Alhamdulillahi robbil ‘alamin, puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Illahi
Rabbi yang telah memberikan rahmat dan nikmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan proposal ini. Salawat seiring salam semoga tercurakan kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan kita dari alam kegelapan
sampai ke alam terang benderang seperti ini.proposal yang berjudul “Analisis
Kesalahan Fonologis pada Anak Tunagrahita dan Implikasinya terhadap
Pembelajaran Studi Kasus Sekolah Luar Biasa Permata Ciranjang Kabupaten
Cianjur” disusun untuk memenuhi syarat tugas akhir semester 1 jurusan
pendidikan bahasa dan sastra Indonesia di universitas Islam darul 'ulum
Lamongan.
03 Januari 2023
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
B. Fonologi . ....................................................................................................6
C. Berbicara . .................................................................................................11
D. Tunagrahita ...........................................................................................12
A. Kesimpulan..............................................................................................14
B. Saran..........................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
2. Bagaimana kesalahan pelafalan kata pada siswa tunagrahita SMALB Cdi SLB
Permata, Ciranjang, Kabupaten Cianjur?
3. Apa saja bentuk-bentuk kesalahan fonologi yang terjadi pada siswa
tunagrahita SMALB C di SLB Permata, Ciranjang, Kabupaten Cianjur dalam
membaca wacana?
4. Bagaimana implikasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah
tersebut?
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan Teoretis
1. Kesalahan Berbahasa
2. Fonologi
a. Hakikat Fonologi Bahwa bahasa adalah sistem bunyi ujar yang sudah disadari
oleh para linguis. Oleh karena itu, objek utama kajian linguistik adalah bahasa
lisan, yaitu bahasa dalam bentuk bunyi ujar. Fonologi berkonsentrasi pada
persoalan bunyi, morfologi pada persoalan-persoalan struktur internal kata,
sintaksis pada persoalan susunan kata dalam kalimat, semantik pada persoalan
perbendaharaan kata.Sebagai bidang yang berkonsentrasi dalam deskripsi dan
analisis bunyi-bunyi ujar, hasil kerja fonologi berguna bahkan sering
dimanfaatkan oleh cabang-cabang linguistik yang lain, yaitu linguistik teoretis
maupun terapan.Secara etimologi kata fonologi berasal dari gabungan kata fon
yang berarti bunyi, dan logi yang berarti ilmu. Sebagai sebuah ilmu, fonologi
lazim diartikan sebagai bagian dari kajian linguistik yang mempelajari,
membahas, membicarakan, dan menganalisis bunyi-bunyi bahasa yang
diproduksi oleh alat-alat ucap manusia.Fonologi adalah bidang dalam linguistik
yang menyelidiki bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya.fonologi adalah
subdisiplin linguistik yang mempelajari bunyi bahasa yang menghiraukan arti
maupun yang tidak.Dari beberapa deskripsi di atas, dapat disimpulkan bahwa
fonologi adalah cabang ilmu linguistik atau bahasa yang menyelidiki,
mempelajari, menganalisis dan membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa
yang dihasilkan oleh alat ucap manusia beserta fungsinya. Fonologi juga
membicarakan runtutan bunyi-bunyi bahasa dan cara menganalisanya.
b. Kajian Fonologi
Menurut hierarki satuan bunyi yang menjadi objek studi fonologi mempunyai
dua cabang kajian. Pertama fonetik yaitu cabang kajian yang menyelidiki dan
menganalisa bunyi-bunyi ujaran yang dipakai dalam tutur, serta mempelajari
bagaimana menghasilkan bunyi-bunyi tersebut dengan alat ucap
manusia.Fonetik adalah cabang studi fonologi yang mempelajari bunyi bahasa
tanpa memperhatikan apakah bunyi-bunyi tersebut mempunyai fungsi sebagai
pembeda makna atau tidak.Menurut urutan proses terjadinya bunyi bahasa,
fonetik dibedakan menjadi tiga cabang, yaitu:
3) Mengklasifikasi Kesalahan
3. Berbicara
a. Pengertian Berbicara
Manusia adalah makhluk sosial. Manusia baru akan menjadi manusia bila ia
hidup dalam lingkungan manusia. Lingkungan hidup manusia dapat berwujud
aneka bentuk. Sebagai anggota masyarakat setiap individu dituntut untuk
terampil berkomunikasi. Terampil menyampaikan pikiran, gagasan, ide dan
perasaan.Berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi
atau kata-kata untuk mengekspresikan , menyatakan serta menyampaikan
pikiran, gagasan dan perasaan. Dari pengertian tersebut dapat diambil
kesimpulan bahwa berbicara merupakan salah satu karunia terbesar bagi
manusia. Berbicara memiliki peranan penting bagi kehidupan manusia sebagai
makhluk sosial yang berinteraksi . berbicara berfungsi sebagai alat
berkomunikasi. Selain itu, berbicara merupakan pembeda antara manusia
dengan makhluk lain. Jika menyinggung tentang kemampuan, maka kemampuan
adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan untuk melakukan sesuatu.
Kemampuan diperoleh pada taraf pertama melalui pendidikan, kursus, dan
latihan, kemudian dikembangkan dengan praktik sehingga mewujudkan hasil
yang nyata. Sama halnya dengan kemampuan berbicara yaitu kemampuan
mengucapkan kalimat untuk mengekspresikan, menyatakan, dan menyampaikan
pikiran, gagasan, dan perasaan. Berdasarkan bunyi-bunyi yang didengar,
manusia belajar untuk mengucapkan dan akhirnya berbicara. Berbicara
merupakan suatu komponen menyampaikan pesan dan amanat secara lisan.
Keterampilan berbicara tidak dapat dipisahkan dari keterampilan
mendengarkan. Bahasa merupakanalat komunikasi yang efektif antar
manusia.Dalam berbagai situasi, bahasa dapat dimanfaatkan untuk
menyampaikan gagasan pembicaraan kepada pendengar atau penulis kepada
pembaca. Keterampilan berbicara lebih menuntut guru daripada siswa
4. Tunagrahita
a. Anak tunagrahita yang mampu didik (debil). Anak tunagrahita yang tidak
mampu mengikuti sekolah biasa, namun masih memiliki kemampuan yang
dapat dikembangkan walaupun hasilnya kurang maksimal. Anak tunagrahita
yang mampu didik berarti anak tunagrahita yang mampu dididik secara minimal
dalam bidangbidang akademis, sosial, dan pekerjaan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian mengenai kesalahan fonologi anak tunagrahita
yang dikhususkan pada fonetik dan fonemik pada keterampilan membaca
wacana siswa SMALB C di SLB Permata Ciranjang, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut:Dari empat ratus lima kata dalam wacana yang dianalisis fonetik
dan fonemiknya oleh penulis diperoleh hasil kesalahan fonetik sebanyak 58,1%
dan kesalahan fonemik sebanyak 38,8% Kesalahan yang paling banyak terjadi
dikarenakan siswa tunagrahita di sekolah tersebut jarang mendapatkan latihan
membaca. Akibatnya terdapat banyak kesalahan fonem yang menyebabkan
banyaknya kekeliruan ujaran
B. Saran