Anda di halaman 1dari 3

Nama : Natalie Lovena P.

P
NIM : 062011133057
Kelas : B

Resume Kuliah Tamu Peste Des Petit Ruminants

 Peste des petit ruminants (PPR) adalah penyakit virus akut yang sangat
menular yang menyerang ruminansia kecil, ditandai dengan adanya gejala
pencernaan dan pernapasan
 PPR disebabkan oleh Morbilivirus
 Hewan rentan utamanya kambing dan domba
 Pertama kali ditemukan di Ivoy, Coast, Afrika Barat. Di Asia tenggara,
pertama kali muncul di Thailand
 PPR tidak bersifat zoonosis. Namun, karkas hewan penderita PPR tidak
mungkin memberikan daging dengan kualitas yang baik dan harus dikubur
atau dihancurkan oleh panas.
 Tingkat morbiditas dan mortalitas mencapai 50 – 100%
 Diferensial diagnosis PPR :
- Rinderpest
- Bluetongue
- Coccidiosis
- Pneumonic pasteurellosis
- Contagious caprine pleuropneumonia
- PMK
- Contagious ecthyma
 Gejala klinis PPR:
- Demam tinggi
- Leleran mata dan hidung
- Lesi erosif sehingga hewan kesulitan makan
- Pneumonia
- Diare
- Kematian mendadak
- Batuk
- Depresi
- Sulit bernapas
 Patologi anatomi PPR:
- Usus tersumbat (memerah, terdapat garis-garis hemoragik
- Paru-paru terasa kencang saat disentuh dengan area-area merah dan ungu
 Penularan PPR utamanya melalui kontak langsung dengan hewan dan inhalasi
(aerosol). Virus ditemukan pada sekresi hidung, mata, urin, dan feses.
Mekanisme penularan yakni melalui partikel virus yang melekat pada benda
mati seperti alas kaki, pakaian, dsb, tetapi virus tidak bertahan lama di
lingkungan. Manusia tidak ikut terinfeksi, tetapi dapat turut andil dalam
penyebaran virus
 PPR menyebabkan kerugian ekonomi karena menyebabkan kematian ternak,
menurunkan produksi ternak dan membutuhkan biaya untuk memberantas
penyakit ini
 Menurut Kepmentan No 121/Kpts/PK.320/M/03/2023, PPR termasuk dalam
jenis penyakit hewan menular strategis yang belum ada di Indonesia bersama
dengan BSE dan Rift valley Fever
 Jalur penyebaran PPR yang harus dipertimbangkan :
- P1 = importasi domba dan kambing hidup melalui perdagangan legal
- P2 = importasi domba dan kambing hidup melalui perdagangan ilegal
- P3 = importasi daging domba dan kambing dingin dan beku melalui
perdagangan legal
- P4 = importasi daging domba dan kambing dingin dan beku melalui
perdagangan ilegal
- P6 = importasi semen dan embryo domba/kambing melalui perdagangan
legal
 Berdasarkan volume perdagangan dan status PPR di negara pengekspor,
estimasi risiko kualitatif masuknya PPR ke Indonesia adalah rendah.
 Peluang yang baik terkait PPR :
- Penyakit disebabkan oleh satu serotipe dan tidak ada carrier atau reservoir
berkelanjutan di luar ruminansia kecil
- Vaksin berkualitas tinggi yang mampu memberi kekebalan seumur hidup,
tersedia dan cukup murah untuk diproduksi
- Tersedia uji diagnostik yang efektif untuk monitoring serologis program
vaksinasi dan deteksi sirkulasi virus
 Strategi kebijakan PPR :
- Deteksi dini dan respon cepat
Pelaporan kecurigaan kasus PPR ke pihak berwenang melalui iSIKHNAS.
Laporan akan ditindaklanjuti oleh BBVet/BVet.
Pemusnahan teratas (focal culling) dan disposal terhadap produk hewan
yang terkontaminasi dan material lain yang terinfeksi untuk memusnahkan
sumber infeksi akan menjadi strategi yang efektif bila deteksi dini PPR
dapat dilakukan.
- Surveilans
Surveilans pasif melalui kewaspadaan peternak untuk mendeteksi tanda
klinis untuk kecurigaan kasus PPR. Surveilans aktif melalui surveilans
klinis untuk menelusuri ada tidaknya kasus di lapangan
- Pengendalian lalu lintas
- KIE
- Vaksinasi darurat
 Upaya dan tindakan kewaspadaan PPR :
- Pengamatan dan pengidentifikasian
- Pengawasan lalu lintas ternak dan produknya
- Pembinaan dan pendampingan kepada peternak
- Meningkatkan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) kepada pemilik,
penggembala, pedagang, dan pengeul ternak kambing/domba
- Merespon setiap laporan kasus penyakit ternak kambing/domba dengan
kecurigaan PPR dan melaporkannya ke iSIKHNAS
- Karantina hewan

Anda mungkin juga menyukai