal pembahasan materi selama 60 menit
dengan pilihan setuju, sangat setuju, tidak dengan menggunakan power point, yang di
setuju, dan sangat tidak setuju, dengan dalamnya berisi tentang gambar-gambar
nilai maksimal 80. kehidupan masyarakat Indonesia pada
Berdasarkan data yang diperoleh dari masa Islam, serta dilengkapi dengan
hasil penelitian menunjukan adanya materi. Dalam melakukan pembahasan ini
peningkatan motivasi dan prestasi siswa dilakukan sesuai dengan langkah-langkah
dalam mata pelajaran IPS, yaitu pada pra model pembelajaran dual coding yang
siklus untuk motivasi belajar pada siklus I terdiri dari lima langkah. Pada kegiatan ini
diperoleh 14,28%, dan pada siklus II siswa memahami gambar (visual) dan
diperoleh 42,85%. Selanjutnya, untuk mendengarkan penjelasan guru (verbal),
prestasi belajar pada pra siklus sehingga mereka berusaha mengolah
memperoleh 10,71% atau rata-rata 49,21. kedua informasi tersebut.
38 Upaya Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII E SMP N I Baregbeg Dalam Materi
Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia Pada Masa Praaksara, Hindu-Budha, dan Islam Pada Mata
Pelajaran IPS Menggunakan Model Pembelajaran Dual Coding
Kegiatan akhir pembelajaran adalah untuk meningkatkan motivasi belajar
guru bersama-sama dengan siswa dan prestasi siswa, perangkat
mengambil kesimpulan dari materi yang pembelajaran yang dipersiapkan adalah
telah dijelaskan dan guru melakukan silabus, RPP, media pembelajaran
penilaian hasil pembelajaran dengan power point, lembar soal evaluasi, dan
memberikan post test sebanyak 8 butir soal angket skala sikap motivasi belajar.
uraian yang dikerjakan selama 15 menit. Hasilnya penggunaan model pem-
Soal yang diberikan sama dengan soal pre belajaran dual coding tentang materi
test pada kegiatan awal pembelajaran. pembelajaran kehidupan sosial
Selain post test siswa juga diberikan masyarakat Indonesia pada masa
angket sebanyak 20 butir dengan pilihan praaksara, Hindu-Budha, dan Islam
jawaban setuju, sangat setuju, tidak setuju, mampu meningkatkan motivasi dan
dan sangat tidak setuju, dengan nilai prestasi belajar siswa SMP N I
maksimal 80. Baregbeg Ciamis.
Data hasil siklus III menunjukan 2. Berdasarkan hasil penerapan model
hasil yang sangat memuaskan, prestasi pembelajaran dual coding mampu
siswa meningkat dibandingkan siklus II, meningkatkan motivasi belajar, dan
juga skala sikap motivasi belajar mereka prestasi siswa. Dikatakan berhasil
lebih meningkat. Dari data yang diperoleh karena, pada siklus III nilai sikap
siswa memperoleh rata-rata 81,10 dengan motivasi dan prestasi belajar sudah
prosentase ketuntasan mencapai 92,86%. mencapai kriteria yang ditentukan, yaitu
Begitupun dengan nilai skala sikap untuk motivasi memperoleh rata-rata
motivasi belajar mereka lebih baik jika 76,07 dan prestasi belajar memperoleh
dibandingkan dengan siklus II, yaitu rata-rata 81,10.
mencapai hasil 78,57% atau rata-rata 3. Berdasarkan hasil penerapan model
76,07. Dari hasil yang telah diperoleh pembelajaran dual coding mampu
maka penelitian dihentikan. meningkatkan motivasi belajar.
Dikatakan berhasil karena, nilai sikap
PENUTUP motivasi belajar pada setiap siklus
Simpulan mengalami peningkatan, yaitu siklus I
Berdasarkan hasil pembahasan dan hanya 14,28%, siklus II meningkat
analisisis yang diperoleh dari penelitian menjadi 42,85%, dan siklsu III
tindakan kelas ini dapat ditarik kesimpulan meningkat menjadi 78,57%. Ini
bahwa “Upaya Peningkatan Motivasi dan menunjukan motivasi belajar siswa
Prestasi Belajar Siswa Kelas VII E SMP N I telah mencapai target yang ditentukan
Baregbeg Dalam Materi Kehidupan Sosial yaitu 76%.
Masyarakat Indonesia Pada Masa 4. Berdasarkan hasil penerapan model
Praaksara, Hindu-Budha, dan Islam Pada pembelajaran dual codingmampu
Mata Pelajaran IPS Menggunakan Model meningkatkan prestasi belajar.
Pembelajaran Dual Coding” dapat Dikatakan berhasil, karena nilai prestasi
meningkatkan motivasi belajar dan prestasi belajar sudah melebihi target yang telah
siswa yang dapat dilihat pada: ditentukan, yaitu telah mencapai rata-
1. Perencanaan penerapan model pembe- rata 81,10 atau dengan prosentase
lajaran dual coding tentang kehidupan 92,56%.
sosial masyarakat Indonesia pada masa
praaksara, Hindu-Budha, dan Islam
Upaya Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII E SMP N I Baregbeg Dalam Materi 39
Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia Pada Masa Praaksara, Hindu-Budha, dan Islam Pada Mata
Pelajaran IPS Menggunakan Model Pembelajaran Dual Coding
Saran Mayer, Richard E. (2009). Multimedia
Berdasarkan hasil penelitian dapat Learning Prinsip-Prinsip dan
dikemukakan beberapa saran sebagai Aplikasi. Surabaya: ITS Press
berikut: Paivio, Allan. (2006). Dual Coding Theory
1. Guru Mata Pelajaran IPS And Education. USA: The University
Guru sebaiknya selalu Of Michigan School Of Education.
memperhatikan model dan media Paivio, Allan. (2007). Mind and its
pembelajaran yang digunakan, yaitu evolution. New Jersey: Lawrence
model yang lebih banyak menuntut siswa Erlbaum Associates.
untuk aktif, sedangkan guru hanya Pajriah. (2012).”Pengaruh Model Dual
sebagai fasilitator dan motivator. Salah Coding Terhadap Peningkatan Hasil
satu model pembelajaran yang dapat Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
digunakan adalah model pembelajaran Sejarah” (Studi Penelitian Kuasi
dual coding. Eksperimen pada Siswa Kelas XI di
SMAN 1 Ciamis). Tesis Pascasarjana
2. Siswa UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Siswa hendaknya meningkatkan Solso, Robert L, dkk. (2008). Psikologi
kerjasama yang positif dan saling Kognitif. Jakarta: Erlangga.
menghargai baik dengan siswa dalam Somantri, M.N. (2001). Menggagas
kelompoknya maupun dengan siswa Pembaharuan Pendidikan IPS.
diluar kelompoknya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

3. Peneliti Berikutnya
a. Dengan model pembelajaran dual
coding dapat meningkatkan motivasi
belajar dan prestasi belajar siswa,
maka penggunaan model dapat
disesuaikan dengan kondisi siswa.
b. Hendaknya penelitian ini dapat
digunakan sebagai acuan penelitian
selanjutnya, dengan mengkaitkan
aspek-aspek yang belum diungkapkan
dan dikembangkan.

DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan (2003). Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Kurniawati. (2014). Penerapan Dual
Coding Dalam Pembelajaran Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar IPS
Siswa (Penelitian Tindakan Kelas di
SMP 3 Mande Kabupaten Cianjur).
Tesis Pascasarjana UPI Tidak
Diterbitkan.

40 Upaya Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa Kelas VII E SMP N I Baregbeg Dalam Materi
Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia Pada Masa Praaksara, Hindu-Budha, dan Islam Pada Mata
Pelajaran IPS Menggunakan Model Pembelajaran Dual Coding

Anda mungkin juga menyukai